• Tidak ada hasil yang ditemukan

Control Desk

Dalam dokumen Sistem pengamanan bangunan terhadap tind (Halaman 32-39)

Bagian dari mesin x-ray untuk mengoperasikan peralatan x-ray secara keseluruhan mulai on-of peralatan,menggerakan conveyor Belt sampai pengaturan fungsi –fungsi seerti zooming dan Enhanced image.

5. Conveyor

Bagian dari mesin x-ray untuk mengggerakan obyek / barang yang masuk maupun yang keluar dari mesin x-ray.

6. Monitor

Sebagai media alat yang berfungsi menampilakan gambar yang didapatkan dari image procesing.

2.6.4 Sistem Penempatan dan Pemasangan X – Ray

Berikut adalah beberapa aturan – aturan dalam penempatan mesin x-ray pada bandara ,yakni sbb :

-Pada bandara ,mesin x-ray ditempatkan bersebelahan dengan mesin gawang detektor lorogam ( Walk Trough Metal Detector /WTMD). ( Sumber : http ://www.academia.edu/6555324/SPESIFIKASI_ TEKNIS _PEKERJAAN _MEKANIKAL _ELEK TRIKAL )

-Jarak antara gawang detector logam ( Walk Trough Metal Detector )dan msin x-ray minimal 50 cm. ( Sumber : http ://www.academia.edu/6555324/SPESIFIKASI_ TEKNIS _PEKERJAAN _MEKANIKAL_ELEKTRIKAL )

- Exit Belt termasuk roller pada mesin bagasi tercatat memiliki panjang minimal 250 cm.Pada sisi belt dimana penumpang atau personel lewat dipasang plexiglas.( Sumber : http ://www.academia.edu/6555324/SPESIFIKASI_ TEKNIS _PEKERJAAN _MEKANIKAL_ELEKTRIKAL )

- Mesin X-ray Bagage ditempatkan pada ruang check in area

- Mesin X-ray tidak boleh ditempatkan berada didekat dinding atau tembok.

2.6.5 Sistem Kerja Operasional X – Ray

Prinsip kerja alat x-ray lebih berfungsi dalam mendeteksi barang – barang bahaya seperti senjata tajam, granat, pistol, bom, dan obat-obatan terlarang yang dibawa oleh penumpang baik kabin maupun bagasi menuju pesawat terbang tanpa dibuka kemasannya yang dapat dilihat pada layar monitor baik hitam maupun berwarna dalam bentuk gambar yang sebenarnya.Berikut adalah sistem kerja operasional x-ray secara terperincinnya ,yakni sbb:

Gbr 3.5 Rangkaian sistem kerja operasional x-ray

Barang yang akan diperiksa masuk ke dalam terowongan (tunel) sistim pemeriksaan melalui ban berjalan (konveyor belt).

Barang-barang yang akan diperiksa akan dideteksi oleh sejumlah light barrier pada saat barang tersebut masuk ke dalam terowongan.

Sensor mendeteksi adanya barang masuk dan sensor akan mengirim signal ke unit pengontrol guna mengaktifkan sinar – x.

Sinar – x akan menembus barang yang berada diban berjalan (konveyor belt) sebagai bagian dari proses pemeriksaan.

Barang yang akan diperiksa akan menyerap sinar yang dipancarkan oleh pembangkit (x-ray generator).

Sinar yang dipancarkan akan mengenai detektor-detektor yang ada pada dua sisi terowongan.

Sinar yang berbentuk kipas akan menembus object yang berada di atas ban berjalan (konveyor belt ) sepotong demi sepotong dan signal gambar yang diterima oleh detektor-detektor kemudian akan dikumpulkan bagian perbagian dan akan membetuk sebuah fixel pada layar monitor.

2.6.6 Kelebihan dan Kelemahan X – Ray Kelebihan

- Sebagai sistem pencagahan terjadinya tindakan kirminalitas pada suatu gedung maupun bangunan.

- Terdapat sinar x-ray yang berfungsi dalam mendeteksi barang – barang bawaan pengunjung / penumpang

- Sebagai scanner untuk mendeteksi secara visual semua perlengkapan atau peralatan yang dibawa masuk pada suatu area terbatas.

- Dapat menampilkan benda yang di-scan pada layar monitor.

- Dapat mendeteksi benda-benda yang bersifat sebagai bahan peledak, ataupun bahan narkoba.

Kelemahan

- Jika listrik mati maka secara otoamtis sistem pada alat x-ray tidak bekerja 2.7 ALARM SYSTEM

2.7.1 Pengertian Alarm System

Gbr 3.6 Alarm System

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.

Alarm pengaman atau alarm keamanan adalah alarm elektronik yang dirancang untuk memperingatkan terhadap suatu bahaya tertentu . Sensornya terhubung dengan suatu unit pengendali melalui perkabelan bertegangan rendah atau sinyal berfrekuensi radio sempit yang digunakan untuk berinteraksi dengan peranti respons.Sensor keamanan yang paling umum digunakan adalah untuk menandai dibukanya suatu pintu atau jendela atau

mendeteksi gerakan melalui sensor infrared pasif (passive infrared sensor, PIR sensor). Instalasi alarm pengaman pada bangunan baru umumnya diterapkan secara terpatri karena lebih ekonomis, sedangkan instalasi untuk perbaikan (retrofit) sering menggunakan sistem nirkabel agar lebih cepat dipasang.

