• Tidak ada hasil yang ditemukan

327665881 Model Dan Permodelan Model Model Pengembangan Sistem Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "327665881 Model Dan Permodelan Model Model Pengembangan Sistem Informasi"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

http://sis.binus.ac.id/2014/06/19/pemodelan-dalam-pengembangan-sistem-informasi/

PEMODELAN DALAM PENGEMBANGAN

SISTEM INFORMASI

(2)

Pemodelan bisnis, pemodelan yang lebih menekankan pada proses apa yang dilakukan dan apa yang tidak dalam bisnis. Ini dilakukan sebelum menggunakan sistem informasi untuk mengotomatisasi aspek bisnis, atau untuk meningkatkan kinerja bisnis dari yang sudah ada. Jangan lupa bahwa sistem informasi hanyalah sarana untuk melayani bisnis (yaitu, untuk mendukung proses bisnis mereka ). Jika tidak jelas proses bisnis seperti apa , maka akan sama-sama tidak jelas bagaimana sistem mungkin dapat mendukungnya. Model bisnis ini dijelaskan dalam istilah bisnis murni. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk membangun pengertian secara umum, antara pengguna bisnis dan teknologi yang pada akhirnya akan membangun solusi sistem yang tepat untuk itu. Kualitas dan kelengkapan akan model akan mempengaruhi keberhasilan solusi akhir.

Pemodelan Bisnis menghasilkan artefak berikut :

End-to-end Business ProcessesBusiness Process Diagram Activity Diagram

Action Narratives

Pemodelan aplikasi, ini berkaitan dengan bagaimana sistem mendukung bisnis. Setelah menetapkan model bisnis yang menggambarkan alur proses bisnis apa, kita kemudian mengajukan solusi aplikasi yang dibutuhkan bisnis. Ini pada dasarnya dijelaskan dalam istilah non-teknologi. Karenanya menjadi cukup mudah dimengerti oleh pengguna bisnis.

Pemodelan Aplikasi menghasilkan artefak berikut :

Business Objects (domain class diagram)Use-cases diagram

Scenarios (collaboration/sequence diagrams)User Interface Models:

Dialog

(3)

Pemodelan sistem ini berkaitan dengan bagaimana sistem yang diwujudkan dengan menggunakan teknologi. Pemodelan sistem sebagian besar merupakan kegiatan teknologi yang mencoba untuk menerjemahkan model aplikasi ke dalam bangunan sistem operasional. Pemodelan sistem harus berurusan dengan rincian spesifikasi yang menjelaskan bagaimana bagian-bagian sitem akan diwujudkan. Misalnya, model harus berurusan dengan konstruksi khusus pemrograman, layanan middleware, model data, dan sebagainya. Model sistem , menghasilkan pandangan internal solusi, menunjukkan bagaimana bagian-bagian yang berbeda berinteraksi dalam rangka mendukung eksternal, tampilan aplikasi. Pemodelan sistem adalah di mana persyaratan non-fungsional (misalnya, platform, kinerja, throughput, skalabilitas, kemampuan pemeliharaan) dibahas. Model sistem dinyatakan dalam istilah-istilah teknis dan untuk penggunaan internal teknologi yang bekerja di dalamnya. Pemodelan Sistem menghasilkan artefak berikut :

User Interface Models:

Perlu ditekankan bahwa keputusan desain yang dibuat dalam tiga jenis pemodelan. Dalam pemodelan bisnis kita tidak hanya merekam cara bisnis beroperasi sekarang ( proses apa adanya), perlu dipertimbangkan bagaimana itu bisa beroperasi dengan potensi manfaat memperkenalkan sistem informasi yang dapat merampingkan kegiatan usaha. Dalam pemodelan aplikasi, kita menciptakan metafora, layar, dan abstraksi yang memungkinkan pengguna akhir untuk menggunakan aplikasi ini sebagai alat yang efektif dan intuitif yang menyatu dengan proses kerja mereka, daripada menjadi hambatan bagi pekerjaan mereka. Dalam pemodelan sistem, kita menemukan artefak perangkat lunak yang secara kolektif tidak hanya menyadari kebutuhan fungsional untuk aplikasi, tetapi juga memenuhi persyaratan non-fungsional.

(4)

Untuk mendapatkan suatu definisi yang dapat dipahami dengan baik dari

pengertian Pemodelan Sistem, maka kita harus mengetahui secara

mendalam apa arti sebenarnya dari dua kata tersebut, yakni Pemodelan

(Model) dan Sistem.

Model adalah adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar, komputerisasi,grafis dll), atau rumusan matematis.

Sedangkan Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Menurut Anatol Rapoport Sistem adalah “satu kesatuan yang berfungsi sebagai satu kesatuan karena bagian-bagian yang saling bergantung dan sebuah metode yang bertujuan menemukan bagaimana sistem ini menyebabkan sistem yang lebih luas yang disebut sistem teori umum”Jadi apa yang disebut dengan Pemodelan Sistem ? Pemodelan Sistem adalah suatu bentuk penyederhanaan dari sebuah elemen dan komponen yang sangat komplek untuk memudahkan pemahaman dari informasi yang dibutuhkan.

Karakteristik daripada Pemodelan Sistem, adalah sebagai berikut :

1. Dibuat dalam bentuk grafis dan tambahan keterangan secara tekstual. 2. Dapat diamati dengan pola top-down dan partitioned.

3. Memenuhi persyaratan minimal redundancy.

4. Dapat mempresentasikan tingkah laku sistem dengan cara yang transparan.

Dari karakteristik pemodelan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa model itu dibuat dalam bentuk grafis atau bergambar sehingga dapat memudahkan customer dan dilengkapi juga dengan keterangan dari gambar atau grafis tersebut. Alur dari proses model tersebut dapat di lihat dan diamati, memenuhi syaran minimal reudansi dan yang terpenting adalah dapat mempresentasikan proses dari pada system yang dibuat dan dapat di pahami oleh customer. Menurut Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson Prinsip dari Pemodelan adalah:

1. Memilih model apa yang di gunakan, bagaimana masalahnya dan bagaimana juga dengan solusinya.

(5)

3. Model yang terbaik adalah yang berhubungan dengan realitas.

4. Tidak pernah ada model tunggal yang cukup baik, setiap system yang baik memilik serangkaian model kecil yang independen.

Prinsip pemodelan sistem tidak terlalu menitik beratkan kepada bentuk model apa untuk merancang sebuah sitem, bentuk model ini bebas, bisa menggunakan bentuk apa saja, sesuai dengan keinginan kita, contohnya bisa berupa narasi, prototype, maupun gambar, yang terpenting adalah harus mampu merepresentasikan visualisasi bentuk sistem yang diinginkan oleh user, karena sistem akhir yagn dibuat bagi user akan diturunkan dari hasil model tersebut.

http://rahmitria.blogspot.co.id/2012/03/komponen-dan-model-sistem-informasi.html

KOMPONEN SISTEM INFORMASI

Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang sering disebut blok

bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen

model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware,

komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua

komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain membentuk suatu

kesatuan untuk mencapai sasaran.

