• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem pengamanan bangunan terhadap tind

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem pengamanan bangunan terhadap tind"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Sains Bangunan dan Utilitas 2

Sistem Perlindungan dan Pengamanan Bangunan Terhadap Tindakan Kriminal

Kelompok : III B

Anggota :

- Putu Adi Gangga ( 1304205066 ) - Dewa Gde Putra Praditya ( 1304205089 ) - I Gede Danan Segara Yasa R ( 13042050120 )

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Whidi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “ System Security pada Bangunan ” pada mata kulliah Sains Utilitas di semester IV .

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah meluangkan watunya ,oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak I Nyoman Susanta,ST.,MErg. 2. Bapak Ir.Ciptadi Triarianto,Phd.

3. Bapak Ir Ida Bagus Ngurah Bupala,MT. 4. Bapak Ir Ida Bagus Gde Primayatna,MErg. 5. Bapak I Wayan Yuda Manik,ST.,MT.

6. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan moril maupun material yang tidak terhingga nilainya.

7. Teman – teman mahasiswa di jurusan teknik Arsitektur ,Universitas Udayana yang telah sharing dan saling bertukar dalam penyusunan tugas makalah mengenai system security pada bangunan.

Serta pihak –pihak tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa materi yang disajikan masih memerlukan pengembangan lebih lanjut .Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang kontrukstif dari para pembaca agar nantinya dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal .Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak ,terimakasih.

Badung,01 April 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penulisan... 2

1.4 Metode Penulisan... 2

Bab II PEMBAHASAN 2.1 Keamanan ( Security ) 2.1.1 Pengertian Keamanan... 3

2.1.2 Kualitas Keamanan... .... 3

2.1.3 Keamanan dan Teritorial... 4

2.1.4 Keamanan dan Privasi... .... 4

2.1.5 Keamanan dan Batas fisik... .... 4

2.1.6 Keamanan dan Pengawasan ( Surveillance )... 5

2.1.7 Pengawasan dan Kontrol... .... 6

2.1.8 Aturan Sistem Security Bangunan... 7

2.2 Sistem Keamanan berbasis Teknologi... .... 8

2.3 CCTV 2.3.1 Pengertian CCTV... 9

(4)

2.3.3 Peralatan yang dibutuhkan

dalam pemasangan CCTV... 11

2.3.4 Sistem Pemasangan dan Penempatan CCTV... 18 2.3.5 Sistem Kerja Operasional CCTV... 22

2.3.6 Kelebihan dan Kelemahan CCTV... 23

2.6 X - RAY 2.3.1 Pengertian X – Ray... 24

2.4.2 Sejarah X-ray... 25

2.3.2 Deskripsi Komponen – komponen dalam X – Ray... 26

2.3.3 Sistem Pemasangan dan Penempatan X - Ray... 27

2.3.4 Sistem Kerja Operasional X – Ray... 28

2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan X - Ray... 29

2.7 Alarm System 2.3.1 Pengertian Alarm System... 29

2.3.2 Komponen - Komponen pada Alarm System... 30

2.3.3 Sistem Pemasangan dan Penempatan Alarm System... 31

(5)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan... 34 3.2 Saran... 34

DAFTAR PUSTAKA Lampiran

(6)

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tindakan kriminal sering kali terjadi di berbagai tempat, pengamanan yang kurang baik menjadi kendala dalam terjadinya tindakan kriminalitas.Dalam mencegah terjadinya suatu tindakan kriminalitas pada suatu tempat diperlukan keamanan yang dapat menjaga full time sehingga dapat melindungi suatu asset dan privasi yang dimiliki. Di era modernisasi,sistem keamanan di setiap bangunan menggunakan sistem operational keamanan berbasis teknologi.Penggunaan sistem operational keamanan berbasis teknologi memudahkan secuirty dalam melakukan pengamanan pada suatu tempat.

Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan alat –alat sebagai pelindung dan keamanan yang berbasis teknologi dapat dilihat berupa pemakaian cctv ,access control,smart home,sensor PIR berbasis mikronteler,alat – alat detektor,dsb.Masing - masing alat mempunyai sistem kerja operasional ,fungsional,dan penempatannya yang berbeda.

Kita sebagai perancang bangunan perlu pemikiran akan sistem pelindung dan pengaman pada bangunan yang akan kita rancang sehingga akan dapat menimalisir dan melindungi terhadap hal – hal yang tidak dinginkan.Dalam memberikan sistem alat pengamanan yang tepat terhadap bangunan yang nantinya dirancang ,seorang perancang bangunan haruslah mengetahui akan sistem kerja ,dan fungsional disetiap masing – masing alat sehingga memudahkan dalam penempatan pada ruang nantinya.

Dengan telah merancang sistem pengamanan dan perlindungan pada bangunan yang akan kita rancang,nantinya akan memberikan pelayanan perlindungan dan pengaman bagi setiap orang dalam menimalisir terjadinya tindakan kriminal di dalam bangunan yang akan kita rancang.

(7)

- Alat – alat apa saja yang dapat memberikan sistem pengamanan yang baik dalam mencegah tindakan kriminal?

- Bagaimana Sistem kerja operasinal pada masing – masing alat pengaman tersebut?

- Bagaimana penempatan disetiap masing – masing alat pengaman tersebut?

- Apa saja kelebihan dan kekurangan pada masingg –massing alat pengaman tersebut?

1.3 MANFAAT DAN TUJUAN

- Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana sistem pengaman atau security pada bangunan.

- Agar mahasiswa mengetahui akan alat- alat security apa saja yang dapat mengoptimalkan keamanan dalam bangunan.

- Agar mahasiswa mengetahui akan fungsional dimasing – masing sistem alat security.

- Agar mahasiswa mengetahui cara sistem kerja operasional disetiap masing- masing sistem alat seurity.

- Agar Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurang di setiap masing – masing alat pengaman tersebut.

1.4 METODE PENULISAN

Dalam membuat metode penulisan ,penyusun merangkul / mencari bahan materi penyusun dengan mencari dari bahan materi yang bersumber dari buku bacaan perpustakaan dan akses dari internet yang menjadi awal dalam kerangka penulisan dan penyusunan format tugas makalah ini.

