Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi
Critical Judgments in Applying Accounting Policies
Berikut ini adalah pertimbangan kritis, selain dari pertimbangan yang melibatkan estimasi (lihat di bawah) yang telah dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan yang memiliki dampak yang paling signifikan pada jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian:
The following are the critical judgments, apart from those involving estimation (see below) that management has made in the process of applying the accounting policies and that have the most significant impact on the amounts recognized in the consolidated financial statements:
- 44 -
i. Komitmen Sewa Operasi – Sebagai Lessee i. Operating Lease Commitments – As Lessee Perusahaan mengadakan perjanjian sewa
operasi untuk pesawat. Perusahaan menetapkan berdasarkan evaluasi atas syarat dan kondisi yang ada dalam perjanjian, pihak
lessor menanggung seluruh resiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan atas pesawat sehingga diakui sebagai sewa operasi. Komitmen sewa operasi telah diungkapkan dalam Catatan 49.
The Company has entered into commercial leases on its aircraft. The Company has determined, based on an evaluation of the substance of the terms and conditions of the arrangements, that the lessor retains all the significant risks and rewards of ownership of these aircrafts and so accounts for the contracts as operating leases. The operating lease commitments are disclosed in Note 49.
ii. Jual dan Sewa-Balik ii. Sale and Leaseback
Perusahaan mengadakan perjanjian jual dan sewa balik untuk pesawat. Perusahaan menetapkan berdasarkan evaluasi atas syarat dan kondisi yang ada dalam perjanjian, transaksi jual dan sewa-balik merupakan sewa operasi dan transaksi tersebut dilakukan pada nilai wajar. Transaksi jual dan sewa-balik telah diungkapkan dalam Catatan 49.
The Company has entered into sale and leaseback of certain newly acquired aircrafts. The Company has determined, based on an evaluation of the substance of the terms and conditions of the arrangements, that sale and leaseback transaction results in an operating lease, and the transaction is established at fair value. Sale and leaseback transactions are disclosed in Note 49.
Sumber Estimasi Ketidakpastian Key Sources of Estimation Uncertainty
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimates and assumptions that has an effect to the carrying amount of assets and liabilities and disclosure of contingent and liabilities at the date of consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could be different from those estimates.
Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.
The key assumptions concerning future and other key sources of estimation at the end of the reporting period, that have the significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below.
i. Estimasi Masa Manfaat Atas Aset Tetap i. Estimated Useful Lives Of Property and Equipment
Manajemen mengestimasi masa manfaat aset tetap berdasarkan penggunaan dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi dimasa depan dan perilaku pasar. Estimasi dari masa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Grup secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang sama. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode pelaporan dan diperbaharui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian
Management has estimated the useful lives of property and equipment based on expected asset utilization based on business plans and strategies that also consider expected future technological developments and market behavior. The estimation of the useful lives of property and equipment is based on the Group’s collective assessment of industry practice, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful lives are reviewed at least each financial period-end and are updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear,
- 45 - dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil dimasa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan- perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan diatas.
technical or commercial obsolescence and legal or other limitations on the use of the assets. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the estimates brought about by changes in the factors mentioned above.
Nilai tercatat aset tetap telah diungkapkan dalam Catatan 15.
The carrying amount of property and equipment is disclosed in Note 15.
ii. Provisi Biaya Pengembalian dan Pemeliharaan Pesawat
ii. Provision For Aircraft Return and Maintenance Cost
Dimana ada suatu komitmen untuk mempertahankan pesawat yang disewa dalam perjanjian sewa operasi, suatu penyisihan dibuat selama masa sewa untuk kewajiban pengembalian sewa yang telah ditetapkan dalam perjanjian sewa. Suatu penyisihan ini didasarkan pada pengalaman yang telah terjadi, saran pabrikan dan, mana yang lebih tepat, kewajiban konstruktif dalam menentukan nilai sekarang dari biaya masa yang akan datang diperkirakan atas inspeksi yang signifikan kerangka badan pesawat besar dan overhaul mesin. Perkiraan ini harus dibuat sehubungan dengan waktu pemeliharaan. Nilai tercatat liabilitas estimasi telah diungkapkan dalam Catatan 26.