1. Komponen input

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Komponen model

Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan

di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan

keluaran yang diinginkan.

3. Komponen output

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai

sistem.

4. Komponen teknologi

(6)

5. Komponen hardware

Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi

sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung

database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi

untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.

6. Komponen software

Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan

memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu

informasi.

7. Komponen basis data

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling

berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di

perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk

memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan

penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu

diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan

berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi

kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi

menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database

Management System).

8. Komponen kontrol

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana

alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan,

kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain

sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan

untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat

dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung

cepat diatasi.

Model Sistem Informasi

Model Tersentralisasi (Terpusat)

Model ini sudah dikenal semenjak tahun 1960-an dengan mainframe

sebagai faktor utama. Mainframe adalah komputer yang berukuran relatif

besar yang ditujukan untuk menangani data yang berukuran

besar,dengan ribuan terminal untuk mengakses data dengan tanggapan

yang sangat cepat dan melibatkan jutaan transaksi. Implementasi dari

arsitektur terpusat adalah pemrosesan data yang terpusat (biasa disebut

komputasi terpusat). Semua pemrosesan data dilakukan oleh komputer

yang ditempatkan didalam suatu lokasi yag ditujukan untuk melayani

semua pemakai dalam organisasi. Kebanyakan perusahaan yang tidak

mempunyai cabang menggunakan model seperti ini.

Model Desentralisasi (Tersebar/Terdistribusi)

Model desentralisasi merupakan konsep dari pemrosesan data

tersebar

(atau

(7)

melakukan pemrosesan yang serupa secara mandiri, tetapi bisa saling

berinteraksi dalam pertukaran data.

Keuntungan Sistem Pemrosesan Data Desentralisasi

(Tersebar/Terdistribusi)

Penghematan biaya

Peningkatan tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya

Peningkatan kepuasan pemakai

Kemudahan pencadangan ketika terjadi musibah

Keuntungan Sistem Pemrosesan Data Desentralisasi

(Tersebar/Terdistribusi)

Memungkinkan kekacauan kontrol terhadap sistem komputer.

Ketidaksesuaian dlm menyediakan hardware & software.

Standardisasi bisa tak tercapai.

Model Client/Server

Pada Model ini ada sebagian yang disebut client dan ada yang disebut

server.

Client

Sembarang sistem/proses yang melakukan sesuatu permintaan data

layanan ke server.

Mempunyai kemampuan untuk melakukan proses sendiri.

Ketika sebuah client meminta suatu data ke server, server akan

segera menanggapinya dengan memberikan data yang diminta ke client

yang bersangkutan. Setelah data diterima, client segera melakukan

pemrosesan.

Server

Sistem/proses yang menyediakan data/layanan yang diminta oleh

client

Secara fisik dapat berupa komputer (mainframe, mini-komputer,

workstation, ataupun PC) atau piranti yg lain (misalnya printer)

Namun tidak harus berupa sistem fisik, tetapi juga bisa berupa

suatu proses, sebagai contoh adalah yang disebut sebagai database

server adalah sebuah proses di dalam komputer untuk menangani

permintaan akses basis data

SUMMARY

Komponen sistem informasi terdiri

(8)

Model sistem informasi

tersentralisasi memungkinkan semua

pemrosesan data dilakukan secara

terpusat untuk melayani semua

pemakai.

Model sistem informasi desentralisasi

memungkinkan pemrosesan data

dilakukan secara tersebar pada

sejumlah komputer dan dapat saling

melakukan pertukaran data.

Model sistem informasi client/server

melibatkan sembarang sistem/proses

yang melakukan permintaan

data/layanan serta penyedia

data/layanan tersebut.

http://imansunandar14.blogspot.co.id/2013/05/model-model-pengembangan-sistem.html

Model-Model Pengembangan Sistem Informasi

Waterfall Model

(9)

Metode Waterfall

Pekerjaan pengembangan sistem dengan model air terjun dimulai dengan pembuatan spesifikasi kebutuhan suatu sistem. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh orang yang memesan sistem atau pengembang yang bekerja sama dengan pemesannya. Setelah spesifikasi kebutuhan ini selesai, lantas dilakukanlah suatu analisis dan deskripsi logika sistem. Atau, analisis dan deskripsi logika sistem dibuat secara bersama-sama dengan spesifikasi kebutuhan.

Rancangan sistem kemudian diselesaikan dan diikuti dengan implementasi modul yang lebih kecil. Modul-modul ini pertama-tama diuji secara sendiri-sendiri dan kemudian secara hersama-sama. Ketika pengujian integrasi terakhir telah diselesaikan, keseluruhan sistem dapat diserahkan ke pemakai serta dimulailah tahap pemeliharaan.

Model air terjun ini memberi penekanan bahwa seseorang harus menyelesaikan suatu tahap sebelum masuk ke tahap berikutnya. Model air terjun ini telah memberikan pengaruh besar pada metode rekayasa

perangkat lunak. Model ini sebenarnya tidak pernah dimaksudkan untuk dilaksanakan secara kaku pada saat pertama kali diperkenalkan. Akan tetapi, belakangan disadari bahwa model air terjun ini harus direvisi agar benar-benar menggambarkan siklus pengembangan sistem.

(10)

Model Spiral

Di samping itu, R. Eko Indrajit di dalam bukunya “Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi”, menyatakan bahwa pengembangan sistem informasi dapat dikategorikan dalam tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah proyek yang bersifat pembangunan jaringan infrastruktur teknologi informasi (mulai dari pengadaan dan instalasi komputer sampai dengan perencanaan dan pengembangan infrastruktur jaringan LAN dan WAN).

Kelompok kedua adalah implementasi dari paket program aplikasi yang dibeli di pasaran dan diterapkan di perusahaan, mulai dari perangkat lunak kecil seperti produk-produk ritel Microsoft sampai dengan aplikasi terintegrasi yang berbasis teknologi tinggi.

Kelompok ketiga adalah perencanaan dan pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri secara khusus (customized software), baik oleh internal organisasi maupun kerja sama dengan pihak luar, seperti konsultan dan software house.

RAD ( Rapid Application Development ) Model

Rapid Application Development (RAD) atau Rapid Prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini.

(11)

Tahap – Tahap Rekayasa Software Dalam RAD Model

Model RAD menekankan pada tahap-tahap berikut :

1. Business modeling

Pada tahap ini, aliran informasi (information flow) pada fungsi-fungsi bisnis dimodelkan untuk mengetahui informasi apa yang mengendalikan proses bisnis, informasi apa yang hasilkan, siapa yang membuat informasi itu, kemana saja informasi mengalir, dan siapa yang mengolahnya.

