• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. Panen / Pemetikan

2. Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kop

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi bersama-sama dengan faktor produksi lain dalam suatu proses produksi guna meningkatkan hasil pertanian. Curahan tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja dalam keluarga yakni tenaga kerja wanita (istri) dan tenaga kerja pria (suami) yang biasanya tidak diberi upah.

Kebutuhan tenaga kerja pada setiap usahatani berbeda-beda menurut komoditinya. Demikian juga dengan komoditi kopi yang memiliki tahap-tahap tertentu dalam pelaksanaan kegiatannya.

Rata-rata curahan tenaga kerja pria dan wanita pada setiap tahapan pekerjaan pada usahatani kopi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Rata-Rata Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita Pada Setiap Tahapan Kegiatan Pada Usahatani Kopi per Hektar.

Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran

Curahan Tenaga Kerja (HKP)

Pria Wanita Tahapan Pekerjaan Strata 1 Strata 2 Total Strata 1 Strata 2 Total Penanaman (Persiapan lahan, menanam, dan penyulaman) 163,43 89,21 252,64 144 87,12 231,12 Pemeliharaan (Pemupukan, Pengendalian hama penyakit dan gulma) 604,14 629,31 1233,45 622,23 687,54 1309,77 Panen / pemetikan 130,99 94,43 225,42 405,82 300,22 706,04 Pengolahan 49,89 98,38 148,27 177,94 192,59 370,53

hasil (penggilingan, pengeringan, penyortiran, pengepakan Total 948,45 911,33 1859,78 1349,99 1267,47 2617,46 (Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 4b Thn 2008)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata curahan tenaga kerja wanita pada tiap strata pada tahap penanaman ( persiapan lahan, menanam, penyulaman) lebih kecil dari pada curahan tenaga kerja pria. Dimana, rata-rata curahan tenaga kerja wanita strata 1 sebesar 144 HKP dan strata 2 sebesar 87,12 HKP sedangkan curahan tenaga kerja pria strata 1 sebesar 163,43 HKP dan strata 2 sebesar 89,21 HKP. Hal ini disebabkan karena pada tahap penanaman pada usahatani kopi terutama pada persiapan lahan membutuhkan kemampuan fisik yang kuat sehingga tenaga kerja pria lebih banyak yang bergerak didalamnya.

Pada tahap pemeliharaan, curahan tenaga kerja wanita strata 1 sebesar 622,23 HKP dan strata 2 sebesar 687,54 HKP sedangkan curahan tenaga kerja pria strata 1 sebesar 604,14 HKP dan strata 2 sebesar 629,31 . Dari sini dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja wanita pada tahap ini lebih besar daripada curahan tenaga kerja pria. Hal ini dikarenakan oleh ketekunan dan kerajinan tenaga kerja wanita.

Pada tahap panen/ pemetikan curahan tenaga kerja wanita strata 1 sebesar 405,82 HKP dan strata 2 sebesar 300,22 HKP sedangkan curahan tenaga kerja pria strata 1 sebesar 130,99 HKP dan strata 2 sebesar 94,43 HKP . Dari sini dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja wanita pada tahap ini lebih besar daripada curahan tenaga kerja pria. Hal ini dikarenakan oleh ketekunan dan kerajinan tenaga kerja wanita.

Pada tahap pengolahan hasil, curahan tenaga kerja wanita strata 1 sebesar 177,94 HKP dan strata 2 sebesar 192,59 HKP sedangkan curahan tenaga kerja pria strata 1 sebesar 49.89 HKP dan strata 2 sebesar 98,38 . Dari sini dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja wanita pada tahap ini lebih besar daripada curahan tenaga kerja pria. Hal ini dikarenakan oleh ketekunan dan kerajinan tenaga kerja wanita.

Jadi dapat disimpulkan bahwa curahan tenaga kerja wanita di daerah penelitian pada baik strata 1 maupun strata 2 pada setiap tahapan kegiatan pada usahatani kopi (kecuali tahap penanaman) lebih besar daripada curahan tenaga kerja pria.

c. Pengaruh Faktor Sosial (Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bertani, Tingkat Kosmopolitan) Terhadap Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi

Faktor – faktor sosial yang diduga mempengaruhi curahan tenaga kerja wanita pada usaha tani kopi adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani dan tingkat kosmopolitan. Umur yang dimaksud disini adalah usia petani sampel yang berumur > 15 tahun dan masih produktif.

Tingkat pendidikan yang dimaksud disini adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani oleh petani sampel misalnya : SD, SMP, SMA, atau sederajat yang biasanya dinyatakan dalam tahun.

Pengalaman bertani yang dimaksud disini adalah lamanya petani sampel mengusahakan usahatani kopi yang dinyatakan dalam tahun.

