• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND KEY SOURCES OF ESTIMATION UNCERTAINTY

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dan pengungkapan terkait, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai estimasi dan asumsi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam tahun pelaporan berikutnya.

The preparation of the Group’s consolidated financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts herein and the related disclosures, at the end of the reporting period. However, uncertainty about these estimates and assumptions could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.

Pertimbangan Judgments

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat keputusan berikut, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

In the process of applying the Group’s accounting policies, management has made the following judgments, which have the most significant effect on the amounts recognized in the consolidated financial statements:

Kelangsungan Usaha Going Concern

Manajemen Grup telah melakukan penilaian terhadap kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usaha dan menilai keyakinan bahwa Grup memiliki sumber daya untuk melanjutkan bisnis di masa mendatang. Selain itu, manajemen menilai tidak adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan terhadap kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian dilanjutkan untuk disusun atas basis kelangsungan usaha. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 43.

The Group’s management has made an assessment of the Group’s ability to continue as a going concern and is satisfied that the Group has the resources to continue in business for the foreseeable future. Furthermore, the management is not aware of any material uncertainties that may cast significant doubt upon the Group’s ability to continue as a going concern. Therefore, the consolidated financial statements continue to be prepared on the going concern basis. Further details are disclosed in Note 43.

Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and Financial Liabilities

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK 71 (mulai tanggal 1 Januari 2020) dan PSAK 55 (sebelum tanggal 1 Januari 2020) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi seperti yang diungkapkan pada Catatan 2u.

The Group determines the classification of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if the meet the definition set forth in PSAK 71 (from January 1, 2020) and PSAK 55 (before January 1, 2020). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the accounting policies as disclosed in Note 2u.

Penilaian Model Bisnis Business Model Assessment

Klasifikasi dan pengukuran aset keuangan bergantung pada hasil ‘semata dari pembayaran pokok dan bunga’

(”SPPI”) dan uji model bisnis. Grup menentukan model bisnis pada tingkat yang mencerminkan bagaimana kelompok aset keuangan dikelola bersama untuk mencapai tujuan bisnis tertentu. Penilaian ini mencakup penilaian yang mencerminkan semua bukti yang relevan termasuk bagaimana kinerja aset dievaluasi dan kinerjanya diukur, risiko yang memengaruhi kinerja aset dan bagaimana hal ini dikelola dan bagaimana manajer aset diberi kompensasi. Grup memantau aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain yang dihentikan pengakuannya sebelum jatuh tempo untuk memahami alasan pelepasannya dan apakah alasan tersebut konsisten dengan tujuan bisnis di mana aset tersebut dimiliki.

Classification and measurement of financial assets depends on the results of the SPPI and the business model. The Group determines the business model at a level that reflects how groups of financial assets are managed together to achieve a particular business objective. This assessment includes judgement reflecting all relevant evidence including how the performance of the assets is evaluated and their performance measured, the risks that affect the performance of the assets and how these are managed and how the managers of the assets are compensated. The Group monitors financial assets measured at amortized cost or fair value through other comprehensive income that are derecognized prior to their maturity to understand the reason for their disposal and whether the reasons are consistent with the objective of the business for which the asset was held.

Pemantauan adalah bagian dari penilaian berkelanjutan Grup atas apakah model bisnis di mana aset keuangan yang tersisa dimiliki tetap sesuai dan jika tidak sesuai apakah telah terjadi perubahan dalam model bisnis dan dengan demikian terdapat perubahan prospektif terhadap klasifikasi aset keuangan tersebut. Tidak ada perubahan yang diperlukan selama periode yang disajikan.

Monitoring is part of the Group’s continuous assessment of whether the business model for which the remaining financial assets are held continues to be appropriate and if it is not appropriate whether there has been a change in business model and so a prospective change to the classification of those assets. No such changes were required during the periods presented.

(continjued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Penentuan Mata Uang Fungsional Determination of Functional Currency

Mata uang fungsional Grup adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer tempat Grup beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi penjualan neto dan beban pokok penjualan. Berdasarkan penilaian manajemen Grup, mata uang fungsional Grup adalah Rupiah.

The Group’s functional currency is the currency of the primary economic environment in which the Group operates. It is the currency that mainly influences the net revenues and cost of revenues. Based on the Group’s management assessment, the Group’s functional currency is Rupiah.

Penentuan Persyaratan Sewa - Grup sebagai Penyewa Determination of Lease Terms - The Group as Lessee

Grup menentukan jangka waktu sewa sebagai jangka waktu sewa yang tidak dapat dibatalkan, bersama dengan periode apa pun yang dicakup oleh opsi untuk memperpanjang sewa jika cukup pasti untuk dilakukan, atau periode apa pun yang dicakup oleh opsi untuk mengakhiri sewa, jika cukup pasti untuk tidak dilakukan.