(8)

PEMBAHASAN 2.1 Keamanan ( Security )

2.1.1 Pengertian Keamanan

Kata keamanan merupakan bentuk kata benda dari kata sifat ‘ aman’ yang berasal dari arti kata security dimana memiliki arti bebas dari bahaya.Pengertian keamanan juga terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah ,pemilik usaha atau pemilik rmah yag diadopsi untuk mengindar penyerangan ,terorisme ,sabotase ,dan tindakan krminal ( seperti pencurian atau superampokan).Jika dikaitkan dengan bangunan,keamanan bangunan adalah kondisi bebas dari risiko dimana risiko yang dialami adalah risiko yang berkitan dengan nyawa manusia didalamnya dan aset bangunan yang di dalam bangunan oleh akibat adanya pihak ketiga yang ikut campur seperti tindakan kriminal .

2.1.2 Kualitas Keamanan

Kualitas keamanan dipengaruhi oleh seberapa berharganya benda atau barang yang ada pada suatu tempat seperti pada museum yang terdapat banyak barang barang antik yang dipamerkan disana, oleh karena itu kualitas keamanan pada tempat itu dibuat seaman mungkin untuk menghindari terjadinya tindak criminal yang tidak diinginkan. Memang tidak semua tempat mempunyai kualitas keamanan yang sama itu tergantung dari pada factor factor yang mempengaruhi kita untuk mengamankan suatu benda tersebut. Contoh Kualitas keamanan yang digunakan pada tempat tempat tertentu misalnya penggunaan cctv pada luar dan dalam bangunan serta digunakan penjagaan seperti satpam atau sejenisnya yang juga digunakan untuk mengamankan tempat tersebut.(Sumber:

(9)

Aspek keamanan juga terkait dengan teritorial ,karena teritorial juga merupakan kebutuhan manusia yang sifatnya universal dan turut berperan dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan lain dari manusia (Lang,1987).Dalam bahasan mengenai teritorial,harbaken (2000),mengatakan bahwa pengendalian ruang atau tempat adalah kemampuan untuk mempertahankan ruang atau tempat terhadap gangguan yang tidak dikehendaki.Menurutnya ruang atau tempat yang berada dalam kendali tersebut disebut teritorial.sehingga tindakan menempati suatu tempat atau ruang dan memilih apa yang boleh masuk dan apa yang harus tetap berada diluar ,pada dasarnya bersifat teritorial.

2.1.4 Keamanan dan Privasi

Untuk meningkatkan keamanan dan pegamanan disuatu area juga dapat diperoleh melaui privasi dan menarik diri dari jangkauan umum ( Carmona,2003).Adanya privasi secara otomatis memberi batas antara area publik dan area khusus karena akses terhadap area tersebut hanya diutamakan bagi orang – orang tertentu yang memiliki kebebasan untuk keluar masuk di area tersebut.Lang (1987) mnyebutkan bahwa disamping teritorial ,privasi turut berperan dalam memenuhi kebutuhan mausia akan keamanan.Sehingga tidak mungkin keamanan dapat terciptanya tanpa adanya privasi,karena privasilah yang membuat batas wlayah antara teritori kita dengan orang lain.

2.1.5 Keamanan dan Batas fisik

(10)

Batas fisik tidak hanya sebagia penegas suatu area kepemilikan.Ellin (1997 ) menyebautkan bahwa ,”Gates ,fences and private security forces ,along with land-use policies ,development regulations ,and other planning tools ,are being used trhough out the country to restrict or limit access to residential,commercial,and public area”.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa batas fisik seperti pagar dan gerbang juga dapat berfungsi dalam membatasi akses.Hal ini biasanya terdappat pada peralihan area publik ke semi privat / privat.Dengan adanya batasan fisik membuat orang – orang tidak bisa masuk dan memiliki akses masuk ke dalam suatu area.

2.1.6 Keamanan dan Pengawasan ( Surveillance )

Pengertian surveilance menurut kamus oxford (2003) adalah “ close watch kept on somebody suspected of doing wrong “.Sedangkan menurut Newman (1963) surveillance dapat berarti pengamatan terhadap lingkungan sekitar kita.

The ability to observethe public areas of one’s residential and to feel continually tahtt one is undeer observation by oother resident while on the grounds of projects and within the public areas of building interior can have a pronounced effect in securing the envromnet for peaceful activities

(Newman,1963,Hal.78)

Jacobs ( 1961 ) serta Kelling dan Coles ( 1966 ) menyebutkan bahwa pengawasan dapat diklafikasikan menjadi pengawasn informal ( natural ) dan pengawasan formal ( resmi ).

1. Pengawasan Informal ( Natural )

(11)

2. Pengawasan Formal ( Resmi )

Pengawasn resmi yaitu pengawasan yang dilakukan oleh satuan keamanan serta polisi dan petugas keamanan lainnya .Karena pengawasan ini bersifat formal maka pada terapannya pun pengawasan ini lebih teratur dan teroganisir dengan baik (Zehring ,2008).

Pengawasan resmi ini digunakan apabla natural surveillance dianggap urang dapat mebrikan rasa aman atau digunkan sebagai metode pendukung (Rahadi dan Hindarto,2008).Metode pengawasan formal biasanya didukung oleh penggunaan alat – alat seperti cctv,penawasan elektronik ,penempatan pos penjagaan serta pengaturan patroli keamanan.

Pengawasan yang ketat membeikan efek ynag mengurangi rasa takut atau cemas bila berada dilokasi tertentu .Dengan adanya pengawasan disuatu lokasi ,masyarakat yang berada dalam lingkungan tersebut dapat merasakan bahwa area itu aman (Newman,1963).Mereka tidak khawatir bila terjadi sesuatu tindak kejahatan karena ada yang mengawasi gerak – gerik semua orang dilokasi tersebut maupun pengunjungnya.

