http://sis.binus.ac.id/2014/06/19/pemodelan-dalam-pengembangan-sistem-informasi/
PEMODELAN DALAM PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI
Pemodelan bisnis, pemodelan yang lebih menekankan pada proses apa yang dilakukan dan apa yang tidak dalam bisnis. Ini dilakukan sebelum menggunakan sistem informasi untuk mengotomatisasi aspek bisnis, atau untuk meningkatkan kinerja bisnis dari yang sudah ada. Jangan lupa bahwa sistem informasi hanyalah sarana untuk melayani bisnis (yaitu, untuk mendukung proses bisnis mereka ). Jika tidak jelas proses bisnis seperti apa , maka akan sama-sama tidak jelas bagaimana sistem mungkin dapat mendukungnya. Model bisnis ini dijelaskan dalam istilah bisnis murni. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk membangun pengertian secara umum, antara pengguna bisnis dan teknologi yang pada akhirnya akan membangun solusi sistem yang tepat untuk itu. Kualitas dan kelengkapan akan model akan mempengaruhi keberhasilan solusi akhir.
Pemodelan Bisnis menghasilkan artefak berikut :
End-to-end Business Processes Business Process Diagram Activity Diagram
Action Narratives
Pemodelan aplikasi, ini berkaitan dengan bagaimana sistem mendukung bisnis. Setelah menetapkan model bisnis yang menggambarkan alur proses bisnis apa, kita kemudian mengajukan solusi aplikasi yang dibutuhkan bisnis. Ini pada dasarnya dijelaskan dalam istilah non-teknologi. Karenanya menjadi cukup mudah dimengerti oleh pengguna bisnis.
Pemodelan Aplikasi menghasilkan artefak berikut :
Business Objects (domain class diagram) Use-cases diagram
Scenarios (collaboration/sequence diagrams) User Interface Models:
Dialog
Pemodelan sistem ini berkaitan dengan bagaimana sistem yang diwujudkan dengan menggunakan teknologi. Pemodelan sistem sebagian besar merupakan kegiatan teknologi yang mencoba untuk menerjemahkan model aplikasi ke dalam bangunan sistem operasional. Pemodelan sistem harus berurusan dengan rincian spesifikasi yang menjelaskan bagaimana bagian-bagian sitem akan diwujudkan. Misalnya, model harus berurusan dengan konstruksi khusus pemrograman, layanan middleware, model data, dan sebagainya. Model sistem , menghasilkan pandangan internal solusi, menunjukkan bagaimana bagian-bagian yang berbeda berinteraksi dalam rangka mendukung eksternal, tampilan aplikasi. Pemodelan sistem adalah di mana persyaratan non-fungsional (misalnya, platform, kinerja, throughput, skalabilitas, kemampuan pemeliharaan) dibahas. Model sistem dinyatakan dalam istilah-istilah teknis dan untuk penggunaan internal teknologi yang bekerja di dalamnya. Pemodelan Sistem menghasilkan artefak berikut :
User Interface Models:
Perlu ditekankan bahwa keputusan desain yang dibuat dalam tiga jenis pemodelan. Dalam pemodelan bisnis kita tidak hanya merekam cara bisnis beroperasi sekarang ( proses apa adanya), perlu dipertimbangkan bagaimana itu bisa beroperasi dengan potensi manfaat memperkenalkan sistem informasi yang dapat merampingkan kegiatan usaha. Dalam pemodelan aplikasi, kita menciptakan metafora, layar, dan abstraksi yang memungkinkan pengguna akhir untuk menggunakan aplikasi ini sebagai alat yang efektif dan intuitif yang menyatu dengan proses kerja mereka, daripada menjadi hambatan bagi pekerjaan mereka. Dalam pemodelan sistem, kita menemukan artefak perangkat lunak yang secara kolektif tidak hanya menyadari kebutuhan fungsional untuk aplikasi, tetapi juga memenuhi persyaratan non-fungsional.
Untuk mendapatkan suatu definisi yang dapat dipahami dengan baik dari
pengertian Pemodelan Sistem, maka kita harus mengetahui secara
mendalam apa arti sebenarnya dari dua kata tersebut, yakni Pemodelan
(Model) dan Sistem.
Model adalah adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar, komputerisasi,grafis dll), atau rumusan matematis.