2. Data modeling

Aliran informasi yang didefinisikan dari business modeling, disaring lagi agar bisa dijadikan bagian-bagian dari objek data yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis tersebut. Karakteristik (atribut) setiap objek ditentukan beserta relasi antar objeknya.

3. Process modelling

Objek-objek data yang didefinisikan sebelumnya diubah agar bisa menghasilkan aliran informasi untuk diimplementasikan menjadi fungsi bisnis. Pengolahan deskripsi dibuat untuk menambah, merubah, menghapus, atau mengambil kembali objek data.

4. Application generation

(12)

(jika perlu). Dalam semua kasus, alat bantu untuk otomatisasi digunakan untuk memfasilitasi pembuatan perangkat lunak

5. Testing and turnover

Karena menekankan pada penggunaan kembali komponen yang telah ada (reuse), sebagian komponen-komponen tersebut sudah diuji sebelumnya. Sehingga mengurangi waktu testing secara keseluruhan. Kecuali untuk komponen-komponen baru.

Kelebihan RAD Model

RAD memang lebih cepat dari Waterfall. Jika kebutuhan dan batasan proyek sudah diketahui dengan baik. Juga jika proyek memungkinkan untuk dimodularisasi.

Kekurangan RAD Model

1. Tidak semua proyek bisa dipecah (dimodularisasi), sehingga belum tentu RAD dipakai pada semua proyek.

2. Karena proyek dipecah menjadi beberapa bagian, maka dibutuhkan banyak orang

untuk membentuk suatu tim yang mengerjakan tiap bagian tersebut.

3. Membutuhkan komitmen antara pengemang dengan pelanggan.

4. Model RAD memerlukan sumber daya yang cukup besar, terutama untuk proyek

dengan skala besar.

5. Resiko teknis yang tinggi kurang cocok untuk model ini.

6. Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.

7. Karena dibuat dengan reuse komponen-komponen yang sudah ada,

fasilitas-fasilitas pada tiap komponen belum tentu digunakan seluruhnya oleh program yang me-reuse-nya sehingga kualitas program.

Model V

(13)

Berikut penjelasan masing-masing tahap beserta tahap pengujiannya:

1. Requirement Analysis & Acceptance Testing

Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak.

2. System Design & System Testing

Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.

3. Architecture Design & Integration Testing

Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.

4. Module Design & Unit Testing

(14)

program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.

5. Coding

Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.

 V Model memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan-kelebihan tersebut secara garis besar dapat dijelaskan seperti berikut:

 V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan

dan pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.

 V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change request terhadap V Model.

V Model juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut yaitu:

 V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.

 V Model terlalu fleksibel dalam arti ada beberapa activity dalam V Model yang digambarkan terlalu abstrak sehingga tidak bisa diketahui dengan jelas apa yang termasuk dalam activity tersebut dan apa yang tidak.

(15)

Paradigma dari metode prototyping adalah sistem informasi yang menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang. Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.

Sebuah prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka ekternal yang ditampilkan. Komponen potensial menggunakan prototype dan menyediakan masukan tim pengembangan sebelum sebelum pengembangan skala besar dimulai. Melihat dan mempercayai menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam prototype. Dengan menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim pengembangan dapat mengklarifikasi kebutuhan pengembangan software dan intrepetasi mereka.

Tahap – Tahap Rekayasa Software Dalam Prototype Model

1. Pengumpulan kebutuhan

Developer dan klien bertemu untuk menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detail kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan.

2. Perancangan Cepat

Perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.

3. Bangun Prototype

Dalam tahap ini, membangun sebuah versi prototype yang dirancang kembali dimana masalah-masalah tersebut diselesaikan.

4. Evaluasi prototype

Pada tahap ini, klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.

5. Perbaikan Prototype

(16)

Kelebihan Prototype Model adalah :

 End user dapat berpartisipasi aktif.

 Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.

 Mempersingkat waktu pengembangan software.

Kekurangan Prototype Model adalah :

 Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.

 Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.

 Bisanya kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.

 Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.

 Prototype terlalu cepat selesai.

Simple Interaction Desain Model

Pada model rancangan interaksi sederhana ini input atau masukan hanya memiliki satu titik. yang mana masukan tersebut diidentifikasikan apakah sesuai dengan kebutuhan, lalu didesain sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah diDesain rancangan tersebut dibangun dan harus interaktif. Setelah itu barulah rancangan tersebut dievaluasi.

Evaluasi dapat dilakukan dimana saja, rancangan yang telah di evakuasi dapat kambali didesain ulang atau apakah rancangan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan user, maka alur tersebut akan terus berputar hingga pada tahap evaluasi tidak lagi terjadi kesalahan, baik dalam penetapan kebutuhan user maupun pendesainannya, sehingga pada tahap evaluasi terciptalah sebuah hasil akhir yang valid.

(17)

Dalam Siklus permodelan ini pengujian dilakukan terus menerus, tidak harus dikahir. Misalnya dimulai dari menentukan kosep desain (conceptual design) dalam proses ini akan langsung terjadi evaluasi untuk langsung ternilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan user, bila belum maka akan terus berulang di evaluasi hingga benar-benar pas, selanjutnya apabila sudah pas, maka dari tahap evaluasi yang pertama akan lanjut ke proses yg selanjutnya yakni requirements/specification yakni memverifikasikan persyaratan rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi pengevaluasian seperti tahap pertama, dan selanjutnya akan tetap sama terjadi pada tahapan-tahapan selanjutnya yakni task analysis/fungsion analysis, pengimplementasian, prototyping hingga pada akhirnya terciptalah sebuah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user.

http://solalahalawa.blogspot.co.id/2013/10/makalah-model-pengembangan-sistem.html

MAKALAH MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN DAN TAHAP PENGEMBANGAN SITEM

INFORMASI MANAJEMEN

MAKALAH

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN TAHAP

PENGEMBANGAN

SITEM INFORMASI MANAJEMEN

Disusun Oleh :

(18)

FITRUS CERI : 1110003811004

SOLALA HALAWA : 1110003811020

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Dosen Pembimbing

DRS. BASO IFING, H,Pd, MH.

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS EKASAKTI

PADANG

(19)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniahnya kepada kami, dimana dalam pembuatan makalah kami yang berjudul “ Sitem Informasi Manajemen’’ Dalam pembuatan makalah kami ini banyak mendapat pelajaran serta kesulitan tetepi berkat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak, ahirnya makalah ini dapat diselesikan tepat waktu,oleh karena itu maka dari itu kami ucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen pembina mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

2. Dan pihak-pihak yang telah member kontribusi dalam proses penyusunan.

Kami menyadari sekali,dalam penyususnan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari tata bahasa ataupun masalah tenis penulisan dan jauh dari kata sempurna itu semua semata-mata atas keterbatasan saya dalam proses belajar, oleh karena itu Kami harap kritik dan saran guna memperbaiki kelemahan tulisan saya.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini kiranya makalah ini dapat bermanfaat baik untuk pribadi serta pihak lain yang terinspirasi dari makalah Sistem Informasi Manajemen.

