Peran Pengelolaan Mayarakat
4.5. Crosstabulation (Tabulasi Silang) Antara Peran Tokoh dengan Indikator Peran Gender Perempuan dalam Film Seri The Hunger Games
Tabel 4.1. Tabulasi Silang Antara Peran Tokoh dengan Indikator Peran Gender Perempuan dalam Film The Hunge Games
Female Gender Role
Karakter dalam Film Total
Protagonis Sidekick Antagonis Kontagonis Skeptis
Menjaga anak 1 0 0 0 0 1 Merawat anak 1 3 0 0 0 4 Merawat suami/kekasih 1 2 0 0 1 4 Menyiapkan makanan 1 2 0 0 0 3 Menyiapkan air 1 1 0 0 0 2 Menyediakan perlengkapan rumah tangga 1 0 0 0 0 1 Menjaga kesehatan keluarga 1 3 0 0 0 4 Melakukan pekerjaan diluar/dalam rumah 1 2 1 1 0 5 Mengikuti organisasi kolektif kegiatan sosial 1 8 1 1 1 12 Berperan dalam jasa upacara atau perayaan 1 8 1 0 1 11 Berperan dalam aktivitas peningkatan kualitas masyarakat 1 6 1 0 0 8 Berpartisipasi dalam kegiatan atau klub sosial
0 0 0 0 0 0 Berpartisipasi dalam politik masyarakat 1 1 1 0 0 3 Total 12 36 5 2 3 58
Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Tabel diatas menunjukkan frekuensi dimana peran tokoh, yang dibagi menurut Set (2004) dalam melalukan perannya sebagai perempuan yang dibagi
menurut Caroline Moser (1993). Dari hasil perhitungan, tokoh dominan ada dua, yakni protagonis dan sidekick.
Sidekick merupakan karakter tokoh yang dominan pada posisi pertama,
dimana tokoh ini merupakan karakter yang biasanya berpasangan dengan karakter protagonis. Tugas karakter ini adalah membantu tugas yang dilakukan oleh sang karakter protagonis (Set, 20014, p.74). Sedangkan peran gender yang paling sering muncul oleh tokoh perempuan dalam film seri The Hunger Games adalah peran masyarakat, yang mana sang tokoh perempuan mengembangkan dirinya melalui kelompok kolektif, aktivitas penyelenggaraan acara, partisipasi dalam kegiatan masyarakat serta ikut berpartisipasi dalam politik di masyarakat dengan berhubungan dengan orang disekitarnya.
Gambar 4.72. Tokoh sidekick: Effie Trinket Sumber: Cuplikan film The Hunger Games (2012)
Dari hasil perhitungan peneliti, mendapatkan total frekuensi sebanyak 36. Ada dua indikator yang paling dominan dalam tokoh sidekick ini, yakni mengikuti organisasi kolektif kegiatan sosial dan jasa upacara atau perayaan. Masing-masing memiliki frekuensi delapan. Dari hasil perhitungan ini terlihat bahwa tokoh
sidekick lebih banyak berperan aktif dalam kegiatan pengelolaan dibandingkan
variabel lainnya.
Setelah tokoh sidekick, tokoh yang juga dominan adalah tokoh protagonis. Tokoh protagonis ini adalah tokoh utama. Dalam sebuah film, tokoh protagonis memiliki peran yang berada di sisi baik, sikapnya mencerminkan sikap-sikap kebeneran dalam setiap aktivitasnya. Kebanyakan dalam karakter ini mewakili sosok pahlawan, pembela kebenaran, atau tokoh yang memikul tanggung jawab
(Set, 2004, p.74). Hanya ada satu karakter protagonis dalam film seri The Hunger Games ini. Tokoh tersebut adalah Katniss Everdeen.
Gambar 4.73. Tokoh protagonis: Katniss Everdeen Sumber: Cuplikan film The Hunger Games (2012)
Dalam perhitungan yang telah dilakukan peneliti, tokoh protagonis ini menghasilkan frekuensi sebanyak 12. Jumlah ini merupakan jumlah terbesar setelah tokoh sidekick. Tidak ada peran yang paling dominan dalam karakter ini. Hampir semua indikator memiliki satu jumlah frekuensi. Karena karakternya sebagai tokoh protagonis, tokoh ini digambarkan memiliki hampir seluruh peran. Hal ini dikarenakan untuk menunjang penggambarannya sebagai tokoh protagonis, yang merupakan pahlawan. Melalui tokoh ini, ingin digambarkan bahwa perempuan tidak hanya bisa melakukan pekerjaan rumah dan mengurus anak, mereka juga mampu untuk bekerja, melakukan aktivitas pengelolaan masyarakat, bahkan mereka pun bisa masuk dalam ranah politik.