Sedangkan Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Menurut Anatol Rapoport Sistem adalah “satu kesatuan yang berfungsi sebagai satu kesatuan karena bagian-bagian yang saling bergantung dan sebuah metode yang bertujuan menemukan bagaimana sistem ini menyebabkan sistem yang lebih luas yang disebut sistem teori umum”Jadi apa yang disebut dengan Pemodelan Sistem ? Pemodelan Sistem adalah suatu bentuk penyederhanaan dari sebuah elemen dan komponen yang sangat komplek untuk memudahkan pemahaman dari informasi yang dibutuhkan.
Karakteristik daripada Pemodelan Sistem, adalah sebagai berikut :
1. Dibuat dalam bentuk grafis dan tambahan keterangan secara tekstual. 2. Dapat diamati dengan pola top-down dan partitioned.
3. Memenuhi persyaratan minimal redundancy.
4. Dapat mempresentasikan tingkah laku sistem dengan cara yang transparan.
Dari karakteristik pemodelan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa model itu dibuat dalam bentuk grafis atau bergambar sehingga dapat memudahkan customer dan dilengkapi juga dengan keterangan dari gambar atau grafis tersebut. Alur dari proses model tersebut dapat di lihat dan diamati, memenuhi syaran minimal reudansi dan yang terpenting adalah dapat mempresentasikan proses dari pada system yang dibuat dan dapat di pahami oleh customer. Menurut Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson Prinsip dari Pemodelan adalah:
1. Memilih model apa yang di gunakan, bagaimana masalahnya dan bagaimana juga dengan solusinya.
3. Model yang terbaik adalah yang berhubungan dengan realitas.
4. Tidak pernah ada model tunggal yang cukup baik, setiap system yang baik memilik serangkaian model kecil yang independen.
Prinsip pemodelan sistem tidak terlalu menitik beratkan kepada bentuk model apa untuk merancang sebuah sitem, bentuk model ini bebas, bisa menggunakan bentuk apa saja, sesuai dengan keinginan kita, contohnya bisa berupa narasi, prototype, maupun gambar, yang terpenting adalah harus mampu merepresentasikan visualisasi bentuk sistem yang diinginkan oleh user, karena sistem akhir yagn dibuat bagi user akan diturunkan dari hasil model tersebut.
http://rahmitria.blogspot.co.id/2012/03/komponen-dan-model-sistem-informasi.html
KOMPONEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang sering disebut blok
bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen
model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware,
komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua
komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai sasaran.
1. Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan
di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai
sistem.
4. Komponen teknologi
5. Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi
sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung
database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi
untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
6. Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan
memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu
informasi.
7. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling
berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan
penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).
8. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana
alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain
sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung
cepat diatasi.
Model Sistem Informasi
Model Tersentralisasi (Terpusat)
Model ini sudah dikenal semenjak tahun 1960-an dengan mainframe
sebagai faktor utama. Mainframe adalah komputer yang berukuran relatif
besar yang ditujukan untuk menangani data yang berukuran
besar,dengan ribuan terminal untuk mengakses data dengan tanggapan
yang sangat cepat dan melibatkan jutaan transaksi. Implementasi dari
arsitektur terpusat adalah pemrosesan data yang terpusat (biasa disebut
komputasi terpusat). Semua pemrosesan data dilakukan oleh komputer
yang ditempatkan didalam suatu lokasi yag ditujukan untuk melayani
semua pemakai dalam organisasi. Kebanyakan perusahaan yang tidak
mempunyai cabang menggunakan model seperti ini.
Model Desentralisasi (Tersebar/Terdistribusi)
Model desentralisasi merupakan konsep dari pemrosesan data
tersebar
(atau
melakukan pemrosesan yang serupa secara mandiri, tetapi bisa saling
berinteraksi dalam pertukaran data.
Keuntungan Sistem Pemrosesan Data Desentralisasi
(Tersebar/Terdistribusi)
Penghematan biaya
Peningkatan tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya
Peningkatan kepuasan pemakai
Kemudahan pencadangan ketika terjadi musibah
Keuntungan Sistem Pemrosesan Data Desentralisasi
(Tersebar/Terdistribusi)
Memungkinkan kekacauan kontrol terhadap sistem komputer.