The Group determines the lease term as the non-cancellable term of the lease, together with any periods covered by an option to extend the lease if it is reasonably certain to be exercised, or any periods covered by an option to terminate the lease, if it is reasonably certain not to be exercised.

Grup menerapkan pertimbangan dalam mengevaluasi apakah wajar dan pasti untuk mengeksekusi opsi untuk pembaruan atau penghentian sewa atau tidak. Untuk kontrak sewa dengan opsi perpanjangan atau pengakhiran, manajemen perlu mengestimasi masa sewa yang memerlukan pertimbangan atas semua fakta dan keadaan yang menciptakan insentif ekonomi untuk menggunakan opsi perpanjangan atau tidak untuk menggunakan opsi pengakhiran, termasuk setiap perubahan yang diharapkan dalam fakta dan keadaan dari tanggal dimulainya sampai tanggal pelaksanaan opsi.

Opsi perpanjangan (atau periode setelah opsi penghentian) hanya termasuk dalam persyaratan sewa jika Grup cukup yakin untuk menggunakan opsi perpanjangan atau tidak menggunakan opsi penghentian.

Jika terjadi peristiwa signifikan atau perubahan signifikan dalam keadaan yang memengaruhi penilaian ini dan berada dalam kendali penyewa, penilaian di atas akan ditinjau.

The Group applies judgment in evaluating whether it is reasonably certain whether or not to exercise the option to renew or terminate the lease. For lease contracts with extension or termination options, management need to estimate the lease term which requires consideration of all facts and circumstances that creates an economic incentive to exercise an extension option or not to exercise termination options, including any expected changes in facts and circumstances from commencement date until the exercise date of the options. Extension options (or periods after termination options) are only included in lease terms if the Group is reasonably certain to exercise the extension options or not to exercise the termination options. If a significant event or a significant change in circumstances occurs which affects this assessment and that is within the control of the lessee, the above assessment will be reviewed.

Klasifikasi Sewa Properti - Grup sebagai Lessor Property Lease Classification – The Group as Lessor Grup telah menandatangani sewa properti komersial.

Grup telah menentukan, berdasarkan evaluasi syarat dan ketentuan perjanjian, seperti jangka waktu sewa tidak merupakan bagian utama dari manfaat ekonomi properti komersial dan nilai kini pembayaran sewa minimum yang tidak secara substansial sejumlah semua nilai wajar dari properti komersial tersebut, bahwa Grup mempertahankan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan properti tersebut dan kontrak sebagai sewa operasi.

The Group has entered into commercial property leases.

The Group has determined, based on an evaluation of the terms and conditions of the arrangements, such as the lease term not constituting a major part of the economic life of the commercial property and the present value of the minimum lease payments not amounting to substantially all of the fair value of the commercial property, that it retains substantially all the risks and rewards incidental to ownership of these properties and accounts for the contracts as operating leases.

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Pengendalian atas TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN dan MWH

Control over TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN and MWH

Catatan 1 menjelaskan bahwa TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN dan MWH adalah entitas anak dari Grup meskipun Grup memiliki kepemilikan hanya berkisar antara 20% - 50%.

Note 1 describes that TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN and MWH are subsidiaries of the Group even though the Group’s ownership are ranging between 20% - 50% only.

Direksi Grup menilai apakah Grup memiliki pengendalian atas TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN dan MWH berdasarkan kemampuan Grup untuk mengarahkan aktivitas yang relevan dari TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN dan MWH secara sepihak. Dalam membuat pertimbangannya, Direksi menganggap ukuran absolut kepemilikan Grup pada TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN dan MWH dan ukuran relatif dan penyebaran kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemegang saham lainnya. Setelah penilaian, Direksi menyimpulkan bahwa Grup memiliki hak suara yang cukup dominan untuk mengarahkan aktivitas yang relevan dari TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN dan MWH dan karenanya Grup memiliki pengendalian atas TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN dan MWH.

The Directors of the Group assessed whether or not the Group has control over TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN and MWH based on whether the Group has the practical abilitiy to direct the relevant activities of TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN and MWH unilaterally. In making their judgment, the Directors considered the Group’s absolute size of holding in TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN and MWH and the relative size of and dispersion of the shareholdings owned by the other shareholders. After assessment, the Directors concluded that the Group has a sufficiently dominant voting interest to direct the relevant activities of TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN and MWH and therefore the Group has control over TI, DKD, RCI, MKDI, MUI, MTI, DMM, AAP, AWD, IDD, IOT, NXI, MKN and MWH.