Tingkat Kosmopolitan dapat diartikan sebagai keterbukaan maupun hubungan petani dengan dunia luar yang nantinya diharapkan akan memberikan

inovasi baru bagi para petani dalam menjalankan usahataninya. Tingkat kosmopolitan dapat diukur dari perkembangan sumber inovasi baru, antara lain media cetak, media elektronik dan bepergiannya petani keluar daerah tempat tinggal dengan menggunakan score.

Untuk melihat bagaimana pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dilihat pada hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 12 dibawah ini :

Tabel 12 a. Variables Enttered/ Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Tingkat Kosmopolitan, Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bertani Enter

i. a All requested variables Entered

b Dependent Variable: Curahan tenaga kerja wanita ( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 )

Pada Variabel enter/ removed terlihat bahwa variabel-variabel bebas yang dimasukkan (entered) adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani dan tingkat kosmopolitan. Metode yang dipilih adalah metode enter.

Tabel 12b. Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .673(a) .453 .365 337.76425

a. Predictors: (Constan), Tingkat Kosmopolitan, Umur, Tingkat pendidikan, Pengalaman Bertani

( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 )

R = 0,673 berarti pengaruh antara umur,tingkat pendidikan, pengalaman bertani, dan tingkat kosmopolitan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 67,3 %., sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

R Square sebesar 0,453 berarti 45,3 % faktor-faktor curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dijelaskan oleh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan sedangkan sisanya 54,7 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Adjusted R Square sebesar 0,365 berarti 36,5 % faktor – faktor curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dijelaskan oleh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, dan tingkat kosmopolitan. Sedangkan sisanya 63,5 % dapat dijelaskan oleh faktor – faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Standart error of the estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang di prediksi. Standart error of the estimate juga disebut standar deviasi. Dalam penelitian ini standart error of the estimate adalah 337,76425.

Tabel 12c. Coefficientsa Unstandardized Coefficiens Standardize d Coefficients Model B Std.Error Beta t Sig 1 (Constan) 957,890 561,478 1,706 0,100 Umur -19,619 13,464 -0,482 -1,457 0,158 Tingkat Pendidikan -53,208 27,689 -0,456 -1,922 0,066 Pengalaman Bertani 29,206 11,301 0,722 2,584 0,016 Tingkat Kosmopolitan 20,832 14,156 0,231 1,472 0,154

a. Dependent Variable: Curahan Tenaga Kerja Wanita

( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 )

Berdasarkan hasil out put tersebut maka rumus persamaan regresinya adalah:

= 957,890 - 19,619X1 – 53,208X2 + 29,206X3 + 20,832X4

Dimana :

= Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi (HKP/ Tahun) X1 = Umur (Tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (Tahun)

X3 = Pengalaman Bertani (Tahun)

X4 = Tingkat kosmopolitan (Score)

Dari model diatas diperoleh interpretasi sebagai berikut :

1. Setiap terjadi peningkatan umur sebesar 1 tahun, terjadi penurunan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 19,619 HKP.

2. Setiap terjadi peningkatan tingkat pendidikan sebesar 1 tahun, terjadi penurunan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 53,208 HKP.

3. Setiap terjadi peningkatan pengalaman bertani sebesar 1 tahun, terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 29,206 HKP.

4. Setiap terjadi peningkatan tingkat kosmopolitan sebesar 1 skor, terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 20,832 HKP.

Dari hasil uji t, maka diperoleh nilai t hitung untuk variabel umur adalah 1,457, dengan tingkat signifikansi 0,158. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,158 > 0,050 menunjukkan bahwa pengaruh variabel umur secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini disebabkan karena petani sampel memiliki umur yang produktif dan masih memiliki fisik yang kuat dalam mengelola usahatani kopi.

Untuk variabel tingkat pendidikan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,922 dengan tingkat signifikansi 0,066. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan

95 % ( = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,066 > 0,050 menunjukkan bahwa

pengaruh variabel tingkat pendidikan secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan merupakan pendidikan formal, yang tidak berhubungan langsung dengan usahatani petani sampel.

Untuk variabel pengalaman bertani nilai t hitung sebesar 2,584 dengan tingkat signifikansi 0,016. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung > t tabel dan tingkat signifikansinya 0,016 < 0,050 menunjukkan bahwa pengaruh variabel pengalaman bertani secara parsial signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dan memiliki hubungan yang positif antara pengalaman bertani dengan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani

kopi. Makin banyak pengalaman bertani maka curahan tenaga kerja wanita semakin besar.

Untuk variabel tingkat kosmopolitan nilai t hitung sebesar 1,472 dengan tingkat signifikansi 0,154. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 %

( = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,154 > 0,05 menunjukkan bahwa

pengaruh variabel tingkat kosmopolitan secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi.