2.7.2 Komponen - Komponen pada Alarm System

Saat ini penggunaan alarm system tidak hanya untuk gedung / bangunan komersial, tetapi telah digunakan secara meluas untuk bangunan residensial. Alarm rumah digunakan untuk melindungi penghuni sekaligus harta benda yang terdapat di dalamnya. Sebagai sebuah security system, alarm digunakan untuk memberikan alert / peringatan akan adanya potensial bahaya umumnya berupa peringatan adanya intruder (orang yang memasuki suatu properti tanpa seijin pemiliknya).Sebuah alarm system yang lengkap terdiri dari beberapa bagian ,yakni sbb :

Main Panel: pengendali utama yang merupakan otak dari sebuah alarm system.

Keypad: alat yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan alarm system.

Sensor: alat yang digunakan untuk mendeteksi intruder.

Audio Visual Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya intruder secara lokal menggunakan suara (siren) / cahaya (strobe).

Remote Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya intruder kepada remote user melalui telpon, sms, email.

2.7.3 Sistem Pemasangan dan Penempatan Alarm System

Dalam pemasangan alarm system ada tiga area yang umum dalam kebutuhan pengamanan ini dapat ditentukan setelah memahami bagian mana saja yang perlu untuk dilindungi. Secara umum terdapat tiga tingkatan area / bagian bangunan yang perlu dilindungi:

Site Perimeter: Area yang langsung berbatasan dengan ruang publik. Jenis sensor yang umumnya digunakan pada area ini adalah Photo Beam

dan Magnetic Contact

Building Perimeter: Perbatasan antara indoor dan outdoor area. Pada area ini bagian yang umumnya dilindungi adalah bukaan seperti pintu dan jendela. Sensor yang digunakan pada area ini adalah Magnetic Contact,

Motion Sensor, dan jugaPhoto Beam

Indoor Area: area bagian dalam gedung / rumah. Sensor yang umumnya digunakan pada area ini adalah Magnetic Contact dan Motion Sensor. ( Sumber: )

Gbr 3.7 Alarm System

berikut adalah tata cara dalam pemasangan alarm sistem sekutriti pada bangunan rumah ,yakni sbb :

Tempelkan alarm di daun pintu / jendela dengan menggunakan super double tape yang sudah ada.

Tempelkan sensor alarm di bingkai pintu / jendela dengan menggunakan super double tape yang sudah ada, dengan posisi sejajar terhadap alarm.

Nyalakan fungsi alarm dengan cara menghidupkan switch alarm ke posisi ” ON” , lalu coba bukalah daun pintu / jendela. Apabila alarm berbunyi berarti sudah benar pemasangannya.

Gbr 3.8 Ilustrai sistem kerja operasional alarm system

System kerja alarm system ini sama dengan cara kerja system alarm pada mobil.Pada system alarm terdapat dua status utama alarm, yaitu alarm aktif dan alarm tidak aktif.Bila penghuni akan meninggalkan rumah bisa mengaktifkan alarm rumah terlebih dahulu, dan bila penghuni ingin masuk rumah maka alarm dinonaktifkan terlebih dahulu. Untuk mengaktifkan alarm dan menonaktifkan alarm bisa menggunakan remote yg tersedia atau jika misalnya prnghuni sudah pergi jauh dan lupa maengaktifkan alarm, maka untuk mengkatifkan alarm bisa melaui sms.

Ketika alarm system rumah dalam keadaan aktif, maka jika ada pencuri yg masuk melalui salah satu pintu atau jendela yang telah dipasang sensor, maka sensor tersebut akan mengirim sinyal ke panel utama atau host bahwa telah terjadi intruder atau gangguan, maka host akan otomatis menyalakan sirine (bisa diseting untuk tidak dinyalakan sirine), setelah itu host akan mengirim sms ke nomor gsm pemilik rumah yg sudah diseting sebelumnya,yang isinya memberikan informasi bahwa terjadi gangguan atau ada pencuri masuk lewat pintu tertentu. Jika pencuri masuk tidak melalui pintu, maka bisa juga diketahui melalui alat sensor lainnya seperti sensor PIR (sensor gerak) yg telah dipasang dilokasi tertentu, dimana jika ada pergerakan didalam rumah, padahal harusnya rumah dalam keadaan kosong maka sensor PIR akan memberikan sinyal ke host bahwa telah terjadi gangguan, dan host otomatis juga akan menyalakan alarm dan mengirim sms ke pemilik rumah.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pada umumnya pemberian sistem keamanan terhadap bangunan merupakan standarisasi yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan kenyamanan bagi pemilik bangunan.Dalam pemenuhan kebutuhan keamanan terhadap bangunan ,pemilik bangunan biasanya telah mengintregasikan security

system pada bangunannya dengan mengunakan alat – alat control berbasis teknologi ,yang berupa Visitor Management System (VMS), Access Control ,CCTV,Alarm System,Metal Detector , X – Ray, dll.

Terciptanya kualitas keamanan yang baik harus ada pengawasan kontrol yang ketat dari aparat petugas keamanan.Adanya pengawasan kontrol antara kerjasama aparat petugas keamanan,serta pengaplikasian alat control system security berupa cctv, walk trough metal detector,handheld metal dtetector,atau sebagainya akan memberikan rasa peningkatan kualitas keamanan yang baik pada bangunan itu sendiri

3.2 Saran

Demikianlah yang dapat disampaikan mengenai materi yang terdapat dalam tugas ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.

Dalam dokumen Sistem pengamanan bangunan terhadap tind (Halaman 32-39)

Dokumen terkait