Ketidaksesuaian dlm menyediakan hardware & software.
Standardisasi bisa tak tercapai.
Model Client/Server
Pada Model ini ada sebagian yang disebut client dan ada yang disebut
server.
Client
Sembarang sistem/proses yang melakukan sesuatu permintaan data
layanan ke server.
Mempunyai kemampuan untuk melakukan proses sendiri.
Ketika sebuah client meminta suatu data ke server, server akan
segera menanggapinya dengan memberikan data yang diminta ke client
yang bersangkutan. Setelah data diterima, client segera melakukan
pemrosesan.
Server
Sistem/proses yang menyediakan data/layanan yang diminta oleh
client
Secara fisik dapat berupa komputer (mainframe, mini-komputer,
workstation, ataupun PC) atau piranti yg lain (misalnya printer)
Namun tidak harus berupa sistem fisik, tetapi juga bisa berupa
suatu proses, sebagai contoh adalah yang disebut sebagai database
server adalah sebuah proses di dalam komputer untuk menangani
permintaan akses basis data
SUMMARY
Komponen sistem informasi terdiri
Model sistem informasi
tersentralisasi memungkinkan semua
pemrosesan data dilakukan secara
terpusat untuk melayani semua
pemakai.
Model sistem informasi desentralisasi
memungkinkan pemrosesan data
dilakukan secara tersebar pada
sejumlah komputer dan dapat saling
melakukan pertukaran data.
Model sistem informasi client/server
melibatkan sembarang sistem/proses
yang melakukan permintaan
data/layanan serta penyedia
data/layanan tersebut.
http://imansunandar14.blogspot.co.id/2013/05/model-model-pengembangan-sistem.html
Model-Model Pengembangan Sistem Informasi
Waterfall Model
Metode Waterfall
Pekerjaan pengembangan sistem dengan model air terjun dimulai dengan pembuatan spesifikasi kebutuhan suatu sistem. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh orang yang memesan sistem atau pengembang yang bekerja sama dengan pemesannya. Setelah spesifikasi kebutuhan ini selesai, lantas dilakukanlah suatu analisis dan deskripsi logika sistem. Atau, analisis dan deskripsi logika sistem dibuat secara bersama-sama dengan spesifikasi kebutuhan.
Rancangan sistem kemudian diselesaikan dan diikuti dengan implementasi modul yang lebih kecil. Modul-modul ini pertama-tama diuji secara sendiri-sendiri dan kemudian secara hersama-sama. Ketika pengujian integrasi terakhir telah diselesaikan, keseluruhan sistem dapat diserahkan ke pemakai serta dimulailah tahap pemeliharaan.
Model air terjun ini memberi penekanan bahwa seseorang harus menyelesaikan suatu tahap sebelum masuk ke tahap berikutnya. Model air terjun ini telah memberikan pengaruh besar pada metode rekayasa
perangkat lunak. Model ini sebenarnya tidak pernah dimaksudkan untuk dilaksanakan secara kaku pada saat pertama kali diperkenalkan. Akan tetapi, belakangan disadari bahwa model air terjun ini harus direvisi agar benar-benar menggambarkan siklus pengembangan sistem.
Model Spiral
Di samping itu, R. Eko Indrajit di dalam bukunya “Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi”, menyatakan bahwa pengembangan sistem informasi dapat dikategorikan dalam tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah proyek yang bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi (mulai dari pengadaan dan instalasi komputer sampai dengan perencanaan dan pengembangan infrastruktur jaringan LAN dan WAN).
Kelompok kedua adalah implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan di perusahaan, mulai dari perangkat lunak kecil seperti produk-produk ritel Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi yang berbasis teknologi tinggi.
Kelompok ketiga adalah perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus (customized software), baik oleh internal organisasi maupun kerja sama dengan pihak luar, seperti konsultan dan software house.
RAD ( Rapid Application Development ) Model
Rapid Application Development (RAD) atau Rapid Prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini.
Tahap – Tahap Rekayasa Software Dalam RAD Model
Model RAD menekankan pada tahap-tahap berikut :
1. Business modeling
Pada tahap ini, aliran informasi (information flow) pada fungsi-fungsi bisnis dimodelkan untuk mengetahui informasi apa yang mengendalikan proses bisnis, informasi apa yang hasilkan, siapa yang membuat informasi itu, kemana saja informasi mengalir, dan siapa yang mengolahnya.
