• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.4 Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility

(CSR) merupakan bentuk nyata

kepedulian kalangan dunia usaha terhadap lingkungan di sekitarnya

(Kementerian Lingkungan Hidup, 2012). Kegiatan CSR ini dilakukan di

berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan

bahkan sosial budaya. Perusahaan tidak hanya mementingkan kepentingan

perusahaan dalam hal laporan keuangan perusahaan saja, tetapi kini

perusahaan peduli terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.

Kegiatan CSR diatur dalam UU No. 40 tahun 2007 Pasal 74 Tentang

Perseroan Terbatas yang berbunyi: “Perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya dibidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Pasal 15 huruf (b)

UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal turut mendukung

kewajiban dalam kegiatan CSR, yang berbunyi “Setiap penanaman modal

berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Undang-

Undang yang mewajibkan kepada setiap pelaku usaha untuk melakukan

pengelolaan perusahaan berhubungan dengan lingkungan dan sosial mereka

guna keberlangsungan hidup perusahaan.

Istilah Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility

(CSR) mulaidigunakan sekitar tahun 1970an meskipun beberapa aspek

dalam tanggung jawab sosial telah ada sampai akhir abad 19, dan bahkan

pada periode sebelumnya.(ISO FDIS 26000, 2010) .

Berikut ini adalah gambar sebelum dan sesudah diterapkannya

Undang – Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Pasal 74 tahun 2007 :

Gambar 2.5

Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40

Pengertian corporate social responsibility (CSR) sudah banyak

didefinisikan oleh para ahli akhir-akhir ini. Meskipun belum ada defenisi

corporate social responsibility (CSR) yang dapat diterima secara universal,

pada umumnya definisi yang beranekaragam tersebut memiliki ciri-ciri yang

sama mengenai cara pandang terhadap inti dari defenisi CSR itu sendiri.

Adapun pengertian corporate social responsibility (CSR) menurut

pandangan para ahli dan berbagai organisasi dunia antara lain:

i.World Business Council for Sustainable Development: komitmen

berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan

member kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan

kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal

dan masyarakat luas pada umumnya.

ii.Commision of the European Communities: Tanggung jawab sosial

perusahaan pada dasarnya adalah sebuah konsep dimana perusahaan

memutuskan secara suka rela untuk memberikan kontribusi demi

mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih

bersih.

iii.CSR Asia: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan

berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya

menyeimbangkan

beragam

kepentingan

para

pihak

yang

berkepentingan.

iv.Business for Social Responsibility: corporate social responsibility (CSR)

adalah pencapaian kesuksesan komersil dalam artian penghargaan

terhadap nilai kesusilaan dan penghormatan terhadap manusia,

masyarakat dan lingkungan

v.Ethics in Action Awards: corporate social responsibility (CSR) adalah

istilah yang menjelaskan tentang kewajiban perusahaan yang harus

dipertanggungjawabkan kepada para pihak yang berkepentingan

disetiap operasi dan aktivitasnya.

vi.Khourey: corporate social responsibility (CSR) adalah keseluruhan

hubungan

antara

perusahaan

dengan

pihak

yang

berkepentingan(Stakeholders).

vii.Indian NGO.com: corporate social responsibility (CSR) adalah sebuah

proses bisnis dimana institusi dan individual sangat sensitif dan

berhati-hati terhadap akibat langsung maupun tidak langsung dari

aktivitas internal dan eksternal masyarakat, alam dan dunia luar.

viii. Kicullen dan Kooistra: corporate social responsibility (CSR) adalah

tingkatan pertanggungjawaban moral yang dianggap berasal dari

perusahaan diluar kepatuhan terhadap hukum negara.

ix.Fraderick et al: corporate social responsibility (CSR) dapat diartikan

sebagai prinsip yang menerangkan bahwa perusahaan harus dapat

bertanggungjawab terhadap efek yang berasal dari setiap tindakan

didalam masyarakat maupun lingkungannya.

Kesimpulan

saya

mengenai

pengertian

Corporate

Social

Responsibility (CSR) adalah suatu kegiatan perusahaan secara

berkelanjutan

terhadap

nilai

kesusilaan

yang

harus

dipertanggungjawabkan terhadap efek yang berasal dari setiap

tindakan didalam masyarakat maupun lingkungannya..

Reza Rahman memberikan 3 (tiga) defenisi CSR sebagai berikut:

i.

Melakukan tindakan sosial (termasuk kepedulian terhadap lingkungan

hidup, lebih dari batas-batas yang dituntut dalam peraturan

perundang-undangan;

ii.

Komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan

berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan

peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas

lokal, dan masyarakat yang lebih luas; dan

iii.

Komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi

berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga

karyawan tersebut, berikut komunitas setempat (local) dan masyarakat

secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup;

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu bentuk

pertanggungjawaban yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam

memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan-kerusakan lingkungan yang

terjadi sebagai akibat dari aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan.

Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh suatu

perusahaan terhadap lingkungannya, maka semakin baik pula citra

perusahaan menurut pandangan masyarakat. Investor lebih berminat pada

perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin

baiknya citra perusahaan, maka semakin tinggi juga loyalitas konsumen.

Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu lama maka

penjualan perusahaan akan membaik dan pada akhirnya diharapkan tingkat

profitabilitas perusahaan juga meningkat. Secara teoritis, suatu perusahaan

dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja keuangan perusahaan juga

baik.

Menurut Global Compact Initiative (2002) menyebutkan pemahaman

CSR dengan 3P yaitu profit, people, planet. Konsep ini memuat pengertian

bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) melainkan

juga memberikan kesejahteraan kepada orang lain (people) dan menjamin

keberlangsungan hidup bumi (planet). Dewasa ini konsep Corporate Social

Responsibility (CSR) berkaitan erat dengan keberlangsungan suatu

perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan bertujuan

untuk memperlihatkan aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan

pengaruhnya terhadap masyarakat.

Berkaitan dengan pelaksanaan CSR, perusahaan bisa dikelompokkan

ke dalam beberapa kategori. Meskipun cenderung menyederhanakan

realitas, tipologi ini menggambarkan kemampuan dan komitmen perusahaan

dalam menjalankan CSR. Pengkategorian dapat memotivasi perusahaan

dalam mengembangkan program CSR, dan dapat pula dijadikan cermin dan

guideline untuk menentukan model CSR yang tepat (Suharto, 2007).

Dengan menggunakan dua pendekatan, sedikitnya ada delapan

kategori perusahaan. Perusahaan ideal memiliki kategori reformis dan

progresif. Tentu saja dalam kenyataannya, kategori ini bisa saja saling

bertautan. Dua pendekatan tersebut adalah :

1. Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya

anggaran CSR ada empat jenis perusahaan ideal memiliki kategori reformis

dan progresif yaitu ;

a.

Perusahaan Minimalis. Perusahaan yang memiliki profit dan anggaran

CSR yang rendah. Perusahaan kecil dan lemah biasanya termasuk kategori

ini.

b.

Perusahaan Ekonomis. Perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi,

namun anggaran CSR-nya rendah. Perusahaan yang termasuk kategori ini

adalah perusahaan besar, namun pelit.

c.

Perusahaan Humanis. Meskipun profit perusahaan rendah, proporsi

anggaran CSRnya relatif tinggi. Perusahaan pada kategori ini disebut

perusahaan dermawan atau baik hati.

d.

Perusahaan Reformis. Perusahaan ini memiliki profit dan anggaran CSR

yang tinggi. Perusahaan seperti ini memandang CSR bukan sebagai

beban, melainkan sebagai peluang untuk lebih maju (Gambar 2.6).

2. Berdasarkan tujuan CSR: apakah untuk promosi atau pemberdayaan

masyarakat, perusahaan dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

a.

Perusahaan Pasif. Perusahaan yang menerapkan CSR tanpa tujuan jelas,

bukan untuk promosi, bukan pula untuk pemberdayaan, sekadar

melakukan kegiatan karitatif. Perusahaan seperti ini melihat promosi dan

CSR sebagai hal yang kurang bermanfaat bagi perusahaan.

b.

Perusahaan Impresif. CSR lebih diutamakan untuk promosi daripada untuk

pemberdayaan. Perusahaan seperti ini lebih mementingkan ”tebar pesona”

daripada ”tebar karya”.

c.

Perusahaan Agresif. CSR lebih ditujukan untuk pemberdayaan daripada

promosi. Perusahaan seperti ini lebih mementingkan karya nyata daripada

tebar pesona.

d.

Perusahaan Progresif. Perusahaan menerapkan CSR untuk tujuan promosi

dan sekaligus pemberdayaan. Promosi dan CSR dipandang sebagai

kegiatan yang bermanfaat dan menunjang satu-sama lain bagi kemajuan

perusahaan (Gambar 2.7).

Gambar 2.6

Gambar 2.7

Kategori Perusahaan Berdasarkan Tujuan CSR

Di antara model-model tersebut, ada juga model Hibrid yang

menyatakan penggabungan da ri Corporate Sociaal Responsibility dapat

menciptakan diferensiasi dan keunggulan kompetitif pasar untuk

perusahaan, sesuatu yang dapat menjadi bagian dari merk untuk sekarang

dan masa depan (Caroll, 1979, 1991).Lebih Spesifik, kontribusi bisnis ini

menimbulkan dampak secara langsung pada kesejahteraan masyarakat dan

pendapatan perusahaan atau strategi neraca.

Dokumen terkait