2.1.7 Pengawasan dan Kontrol

Bila dilihat dari pengertian pengawasan diatas,dapat dketahui bahwa pengawasan merupakan salah satu faktor yang paling penting demi terwujudnya keamanan disebuah gedung.Pengawasan yang paling sering dilakukan adalah dengan membuat suatu kontrol didaerah teritori,terutama didaerah perbatasan antara publik dan privat.

”The boundary between what we reveal and what we do not ,and some control over that boundary,are among the most important atributes of ouh

humanity”(Nagel,dalam Madanipour,2003).

(12)

petugas yang bertigas mengawasi area tersebut.Petugas keamanan,kamera pengintai,dan produk-produk lain yang memang berfungsi untuk meningkatkan keamanan disuatu lokasi digolongkan sebagai tipe aktif.Dalam hal ini sistem bekerja secara akif untuk memastikan bahwa lokasi tersebut terhindar dari segala tindakan yang tidak bertanggung jawab.

2.1.8 AturanSistem Security Bangunan ( Walk Trough Metal Detector,dan X-ray,explosive detector )

Berikut adalah pasal – pasal yang terdapat pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Tentang Tata Cara Pemeriksaan Dan Pengujian Kinerja Peralatan Keamanan Penerbangan ,sbb :

- Pasal 2

Pemeriksaan dan pengujian peralatan keamanan penerbangan dilakukan terhadap peralatan :

a. Mesin X-ray (X-Ray Machine) b. Pendeteksi Cairan ( Liquid Detector )

c. Pendeteksi Bahan Peledak ( Explosive Detector )

d. Pendeteksi bahan nuklir ,biologi,kimia dan radioaktif ( Nubhicera Detector) e .Mesin Pemindai Tubuh ( Body Inspection Machine)

f. Gawang Pendeteksi Metal ( Walk Trough Metal Detector ) g. Sistem Kamera Pemantau ( Closed Circuit Television )

h .Sistem Pendetksi penyusup perimeter ( Perimeter Intruder Detection System ) i. Pendeteksi Metal Genggan ( Hand Held Metal Detector )

j. Sistem Pengendali Jalan Masuk ( Access Control System Equipment ) k. Kendaraan Patroli ( Patroli Vehicle )

l. Radio Komuunikasi Keamanan Penerbangan ( Aviation Security Radio Communication )

(13)

Pemeriksaan dan pengujian perlatan keamanan penerbangan sebagaimaana dimaksud pasal 2 ,untuk mempertahankan keakurasian kerja.

- Pasal 8 Ayat 2

Jalur pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ,yang menggunakan peralatan keamanan penerbangan harus mempunyai peralatan keamanan paling sedikit meliputi :

a. mesin x-ray bagasi tercatat.

b. Gawang detektor logam ( Walk Trough Metal Detector/ WTMD);dan

c. Detektor logam genggam ( Hand Held Metal Detector ).

- Pasal 9

Penempatan peralatan keamanan penerbangan ditempat pemeriksaan keamanan pertama ( Security Cehck Point /SCP-1) pada bandar udara.

-Pasal 11

Penempatan peralatan keamanan penerbangan ditempat pemeriksaan keamanan pertama ( Security Cehck Point /SCP-2).( Sumber : Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara ,Nomor : SKEP / 2765/XII/2010,Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang ,Personel pesawat Udara dan Barrang Bawaan yang Diangkut dengan Pesawat Udara dan Orang Perseorangan ).

2.2 Sistem Keamanan berbasis Teknologi

(14)

membantu dalam meminimalisir sebuah masalah sistem keamanan dalam gedung/ ruangan dari bahaya adanya orang lain yang masuk tanpa seizin pemilik.

2.3 CCTV

2.3.1 Pengertian CCTV

Gbr 1.2 CCTV

( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/)

CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yang telah terjadi. Pada umumnya CCTV seringkali digunakan untuk mengawasi area publik seperti : Bank, Hotel, Bandara Udara, Gudang Militer, Pabrik maupun Pergudangan.

(15)

2.3.2 Sejarah CCTV

Gbr 1.3 Walter Bruch ( Penemu Sistem CCTV )

( Sumber : Httphttps://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )

Sistem CCTV pertama kali dipasang oleh perusahaan Siemens AG di sebuah pangkalan roket rudal militer yang bernama Test Stand VII yang terletak di sebuah kota kecil di Jerman, yaitu Peenemunde, pada tahun 1942.Pemasangan CCTV ini dimaksudkan untuk mengamati peluncuran roket V-2. Pada saat itu, desain dan instalasi sistem CCTV tersebut dilakukan oleh seorang insinyur berkebangsaan Jerman yang bernama Walter Bruch.

Di Amerika, CCTV pertama kali dikomersialkan pada tahun 1949 yang bernama Vericon. Tidak banyak hal yang bisa diketahui dari CCTV ini selain bahwa produk tersebut dipasarkan tanpa seijin dari pemerintah.Pada tahun 1968, sebuah daerah yang bernama Olean (New York) merupakan wilayah yang pertama menggunakan CCTV di sepanjang jalanan distrik bisnis untuk mengurangi tindak kejahatan. Di Inggris sendiri, penggunaan kamera CCTV pertama kali diimplementasikan di King's Lynn, Norfolk.

(16)

sebuah kasus kejahatan yang sudah terjadi (jika seandainya terekam oleh CCTV).

2.3.2 Peralatan yang dibutuhkan dalam pemasangan CCTV

1.

KAMERA DAN LENSA

Gbr 1.4 Jenis-jenis kamera

(Sumber :https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )

Kamera berfungsi dalam menangkap dan mengambil gambar dan mengubahnya menjadi sinyal listrik .Kamera dan lensa pada CCTV dapat dibedakan berdasarkan jenis output, lokasi penempatan, waktu penggunaan, mekanisme control, dan resolusi.