Klasifikasi DSDI sebagai Entitas Asosiasi Classification of DSDI as Associate

Manajemen telah menilai tingkat pengaruh Grup atas DSDI dan menyimpulkan bahwa ia memiliki pengaruh signifikan, meskipun Grup hanya memiliki kepemilikan hanya berkisar 20,00% atas saham DSDI, disebabkan Grup tidak memiliki kendali atas pengambilan keputusan entitas asosiasi. Sebagai akibatnya, investasi ini diklasifikasikan sebagai entitas asosiasi.

Management has assessed the level of influence that the Group has on DSDI and determined that it has significant influence, even though the Group ownership are ranging 20.00% only of DSDI shares, because the Group does not have control over decision making on associate.

Consequently, this investment was classified as associate.

Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup.

Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are disclosed herein. The Group based its estimates and assumptions on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments however, may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.

(continued)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued) Niali Wajar Instrumen Keuangan Fair Value of Financial Instruments

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Grup. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2u dan 37.

The Group carries certain financial assets and financial liabilities at fair values, which requires the use of accounting estimates. While significant components of fair value measurement were determined using verifiable objective evidences, the amount of changes in fair values would differ if the Group utilized different valuation methodology. Any changes in fair values of these financial assets and liabilities would affect directly the Group’s profit or loss. Further details are disclosed in Notes 2u and 37.

Provisi Ekspektasi Kerugian Kredit Piutang Usaha Provision for Expected Credit Losses of Trade Receivables

Grup menggunakan matriks provisi untuk menghitung ECL piutang usaha dan kontrak aset. Tingkat provisi didasarkan pada hari lewat jatuh tempo.

The Group uses a provision matrix to calculate ECLs for trade receivables and contract assets. The provision rates are based on days past due.

Matriks provisi awalnya didasarkan pada tingkat default yang diamati secara historis Grup. Grup akan mengkalibrasi matriks untuk menyesuaikan pengalaman kerugian kredit historis dengan informasi berwawasan ke depan. Misalnya, jika prakiraan kondisi ekonomi (yaitu, produk domestik bruto) diperkirakan akan memburuk selama tahun depan yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah default di sektor di mana Grup menjalankan bisnisnya, maka tingkat default historis disesuaikan. Pada setiap tanggal pelaporan, tingkat default yang diamati secara historis diperbarui dan perubahan dalam estimasi berwawasan ke depan dianalisa.

The provision matrix is initially based on the Group’s historical observed default rates. The Group will calibrate the matrix to adjust the historical credit loss experience with forward-looking information. For instance, if forecast economic conditions (i.e., gross domestic product) are expected to deteriorate over the next year which can lead to an increased number of defaults in the Group does business sector, the historical default rates are adjusted.

At every reporting date, the historical observed default rates are updated and changes in the forward-looking estimates are analysed.

Penilaian korelasi antara tingkat default yang diamati secara historis, prakiraan kondisi ekonomi, dan ECL adalah estimasi signifikan. Jumlah ECL sensitif terhadap perubahan keadaan dan prakiraan kondisi ekonomi.

Pengalaman kerugian kredit historis Grup dan prakiraan kondisi ekonomi mungkin tidak mewakili default aktual pelanggan di masa depan. Informasi mengenai ECL pada piutang usaha Grup diungkapkan dalam Catatan 8.

The assessment of the correlation between historical observed default rates, forecast economic conditions and ECLs is a significant estimate. The amount of ECLs is sensitive to changes in circumstances and of forecast economic conditions. The Group’s historical credit loss experience and forecast of economic conditions may also not be representative of customer’s actual default in the future. The information about the ECL of the Group’s trade receivables is disclosed in Note 8.

Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan

Allowance for Decline in Market Values and Obsolescence of Inventories

Penyisihan penurunan nilai dan persediaan usang diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan penurunan nilai dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi.

Allowance for decline in market values and obsolescence of inventories are estimated based on provided facts and circumstances, including but not limited to, the physical condition of inventories held, market price, estimated completion cost, and estimated costs incurred for selling of inventories. Obsolescence of inventories are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the estimated amounts.

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)

Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Aset Takberwujud Depreciation of Property and Equipment and Amortization of Intangible Assets

Biaya perolehan aset tetap dan aset takberwujud disusutkan atau diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun dan aset takberwujud antara 4 sampai dengan 8 tahun.

Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Grup menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan atau amortisasi masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 2i, 2k, 14 dan 15.

The costs of property and equipment and intangible assets are depreciated or amortized on a straight-line basis over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of property and equipment to be within 4 to 20 years and intangible assets to be within 4 to 8 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Group conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation or amortization charges could be revised. Further details are disclosed in Notes 2i, 2k,14 and 15.

Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan Impairment of Nonfinancial Assets

Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup.

The review for impairment is performed if there are indications of impairment of certain assets. Determination of fair value of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continuous use

The review for impairment is performed if there are indications of impairment of certain assets. Determination of fair value of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continuous use