• Tidak ada hasil yang ditemukan

USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES

Dalam dokumen Laporan Keuangan Bank BNI INDONESIA (Halaman 81-86)

PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

3. USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES

AND JUDGMENTS (continued)

Sumber utama ketidakpastian estimasi: Key sources of estimation uncertainty:

a. Cadangan kerugian penurunan nilai aset

keuangan a. Allowances for impairment losses of financial assets

Kondisi spesifik counterparty yang mengalami

penurunan nilai dalam pembentukan

cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang

situasi keuangan counterparty dan nilai

realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima.

In the calculation of allowance for impairment losses of financial assets, the specific condition of impaired counterparty is individually evaluated based on management's best estimate of the present value of the expected cash flows to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterparty's financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimated cash flows considered recoverable.

Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit dan jenis produk. Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan,

manajemen membuat asumsi untuk

menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk

cadangan counterparty tertentu dan asumsi

model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.

Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality and type of product. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modelled and to determine the required input parameters, based on historical experiences and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.

b. Menentukan nilai wajar instrumen keuangan b. Determining fair values of financial instruments

Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar, Grup menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2c. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar menjadi kurang objektif dan membutuhkan berbagai tingkat

penilaian tergantung pada likuiditas,

konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.

In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Group uses the valuation techniques as described in Note 2c. For financial instruments that are traded infrequently and a lack of price transparency, fair value is less objective and requires varying degrees of judgement depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.

Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, Manajemen mempertimbangkan masukan dan asumsi diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup feedback model atas likuiditas volatilitas untuk transaksi derivatif dan tingkat diskonto yang berjangka waktu panjang, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.

The input for this model comes from observable market data. When observable market data are not available, management considers necessary inputs and assumptions to determine the fair value. The above considerations include liquidity and volatility feedback model for derivative transactions and long term discount rate, the level of early payment and the level of default assumption.

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

3. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN

PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

3. USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES

AND JUDGMENTS (continued)

Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan) Key sources of estimation uncertainty (continued)

c. Imbalan kerja karyawan c. Employee benefit

Present value atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya faktor yang dipertimbangkan oleh aktuaris berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi- asumsi tersebut akan mempengaruhi carrying amount atas imbalan kerja karyawan.

The present value of the employee benefit obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of employee benefit obligations. Asumsi yang digunakan dalam menentukan

biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Grup menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Grup mempertimbangkan tingkat suku bunga atas Obligasi Pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu imbalan kerja karyawan.

The assumptions used in determining the net cost (income) for employee benefits include the discount rate. The Group determines the appropriate discount rate at the end of each year. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the pension obligations. In determining the appropriate discount rate, the Group considers the interest rates of Government Bonds that have terms to maturity approximating the terms of the related employee benefit liability.

Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.

Other key assumptions for pension obligations are partly based on current market conditions. d. Pertimbangan signifikan diperlukan dalam

menentukan provisi perpajakan d. Significant judgement is required in determining the provision for taxes

Grup menentukan provisi perpajakan

berdasarkan estimasi atas kemungkinan adanya tambahan beban pajak. Jika hasil akhir dari hal ini berbeda dengan jumlah yang dicatat semula, maka perbedaan tersebut akan berdampak terhadap laba/rugi.

Group provides for tax provision based on estimates whether the additional taxes will be due. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recorded, such differences will impact the profit/loss.

e. Liabilitas asuransi untuk kontrak asuransi e. Insurance liabilities on insurance contracts

Cadangan teknis Entitas Anak dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai bagian dari “Liabilitas lain-lain” berdasarkan perhitungan teknis asuransi

dengan menggunakan asumsi-asumsi

aktuarial yaitu asumsi estimasi terbaik dan marjin atas risiko pemburukan. Termasuk dalam cadangan teknis adalah liabilitas manfaat polis masa depan, estimasi liabilitas klaim, premi yang belum merupakan pendapatan dan liabilitas kepada pemegang unit-link. Entitas Anak menggunakan metode Gross Premium Reserve yang menghitung liabilitas manfaat polis masa depan berdasarkan asumsi estimasi terbaik dan marjin atas risiko pemburukan.

Technical reserves of the Subsidiary recorded in the consolidated statement of financial position as part of “Other liabilities” are calculated based on insurance technical calculation using certain actuarial assumptions which are based on best estimate assumptions and margin for adverse risk. Included in the technical reserves are liability for future policy benefits, estimated claim liabilities, unearned premium income and liability to unit-linked holders. The Subsidiary uses Gross Premium Reserve method in calculating liability for future policy benefits which are based on best estimate assumptions and margin for adverse risk.