Kamera CCTV berdasarkan Image Sensor

Teknologi CCDpada umumnya dalam aplikasi CCTV meliputi : - MOS

- Interline transfer - Frame transfer

Kamera dengan teknologi MOS (Metal Oxide Semiconductor) akhir-akhir ini sensitivitas dan resolusi aplikasi rendah. Fungsi kamera inisangat memuaskan dalam terang, menerangi.Bayangan-bayangan menyebabkan permasalahan untuk kamera MOS, hilangnya detailgambar dalam area yang lebih gelap. Teknologi MOS mempunyairesistansi pada panjang gelombang infra merah, kamera mampumenghasilkan gambar tajam.

(17)

kamera MOS akhir yangrendah, kamera interline transfer CCD memiliki sensitivitas inframerahyang dapat ditingkatkan dengan menambahkan filter .

Kamera CCTV berdasarkan format Gambar

Analog CCTV

Merupakan kamera yang mengirimkan continuous streaming video melalui Kabel Coaxial format Analog , kurang tepat untuk system CCTV.

Digital CCTV

yaitu kamera yang mengirimkan discrete streaming video melalui Kabel UTP terhubung dengan internet format Digital, memberikan Fitur-fitur tambahan dalam system CCTV

Kamera CCTV berdasarkan Lokasi penempatan

Gbr 1.5 OutDoor Camera

(https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )

Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalam gedung,

umumnya berupa Dome (Ceiling) Camera,Standard Box Camera.

Outdoor camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedung dan

(18)

Kamera CCTV berdasarkan waktu penggunaan

Gbr 1.5 Standart Day Camera

(Sumber : Http/https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/)

Standard Day Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan cukup baik secara konsisten (di atas 0.5 lux).

Gbr 1.7 Day Night Camera

(Sumber :https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/)

Day-Night Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan kurang (di bawah 0.5 lux terus menerus ataupun sebagian waktu).

Kamera CCTV berdasarkan Mekanisme kontrol kamera

Gbr 1.8 PTZ Camera

( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )

(19)

Gbr 1.9 Fixed Camera

(Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-zztelevision/)

Fixed Camera CCTV yaitu kamera yang sudut pandang dan fokusnya harus disetting secara manual pada saat instalasi.

Kamera CCTV berdasarkan Resolusi kamera

High Resolution: kamera yang memiliki resolusi di atas 480 TVL  Standard Resolution: kamera yang memiliki resolusi 380 – 480

TVL

Low Resolution: kamera yang memiliki resolusi dibawah 380 TVL

Gbr 2.0 Low Dan high Resolution

Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )

2.

PENGKABELAN DAN ADAPTOR

BNC (Bayonet Neill Concelman) connector

adalah tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.

Gbr 2.1 BNC Conector

(20)

Kabel Coaxial

Gbr 2.2 Kabel Coax/ial

( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )

merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapatipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut. Lihat tabel dibawah.

Tabel 1.1 Rekmendasi untuk pemasangan kabel coxial

Tipe Kabel

RG-59/IJ 75 0,726 dB 750 feet 0,25”

RG-6/IJ 75 0,500 dB 1000 feet 0,28”

RG-11/IJ 75 <0,500 dB 1500 feet 0,405” Gbr 2.3 Tabel Rekomendasi untuk Kabel Coaxial

(Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/)

Peralatan untuk Crimp

kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk memasang konektor BNC pada kabel coaxial.

Gbr 2.3 Tang Crimp

(21)

Conektor RJ-45 yaitu digunakan untuk conektor kabel jaringan dari kamera cctv ke computer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini hanya berlaku pada system CCTV berbasis internet.

Gbr 2.4 Conetor RJ 45

( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )

Kabel UTP

 yaitu kabel yang digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45, dimana hanya digunakan pada system CCTV berbasis internet yang dapat dipantau langsung melalui jaringan internet.

Gbr 2.5 Coaxial Cable

(Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/)

Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke adaptor atau power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yangdigunakan adalah NYA (2×1,5mm) maupun NYM (3×2,5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya juga menggunakan pipa high impact conduit.

Gbr 2.6 Power Cable

(22)

Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.

Gbr 2.7 Adaptor CCTV

(Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/)

3. MONITOR

Monitor berfungsi mendisplaykan atau menampilkan hasil penangkapan gambar dari kamera yang berbentuk sinyal listrik menjadi bentuk citra gambar sesuai dengan gambar secara live maupun playback.

4. MULTIPLEXER

Multiplexer berfungsi mengatur tampilan dan perekaman gambar dari kamera ke monitor dan VCR.

5. DIGITAL VIDEO RECORDER

DVR memiliki kemampuan sebagai multiplexer dan VCR, namun berbasis teknologi digital computer. DVR dibuat khusus merekam dengan Hardisk sebangai media penyimpanan. Berikut adalah keunggulan dari DVR,yakni sbb :

· Kualitas gambar dengan Resolusi T640x480High · Penyimpanan besar dan lama (Hardisk)

· Back Up ke CD ROM / computer · Koneksi dengan INTERNET · Jadwal rekam di atur Otomatis

(23)

· Sedikit perawatan.

Pada umumnya digital video recorder terdapat dua jenis yaitu sebagai berikut :

Stand Alone

Merupakan alat perekaman yang mengatur pembagian tampilan di monitor.Tidak memerlukan tambahan PC dan instalasi software khusus, namun lama dan besar penyimpanan terbatas pada slot hardisk dan tidak konek internet.

Gbr 2.8 DVR Stand Alone

(Sumber : Http/ https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/)

DVR Card

sebagai penghubung antara PC dan CCTV. Memiliki fungsi sebagai alat perekam, penagtur tampilan, alat penggerak kamera PTZ, dan remote View sytem melalui jaringan LAN,dan MAN.

2.3.3 Sistem Penempatan dan Pemasangan CCTV Sistem Penempatan CCTV

Berikut adalah tata cara dalam penempatan cctv yang baik pada suatu bangunan,yakni sebagai berikut :

(24)

Gbr 2.9 Lay Out Penempatan Lensa Camera

Berikut adalah tata cara dalam menentukan posisi letak camera cctv sebelum dipasang secara permanent :

1. Kondisi Cahaya

Baik tidaknya gambar yang ditangkap oleh kamera juga ada pengaruhnya dengan pencahayaan,oleh karena itu penempatan posisi kamera sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan kamera terhadap besarnya intensitas cahaya.Misalnya : Jangan menempatkan atau mengarahkan kamera persis dengan sumber cahaya, karena gambar akan tidak sempurna bisa saja menjadi silau, seperti saat kamera diberi atau ditempatkan pada posisi sinar yang terlalu terang.