Kedua karakter ini adalah karakter yang berada dalam sisi kebaikan. Berarti apapun yang mereka lakukan adalah hal-hal yang positif dan baik bagi tokoh lainnya. Dari hal ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa perempuan yang baik adalah perempuan yang bisa melakukan tiga jenis perannya sebagai perempuan, yakni peran reproduktif, peran produktif, dan juga peran masyarakat.
Gambar 4.74. Tokoh sidekick (tengah) yang sedang mengobati tokoh protagonis (kanan)
Sumber: Cuplikan film The Hunger Games: Mockingjay part 2 (2015)
Selain karakter baik, ada pula karakter buruk. Karakter ini sering diketahui sebagai karakter Antagonis. Sang Antagonis selalu berlawanan dengan karakter protagonis. Karakter ini selalu berupaya menggagalkan setiap upaya karakter protagonis dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Tokoh ini seringkali dilihat sebagi musuh atau orang jahat (Set, 2004, p.74). Presiden Alma Coin adalah tokoh Antagonis perempuan dalam film seri The Hunger Games ini.
Gambar 4.75. Tokoh Protagonis: Presiden Alma Coin
Sumber: Cuplikan film The Hunger Games: Mockingjay part 2 (2015)
Dalam tabel 4.15. dapat dilihat bahwa tokoh antagonis dalam film seri ini hanya memiliki frekuensi lima peran. Peran yang paling banyak terlihat adalah peran produktif dan peran masyarakat. Untuk bisa menang melawan karakter protagonis, si jahat berpura-pura menjadi orang yang baik sama seperti si pahlawan. Maka dari itu sang tokoh antagonis melakukan peran masyarakat dan peran produktif yang sama seperti tokoh protagonis. Karakter antagonis mengikuti kegiatan-kegiatan kolektif masyarakat sama seperti tokoh protagonis. Dia
melakukan hal tersebut hingga sifat antagonisnya tertutup, dan seakan-akan dialah yang membantu peran protagonis. Ketika sang protagonis, dan sidekick percaya pada antagonis, barulah dia menggunakan kesempatan tersebut untuk mengalahkan protagonis.
Dalam kisah The Hunger Games ini, Presiden Alma Coin sama sekali tidak memperlihatkan sisi jahatnya. Dia justru membantu masyarakat untuk lepas dari penindasan akan Capitol. Namun tujuan utamanya adalah menjadi penguasa Capitol. Dan untuk meruntuhkan kekuasaan Presiden Snow, ia menggunakan Katniss sebagai pemicu pemberontakan untuk melawan pemerintahan Presiden Snow.
Pada kebanyakan film, tokoh antagonis membutuhkan seseorang untuk membantunya. Tokoh inilah yang disebut dengan tokoh Kontagonis. Tokoh ini banyak membantu sang antagonis untuk melakukan kejahatannya (Set, 2004, p.75). Karakter ini hanya memiliki frekuensi sebanyak dua yakni melakukan pekerjaan didalam/luar rumah dan mengikuti organisasi kolektif kegiatan sosial.
Tokoh kontagonis dalam film seri The Hunger Games ini adalah Egeria. Egeria adalah orang kepercayaan dari Presiden Snow. Peran yang dilakukan oleh tokoh ini yang paling banyak adalah peran produktif dan peran masyarakat. Produktif disini maksudnya produktif bekerja untuk sang antagonis, dimana ia bekerja untuk si jahat. Sedangkan peran masyarakat yang dilakukan oleh sang kontagonis adalah ikut dalam organisasi kolektif kegiatan sosial. Tujuan sang kontagonis melakukan peran ini adalah untuk mendampingi dan membantu sang antagonis. Egeria dalam film ini terus mendampingi Presiden Snow apapun yang dilakukannya. Bahkan saat pertemuan dengan anggota parlemen, Egeria berdiri tepat disebelah Presiden Snow.
Gambar 4.76. Tokoh Kontagonis: Egeria
Sumber: Cuplikan film The Hunger Games: Mockingjay part 1 (2014)
Ada pula karakter yang disebut dengan Skeptis. Tokoh ini sebetulnya bukanlah musuh dari tokoh protagonis, namun tokoh ini menganggap sang protagonis adalah pecundang. Karakter ini selalu mengacaukan rencana protagonis (Set, 2004, p.75). Berdasarkan hasil pengkodingan, karakter ini memiliki frekuensi sebanyak tiga peran, yakni merawat suami/kekasih, mengikuti organisasi kolektif kegiatan sosial, dan jasa upacara atau perayaan. Karakter skeptis dalam film seri The Hunger Games ini adalah Glimmer. Perempuan ini adalah salah satu tributes dari Hunger Games yang ke-74. Katniss dan Glimmer sesungguhnya tidak bermusuhan, namun untuk memenangkan permainan Glimmer harus membunuh Katniss.
Gambar 4.77. Tokoh Skeptis: Glimmer Sumber: Cuplikan film The Hunger Games (2012)