2. Data modeling
Aliran informasi yang didefinisikan dari business modeling, disaring lagi agar bisa dijadikan bagian-bagian dari objek data yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis tersebut. Karakteristik (atribut) setiap objek ditentukan beserta relasi antar objeknya.
3. Process modelling
Objek-objek data yang didefinisikan sebelumnya diubah agar bisa menghasilkan aliran informasi untuk diimplementasikan menjadi fungsi bisnis. Pengolahan deskripsi dibuat untuk menambah, merubah, menghapus, atau mengambil kembali objek data.
4. Application generation
(jika perlu). Dalam semua kasus, alat bantu untuk otomatisasi digunakan untuk memfasilitasi pembuatan perangkat lunak
5. Testing and turnover
Karena menekankan pada penggunaan kembali komponen yang telah ada (reuse), sebagian komponen-komponen tersebut sudah diuji sebelumnya. Sehingga mengurangi waktu testing secara keseluruhan. Kecuali untuk komponen-komponen baru.
Kelebihan RAD Model
RAD memang lebih cepat dari Waterfall. Jika kebutuhan dan batasan proyek sudah diketahui dengan baik. Juga jika proyek memungkinkan untuk dimodularisasi.
Kekurangan RAD Model
1. Tidak semua proyek bisa dipecah (dimodularisasi), sehingga belum tentu RAD dipakai pada semua proyek.
2. Karena proyek dipecah menjadi beberapa bagian, maka dibutuhkan banyak orang
untuk membentuk suatu tim yang mengerjakan tiap bagian tersebut.
3. Membutuhkan komitmen antara pengemang dengan pelanggan.
4. Model RAD memerlukan sumber daya yang cukup besar, terutama untuk proyek
dengan skala besar.
5. Resiko teknis yang tinggi kurang cocok untuk model ini.
6. Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
7. Karena dibuat dengan reuse komponen-komponen yang sudah ada,
fasilitas-fasilitas pada tiap komponen belum tentu digunakan seluruhnya oleh program yang me-reuse-nya sehingga kualitas program.
Model V
Berikut penjelasan masing-masing tahap beserta tahap pengujiannya:
1. Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak.
2. System Design & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
3. Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.
4. Module Design & Unit Testing
program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
5. Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
V Model memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan-kelebihan tersebut secara garis besar dapat dijelaskan seperti berikut:
V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan
dan pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.
V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change request terhadap V Model.
V Model juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu:
V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.
V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.
Paradigma dari metode prototyping adalah sistem informasi yang menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang. Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.
Sebuah prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka ekternal yang ditampilkan. Komponen potensial menggunakan prototype dan menyediakan masukan tim pengembangan sebelum sebelum pengembangan skala besar dimulai. Melihat dan mempercayai menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam prototype. Dengan menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim pengembangan dapat mengklarifikasi kebutuhan pengembangan software dan intrepetasi mereka.
Tahap – Tahap Rekayasa Software Dalam Prototype Model
1. Pengumpulan kebutuhan
Developer dan klien bertemu untuk menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detail kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan.
2. Perancangan Cepat
Perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.
3. Bangun Prototype
Dalam tahap ini, membangun sebuah versi prototype yang dirancang kembali dimana masalah-masalah tersebut diselesaikan.
4. Evaluasi prototype
Pada tahap ini, klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.
5. Perbaikan Prototype
Kelebihan Prototype Model adalah :
End user dapat berpartisipasi aktif.
Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
Mempersingkat waktu pengembangan software.
Kekurangan Prototype Model adalah :
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Bisanya kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.
Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.
Prototype terlalu cepat selesai.
Simple Interaction Desain Model
Pada model rancangan interaksi sederhana ini input atau masukan hanya memiliki satu titik. yang mana masukan tersebut diidentifikasikan apakah sesuai dengan kebutuhan, lalu didesain sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah diDesain rancangan tersebut dibangun dan harus interaktif. Setelah itu barulah rancangan tersebut dievaluasi.