Whenever there is a commitment to maintain aircraft held under operating lease arrangements, a provision is made during the lease term for the lease return obligations specified within those lease agreements. The provision is based upon historical experience, manufacturers' advice and, where appropriate, contractual obligations in determining the present value of the estimated future costs of major airframe inspections and engine overhauls. Estimates are required to be made in respect of the timing of maintenance. The carrying amount of estimated liability is disclosed in Note 26.
iii. Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja iii. Post-Employment Benefits Obligation Beban dari program pensiun manfaat pasti dan
nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan oleh penilaian aktuaris dengan menggunakan beberapa asumsi diantaranya tingkat diskonto, tingkat pengembalian dana yang diharapkan, tingkat kenaikan kompensasi dan tingkat kematian. Kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Nilai tercatat liabilitas telah diungkapkan dalam Catatan 29.
The cost of defined benefit plan and present value of the pension obligation are determined based on actuarial valuation which makes use of various assumptions such as discount rates, expected rates of return on plan assets, rates of compensation increases and mortality rates. The defined benefit obligation is highly sensitive to changes in the assumptions. The carrying amount of the obligation is disclosed in Note 29.
iv. Pajak Penghasilan iv. Income Tax
Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57, “Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Pajak penghasilan telah diungkapkan dalam Catatan 11c.
In certain circumstances, the Company may not be able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to ongoing investigations by, or negotiations with, the taxation authority. Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income. In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Company applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with PSAK 57, “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Asset. Income tax is disclosed in Note 11c.
- 46 - v. Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan
dan Piutang
v. Impairment Loss on Loans and Receivables
Grup menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direviu secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 7, 8, dan 46.
The Group assesses its loans and receivables for impairment at each reporting date. In determining whether an impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgment as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Management also makes judgment as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss. The carrying amount of loans and receivables are disclosed in Notes 7, 8, and 46.
vi. Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan vi. Allowance for Decline in Value of Inventories
Grup membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Grup. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 9.
vii. Pengukuran Nilai Wajar dan Proses Penilaian Beberapa aset dan liabilitas Grup diukur pada nilai wajar untuk tujuan keuangan. Manajemen menentukan teknik penilaian yang sesuai dan menggunakannya dalam pengukuran nilai wajar. Dalam mengestimasi nilai wajar aset atau libilitas, Grup menggunakan data pasar yang dapat diobservasi selama tersedia. Ketika Level 1 tidak tersedia, Grup melibatkan penilai dari pihak ketiga yang memenuhi syarat untuk melakukan penilaian. Informasi tentang teknik penilaian dan dasar yang digunakan dalam menentukan nilai wajar berbagai aset dan liabilitas diungkapkan dalam Catatan 14, 15 dan 47.
The Group provides allowance for decline in value of inventories based on estimated future usage of such inventories. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in value of inventories are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the allowance for decline in value of inventories, which ultimately will impact the result of the Groups’ operations. The carrying amount of inventories is disclosed in Note 9.
vii.
Fair value measurement and valuation processSome of the Group’s assets and liabilities are measured at fair value for financial purpose. Management determine the appropriate valuation techniques and inputs for fair value measurements. In estimating the fair value of an asset or liability, the Group uses market- observable data to the extent it is available. Where Level 1 input are not available, the Group engages third party qualified valuers to perform the valuation. Information about the valuation techniques and inputs used in determining the fair value of various assets and liabilities are disclosed in Notes 14, 15 and 47.
- 47 -
5. PENYAJIAN KEMBALI PERBANDINGAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK 31 DESEMBER 2014, 1 JANUARI 2014/31 DESEMBER 2013 SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2014
5. RESTATEMENT OF COMPARATIVE
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS AS OF DECEMBER 31, 2014, JANUARY 1, 2014/DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE NINE- MONTH PERIODS ENDED SEPTEMBER 30, 2014
Pada tanggal 10 Desember 2014, Perusahaan melakukan transaksi akuisisi atas saham GA yang dimiliki oleh PT Angkasa Pura I (selanjutnya disebut “Transaksi”).