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

4. KAS 4. CASH

31 Maret 2016/

31 March 2016 31 Desember 2015/ 31 December 2015

Rupiah 6,393,592 12,298,469 Rupiah

Mata uang asing Foreign currencies

Dolar Amerika Serikat 309,631 351,883 United States Dollar

Dolar Singapura 141,446 108,359 Singapore Dollar

Yuan Cina 86,555 6,507 Chinese Yuan

Ringgit Malaysia 48,356 27,731 Malaysian Ringgit

Dolar Australia 37,919 15,644 Australian Dollar

Euro 29,124 29,594 Euro

Yen Jepang 19,230 13,559 Japanese Yen

Dolar Hong Kong 12,304 11,318 Hong Kong Dollar

Real Arab Saudi 14,712 19,729 Saudi Arabian Real

Pound Sterling Inggris 4,455 3,994 Great Britain Pound Sterling

Franc Swiss 1,411 546 Swiss Franc

Brunei Dollar 1,392 900 Brunei Dollar

United Arab Emirates Dirham 1,008 1,149 United Arab Emirates Dirham

South Korean Won 879 411 South Korean Won

Dolar Kanada 503 373 Canadian Dollar

Dolar Taiwan 332 152 Taiwan Dollar

Thailand Baht 276 109 Thailand Baht

709,534 591,958

Total 7,103,126 12,890,427 Total

Saldo dalam mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) sejumlah Rp3.603.537 dan Rp1.264.525 masing- masing pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015.

The Rupiah balance includes cash in ATMs (Automatic Teller Machines) of Rp3,603,537 and Rp1,264,525 as of 31 March 2016 and 31 December 2015, respectively.

5. GIRO PADA BANK INDONESIA 5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

31 Maret 2016/

31 March 2016 31 Desember 2015/ 31 December 2015

Rupiah 20,070,684 26,725,601 Rupiah

Dolar Amerika Serikat 4,401,074 4,206,576 United States Dollar

Total 24,471,758 30,932,177 Total

Bank dipersyaratkan untuk memiliki Giro Wajib Minimum (GWM) dalam mata uang Rupiah dalam kegiatannya sebagai bank umum dan syariah, serta GWM dalam mata uang asing dalam kegiatannya melakukan transaksi mata uang asing.

The Bank is required to maintain minimum statutory reserves (GWM) in Rupiah for conventional and sharia banking and statutory reserves in foreign currencies for foreign exchange transactions.

Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 yang telah diubah dengan PBI No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 yang kemudian diubah dengan PBI No. 18/3/PBI/2016 pada tanggal 15 Maret 2016 tentang Perubahan Ketiga atas PBI No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia (BI) dalam Rupiah dan valuta asing yang masing-masing sebesar:

As of 31 March 2016 and 31 December 2015, the Bank’s Minimum Statutory Reserve complies with

Bank Indonesia (BI) Regulation No.

13/10/PBI/2011 dated 9 February 2011 which has been amended with BI Regulation No. 15/15/PBI/2013 dated 24 December 2013 which have been further amended with PBI No. 18/3PBI/2016 dated 15 March 2016 regarding the third changes of BI regulation No. 15/15/PBI/2013 concerning Minimum Statutory Reserve of Commercial Banks with BI in Rupiah and foreign currency which are as follows:

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

5. GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan) 5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

(continued)

31 Maret 2016/

31 March 2016 31 Desember 2015/ 31 December 2015

Rupiah Rupiah

- GWM Primer 6.50% 8.00% Primary Minimum Statutory Reserve -

Secondary Minimum -

- GWM Sekunder 4.00% 4.00% Statutory Reserve

Mata uang asing 8.00% 8.00% Foreign Currencies

GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI, Surat Utang Negara (SUN), Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) dan/atau excess reserve yang merupakan

kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari

GWM Primer dan GWM Loan to Deposit Ratio

(LDR). GWM LDR adalah tambahan simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, jika LDR Bank dibawah minimum LDR target Bank Indonesia (78%) atau jika diatas maksimum LDR target BI (92%) dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank lebih kecil dari KPMM Insentif BI sebesar 14%.

Primary Minimum Statutory Reserve is a minimum reserve that should be maintained by the Bank in Current Accounts with Bank Indonesia. Secondary Minimum Statutory Reserve is the minimum reserves that should be maintained by the Bank, comprised of Certificates of Bank Indonesia (SBI), Government Debenture Debt (SUN), Sharia Government Securities (SBSN), and/or excess reserve which represent the excess reserve of the Bank’s Current Accounts in Rupiah over the Primary Minimum Statutory Reserve and the Minimum Statutory Reserve on Loan to Deposit Ratio (LDR). The Minimum Statutory Reserve on LDR is the additional reserve that should be maintained by the Bank in the form of Current Accounts with Bank Indonesia, if the Bank’s LDRis below the minimum of LDR targeted by Bank Indonesia (78%) or if the Bank’s LDR above the maximum of LDR targeted by BI (92%) and the Capital Adequacy Ratio (CAR) is below BI requirement of 14%.