Evaluasi dapat dilakukan dimana saja, rancangan yang telah di evakuasi dapat kambali didesain ulang atau apakah rancangan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan user, maka alur tersebut akan terus berputar hingga pada tahap evaluasi tidak lagi terjadi kesalahan, baik dalam penetapan kebutuhan user maupun pendesainannya, sehingga pada tahap evaluasi terciptalah sebuah hasil akhir yang valid.
Dalam Siklus permodelan ini pengujian dilakukan terus menerus, tidak harus dikahir. Misalnya dimulai dari menentukan kosep desain (conceptual design) dalam proses ini akan langsung terjadi evaluasi untuk langsung ternilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan user, bila belum maka akan terus berulang di evaluasi hingga benar-benar pas, selanjutnya apabila sudah pas, maka dari tahap evaluasi yang pertama akan lanjut ke proses yg selanjutnya yakni requirements/specification yakni memverifikasikan persyaratan rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi pengevaluasian seperti tahap pertama, dan selanjutnya akan tetap sama terjadi pada tahapan-tahapan selanjutnya yakni task analysis/fungsion analysis, pengimplementasian, prototyping hingga pada akhirnya terciptalah sebuah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user.
http://solalahalawa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-model-pengembangan-sistem.html
MAKALAH MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN DAN TAHAP PENGEMBANGAN SITEM
INFORMASI MANAJEMEN
MAKALAH
MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN TAHAP
PENGEMBANGAN
SITEM INFORMASI MANAJEMEN
Disusun Oleh :
FITRUS CERI : 1110003811004
SOLALA HALAWA : 1110003811020
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Dosen Pembimbing
DRS. BASO IFING, H,Pd, MH.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniahnya kepada kami, dimana dalam pembuatan makalah kami yang berjudul “ Sitem Informasi Manajemen’’ Dalam pembuatan makalah kami ini banyak mendapat pelajaran serta kesulitan tetepi berkat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak, ahirnya makalah ini dapat diselesikan tepat waktu,oleh karena itu maka dari itu kami ucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dosen pembina mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
2. Dan pihak-pihak yang telah member kontribusi dalam proses penyusunan.
Kami menyadari sekali,dalam penyususnan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari tata bahasa ataupun masalah tenis penulisan dan jauh dari kata sempurna itu semua semata-mata atas keterbatasan saya dalam proses belajar, oleh karena itu Kami harap kritik dan saran guna memperbaiki kelemahan tulisan saya.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini kiranya makalah ini dapat bermanfaat baik untuk pribadi serta pihak lain yang terinspirasi dari makalah Sistem Informasi Manajemen.
Padang, 28 Maret 2013
Penulis
Daftar Isi
Daftar Isi ……… 2
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………. 3
1.2. Identifikasi Masalah ………. 4
1.3. Batasan Masalah ………... 5
1.4. Metode Penulisan ………. 6
1.5. Tujuan Penulisan Masalah ……… 7
BAB I PEMBAHASAN A. Model Dalam Pengembangan Sistem Informasi manajemen 8 B. Prinsip – Prinsip Pengambangan Sistem ………… 9
C. Model – Model Pengambangan SIM ……… 10
BAB II TAHAP – TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ……… A. Tahap – Tahap Pengembangan SIM ………. 13
B. Peren Manajemen dalam Proses Perencanaan …… 16
C. Realisasi sistem pada tahap penerapan ini ditempuh dengan beberapa metode………. 17
BAB III A. Penutup…….... ……… 18
B. Saran ……… 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam suatu instansi pemerintah dan non pemerintah di Indonesia ysng terdiri dari berbagai macam atau model pengembangan system informasin disetiap organisasi masih belum memenuhi tahap – tahap Pengembangan system informasi manajemen. dalam pengembangan system masih banyak terdapat tumpang tindih disetiap para manajemen, disebabkan karena kekuangan informasi dari atasan hingga bawahannya, sehingga apa yang direncanakan dalam organisasi tersebut tidak mudah tercapai secara efektif dan efesiensi. informasi sangat dibutuhkan dalam setiap organisasi untuk mendukung berjalang suatu perencanaan sehingga saling bertukar informasi antar
atasan,mengenah dan bawahan. System adalah suatu organ yang saling tergantung antar satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. Bila suatu system mengalami suatu kekurangan akan mempengaruhi system yang lainnya dan tujuan yang diharapkan kemungkinan besar tidak tercapai.