Transaksi tersebut merupakan bisnis kombinasi atas
common control dimana Grup dan GA merupakan badan usaha milik negara. Laporan keuangan konsolidasian untuk periode 30 September 2014 telah digabung dan disajikan kembali untuk mencerminkan akuisisi tersebut seolah-olah entitas anak di atas telah dikonsolidasi oleh Perusahaan sejak 1 Januari 2014/31 Desember 2013.
Pada tanggal 1 Januari 2015 Grup menerapkan revisi PSAK 24 (revisi 2013). Amandemen tersebut mengubah akuntansi program imbalan pasti dan pesangon. Perubahan paling signifikan terkait akuntansi atas perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan aset program. Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar aset program ketika amandemen terjadi, dan karenanya menghapus pendekatan koridor yang diijinkan berdasarkan PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui penghasilan komprehensif lain agar supaya aset atau liabilitas pensiun bersih diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian mencerminkan jumlah keseluruhan dari defisit atau surplus program. Perusahaan dan entitas anak mengubah kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan imbalan pasca kerja (Catatan 2x), sesuai dengan PSAK 24 dan menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014.
Ikhtisar ringkas laporan posisi keuangan 31 December 2014 dan 1 Januari 2014 / 31 Desember 2013 serta laba rugi konsolidasian 30 September 2014 sebelum dan sesudah penerapan revisi PSAK 24 dan akuisisi PT Gapura Angkasa adalah sebagai berikut:
On December 10, 2014, the Company acquired additional shares of GA owned by PT Angkasa Pura I (referred to as “the Transaction”).
The Transaction constituted a business combination of common control entities as the Group and GA are both state-owned enterprises. The consolidated financial statements for nine- month periods ended September 30, 2014 have been restated to account for the transaction using the pooling-of-interest method to present as if the new subsidiary was combined from the period in which the merging entities were placed under common control.
On January 1, 2015, the Group implemented revised PSAK 24 (revised 2013). The amendments change the accounting for defined benefit plans and termination benefits. The most significant change relates to the accounting for changes in defined benefit obligations and plan assets. The amendments require the recognition of changes in defined benefit obligations and in fair value of plan assets when they occur, and hence eliminate the 'corridor approach' permitted under the previous version of PSAK 24 and accelerate the recognition of past service costs. The amendments require all actuarial gains and losses to be recognized immediately through other comprehensive income in order for the net pension asset or liability recognized in the consolidated statement of financial position to reflect the full value of the plan deficit or surplus.
The Company and its subsidiaries changed its accounting policy pertaining to post-employment benefits (Note 2x), in accordance with PSAK 24 and restated its consolidated financial statements for the nine-month periode ended September 30, 2014.
The summary of account as of December 31, 2014 and January 1, 2014/December 31, 2013 and September, 30, 2014 before and after implementation of the revised PSAK 24 and PT Gapura Angkasa acquisition are as follows:
- 48 -
1 Januari/ 1 Januari/ January 1, 2014 / January 1, 2014 / 31 Desember/ 31 Desember/ 31 Desember/ 31 Desember/ Decem ber 31, 2014 Decem ber 31, 2013 December 31, 2014 December 31, 2013