2. Hindari Pemasangan Kamera dengan Posisi Berhadapan, Terutama Kamera yang Menggunakan Infra-merah.

3. Tempatkan Kamera yang Dilengkapi dengan Infra-merah yang Cukup pada Ruangan Gelap.

Penempatan kamera yang dilengkapi dengan infra-merah yang cukup pada ruangan gelap ,dikarenakan supaya pencahayaan pada saat tidak ada cahaya luar sinar infra merah dapat menggantikan pencahayaan,serta kamera dapat mengcapture gambar ideo dengan sempurna ,atau gunakan fitur camera B/W (black-white).

(25)

Untuk kamera yang menggunakan kabel sebaiknya jangan terlalu jauh dari DVR untuk menghasilkan gambar yang sempurna dan mengurangi noise gambar video, untuk jarak yang jauh sebaiknya gunakan kabel coaxial dengan lose sinyal rendah, jauhakan posisi kabel dari peralatan penghasil induksi jangan digandengkan dan diikat dengan kabel instalasi listrik pln demi menghindari pengaruh dari luar.elektromagnetik.

5. Sebagai Pemantauan Lokasi.

Jika tujuannya untuk memantau lokasi, kamera dapat dipasang setinggi plafon ruangan dan ditempatkan di sudut ruangan. Jika tujuan memasang kamera untuk dapat melihat jelas wajah seseorang,maka kamera harus dipasang setinggi wajah orang ( ukuran tinggi rata-rata orang Indonesia kurang lebih 165 cm ) atau maksimal 200 cm.

6. Penentuan sudut pandangan kamera yang sesuai dengan kebutuhan.

Penentuan sudut dalam pemasangan cctv ini sangat mempengaruhi kejelasan atau keakuratan gambar yang dapat di ambil sebab dengan pengambilan gambar yang tepat dengan penenuan sudut yang pas seluruh areal atau ruang lingkup daerah yang diawasi oleh cctv tersebut.

7. Penentuan jarak antara kamera dengan objek yang diamati harus tepat.

8. Menentukan tata letak dan karakteristik daerah yang diawasi.

Menentukan Jalur Kabel ( Lay –Out Kabel )

(26)

Gbr 3.0 Penempatan Kabel CCTV pada atas plafond atau selling

Menentukan Penempatan Monitor

Penempatan monitor ditaruh pada ruag dalam yang sifatya lebih privasi.Penempatan pada ruang privat ,agar personil keamanan dapat dengan secara leluasa atau tidak adanya gangguan – gangguan dalam memantau kegiatan – kegiatan yang telah direkam oleh kamera cctv.

Menentukan Penempatan DVR ( Digital Video Recorder )

Penempatan DVR ( Digita Video Recorder) ,lebih baik ditempatkan bersebelahan pada monitor.Penempatan DVR ( Digital Video Recorder ) pada ruang privat agar tidak terjadinya sabotase terhadap alat perekam itu sendiri (DVR),karena DVR sendiri berfungsi dalam merekam kejadian – kejadian yang telah direkam oleh kamera cctv.

Sistem Pemasangan CCTV

Agar sistem kerja operasional cctv pada bangunan berlangsung baik,tentunya sangat dipengaruhi oleh sistem teknis pemasangan cctv pada suatu bangunan.Pemasangan teknisi yang benar akan memberikan pengaruh yang baik pada sistem kerjanya untuk kedepannya.Dalam teknisi pemasangan cctv tentunya terdapat beberapa pra syarat dalam pemasangannya.Berikut adalah persyaratan teknis pemasangan cctv yakni ,sbb :

1. Rack Mount 42U dan Walmount Rack harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik l pembuatnya dan harus rata (Horizontal).

(27)

3. Kabel utp dan kabel bacbone fiber optik harus ditarik dari rack mount ke semua titik di setiap ruangan ME di setiap lantai.

4. Semua kabel harus dilindungi oleh pipa atau kanal guna menghindari gesekan atau pertemuan dengan kabel listrik yang mempunyai arus kuat. 5. Terminal kabel utp dilakukan di semua titik rack mount dengan

menggunakan punch tools yang telah disesuaikan dengan standarisasi Instalisasy Strusture Cabliing System.

6. Terminalisai kabel fiber optik untuk bacbone dilakukan di semua titik di dalam rackmount.

7. Setiap tarikan kabel tidak dierkenanakan adanya sambungan.

8. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan dameter minimal 2,5 kali penampang kabel.

9. Label pada hatch panel harus disusun berurutan demikian pula dengan yang di sisi user harus pula disesuaikan denggan nomor yang terdapa di patch panel .

10.Setiap pemasangan kabel –kabel data harus diberikan cadangan kurang lebih 1m setiap ujungnya.

11.Penyusunan pipa conduit kabel diatas kabel tray harus rapih dan tidak boleh saling menyilang.

12.Peyambungan pipa conduit kabel menggunakan sock yang ukurannya sesuai dengan besaran pipa conduit .

13.Besaran pipa conduit adalah 20 mm.