Dalam pengembangan suatu sistem manajemen harus memenuhi suatu tahap – tahap agar tujuan organisasi tersebut dapat terkoordinasi, bekerja sama dengan baik dan dapat menggunakan sumber – sumber daya yang telah ada serta tidak ada penyimpangan dalam manajemen, sehingga manajemen dapat berjalan sesui dengan yang diharpkan sebelumnya.
[1]
BAB II
PEMBAHASAN
MODEL PENGEMBANGAN SITEM INFORMASI MANAJEMEN
A. Model dalam pengembangan sistem informasi manajemen.
1. Perlunya Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan suatu sistem, ini berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perlunya sistem diperbaharui atau diganti yaitu :
1. Adanya permasalahan yang ditimbulkan oleh sistem lama seperti a. Ketidakberesan
Hal ini pada menyebabkan sistem lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan seperti :
- kecurangan-kecurangan, yang mengakibatkan tidak amannya kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data kurang terjamin.
- kesalahan-kesalahan yang menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.
- tidak efisiennya operasi.
- tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
b. Pertumbuhan Organisasi
Pertumbuhan organisasi menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan ini seperti kebutuhan akan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Semua ini mengakibatkan sistem lama tidak efektif lagi.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan(opportunities) pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
2. Tujuan Pengembangan Suatu Sistem
- Memecahkan permasalahan-permasalahan
- Meraih kesempatan-kesempatan
- Memenuhi instruksi yang diberikan
3. Harapan Setelah Pengembangan Sistem Baru
Peningkatan terhadap kinerja system yang baru menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu) dan response time (rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi).
- Information
Peningkatan kualitas informasi yang didapatkan[2]
- Ekonomis
Peningkatan terhadap manfaat-manfaat, keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
- Efisiensi
Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inpitnya.
- Servis (pelayana)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh system.
4. Prinsip Pengembangan Sistem
Ada beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu :
1. Sistem untuk manajemen
Setelah system selesai dikembangkan, maka yang menggunakan informasi dari system adalah manajemen sehingga system harus mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
2. Investasi modal yang besar
System yang dikembangkan membutuhkan dana modal yang besar. Investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal yaitu :
- Semua alternative yang harus diinvestigasi
- Investasi yang terbaik harus bernilai
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
Manusia merupakan factor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu system, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu diperlukan orang yang terdidik yang menggunakan system ini disamping itu orang ini dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan system Siklus atau daur hidup pengembangan system (System Development Life Cycle atau SDLC) umumnya menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas kerja yang harus dilakukan.
5. Proses pengembangan system tidak harus urut
Proyek yang sudah tidak layak lagi, maka proyek tersebut harus dihentikan atau dibatalkan karena apabila proyek ini diteruskan maka akan membuang dana saja.
7. Dokumentasi harus ada dan pedoman dalam pengembangan system
Kegagalan membuat dokumentasi kerja adalah kesalahan kritis yang dibuat analis system. Dokumentasi ini dibuat pada waktu proses dari pengembangan system, karena dokumentasi ini dapat dihasilkan dari hasil kerja tiap-tiap langkah dari pengembangan system. Dokumentasi ini nantinya digunakan bahan komunikasi antara analis system dengan pemakai system dan dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai sistem .
B.
MODEL WATERFALL
Disebut dengan waterfall karena proses tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu
selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada gambar berikut :
Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:
System / Information Engineering and Modeling. Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware,database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi darisoftware, misalnya fungsi yang dibutuhkan,user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.[3]
Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap designyang secara teknis nantinya dikerjakan olehprogrammer.
Maintenance. Pemeliharaan suatu softwarediperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada softwaretersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.
C. . Model Model Pengembangan Sistem Informasi yang Umun Dalam
Perusahaan.
1. Sistem Lingkaran Terbuka
Perusahaan dengan Sistem Lingkaran Terbuka/Perusahaan Sistem Terbuka, berhubungan dengan lingkungannya. Begitu pula arus sumber dayanya (sumber daya fisik). Ambil contoh perusahaan manufakur, mengolah bahan mentah menjadi bahan produksi siap[4]pakai, Imput,Prosses, Output.Sedikit sekali perusahaan yang memiliki sistem berjenis lingkaran terbuka, karena dengan tidak adanya umpan balik akan sulit untuk dilakukan control atas produk yang dihasilkan. Pada akhirnya kegiatan perusahaan akan bermuara pada kebangkrutan (collaps).