Padang, 28 Maret 2013

Penulis

Daftar Isi

(20)

Daftar Isi ……… 2

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………. 3

1.2. Identifikasi Masalah ………. 4

1.3. Batasan Masalah ………... 5

1.4. Metode Penulisan ………. 6

1.5. Tujuan Penulisan Masalah ……… 7

BAB I PEMBAHASAN A. Model Dalam Pengembangan Sistem Informasi manajemen 8 B. Prinsip – Prinsip Pengambangan Sistem ………… 9

C. Model – Model Pengambangan SIM ……… 10

BAB II TAHAP – TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ……… A. Tahap – Tahap Pengembangan SIM ………. 13

B. Peren Manajemen dalam Proses Perencanaan …… 16

C. Realisasi sistem pada tahap penerapan ini ditempuh dengan beberapa metode………. 17

BAB III A. Penutup…….... ……… 18

B. Saran ……… 19

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam suatu instansi pemerintah dan non pemerintah di Indonesia ysng terdiri dari berbagai macam atau model pengembangan system informasin disetiap organisasi masih belum memenuhi tahap – tahap Pengembangan system informasi manajemen. dalam pengembangan system masih banyak terdapat tumpang tindih disetiap para manajemen, disebabkan karena kekuangan informasi dari atasan hingga bawahannya, sehingga apa yang direncanakan dalam organisasi tersebut tidak mudah tercapai secara efektif dan efesiensi. informasi sangat dibutuhkan dalam setiap organisasi untuk mendukung berjalang suatu perencanaan sehingga saling bertukar informasi antar

atasan,mengenah dan bawahan. System adalah suatu organ yang saling tergantung antar satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. Bila suatu system mengalami suatu kekurangan akan mempengaruhi system yang lainnya dan tujuan yang diharapkan kemungkinan besar tidak tercapai.

Dalam pengembangan suatu sistem manajemen harus memenuhi suatu tahap – tahap agar tujuan organisasi tersebut dapat terkoordinasi, bekerja sama dengan baik dan dapat menggunakan sumber – sumber daya yang telah ada serta tidak ada penyimpangan dalam manajemen, sehingga manajemen dapat berjalan sesui dengan yang diharpkan sebelumnya.

[1]

BAB II

PEMBAHASAN

MODEL PENGEMBANGAN SITEM INFORMASI MANAJEMEN

A. Model dalam pengembangan sistem informasi manajemen.

(22)

1. Perlunya Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan suatu sistem, ini berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perlunya sistem diperbaharui atau diganti yaitu :

1. Adanya permasalahan yang ditimbulkan oleh sistem lama seperti a. Ketidakberesan

Hal ini pada menyebabkan sistem lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan seperti :

- kecurangan-kecurangan, yang mengakibatkan tidak amannya kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data kurang terjamin.

- kesalahan-kesalahan yang menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.

- tidak efisiennya operasi.

- tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

b. Pertumbuhan Organisasi

Pertumbuhan organisasi menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan ini seperti kebutuhan akan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Semua ini mengakibatkan sistem lama tidak efektif lagi.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan(opportunities) pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.

2. Tujuan Pengembangan Suatu Sistem

- Memecahkan permasalahan-permasalahan

- Meraih kesempatan-kesempatan

- Memenuhi instruksi yang diberikan

3. Harapan Setelah Pengembangan Sistem Baru

(23)

Peningkatan terhadap kinerja system yang baru menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput (jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu) dan response time (rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi).

- Information

Peningkatan kualitas informasi yang didapatkan[2]

- Ekonomis

Peningkatan terhadap manfaat-manfaat, keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.

- Efisiensi

Peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inpitnya.

- Servis (pelayana)

Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh system.

4. Prinsip Pengembangan Sistem

Ada beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu :

1. Sistem untuk manajemen

Setelah system selesai dikembangkan, maka yang menggunakan informasi dari system adalah manajemen sehingga system harus mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.

2. Investasi modal yang besar

System yang dikembangkan membutuhkan dana modal yang besar. Investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal yaitu :

- Semua alternative yang harus diinvestigasi

- Investasi yang terbaik harus bernilai

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

Manusia merupakan factor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu system, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu diperlukan orang yang terdidik yang menggunakan system ini disamping itu orang ini dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan system Siklus atau daur hidup pengembangan system (System Development Life Cycle atau SDLC) umumnya menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas kerja yang harus dilakukan.

5. Proses pengembangan system tidak harus urut

(24)

Proyek yang sudah tidak layak lagi, maka proyek tersebut harus dihentikan atau dibatalkan karena apabila proyek ini diteruskan maka akan membuang dana saja.

7. Dokumentasi harus ada dan pedoman dalam pengembangan system

Kegagalan membuat dokumentasi kerja adalah kesalahan kritis yang dibuat analis system. Dokumentasi ini dibuat pada waktu proses dari pengembangan system, karena dokumentasi ini dapat dihasilkan dari hasil kerja tiap-tiap langkah dari pengembangan system. Dokumentasi ini nantinya digunakan bahan komunikasi antara analis system dengan pemakai system dan dapat digunakan untuk mendorong keterlibatan pemakai sistem .

B.

MODEL WATERFALL

Disebut dengan waterfall karena proses tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu

selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada gambar berikut :

Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:

System / Information Engineering and Modeling. Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware,database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi darisoftware, misalnya fungsi yang dibutuhkan,user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.[3]

Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap designyang secara teknis nantinya dikerjakan olehprogrammer.

(25)

Maintenance. Pemeliharaan suatu softwarediperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada softwaretersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

C. . Model Model Pengembangan Sistem Informasi yang Umun Dalam

Perusahaan.

1. Sistem Lingkaran Terbuka

Perusahaan dengan Sistem Lingkaran Terbuka/Perusahaan Sistem Terbuka, berhubungan dengan lingkungannya. Begitu pula arus sumber dayanya (sumber daya fisik). Ambil contoh perusahaan manufakur, mengolah bahan mentah menjadi bahan produksi siap[4]pakai, Imput,Prosses, Output.Sedikit sekali perusahaan yang memiliki sistem berjenis lingkaran terbuka, karena dengan tidak adanya umpan balik akan sulit untuk dilakukan control atas produk yang dihasilkan. Pada akhirnya kegiatan perusahaan akan bermuara pada kebangkrutan (collaps).

2. Sistem Lingkara Tertutup

Dengan sistem tertutup, proses pengendalian atas produk yang dihasilkan dapat terus dilakukan. Umpan balik yang terdapat pada sistem jenis ini menjadi unsurejalannya pengendalian atas produk yang dihasilkan.