Rasio Giro Wajib Minimum untuk rekening Rupiah dan mata uang asing (BNI saja) pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 masing- masing sebesar:

The ratio of the Minimum Statutory Reserve requirement (BNI only) for its Rupiah and foreign currencies accounts as of 31 March 2016 and 31 December 2015, are as follows:

31 Maret 2016/

31 March 2016 31 Desember 2015/ 31 December 2015

Rupiah Rupiah

- GWM Primer 6.54% 9.23% Primary Minimum Statutory Reserve -

Secondary Minimum -

- GWM Sekunder 13.10% 14.82% Statutory Reserve

Minimum Statutory Reserve on -

- GWM Loan to Deposit Ratio*) - - Loan to Deposit Ratio*)

Mata uang asing 8.01% 8.01% Foreign currencies

*) Tambahan GWM yang dihitung berdasarkan selisih antara LDR Bank dengan minimum LDR target Bank Indonesia dikali 10%. Mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011.

*) The additional minimum reserve is calculated based on the difference between the Bank’s LDR with the minimum Bank Indonesia’s LDR target multiply by 10% effective starting 1 March 2011.

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

6. GIRO PADA BANK LAIN 6. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS

a. Berdasarkan mata uang a. By currency

31 Maret 2016/

31 March 2016 31 Desember 2015/ 31 December 2015

Rupiah 550,406 299,405 Rupiah

Mata uang asing Foreign currencies

Dolar Amerika Serikat 4,659,248 2,960,824 United States Dollar

Dolar Singapura 1,301,432 1,415,447 Singapore Dollar

Yuan Cina 1,275,772 2,129,675 Chinese Yuan

Euro 823,018 1,133,605 Euro

Yen Jepang 588,521 824,676 Japanese Yen

Dolar Hong Kong 195,198 116,251 Hong Kong Dollar

Dolar Australia 49,986 35,832 Australian Dollar

United Arab Emirates Dirham 40,547 31,231 United Arab Emirates Dirham

Pound Sterling Inggris 39,916 21,749 Great Britain Pound Sterling

Swiss Franc 31,484 21,232 Swiss Franc

Dolar Kanada 8,025 8,908 Canadian Dollar

South Korean Won 4,967 - South Korean Won

Baht Thailand 327 332 Thailand Baht

Real Arab Saudi 313 520 Saudi Arabian Real

Ringgit Malaysia 10 12 Malaysian Ringgit

9,018,764 8,700,294

Total 9,569,170 8,999,699 Total

Cadangan kerugian Allowance for

penurunan nilai (1,482) (906) impairment losses

Neto 9,567,688 8,998,793 Net

b. Berdasarkan hubungan b. By relationship

31 Maret 2016/

31 March 2016 31 Desember 2015/ 31 December 2015

Pihak ketiga Third parties

Rupiah 550,406 299,405 Rupiah

Mata uang asing 9,018,764 8,700,294 Foreign currencies

Total 9,569,170 8,999,699 Total

Cadangan kerugian Allowance for

penurunan nilai (1,482) (906) impairment losses

Neto 9,567,688 8,998,793 Net

c. Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia c. By Bank Indonesia collectibility

Seluruh giro pada bank lain pada tanggal- tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 diklasifikasikan lancar.

All current accounts with other banks as of 31 March 2016 and 31 December 2015 were classified as current.

d. Cadangan kerugian penurunan nilai d. Allowance for impairment losses

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

6. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) 6. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS

(continued) d. Cadangan kerugian penurunan nilai

(lanjutan) d. Allowance (continued) for impairment losses

31 Maret 2016/

31 March 2016 31 Desember 2015/ 31 December 2015

Saldo awal 906 1,589 Beginning balance

Penyisihan/(pembalikan) selama Allowance/ (reversal)

periode/tahun berjalan 7,376 (632) during the period/year

Penyesuaian karena penjabaran Foreign exchange translation

laporan keuangan (6,799) (51) adjustment

Saldo akhir 1,482 906 Ending balance

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai di atas telah memadai.

Management believes that the allowance for impairment losses is adequate.

e. Tingkat suku bunga per tahun e. Annual interest rates

Dolar

Amerika Serikat/

United States Dollar

%

31 Maret 2016 0.01 - 0.45 31 March2016

31 Desember 2015 0.01 - 0.25 31 December2015

Dalam dokumen Laporan Keuangan Bank BNI INDONESIA (Halaman 81-86)

Dokumen terkait