2. Sistem Lingkara Tertutup
Dengan sistem tertutup, proses pengendalian atas produk yang dihasilkan dapat terus dilakukan. Umpan balik yang terdapat pada sistem jenis ini menjadi unsurejalannya pengendalian atas produk yang dihasilkan.
3. Sistem Umpah Balik
BAB III
TAHAP – TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
A . Tahap – tahap pengembangan sistem informasi manajemen
Tahapan-tahapan Pengembangan SistemInformasi
a. Tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi
– daur hidup Pengembangan Sistem. – Tahap investigasi sistem informasi. – Tahap analisis sistem informasi. – Tahap perancangan sistem informasi. – Tahap pembuatan sistem informasi.
Daur Hidup Pengembangan Sistem
Metode daur hidup ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu: yaitu tahap perencanaan, analisis, perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan dan pemeliharaan.
b. Tahap perencanaan sistem informasi
Pada tahap ini, tim pembuat sistem mencoba memahami permasalahan yang muncul dan mendefinisikannya secara rinci, kemudian membentuk tujuan pembuatan sistem dan
Tahap ini menjadi sangat penting karena :
1. Permasalahan yang sebenarnya didefinisikan dan diidentifikasi
secara rinci.
2. Pembangunan SI harus diarahkan pada peningkatan keunggulan
kompetitf.
3. Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besar-besaran
didalam organisasi.
4. Implementasi teknologi komputer akan membawa dampak bagi
tenaga kerja didalam organisasi.
c. Peran manajemen dalam proses perencanaan
1. Memberi umpan balik dan membangun kerjasama antarindividu
dan siapa saja yang terlibat baik langsung maupun tidak.
2. Manajer bertanggung jawab untuk membuat kesanggupan guna
menyusun perencanaan SI berbasis komputer, dan jika saat tiba,
maka para pengelola harus siap untuk mendukung implementasi
rencana tersebut.
d. Tahap analisis sistem informasi
Pada tahap ini tim pembuat sistem akan menganalisis
permasalahan lebih mendalam dengan menyusun suatu studi kelayakan :[5]
Menurut Mc. Leod terdapat 6 dimensi kelayakan [6]
4. Tingkat kompetisi produk harus dapat dideteksi dengan baik 5. Lingkungan operasional sistem
6. Sistem harga
f. Tahap perancangan sistem informasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap perancangan, antara lain: A. Kebutuhan perusahaan.
B. Kebutuhan operator. C. Kebutuhan pemakai. D. Kebutuhan teknis.
g. Tahap penerapan sistem informasi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan
rancangan yang telah disusun agar dapat diwujudkan. Proses implementasi untuk prosedur dalam teknologi komputer akan menggunakan bahasa komputer[7]
Realisasi sistem pada tahap penerapan ini ditempuh dengan beberapa metode, antara lain: 1. Paket Aplikasi
2. Pengembangan oleh staf sendiri
3. Pengembangan yang dilakukan dengan kerjasama yang dilakukan dari pihak luar
h. Tahap evaluasi
Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun.proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar.Tahapan proses uji coba, antara lain:
a.Mengecek alur sistem secara keseluruhan b.Melakukan penelusuran pada sampel data c.pengecekan
i. Tahap penggunaan dan pemeliharaan
Pada tahap ini sistem telah diuji coba dan dinyatakan lolos dapat mulai digunakan untuk menangani prosedur bisnis yang sesungguhnya.
BAB IV
Kesimpulan :
A. Ada beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu :
1. Sistem untuk manajemen
Setelah system selesai dikembangkan, maka yang menggunakan informasi dari system adalah manajemen sehingga system harus mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
2. Investasi modal yang besar
System yang dikembangkan membutuhkan dana modal yang besar. Investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal yaitu :
- Semua alternative yang harus diinvestigasi
- Investasi yang terbaik harus bernilai
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
Manusia merupakan factor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu system, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu diperlukan orang yang terdidik yang menggunakan system ini disamping itu orang ini dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.