3. Sistem Umpah Balik

(26)

BAB III

TAHAP – TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

A . Tahap – tahap pengembangan sistem informasi manajemen

Tahapan-tahapan Pengembangan SistemInformasi

a. Tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi

– daur hidup Pengembangan Sistem. – Tahap investigasi sistem informasi. – Tahap analisis sistem informasi. – Tahap perancangan sistem informasi. – Tahap pembuatan sistem informasi.

Daur Hidup Pengembangan Sistem

Metode daur hidup ini terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu: yaitu tahap perencanaan, analisis, perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan dan pemeliharaan.

b. Tahap perencanaan sistem informasi

Pada tahap ini, tim pembuat sistem mencoba memahami permasalahan yang muncul dan mendefinisikannya secara rinci, kemudian membentuk tujuan pembuatan sistem dan

(27)

Tahap ini menjadi sangat penting karena :

1. Permasalahan yang sebenarnya didefinisikan dan diidentifikasi

secara rinci.

2. Pembangunan SI harus diarahkan pada peningkatan keunggulan

kompetitf.

3. Perubahan aliran informasi akan terjadi secara besar-besaran

didalam organisasi.

4. Implementasi teknologi komputer akan membawa dampak bagi

tenaga kerja didalam organisasi.

c. Peran manajemen dalam proses perencanaan

1. Memberi umpan balik dan membangun kerjasama antarindividu

dan siapa saja yang terlibat baik langsung maupun tidak.

2. Manajer bertanggung jawab untuk membuat kesanggupan guna

menyusun perencanaan SI berbasis komputer, dan jika saat tiba,

maka para pengelola harus siap untuk mendukung implementasi

rencana tersebut.

d. Tahap analisis sistem informasi

Pada tahap ini tim pembuat sistem akan menganalisis

permasalahan lebih mendalam dengan menyusun suatu studi kelayakan :[5]

Menurut Mc. Leod terdapat 6 dimensi kelayakan [6]

(28)

4. Tingkat kompetisi produk harus dapat dideteksi dengan baik 5. Lingkungan operasional sistem

6. Sistem harga

f. Tahap perancangan sistem informasi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap perancangan, antara lain: A. Kebutuhan perusahaan.

B. Kebutuhan operator. C. Kebutuhan pemakai. D. Kebutuhan teknis.

g. Tahap penerapan sistem informasi

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan

rancangan yang telah disusun agar dapat diwujudkan. Proses implementasi untuk prosedur dalam teknologi komputer akan menggunakan bahasa komputer[7]

Realisasi sistem pada tahap penerapan ini ditempuh dengan beberapa metode, antara lain: 1. Paket Aplikasi

2. Pengembangan oleh staf sendiri

3. Pengembangan yang dilakukan dengan kerjasama yang dilakukan dari pihak luar

h. Tahap evaluasi

Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun.proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar.Tahapan proses uji coba, antara lain:

a.Mengecek alur sistem secara keseluruhan b.Melakukan penelusuran pada sampel data c.pengecekan

i. Tahap penggunaan dan pemeliharaan

Pada tahap ini sistem telah diuji coba dan dinyatakan lolos dapat mulai digunakan untuk menangani prosedur bisnis yang sesungguhnya.

(29)

BAB IV

Kesimpulan :

A. Ada beberapa prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu :

1. Sistem untuk manajemen

Setelah system selesai dikembangkan, maka yang menggunakan informasi dari system adalah manajemen sehingga system harus mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.

2. Investasi modal yang besar

System yang dikembangkan membutuhkan dana modal yang besar. Investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal yaitu :

- Semua alternative yang harus diinvestigasi

- Investasi yang terbaik harus bernilai

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

Manusia merupakan factor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu system, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu diperlukan orang yang terdidik yang menggunakan system ini disamping itu orang ini dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.

B. Model Model Pengembangan Sistem Informasi yang Umun Dalam

Perusahaan.

(30)

Perusahaan dengan Sistem Lingkaran Terbuka/Perusahaan Sistem Terbuka, berhubungan dengan lingkungannya. Begitu pula arus sumber dayanya (sumber daya fisik). Ambil contoh perusahaan manufakur, mengolah bahan mentah menjadi bahan produksi siap pakai,Imput,Prosses,Output. Sedikit sekali perusahaan yang memiliki sistem berjenis lingkaran terbuka, karena dengan tidak adanya umpan balik akan sulit untuk dilakukan control atas produk yang dihasilkan. Pada akhirnya kegiatan perusahaan akan bermuara pada kebangkrutan(collaps).

2. Sistem Lingkara Tertutup

Dengan sistem tertutup, proses pengendalian atas produk yang dihasilkan dapat terus dilakukan. Umpan balik yang terdapat pada sistem jenis ini menjadi unsurejalannya pengendalian atas produk yang dihasilkan.

3. . Sistem Umpah Balik

Umpan balik yang berguna untuk proses pengendalian adalah Informasi dengan dmensi-dimensi sebagai berikut: Relevansi, Akurasi, Ketepatan Waktu, Kelengkapan .

C. Tahap – tahap pengembangan sistem informasi manajemen Tahapan-tahapan

Pengembangan Sistem Informasi :

a. Tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi

b. Tahap perencanaan sistem informasi

c. Peran manajemen dalam proses perencanaan

d. Tahap analisis sistem informasi

Saran :

Dalam pembahasan makalah kami ini yang berjudul “ Model Pengembangan Sistem Informasi Manajemen dan Tahap – Tahap Pengembangan Sistem Informasi Manajemen, dimana dalam

pembahasan makalah kami ini, baik dalam bentuk penulisan maupun dalam bentuk pengajian masih belum sempurna. Oleh karena itu segala keterbatasan kami dalam pembuatan makalah kami ini segala kritik dan masukan yang bersifat membangun semoga dapat bermanfaat bagi kami .

(31)

Dalam hal ini , tiada yang bisa kami perbuat selain Doa, semoga Tuhan Memberkati Kita Semua, akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Daftar Pustaka :

J.G., System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser Publishing Company, 1992.I.T.

Hawryszkiewycz, Introduction Systems Analysis and Design, Second Edition, Prentice Hall, 1991Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi,

Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 2003.

Jogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi, ANDI OFFSET Yogyakarta, 1990.John G. Burch, Jr, Felix R. Strater, Gary Grudnistski, Information Systems : Theory andKenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall.

Systems Analysis and Design. Fifth Edition, International Edition. 2003.