14. Rack mount harus dilengkapi dengan grounding untuk menghindari adanya gelombang elektromagnetik yang mempengaruhi arus kable data. 15.Pemasangan wall mount rack harus rapi dan tidak boleh miring ,juga harus

kuat.Untuk memperkuat wall mount rack digunakan dynabolt ukuran S8. 16.Tahanan pentahanan yang dipasang pada rack mount maksimum 2 ohm. 17.Pemasangan kabel ledder ditempel pada tembok diawah rackmount. 18.Kabel yang dipasang diatas trunking dan kabel ledder harus diklem dengan

(28)

19.Setelah semua instalisai terpasang maka hrus dilakukan mergering pada setiap titik iinstalasi ,agar kita dapat mengetahui instalasi tersebut dapat berfungsi dengan baik. ( Sumber : http ://www.academia.edu/6555324/SPESIFIKASI_ TEKNIS_PEKERJAAN_MEKANIKAL_ELEKTRIKAL )

2.3.4 Sistem Kerja Operasional CCTV

Gbr 3.1 Diagram Sistem Kerja CCTV

Pada dasarnya, sebuah jaringan CCTV terdiri dari jaringan kamera yang terhubung ke perangkat pengumpul atau sering disebut dengan matrix switcher yang kemudian di tampilkan pada layar Televisi. Perangkat Matrix Switcher ini lah yang mengumpulkan tangkapan video dari kamera-kamera tersebut dan menampilkannya di layar televisi sesuai dengan tampilan yang diinginkan. Peralatan tambahan sangat mungkin untuk ditambahkan, yaitu perangkat perekam baik berupa data analog melalui Tape recorder maupun perangkat digital yang sering disebut dengan DVR (Digital Video recorder).

Untuk kamera dengan fasilitas PTZ (Pan Tilt Zoom), yaitu perangkat pengontrol pergerakan kamera berputar ke kiri dan ke kanan atau pan, mendonggak ke atas menunduk ke bawah atau tilt serta memperbesar dan memperkecil objek atau Zoom, biasanya ditambahkan dengan perangkat pengontrol yang sering disebut dengan control joystick. Namun saat ini banyak juga kamera yang belum menggunakan perangkat pengontrol ini atau sering disebut dengan fixed camera.

(29)

ditransmisikan secara digital seperti melalui kabel Ethernet. Atau terkadang kamera analog di kombinasikan dengan perangkat encoder yang terpisah.

2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan CCTV

Tidak hanya memiliki kelebihan yang baik dalam pengaplikasiannya pada bangunan ,Cctv juga memiliki kelemahan tersendiri dalam proses kerjanya.Beikut adalah rangkuman tabel yang berisikan kelebihan dan kelemahan cctv dalam proses kerjanya,yakni sebagai berikut :

Kelebihan CCTV

 Sebagai sistem alat pemantauan kegiatan harian  Pengawasan berupa aset,harta benda dan produk  Keamanan lebih terjamin

 Dapat melihat gerak - gerik orang yang berada diruang / tempat diawasi  Menjadi bahan bukti seandainya terjadi kejahatan diruangan atau tempat

yang diawasi.

 Sebagai faktor pencegahan teradinya tindakan kriminalitas  Dapat menyimpan rekaman selama 30 – 60 hari.

 Dapat menampilkan banyak kamera secara bersamaan  Sedikit ata tidak perlu perawatan.

Kelemahan CCTV

 Bentuknya membuat cepat dikenali orang sebagai kamera pengawas.  Tidak adanya aplikasi suara sehingga suara sehingga suara pembicara

tidak akan terdengar terkecuali untuk beberapa tipe CCTV terbaru.

 Tidak ada sistem rekod .  Menindihan data lama.

 Kamera dihidupkan menggunakan listrik sehingga adanya peningkatan

biaya bulanan

(30)

2.6.1 Pengertian X – Ray

Gbr 3.2 X-ray

X-ray merupakan peralatan detector yang digunakan untuk mendeteksi secara visual semua barang bawaan calon penumpang pesawat udara yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan dengan cepat tanpa membuka kemasan barang tersebut.Penggunaan X-ray pada bandara berperan dalam mendeteksi barang-barang berbahaya seperti senjata tajam, granat, pistol, bom, dan obat-obatan terlarang yang dibawa oleh penumpang baik kabin maupun bagasi menuju pesawat terbang tanpa dibuka kemasannya yang dapat dilihat pada layar monitor baik hitam maupun berwarna dalam bentuk gambar yang sebenarnya.

Dalam penempatannya x-ray dibagi menjadi 3 bagian yakni x-ray bagage,x-ray cargo,dan x-rai cabin.Berikut adaah penjelasan yang lebih mengenai ketiga bagian tersebut,ykni sbb :

- X-ray Bagage

Jenis mesin x-ray dengan dimensi lebih besar dari mesni x-ray cabin dengan ukuran 100 x 100 cm untuk mendetksi barang penumpang yang dibawa ke dalam bagasi pesawat.

- X-ray Cargo

Jenis mesin x-ray dengan dimensi lebih besar dari mesin x-ray bagasi untuk mendeteksi barang yang masuk cargo pesawat.

(31)

Jenis mesin x-ray dengan dimensi lebih kecil dengan ukuran 60 x 40 cm untuk mendeteksi barang penumpang yang dibawa kedalam cabin pesawat.

2.6. Sejarah X-ray

Gbr 3.3 Wilhem Conrad Rontgen

Sinar-X (atau X-ray) ditemukan oleh seorang Profesor Fizik berbangsa Jerman yang bertugas di Universiti Wurzburg, Bavaria. Wilhelm Conrad Röntgen pada 8 November, 1895.Awalnya sinar x-ray dipakai dalam dunia medis kedokteran,yang berfungsi sebagai alat CT-Scan pada tubuh manusia.Namun lambat laun ,kini x-ray dapat diaplikasikan pada bandara. Xray

bandara sangat bermanfaat untuk membantu mengoptimalkan tingkat penjaga dan

kemanan lingkungan bandara sehingga berpotensi untuk menghentikan tindak kriminalitas dan modus-modus kejahatan lainnya di lingkungan bandara dapat tercapai.

2.6.3 Deskripsi Komponen – komponen dalam X – Ray

Berikut adalah deskripsi mengenai komponen – komponen yang terdaat didalam mesin x-ray yakni sebagai berikut :

Gbr 3.4 X-ray

(32)

Bagian dari mesin x-ray yang berfungsi sebagai pembangkit sinar x untuk menembak obbyek yang akan dideteksi.

2. L Shape Detector

Bagian daro mesin x-ray untuk mendeteksi sinar x yang melewati objek dan kemudian mengubahnya menjdai sinyal listrik.