USD USD USD USD
KEWAJIBAN LANCAR NON CURRENT ASSETS Aset pajak tangguhan 107,412,835 29,535,572 119,650,511 34,850,834 Deferred tax assets KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NON CURRENT LIABILITIES Liabilitas pajak tangguhan 2,997,485 16,987,753 2,531,137 11,632,923 Deferred tax liabilities Liabilitas im balan kerja 1 40.352.566 141,410,675 190,327,180 183,337,325 Employment benefits obligation
EKUITAS EQUITY
Saldo laba (253,830,286) 119,211,018 (293,955,127) 83,242,722 Retained earnings Komponen lain dari ekuitas (120,487,161) (163,951,715) (126,884,816) (165,090,777) Other comprehensive income Kepentingan non pengendali 12,773,917 17,169,865 15,969,623 17,100,834 Non controlling interest
Setelah disajikan kembali/ Sebelum disajikan kembali/
Before restatement After restatem ent
Sebelum disajikan Setelah disajikan kembali / before kembali / after
restatement restatement
USD USD
PENDAPATAN USAHA OPERATING REVENUES
Penerbangan berjadw al 2,474,170,236 2,474,170,234 Scheduled airline services Penerbangan tidak berjadw al 107,124,044 107,124,044 Non-scheduled airline services Lainnya 220,388,827 250,033,356 Others
Jumlah Pendapatan Usaha 2,801,683,107 2,831,327,634 Total Operating Revenues
BEBAN USAHA OPERATING EXPENSES
Operasional penerbangan 1,878,566,285 1,878,514,542 Flight operations
Tiket, penjualan dan promosi 260,356,466 260,342,093 Ticketing, sales and promotion Pemeliharaan dan peraw atan 261,834,536 260,104,677 Maintenance and overhaul Pelayanan penumpang 226,435,710 225,022,247 Passenger services Bandara 208,032,268 225,944,705 User charges and station Umum dan administrasi 167,625,319 173,763,271 General and administrative Operasional hotel 25,387,975 25,387,975 Hotel operation
Operasional transportasi 13,653,241 13,653,241 Transportation operation Operasional jaringan 12,103,810 12,103,808 Netw ork operation
Beban (pendapatan) usaha Other operating (income)
lainnya (1,963,437) 5,788,417 charges
Jumlah Beban Usaha 3,052,032,173 3,080,624,976 Total Operating Expenses BEBAN (PENDAPATAN) LAINNYA (32,468,052) (49,017,775) OTHER (INCOME) EXPENSES MANFAAT (BEBAN) PAJAK 67,256,863 78,201,955 TAX BENEFITS (EXPENSE)
LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN (215,560,255) (220,113,162) PROFIT (LOSS) FOR THE CURRENT PERIOD
LABA KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOME (LOSS)
Pengukuran kembali kew ajiban Remeasurement of def ined benefit imbalan penuh - 5,781,385 obligation
Selisih kurs karena penjabaran Exchange dif f erences on translating laporan keuangan 1,288,555 (15,259,497) f oreign operations
Pajak penghasilan terkait atas item Income tax relating to items that w ill yang tidak direklasif ikasi (4,026,264) (2,581,046) not be reclassified
2014
- 49 -
6. KAS DAN SETARA KAS 6. CASH AND CASH EQUIVALENTS
30 September/ 31 Desember/
September 30, December 31,
2015 2014
USD USD
Kas Cash on hand
Rupiah 2,147,123 1,539,272 Rupiah
Dolar Amerika Serikat 221,706 930,890 U.S. Dollar
Mata uang asing lainnya 527,862 172,568 Other foreign currencies Jumlah Kas 2,896,691 2,642,730 Total Cash on hand
Bank Banks
Pihak berelasi (Catatan 46) Related parties (Note 46)
Bank Negara Indonesia 27,703,888 35,861,887 Bank Negara Indonesia
Bank Mandiri 21,179,877 20,872,110 Bank Mandiri
Bank Rakyat Indonesia 12,484,822 31,708,763 Bank Rakyat Indonesia Bank BNI Syariah 2,069,990 - Bank BNI Syariah Bank Syariah Mandiri 1,824,698 455,601 Bank Syariah Mandiri Bank Mega 524,177 - Bank Mega
Pihak ketiga Third parties
Citibank N.A. 81,300,682 84,256,120 Citibank N.A.
