• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Joint Photographic Expert Group (JPEG/JPG)

2.3 Cross Stitch

Cross Stitch adalah salah satu bentuk penyulaman pada kain dengan menyulam

benang membentuk tanda cross (X). Gabungan dari hasil sulaman X tersebut akan membentuk sebuah gambar. Untuk memulai suatu cross stitch, diperlukan sebuah pattern yang digunakan sebagai patokan dalam menyulam. Pattern ini dapat diperoleh dari katalog-katalog yang disediakan di toko-toko sulaman. Akan tetapi, kadang- kadang ada konsumen yang menginginkan pattern tertentu yang tidak tersedia di katalog, seperti gambar wajah seseorang atau binatang kesayangan, atau gambar- gambar lain yang unik atau jarang ditemukan.

Sulaman sering juga disebut sebagai Kruistik, kadang-kadang bilang kristik, atau lebih dikenal sebagai Cross Stitch. Kruistik berasal dari bahasa Belanda yaitu

kruissteek atau tusuk silang. Namun di Indonesia, penyebutannya adalah Kristik. Tapi

pada umumnya selain di Indonesia, lebih dikenal dengan nama Cross Stitch. Kruistik adalah salah satu jenis sulaman yang memakai jahitan benang yang bersilangan (membentuk huruf X) di atas kain tenunan sejajar. Teknik jahitan membentuk huruf X disebut tusuk silang, sehingga kruistik populer dengan sebutan “tusuk silang”.

Produk kruistik berupa sulaman gambar-gambar untuk hiasan pakaian, perabot rumah tangga, hiasan dinding, tas, atau aksesoris. Desain gambar kruistik dapat dicontoh dari buku berisi pola-pola motif atau hasil desain sendiri. Benang yang dipakai adalah benang sulam dari katun atau rayon. Jarum untuk kruistik adalah jarum tapestri berujung tumpul dengan mata jarum ukuran besar agar bisa dilewati beberapa helai benang sekaligus.

Kain untuk kruistik adalah kain yang memiliki kotak-kotak (lubang-lubang) dalam ukuran yang sama, horizontal maupun vertikal. Oleh karena itu, hasil jahitan terlihat seperti pola-pola persegi dengan ukuran yang sama.

Jenis kain yang umum untuk kruistik adalah kain strimin, kain aida, dan kain linen. Kain aida memiliki kotak-kotak per inci yang dapat dihitung: 8, 11, 14, 16, dan 18 kotak per inci. Satu kotak berarti satu jahitan yang membentuk huruf X. Jumlah helai benang untuk satu jahitan bergantung ukuran kain dan selera. Tusuk silang di kain aida 11 kotak per inci misalnya, memakai 3 helai benang, sementara di kain ai\da 14 memakai 2 helai benang.

Kruistik adalah salah satu bentuk tertua dari kerajinan sulam, dan dapat ditemukan di seluruh dunia.Hasil kerajinan kruistik seperti pakaian yang dihias dengan kruistik, khususnya dari benua Eropa dan Asia dijadikan benda pameran di berbagai museum etnologi di seluruh dunia.

Kerajinan sulam kruistik sangat populer di kalangan rakyat Eropa Timur dan Eropa Tengah. Ciri khas kerajinan sulam mereka adalah pola geometris dan tusuk silang dua dimensi (bayang-bayang benda tidak dibuat) dengan benang hitam dan merah di atas kain linen. Sedangkan contoh cross stitch atau sulaman dapat dilihat pada Gambar 2.9.

2.4 Interpolasi

Interpolasi merupakan metode untuk merekonstruksi poin data baru dari poin data yang telah diketahui dengan fungsi hampiran tertentu. Nilai hasil interpolasi merupakan nilai estimasi. Pada umumnya interpolasi terbagi menjadi interpolasi

adaptive dan non-adaptive. Pada interpolasi non-adaptive, proses komputasi dilakukan

merata pada semua pixel. Contoh metode ini di antaranya nearest neighbor,

interpolasi bilinear, dan interpolasi bicubic. Sedangkan pada interpolasi adaptive

proses komputasi dilakukan berdasarkan kriteria konten tertentu, misalnya memperlakukan proses yang berbeda pada frekuensi tinggi dan frekuensi rendah pada citra (Smith, 2005).