Meilir Page-Jones, The Practical Guide to Structured Systems Design, Second Edition,Practice, Second Edition, John Wiley & Sons, 1979Raymond McLeod, Jr, Management Information System : A Study of

Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall, 1979Whitten, Bentley and Dittman. Systems Analysis Design Methods. Sixth Edition. Mc.Graw Hill. International Edition, New

Jersey, 2004.Yourdon Press, Prentice Hall, 1988

(32)

[1]http://yogaefron.blogspot.com/2009/02/definisi-pengertian-sistem-informasi.html. [07 Februari 2012]

[2] Hawryszkiewycz, Introduction Systems Analysis and Design, Second Edition, Prentice Hall, 1991Jogiyanto HM. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. 2003.

[3] http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html. [07 Februari 2012]

[4] A Study of Computer-Based Information Systems, Sixth Edition, Prenctice Hall, 1979Whitten, Bentley and Dittman. Systems Analysis Design Methods. Sixth Edition. Mc.Graw Hill. International Edition, New Jersey, 2004.Yourdon Press, Prentice Hall, 1988

[5] Groover, M.P. (1987), Automation, Production Systems, and Computer Integrated Manufacturing, Prentice-Hall of India, New Dehli.

[6] Edwards, L.A., dan Kipper, J.P. (1994), Computerization: problem and solutions, Hydrocarbon Processing, Juni 1994, h. 57-65.

[7]Meilir Page-Jones, The Practical Guide to Structured Systems Design, Second Edition,Practice, Second Edition, John Wiley & Sons, 1979Raymond McLeod, Jr, Management Information System :

J.G., System, Analysis, Design, and Implementation, Boyd & Fraser Publishing Company, 1992.I.T.

https://murtri.wordpress.com/2014/08/25/model-model-pengembangan-perangkat-lunak-beserta-contoh-penerapannya/

Model – Model Pengembangan

Perangkat Lunak Beserta

Contoh Penerapannya

(33)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Pada postingan kali ini, saya akan membahas tentang

“Model – Model Pengembangan Perangkat Lunak Beserta

Contoh Penerapannya”. Sebelumnya, Apa itu

Pengembangan Perangkat Lunak?

Proses Pengembangan Perangkat Lunak (Software

Development Process) adalah suatu penerapan struktur

pada pengembangan suatu Perangkat Lunak (Software),

yang bertujuan untuk mengembangkan sistem dan

memberikan panduan untuk menyukseskan proyek

pengembangan sistem melalui tahapan-tahapan tertentu.

Dalam prosesnya, terdapat beberapa paradigma model

pengembangan sistem perangkat lunak, diantaranya :

1.

Model Sekuensial Linier atau Waterfall

Development Model

Model Sekuensial Linier atau sering disebut Model

Pengembangan Air Terjun, merupakan paradigma model

pengembangan perangkat lunak paling tua, dan paling

banyak dipakai. Model ini mengusulkan sebuah

pendekatan perkembangan perangkat lunak yang

(34)

Berikut Merupakan Tahapan – tahapan Pengembangan

Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model :

Rekayasa dan pemodelan sistem/informasi

Langkah pertama dimulai dengan membangun

keseluruhan elemen sistem dan memilah bagian-bagian

mana yang akan dijadikan bahan pengembangan

perangkat lunak, dengan memperhatikan hubungannya

dengan Hardware, User, dan Database.

Analisis kebutuhan perangkat lunak

Pada proses ini, dilakukan penganalisaan dan

pengumpulan kebutuhan sistem yang meliputi Domain

informasi, fungsi yang dibutuhkan unjuk kerja/performansi

dan antarmuka. Hasil penganalisaan dan pengumpulan

tersebut didokumentasikan dan diperlihatkan kembali

kepada pelanggan.

Desain

(35)

(coding). Proses ini berfokus pada struktur data,

arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan

detail algoritma prosedural.

Pengkodean

Pengkodean merupakan proses menterjemahkan

perancangan desain ke bentuk yang dapat dimengerti oleh

mesin, dengan menggunakan bahasa pemrograman.

Pengujian

Setelah Proses Pengkodean selesai, dilanjutkan dengan

proses pengujian pada program perangkat lunak, baik

Pengujian logika internal, maupun Pengujian eksternal

fungsional untuk memeriksa segala kemungkinan

terjadinya kesalahan dan memeriksa apakah hasil dari

pengembangan tersebut sesuai dengan hasil yang

diinginkan.

Pemeliharaan

Proses Pemeliharaan erupakan bagian paling akhir dari

siklus pengembangan dan dilakukan setelah perangkat

lunak dipergunakan. Kegiatan yang dilakukan pada proses

pemeliharaan antara lain :

Corrective Maintenance : yaitu mengoreksi apabila

terdapat kesalahan pada perangkat lunak, yang baru

terdeteksi pada saat perangkat lunak dipergunakan.

Adaptive Maintenance : yaitu dilakukannya

(36)

atau sebagai tuntutan atas perkembangan sistem

komputer, misalnya penambahan driver, dll.

Perfektive Maintenance : Bila perangkat lunak sukses

dipergunakan oleh pemakai. Pemeliharaan ditujukan

untuk menambah kemampuannya seperti memberikan

fungsi-fungsi tambahan, peningkatan kinerja dan

sebagainya.

Contoh Penerapan dari Pengembangan Model

Sekuensial Linear / Waterfall Development Model

Contoh dari penerapan model pengembangan ini adalah

pembuatan program pendaftaran online ke suatu Instansi

Pendidikan. Program ini akan sangat membantu dalam

proses pendaftaran, karena dapat meng-efektifkan waktu

serta pendaftar tidak perlu repot-repot langsung

mendatangi Instansi Pendidikan. Teknisnya adalah sebagai

berikut :

Sistem program untuk pendaftaran dibuat

menggunakan bahasa pemrograman PHP, dengan Sistem

Database yang dibuat menggunakan MySQL, dan

(37)

dengan sistem operasi berbasis Microsoft Windows, Linux,

dan sebagainya.

Setelah program selesai dibuat dan kemudian

dipergunakan oleh user, programmer akan memelihara

serta menambah atau menyesuaikan program dengan

kebutuhan serta kondisi user.

Kelebihan Model Sekuensial Linear / Waterfall

Development Model :

o

Tahapan proses pengembangannya tetap (pasti),

mudah diaplikasikan, dan prosesnya teratur.

o

Cocok digunakan untuk produk

software/program yang sudah jelas kebutuhannya di awal,

sehingga minim kesalahannya.

o

Software yang dikembangkan dengan metode ini

biasanya menghasilkan kualitas yang baik.

o

Documen pengembangan sistem sangat

terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan

dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya.

Kekurangan Model Sekuensial Linear / Waterfall

Development Model :

o

Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur

(38)

o

Terjadinya pembagian proyek menjadi

tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena komitmen harus

dilakukan pada tahap awal proses.

o

Sulit untuk mengalami perubahan kebutuhan

yang diinginkan oleh customer/pelanggan.

o

Pelanggan harus sabar untuk menanti produk

selesai, karena dikerjakan tahap per tahap, dan proses

pengerjaanya akan berlanjut ke setiap tahapan bila tahap

sebelumnya sudah benar-benar selesai.

o

Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk

akan membuat bingung tim pengembang yang sedang

membuat produk.

o

Adanya waktu kosong (menganggur) bagi

pengembang, karena harus menunggu anggota tim proyek

lainnya menuntaskan pekerjaannya.