3. Image Procesing

Bagian dadri mesin x-ray untuk mengelolah sinyal listrik yang dihasilkan oleh L Shape Detector sampai menjadi gambar tampilan pada display monitor.

4. Control Desk

Bagian dari mesin x-ray untuk mengoperasikan peralatan x-ray secara keseluruhan mulai on-of peralatan,menggerakan conveyor Belt sampai pengaturan fungsi –fungsi seerti zooming dan Enhanced image.

5. Conveyor

Bagian dari mesin x-ray untuk mengggerakan obyek / barang yang masuk maupun yang keluar dari mesin x-ray.

6. Monitor

Sebagai media alat yang berfungsi menampilakan gambar yang didapatkan dari image procesing.

2.6.4 Sistem Penempatan dan Pemasangan X – Ray

Berikut adalah beberapa aturan – aturan dalam penempatan mesin x-ray pada bandara ,yakni sbb :

(33)

-Jarak antara gawang detector logam ( Walk Trough Metal Detector )dan msin x-ray minimal 50 cm. ( Sumber : http ://www.academia.edu/6555324/SPESIFIKASI_ TEKNIS _PEKERJAAN _MEKANIKAL_ELEKTRIKAL )

- Exit Belt termasuk roller pada mesin bagasi tercatat memiliki panjang minimal 250 cm.Pada sisi belt dimana penumpang atau personel lewat dipasang plexiglas.( Sumber : http ://www.academia.edu/6555324/SPESIFIKASI_ TEKNIS _PEKERJAAN _MEKANIKAL_ELEKTRIKAL )

- Mesin X-ray Bagage ditempatkan pada ruang check in area

- Mesin X-ray tidak boleh ditempatkan berada didekat dinding atau tembok.

2.6.5 Sistem Kerja Operasional X – Ray

Prinsip kerja alat x-ray lebih berfungsi dalam mendeteksi barang – barang bahaya seperti senjata tajam, granat, pistol, bom, dan obat-obatan terlarang yang dibawa oleh penumpang baik kabin maupun bagasi menuju pesawat terbang tanpa dibuka kemasannya yang dapat dilihat pada layar monitor baik hitam maupun berwarna dalam bentuk gambar yang sebenarnya.Berikut adalah sistem kerja operasional x-ray secara terperincinnya ,yakni sbb:

(34)

Gbr 3.5 Rangkaian sistem kerja operasional x-ray

 Barang yang akan diperiksa masuk ke dalam terowongan (tunel) sistim

pemeriksaan melalui ban berjalan (konveyor belt).

 Barang-barang yang akan diperiksa akan dideteksi oleh sejumlah light

barrier pada saat barang tersebut masuk ke dalam terowongan.

 Sensor mendeteksi adanya barang masuk dan sensor akan mengirim signal

ke unit pengontrol guna mengaktifkan sinar – x.

 Sinar – x akan menembus barang yang berada diban berjalan (konveyor

belt) sebagai bagian dari proses pemeriksaan.

 Barang yang akan diperiksa akan menyerap sinar yang dipancarkan oleh

pembangkit (x-ray generator).

 Sinar yang dipancarkan akan mengenai detektor-detektor yang ada pada

dua sisi terowongan.

 Sinar yang berbentuk kipas akan menembus object yang berada di atas ban

berjalan (konveyor belt ) sepotong demi sepotong dan signal gambar yang diterima oleh detektor-detektor kemudian akan dikumpulkan bagian perbagian dan akan membetuk sebuah fixel pada layar monitor.

2.6.6 Kelebihan dan Kelemahan X – Ray Kelebihan

- Sebagai sistem pencagahan terjadinya tindakan kirminalitas pada suatu gedung maupun bangunan.

(35)

- Sebagai scanner untuk mendeteksi secara visual semua perlengkapan atau peralatan yang dibawa masuk pada suatu area terbatas.

- Dapat menampilkan benda yang di-scan pada layar monitor.

- Dapat mendeteksi benda-benda yang bersifat sebagai bahan peledak, ataupun bahan narkoba.

Kelemahan

- Jika listrik mati maka secara otoamtis sistem pada alat x-ray tidak bekerja 2.7 ALARM SYSTEM

2.7.1 Pengertian Alarm System

Gbr 3.6 Alarm System

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.

(36)

mendeteksi gerakan melalui sensor infrared pasif (passive infrared sensor, PIR sensor). Instalasi alarm pengaman pada bangunan baru umumnya diterapkan secara terpatri karena lebih ekonomis, sedangkan instalasi untuk perbaikan (retrofit) sering menggunakan sistem nirkabel agar lebih cepat dipasang.

2.7.2 Komponen - Komponen pada Alarm System

Saat ini penggunaan alarm system tidak hanya untuk gedung / bangunan komersial, tetapi telah digunakan secara meluas untuk bangunan residensial. Alarm rumah digunakan untuk melindungi penghuni sekaligus harta benda yang terdapat di dalamnya. Sebagai sebuah security system, alarm digunakan untuk memberikan alert / peringatan akan adanya potensial bahaya umumnya berupa peringatan adanya intruder (orang yang memasuki suatu properti tanpa seijin pemiliknya).Sebuah alarm system yang lengkap terdiri dari beberapa bagian ,yakni sbb :

Main Panel: pengendali utama yang merupakan otak dari sebuah

alarm system.

Keypad: alat yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi

dengan alarm system.

Sensor: alat yang digunakan untuk mendeteksi intruder.

Audio Visual Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya

intruder secara lokal menggunakan suara (siren) / cahaya (strobe).

Remote Alert: alat yang digunakan memberikan alert adanya intruder

kepada remote user melalui telpon, sms, email.

2.7.3 Sistem Pemasangan dan Penempatan Alarm System

(37)

Site Perimeter: Area yang langsung berbatasan dengan ruang publik.