Standard Chartered Bank 53,653,723 10,136,962 Standard Chartered Bank Bank of China 39,234,321 15,485,385 Bank of China Bank Permata 7,973,028 4,066,847 Bank Permata Saudi Arabian Bank 4,353,822 3,173,272 Saudi Arabian Bank
Industrial Commercial Bank of China 3,892,699 1,396,139 Industrial Commercial Bank of China Commonwealth Bank of Australia 3,618,227 12,908,505 Commonwealth Bank of Australia Bank Central Asia 3,097,661 16,514,276 Bank Central Asia
Sumitomo Mitsui Banking Corporation 2,793,620 35,077 Sumitomo Mitsui Banking Corporation Bank Internasional Indonesia 2,549,360 1,248,953 Bank Internasional Indonesia The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ 1,587,904 2,507,923 The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ California Bank 1,537,798 973,116 California Bank
Mizuho Bank 1,135,435 970,941 Mizuho Bank
Lloyds Bank Ltd. 966,314 247,255 Lloyds Bank Ltd. CIMB Niaga 930,001 509,615 CIMB Niaga Banca di Roma 776,111 839,503 Banca di Roma Bank Muamalat 609,855 2,124,710 Bank Muamalat ABN Amro Bank 568,363 214,874 ABN Amro Bank Bangkok Bank Limited 386,091 898,907 Bangkok Bank Limited United Overseas Bank 359,326 1,687,653 United Overseas Bank National Australian Bank 340,606 579,203 National Australian Bank Korean Exchange Bank 175,801 346,065 Korean Exchange Bank
Bank lain (masing-masing Other Banks (each
dibawah USD 300.000) 2,507,404 3,255,065 below USD 300,000) Jumlah Bank 280,135,604 253,274,727 Total bank
- 50 -
30 September/ 31 Desember/
September 30, December 31,
2015 2014
USD USD
Deposito berjangka Time deposits
Pihak berelasi (Catatan 45) Related parties (Note 45)
Bank Mega 67,800,266 - Bank Mega
Bank Rakyat Indonesia 37,600,713 83,835,343 Bank Rakyat Indonesia Bank Negara Indonesia 8,477,216 18,444,890 Bank Negara Indonesia Bank Mandiri 223,784 321,543 Bank Mandiri
Pihak ketiga Third parties
Bank Muamalat 5,993,901 65,475,884 Bank Muamalat
Bank CIMB Niaga 3,616,020 321,543 Bank CIMB Niaga Bank Bukopin 1,963,095 3,154,924 Bank Bukopin
Bank Jabar Banten Syariah 616,185 161,919 Bank Jabar Banten Syariah Bank Danamon 136,454 - Bank Danamon
Bank Mega - 6,645,763 Bank Mega Bank Jatim - 48,232 Bank Jatim Jumlah deposito berjangka 126,427,633 178,410,041 Total time deposits Jumlah 409,459,928 434,327,498 Total
Tingkat bunga deposito berjangka Interest rate per annum on
per tahun: time deposit
Rupiah 4,5% - 10,5% 4,25% - 10,75% Rupiah
Dolar Amerika Serikat 0,85% - 3% 1,00% - 5,75% U.S. Dollar
Kas dan setara kas berdasarkan mata uang: Cash and cash equivalent by currency: 30 September 31 Desem ber/
Septem ber 30, December 31,
2015 2014
USD USD
Dolar Am erika Serikat 206,987,938 192,678,442 U.S. Dollar
Rupiah 109,360,392 154,666,038 Rupiah
Renmimbi China 54,683,623 31,855,512 Chinese Renmimbi
Yen Jepang 10,953,570 13,068,509 Japanese Yen
Dolar Australia 8,124,610 17,620,548 Australian Dollar
Euro 4,561,830 5,886,899 Euro
Riyal Saudi Arabia 4,422,996 3,213,102 Saudi Arabian Riyal
Singapore Dollar 2,368,721 3,538,724 Singapore Dollar
Won Korea 1,467,176 2,228,024 Korean Won
Poundsterling Inggris 1,436,805 2,397,388 Great Britain Poundsterling
Dolar Hongkong 1,006,466 1,658,579 Hongkong Dollar
Baht Thailand 790,713 1,137,166 Thailand Dollar
Dirham Uni Emirat Arab 664,549 2,202,971 United Arab Emirates Dirha
Dolar Taiwan 6,098 360,441 Taiwan Dollar
Mata uang lainnya (masing-masing Other currencies (each
dibawah USD 300.000) 2,624,441 1,815,155 under USD 300,000)
- 51 -
7. PIUTANG USAHA 7. TRADE ACCOUNTS RECEIVABLES
a. Berdasarkan Debitur a. By Debtors
30 September/ 31 Des ember/
Septemb er 30, Decemb er 31,