2.

Model Prototype

(39)

Dalam Model Prototype, prototype dari perangkat lunak

yang dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada

pelanggan, dan pelanggan tersebut diberikan kesempatan

untuk memberikan masukan sehingga perangkat lunak

yang dihasilkan nantinya betul-betul sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Perubahan dan presentasi prototype dapat dilakukan

berkali-kali sampai dicapai kesepakatan bentuk dari

perangkat lunak yang akan dikembangkan.

Teknik – teknik Prototyping Meliputi :

Perancangan Model

Perancangan Dialog

Simulasi

(40)

Pemilihan fungsi

Penyusunan Sistem Informasi

Evaluasi

Penggunaan Selanjutnya

Metode ini menyajikan gambaran yang lengkap dari suatu

sistem perangkat lunak, terdiri atas model kertas, model

kerja dan program. Pihak pengembang akan melakukan

identifikasi kebutuhan pemakai, menganalisa sistem dan

melakukan studi kelayakan serta studi terhadap

kebutuhan pemakai, meliputi model interface, teknik

prosedural dan teknologi yang akan dimanfaatkan.

Berikut adalah Tahapan – tahapan Proses Pengembangan

dalam Model Prototype, yaitu :

Pengumpulan kebutuhan

Pelanggan dan pengembang bersama-sama

(41)

mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar

sistem yang akan dibuat.

Membangun prototyping

Membangun prototyping dengan membuat perancangan

sementara yang berfokus pada penyajian kepada

pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format

output).

Evaluasi protoptyping

Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan, apakah prototyping

yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan

pelanggan atau belum. Jika sudah sesuai, maka langkah

selanjutnya akan diambil. Namun jika tidak, prototyping

direvisi dengan mengulang langkah-langkah sebelumnya.

Mengkodekan sistem

Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati

diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang

sesuai.

Menguji sistem

Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang

siap pakai, kemudian dilakukan proses Pengujian.

Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,

Basis Path, pengujian arsitektur, dll.

Evaluasi Sistem

(42)

namun jika perangkat lunak yang sudah jadi tidak/belum

sesuai dengan apa yang diharapkan, maka tahapan

sebelumnya akan diulang.

Menggunakan sistem

Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan

siap untuk digunakan.

Model Prototyping ini sangat sesuai diterapkan untuk

kondisi yang beresiko tinggi di mana masalah-masalah

tidak terstruktur dengan baik, terdapat fluktuasi

kebutuhan pemakai yang berubah dari waktu ke waktu

atau yang tidak terduga, bila interaksi dengan pemakai

menjadi syarat mutlak dan waktu yang tersedia sangat

terbatas sehingga butuh penyelesaian yang segera. Model

ini juga dapat berjalan dengan maksimal pada situasi di

mana sistem yang diharapkan adalah yang inovatif dan

mutakhir sementara tahap penggunaan sistemnya relatif

singkat.

Berikut merupakan Jenis – jenis dari Prototyping :

Feasibility prototyping

digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang

akan digunakan untuk system informasi yang akan

disusun.

Requirement prototyping

digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis

user.

(43)

digunakan untuk mendorong perancangan sistem

informasi yang akan digunakan.

Implementation prototyping

merupakan lanjutan dari rancangan prototype, prototype

ini langsung disusun sebagai suatu sistem informasi yang

akan digunakan.

Contoh Penerapan Metode Prototype.

Sebuah rumah sakit ingin membuat aplikasi sistem

database untuk pendataan pasiennya. Seorang atau

sekelompok programmer akan melakukan identifikasi

mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh pelanggan, dan

bagaimana model kerja program tersebut. Kemudian

dilakukan rancangan program yang diujikan kepada

pelanggan. Hasil/penilaian dari pelanggan dievaluasi, dan

analisis kebutuhan pemakai kembali di lakukan.

Kelebihan Model Prototype :

Pelanggan berpartisipasi aktif dalam pengembangan

sistem, sehingga hasil produk pengembangan akan

semakin mudah disesuaikan dengan keinginan dan

kebutuhan pelanggan.

Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.

Mempersingkat waktu pengembangan produk

perangkat lunak.

Adanya komunikasi yang baik antara pengembang

(44)

Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam

menentukan kebutuhan pelanggan.

Lebih menghemat waktu dalam pengembangan

sistem.

Penerapan menjadi lebih mudah karena pelanggan

mengetahui apa yang diharapkannya.

Kekurangan Model Prototype :

Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.

Biasanya kurang fleksibel dalam mengahadapi

perubahan.

Walaupun pemakai melihat berbagai perbaikan dari

setiap versi prototype, tetapi pemakai mungkin tidak

menyadari bahwa versi tersebut dibuat tanpa

memperhatikan kualitas dan pemeliharaan jangka

panjang.

Pengembang kadang-kadang membuat kompromi

implementasi dengan menggunakan sistem operasi yang

tidak relevan dan algoritma yang tidak efisien.

3.

Model Rapid Application Development (RAD)

Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model

proses perkembanganperangkat lunak sekuensial linier

yang menekankan siklus perkembangan yang sangat

pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Model RAD ini

(45)

dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis

komponen.

Berikut adalah Tahapan – tahapan Proses Pengembangan

dalam Model Rapid Application Development (RAD),

yaitu :

Bussiness Modeling

Fase ini untuk mencari aliran informasi yang dapat

menjawab pertanyaan berikut:

Informasi apa yang menegndalikan proses bisnis?

Informasi apa yang dimunculkan?

(46)

Siapa yang memprosenya ?

Data Modeling

Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari

fase bussiness modeling disaring ke dalam serangkaian

objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis

tersebut. Karakteristik (atribut) masing-masing objek

diidentifikasi dan hubungan antar objek-objek tersebut

didefinisikan.

Proses Modeling

Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data

modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran

informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi

bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk

menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan

kembali sebuah objek data.

Aplication Generation

Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi

ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah

ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi.

Ala-alat bantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi

perangkat lunak.

Testing dan Turnover

Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali,

banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi

keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru

(47)

Kelebihan Model RAD :

Lebih efektif dari Pengembangan Model

waterfall/sequential linear dalam menghasilkan sistem

yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.

Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang

singkat.

Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem

seperti pada umumnya, tetapi mempunyai kemampuan

untuk menggunakan kembali komponen yang ada

sehingga pengembang tidak perlu membuatnya dari awal

lagi sehingga waktu pengembangan menjadi lebih singkat

dan efisien.