Jenis sensor yang umumnya digunakan pada area ini adalah Photo Beam

dan Magnetic Contact

Building Perimeter: Perbatasan antara indoor dan outdoor area. Pada area

ini bagian yang umumnya dilindungi adalah bukaan seperti pintu dan jendela. Sensor yang digunakan pada area ini adalah Magnetic Contact,

Motion Sensor, dan jugaPhoto Beam

Indoor Area: area bagian dalam gedung / rumah. Sensor yang umumnya

digunakan pada area ini adalah Magnetic Contact dan Motion Sensor. ( Sumber: )

Gbr 3.7 Alarm System

berikut adalah tata cara dalam pemasangan alarm sistem sekutriti pada bangunan rumah ,yakni sbb :

 Tempelkan alarm di daun pintu / jendela dengan menggunakan super

double tape yang sudah ada.

 Tempelkan sensor alarm di bingkai pintu / jendela dengan menggunakan

super double tape yang sudah ada, dengan posisi sejajar terhadap alarm.

 Nyalakan fungsi alarm dengan cara menghidupkan switch alarm ke posisi

” ON” , lalu coba bukalah daun pintu / jendela. Apabila alarm berbunyi berarti sudah benar pemasangannya.

(38)

Gbr 3.8 Ilustrai sistem kerja operasional alarm system

System kerja alarm system ini sama dengan cara kerja system alarm pada mobil.Pada system alarm terdapat dua status utama alarm, yaitu alarm aktif dan alarm tidak aktif.Bila penghuni akan meninggalkan rumah bisa mengaktifkan alarm rumah terlebih dahulu, dan bila penghuni ingin masuk rumah maka alarm dinonaktifkan terlebih dahulu. Untuk mengaktifkan alarm dan menonaktifkan alarm bisa menggunakan remote yg tersedia atau jika misalnya prnghuni sudah pergi jauh dan lupa maengaktifkan alarm, maka untuk mengkatifkan alarm bisa melaui sms.

Ketika alarm system rumah dalam keadaan aktif, maka jika ada pencuri yg masuk melalui salah satu pintu atau jendela yang telah dipasang sensor, maka sensor tersebut akan mengirim sinyal ke panel utama atau host bahwa telah terjadi intruder atau gangguan, maka host akan otomatis menyalakan sirine (bisa diseting untuk tidak dinyalakan sirine), setelah itu host akan mengirim sms ke nomor gsm pemilik rumah yg sudah diseting sebelumnya,yang isinya memberikan informasi bahwa terjadi gangguan atau ada pencuri masuk lewat pintu tertentu. Jika pencuri masuk tidak melalui pintu, maka bisa juga diketahui melalui alat sensor lainnya seperti sensor PIR (sensor gerak) yg telah dipasang dilokasi tertentu, dimana jika ada pergerakan didalam rumah, padahal harusnya rumah dalam keadaan kosong maka sensor PIR akan memberikan sinyal ke host bahwa telah terjadi gangguan, dan host otomatis juga akan menyalakan alarm dan mengirim sms ke pemilik rumah.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

(39)

system pada bangunannya dengan mengunakan alat – alat control berbasis teknologi ,yang berupa Visitor Management System (VMS), Access Control ,CCTV,Alarm System,Metal Detector , X – Ray, dll.

Terciptanya kualitas keamanan yang baik harus ada pengawasan kontrol yang ketat dari aparat petugas keamanan.Adanya pengawasan kontrol antara kerjasama aparat petugas keamanan,serta pengaplikasian alat control system security berupa cctv, walk trough metal detector,handheld metal dtetector,atau sebagainya akan memberikan rasa peningkatan kualitas keamanan yang baik pada bangunan itu sendiri

3.2 Saran

Demikianlah yang dapat disampaikan mengenai materi yang terdapat dalam tugas ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Lyon,B.(2001). Surveilance Society : Monitoring Everyday Life .Philadephia : Open University Presss.

Habraken ,N.J(1998).The structure of ordinary : Form and Control in the Built

Enviroment.Cambrigde : The MIT Press.

(40)

http://www.academia.edu/6555324/

SPESIFIKASI_TEKNIS_PEKERJAAN_MEKANIKAL_ELEKTRIKAL

http://www.ceia.net/security/product.aspx?a=HI-PE%20Multi%20Zone

http://agenpasangcctv.blogspot.com/2013/09/keunggulan-kelemahan-cctv.html

https://tempatcctv.wordpress.com/2011/12/15/kelemahan-utama-dari-sistem-keamanan-menggunakan-cctv/

http://bandara.net/bandara/fasilitas-keamanan-bandara.html

https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/

http://onlinecameracctv.blogspot.com/p/manfaat-menggunakan-cctv.html

https://hatta16.wordpress.com/2012/10/12/peralatan-x-ray-bandara/

(41)

Gambar

Tabel 1.1 Rekmendasi untuk pemasangan kabel coxial

Referensi

Dokumen terkait

Pada perancangan alat dapat dilihat cara kerja alat dibuat sesederhana mungkin dari diagram alir pada gambar dimana hasil umpan balik motor berupa posisi melalui

Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris dengan jenis penelitian deskriptif.Sumber data terdiri dari data primer yaitu hasil dari wawancara dan data

Pada kecepatan superfisial air dan udara yang rendah, dari sinyal liquid hold-up pada gambar4 (a) terlihat adanya gelembung yang cukuppanjang Pada gambar 4 (b) dengan

Untuk mencapai tingkat pengelolaan dan pemasaran produk yang optimal diperlukan sistem informasi yang berbasis komputerisasi, yaitu aplikasi penjualan berbasis

Dari hasil wawancara kepada narasumber terkait obat PCC dapat disimpulkan bahwa penyalagunaan obat PCC sangat berbahaya bagi tubuh dan perilaku penggunanya khusunya

Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian lahan untuk pengembangan cengkeh di Kecamatan Bareng tergolong sesuai marginal (S3) pada semua lahan dengan faktor pembatas

Hardware (perangkat keras) komputer, tidak akan dapat digunakan tanpa kita beri perintah dengan suatu kode atau bahasa pemrograman tertentu, atau

Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 59 tahun 2018 tentang ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar dan Tata Cara Penulisan Gelar