B. Model Model Pengembangan Sistem Informasi yang Umun Dalam
Perusahaan.
Perusahaan dengan Sistem Lingkaran Terbuka/Perusahaan Sistem Terbuka, berhubungan dengan lingkungannya. Begitu pula arus sumber dayanya (sumber daya fisik). Ambil contoh perusahaan manufakur, mengolah bahan mentah menjadi bahan produksi siap pakai,Imput,Prosses,Output. Sedikit sekali perusahaan yang memiliki sistem berjenis lingkaran terbuka, karena dengan tidak adanya umpan balik akan sulit untuk dilakukan control atas produk yang dihasilkan. Pada akhirnya kegiatan perusahaan akan bermuara pada kebangkrutan(collaps).
2. Sistem Lingkara Tertutup
Dengan sistem tertutup, proses pengendalian atas produk yang dihasilkan dapat terus dilakukan. Umpan balik yang terdapat pada sistem jenis ini menjadi unsurejalannya pengendalian atas produk yang dihasilkan.
3. . Sistem Umpah Balik
Umpan balik yang berguna untuk proses pengendalian adalah Informasi dengan dmensi-dimensi sebagai berikut: Relevansi, Akurasi, Ketepatan Waktu, Kelengkapan .
C. Tahap – tahap pengembangan sistem informasi manajemen Tahapan-tahapan
Pengembangan Sistem Informasi :
a. Tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi
b. Tahap perencanaan sistem informasi
c. Peran manajemen dalam proses perencanaan
d. Tahap analisis sistem informasi
Saran :
Dalam pembahasan makalah kami ini yang berjudul “ Model Pengembangan Sistem Informasi Manajemen dan Tahap – Tahap Pengembangan Sistem Informasi Manajemen, dimana dalam
pembahasan makalah kami ini, baik dalam bentuk penulisan maupun dalam bentuk pengajian masih belum sempurna. Oleh karena itu segala keterbatasan kami dalam pembuatan makalah kami ini segala kritik dan masukan yang bersifat membangun semoga dapat bermanfaat bagi kami .
Dalam hal ini , tiada yang bisa kami perbuat selain Doa, semoga Tuhan Memberkati Kita Semua, akhir kata kami mengucapkan terimakasih.
Daftar Pustaka :
J.G., System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser Publishing Company, 1992.I.T.
Hawryszkiewycz, Introduction Systems Analysis and Design, Second Edition, Prentice Hall, 1991Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi,
Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 2003.
Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET Yogyakarta, 1990.John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, Information Systems : Theory andKenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall.
Systems Analysis and Design. Fifth Edition, International Edition. 2003.
Meilir Page-Jones, The Practical Guide to Structured Systems Design, Second Edition,Practice, Second Edition, John Wiley & Sons, 1979Raymond McLeod, Jr, Management Information System : A Study of
Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall, 1979Whitten, Bentley and Dittman. Systems Analysis Design Methods. Sixth Edition. Mc.Graw Hill. International Edition, New
Jersey, 2004.Yourdon Press, Prentice Hall, 1988
[1]http://yogaefron.blogspot.com/2009/02/definisi-pengertian-sistem-informasi.html. [07 Februari 2012]
[2] Hawryszkiewycz, Introduction Systems Analysis and Design, Second Edition, Prentice Hall, 1991Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 2003.
[3] http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html. [07 Februari 2012]
[4] A Study of Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall, 1979Whitten, Bentley and Dittman. Systems Analysis Design Methods. Sixth Edition. Mc.Graw Hill. International Edition, New Jersey, 2004.Yourdon Press, Prentice Hall, 1988
[5] Groover, M.P. (1987), Automation, Production Systems, and Computer Integrated Manufacturing, Prentice-Hall of India, New Dehli.
[6] Edwards, L.A., dan Kipper, J.P. (1994), Computerization: problem and solutions, Hydrocarbon Processing, Juni 1994, h. 57-65.
[7]Meilir Page-Jones, The Practical Guide to Structured Systems Design, Second Edition,Practice, Second Edition, John Wiley & Sons, 1979Raymond McLeod, Jr, Management Information System :
J.G., System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser Publishing Company, 1992.I.T.
https://murtri.wordpress.com/2014/08/25/model-model-pengembangan-perangkat-lunak-beserta-contoh-penerapannya/