Kekurangan Model RAD :

Model RAD menuntut pengembangan dan pelanggan

memiliki komitmen di dalam aktivitas rapid-fire yang

diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam

kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen

tersebut tidak ada, proyek RAD akan gagal.

Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD, bila system

tidak dapat dimodulkan dengan teratur, pembangunan

komponen penting pada RAD akan menjadi sangat

bermasalah.

RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang

mempunyai resiko teknik yang tinggi.

Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk

(48)

Jika ada perubahan di tengah-tengah pengerjaan

maka harus membuat kontrak baru antara pengembang

dan pelanggan.

4.

Model Evolutionary Development / Evolutionary

Software Process Models

Model Evolutionary Development bersifat iteratif

(mengandung perulangan). Hasil prosesnya berupa produk

yang makin lama makin lengkap sampai versi terlengkap

dihasilkan sebagai produk akhir dari proses. Model

Evolutionary Development / Evolutionary Software Process

terbagi menjadi 2, yaitu :

1.

Model Incremental

(49)

Model ini berfokus pada penyampaian produk operasional

dalam Setiap pertambahanya. Pertambahan awal ada di

versi stripped down dari produk akhir, tetapi memberikan

kemampuan untuk melayani pemakai dan juga

menyediakan platform untuk evaluasi oleh pemakai. Model

ini cocok dipakai untuk proyek kecil dengan anggota tim

yang sedikit dan ketersediaan waktu yang terbatas.

Pada proses Pengembangan dengan Model Incremental,

perangkat lunak dibagi menjadi serangkaian increment

yang dikembangkan secara bergantian.

Contoh Penerapan Model Incremental

(50)

selanjutnya, produk inti akan dikembangkan terus hingga

menghasilkan produk jadi yang siap untuk

digunakan/dipasarkan.

Kelebihan Model Incremental :

Personil bekerja optimal.

mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel,

dengan waktu yang relatif singkat dan tidak dibutuhkan

anggota/tim kerja yang banyak untuk menjalankannya.

Pihak konsumen dapat langsung menggunakan

dahulu bagian-bagian yang telah selesai dibangun.

Contohnya pemasukan data karyawan.

Mengurangi trauma karena perubahan sistem. Klien

dibiasakan perlahan-lahan menggunakan produknya setiap

bagian demi bagian.

Memaksimalkan pengembalian modal investasi

konsumen.

Kekurangan Model Incremental :

Tidak cocok untuk proyek berukuran besar (lebih dari

200.000 baris coding).

Sulit untuk memetakan kebutuhan pemakai ke dalam

rencana spesifikasi tiap-tiap hasil dari increament.

2.

Model Spiral / Model Boehm

(51)

model waterfall dengan pengendalian dan sistematikanya.

Model ini dikenal dengan sebutan Spiral Boehm.

Pengembang dalam model ini memadupadankan beberapa

model umum tersebut untuk menghasilkan produk khusus

atau untuk menjawab persoalan-persoalan tertentu selama

proses pengerjaan proyek.

Tahap-tahap model ini dapat dijelaskan secara ringkas

sebagai berikut :

Tahap Liason:

pada tahap ini dibangun komunikasi

yang baik dengan calon pengguna/pemakai.

Tahap Planning (perencanaan):

pada tahap ini

ditentukan sumber-sumber informasi, batas waktu dan

informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.

Tahap Analisis Resiko:

mendefinisikan resiko,

(52)

Tahap Rekayasa (engineering):

pembuatan

prototipe.

Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release):

pada

tahap ini dilakukan pembangunan perangkat lunak yang

dimaksud, diuji, diinstal dan diberikan sokongan-sokongan

tambahan untuk keberhasilan proyek.

Tahap Evaluasi:

Pelanggan/pemakai/pengguna

biasanya memberikan masukan berdasarkan hasil yang

didapat dari tahap engineering dan instalasi.

Kelebihan model ini

adalah sangat

mempertimbangkan resiko kemungkinan munculnya

kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan untuk

pengembangan perangkat lunak skala besar. Pendekatan

model ini dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sangat

baik dengan menggabungkan model waterfall ditambah

dengan pengulangan-pengulangan sehingga lebih realistis

untuk mencerminkan keadaan sebenarnya. Baik

pengembang maupun pemakai dapat cepat mengetahui

letak kekurangan dan kesalahan dari sistem karena

proses-prosesnya dapat diamati dengan baik.

Kekurangan model ini

adalah waktu yang

dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat lunak

cukup panjang demikian juga biaya yang besar. Selain itu,

sangat tergantung kepada tenaga ahli yang dapat

(53)

Model Spiral/Boehm sangat cocok diterapkan

untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala

besar di mana pengembang dan pemakai dapat lebih

mudah memahami kondisi pada setiap tahapan dan

bereaksi terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan.

Selain itu, diharapkan juga waktu dan dana yang tersedia

cukup memadai.

Mungkin cukup sekian postingan saya kali ini, semoga

pembahasan tentang “Model – model Pengembangan

Perangkat Lunak” diatas dapat bermanfaat untuk kita

semua. Terimakasih sudah berkunjung ya.. Tetap belajar

dan Always Keep High Spirit.. ^_^

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

sumber :

http://roysarimilda.wordpress.com/2012/05/08/macam-macam-model-proses-rpl-dan-penyelesaian-kasus/

http://komandankempong.blogspot.com/2011/09/model-proses-rekayasa-perangkat-lunak.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_pengembangan_perang

kat_lunak

METODE PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK.docx

Gambar

gambar 2.

Referensi

Dokumen terkait

membandingkan hasil ONE-LINE model baik pemodelan maupun prediksi dengan peta garis pantai awal (bukan hasil pengukuran langsung tapi berupa jarak antara koordinat acuan

Dokumentasi ini menjabarkan sistem secara lengkap, mencakup deskripsi sistem, bentuk keluaran, bentuk masukan, bentuk basis data, bagan alir program, hasil pengujian, dan

kedua harian terletak pada permasalahan, antara lain (1) Suara Merdeka menampilkan berita argumentatif dengan menitik beratkan pada siapa, melakukan apa, dan dimana, seangkan

Dalam analisis dan perancangan sistem ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah menitik beratkan pada penelitian dan penjabaran dari sistem yang sedang berjalan

membandingkan hasil ONE-LINE model baik pemodelan maupun prediksi dengan peta garis pantai awal (bukan hasil pengukuran langsung tapi berupa jarak antara koordinat acuan

sederhana dari kenyataan, dan dengan demikian beberapa fitur dari sistem kehidupan nyata bisa disalahtafsirkan atau diabaikan dalam model. 0 Apa

Sedangkan tahap pengembangan adalah tahap entry data, editing data, konversi koordinat, anotasi, pemberian label (labelling), pemodelan atau tumpangsusun (overlay), dan

yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui7. Mengumumkan