Interpolasi (kadang disebut dengan istilah resampling) pada sebuah image digital. Beberapa kamera digital menggunakan metoda adalah metoda yang ditujukan untuk menambah atau mengurangi jumlah pixel interpolasi untuk menghasilkan image yang lebih besar dari image yang diambil oleh sensor kamera itu sendiri, dengan kata lain ketika kita melakukan digital zoom. Beberapa software pengolah image memiliki beberapa metoda interpolasi secara built-in. Seberapa halus image diperbesar tanpa menimbulkan efek jaggies sangat tergantung dari kecanggihan algoritma yang digunakan.

2.4.1 Interpolasi Bicubic

Data citra berupa data ukuran, warna, palet serta nilai pixel yang meliputi data benang dan pattern yang bernilai red, green, dan blue (RGB). Untuk bisa dilakukan proses

scaling, citra diharuskan jumlah warna 223. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan

nilai-nilai varibel citra untuk dilakukan scaling. Data citra yang dibaca diletakkan dalam variabel input dalam urutan mulai dari top-left terus ke top-right dan ke bawah sampai right-bottom dan left-bottom. Variabel input ini memiliki tipe variabel image

data. Lebar dan tinggi dari citra disimpan dalam variabel width_in dan height_in. Sedangkan untuk palet warna disimpan dalam variabel paletteClr (Bourke, 2003).

Tahap Scaling adalah tahap memperkirakan warna dari setiap pixel pada final

image dengan mengambil nilai rata-rata dari 16 pixel terdekat di sekitar pixel yang

bersesuaian pada original image. Karena membutuhkan nilai dari 16 pixel di sekitar

pixel yang bersangkutan, maka terlebih dahulu dilakukan proses padding. Proses padding adalah proses penambahan dua pixel pada masing-masing sisi kiri, kanan,

atas dan bawah dari data citra. Hal ini dilakukan pada masing-masing nilai red, green, dan blue. Nilai dari dua pixel tambahan tersebut sama dengan nilai dari pixel paling ujung dari tiap sisi. Setelah dilakukan proses padding, kemudian dihitung nilai interpolasi dari tiap komponen red, green, dan blue dari setiap pixel pada final image dengan menggunakan algoritma bicubic interpolation. Ukuran dari final image diperoleh dari masukan user mengenai panjang horisontal kain dan jumlah stitch per cm. Panjang vertikal kain akan dihitung secara otomatis disesuaikan dengan ukuran citra (Bourke, 2003).

Bisa dilihat contoh gambar dibawah ini :

2..5 Visual Basic 6.0

Visual Basic 6.0 dirilis tahun 1998, bersama Microsoft Visual Studio 6.0 dan meraih penghargaan PC Magazine untuk kategori “Best of 1997” Award Winner dan PC Winner dan PC/Computing MVP Award. Visual Basic dikembangkan dari bahasa Quick Basic yang berjalan di atas sistem operasi DOS. Versi awal diciptakan oleh Alan Cooper yang kemudian menjualnya ke Microsoft dan mengambil alih pengembangan produk dengan memberi nama sandi “Thunder”. Akhirnya Visual Basic menjadi bahasa pemrograman utama di lingkungan Windows (Kurniadi, 2000).

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang berorientasi objek (Object

Oriented Programming / OOP). OOP adalah pemrograman yang terdiri dari beberapa

objek yang berkomunikasi atau berhubungan dan melakukan suatu aksi dalam suatu kejadian (event), sehingga istilah objek banyak digunakan dalam pemrograman Visual Basic ini. Objek-objek digambarkan pada layar dan melakukan properti terhadap objek yang digambarkan lalu menuliskan metode-metode terhadap objek tersebut sesuai dengan tujuan program.

Pada pemrograman Visual Basic, perancangan program dimulai dengan perencanaan dan pendefenisian tujuan program, lalu merancang keluaran dan media hubungan dengan pemakai, dan langkah terakhir adalah penulisan kode program tersebut. Visual Basic menyediakan IDE (Integrated Development Environment) sebagai lingkungan tempat bekerja untuk menghasilkan program aplikasi pada Visual Basic. Komponen-komponen IDE terdiri dari control menu, baris menu, toolbar,

toolbox, form window, form layout window, properties window, project explorer, kode window, object window dan event window. Yang mana setiap komponen memiliki

BAB 3

Dokumen terkait