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau H1 ditolak, Sedangkan jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak dan terima H1. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,050 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan out put dibawah ini terlihat bahwa:

Tabel 12d. Anovab

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig

1 Regression Residual Total 2361456,275 2852117,261 5213573,536 4 25 29 590364,069 114084,690 5,175 0,004(a) a. Prediktors: (Constan), Tingkat Kosmopolitan, Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bertani b. Dependent variable: Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi

( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 )

Tabel diatas mengungkapkan bahwa nilai F hitung adalah 5,175 dengan tingkat signifikansi 0,004. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) adalah 2,76. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya 0,004 < 0,050 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent ( Umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan) secara serempak signifikan terhadap curahan tenaga kerja wanita

pada usahatani kopi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga hipotesis 1 dapat diterima.

d. Pengaruh Faktor Ekonomi (Luas Lahan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga, Pendapatan di Luar Usahatani Kopi) Terhadap Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi

Luas Lahan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam kegiatan usahatani. Luas lahan yang dimaksud disini merupakan luas lahan pertanaman kopi yang diusahakan oleh petani.

Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud adalah banyaknya yang ditanggung oleh kepala keluarga dalam rumah tangga. Tanggungan keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia pertanian yang dimiliki oleh petani, terutama yang berusia produktif dan ikut membantu dalam usahataninya. Tanggungan keluarga juga dapat menjadi beban hidup bagi keluarga apabila tidak aktif bekerja.

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani, di mana tenaga kerja yang dimaksud di sini adalah petani dan para anggota keluarganya. Dalam usahatani, keluarga petani merupakan unsur penentu, namun pada saat tertentu faktor tenaga kerja keluarga akan muncul sebagai faktor yang menentukan kelestarian dari usahatani itu.

Usaha memenuhi kebutuhan keluarga petani yaitu mencari sumber mata pencaharian tambahan. Pendapatan diluar usahatani kopi yang dimaksud disini adalah pendapatan yang diperoleh diluar usahatani kopi, baik dari usahatani, ternak maupun non-usahatani.

Untuk melihat bagaimana pengaruh faktor ekonomi (luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, pendapatan diluar usahatani kopi) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini:

Tabel 13a. Variables Enttered/ Removedb

Model Variables Entered Variables Removed

Method

1 Pendapatan diluar

usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan

keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga.

Enter

ii. a All requested variables Entered

b Dependent Variable: Curahan tenaga kerja wanita ( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 )

Pada Variabel enter/ removed terlihat bahwa variabel-variabel yang dimasukkan (entered) adalah pendapatan diluar usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga. Metode yang dipilih adalah metode enter.

Tabel 13b. Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 0,918(a) 0,842 0,817 181,33164

b. Predictors: (Constan), Pendapatan Diluar Usahatani Kopi, Luas Lahan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga.

( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 )

R = 0,918 berarti pengaruh antara pendapatan diluar usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 91,8 %.

Sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

R Square sebesar 0,842 berarti 84,2 % faktor-faktor curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dijelaskan oleh pendapatan diluar usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga sedangkan sisanya 15,8 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Adjusted R Square sebesar 0,817, artinya 81,7 % faktor-faktor curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dijelaskan oleh luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, dan pendapatan diluar usahatani kopi.

Standart error of the estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang di prediksi. Standart error of the estimate juga disebut standar deviasi. Dalam penelitian ini standart error of the estimate adalah 181,33164.

Tabel 13c. Coefficientsa Unstandardized Coefficiens Standardiz ed Coefficient s Model B Std.Error Beta t Sig 1 (Constan) -63,569 107,374 -0,592 0,559 Luas Lahan 949,798 90,141 0,904 10,537 0,000 Jumlah Tanggungan Keluarga 18,606 16,097 0,095 1,156 0,259 Ketersediaan Tenaga

Kerja Dalam Keluarga 0,034 0,050 0,060 0,673 0,507 Pendapatan Diluar

Usahatani Kopi 4,66E-006 0,000 0,063 0,757 0,456 b. Dependent variable: Curahan Tenaga Kerja Wanita

( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 )

Dari hasil out put diatas maka diperoleh rumus persamaan regresinya sebagai berikut :

= -63,569 + 949,798X1 + 18,606X2 + 0,034X3 + 4,66E-006X4

Dimana :

= Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi (HKP/Tahun) X1 = Luas Lahan (Ha)

X2 = Jumlah Tanggungan (Jiwa)

X3 = Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga (HKP/ Tahun

X4 = Pendapatan Diluar Usahatani Kopi (Rp/ Tahun)

Dari model diatas, maka diperoleh interpretasi sebagai berikut :

1. Setiap terjadi peningkatan luas lahan sebesar 1 Ha, terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 949,798 HKP.

2. Setiap terjadi peningkatan jumlah tanggungan keluarga sebesar 1 jiwa, terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 18,606 HKP.

3. Setiap terjadi peningkatan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga sebesar 1 HKP/ tahun, maka terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 0,034 HKP.

4. Setiap terjadi peningkatan pendapatan diluar usahatani kopi sebesar 1 rupiah/ tahun maka terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 4,66 x 10-6 HKP.

Dari hasil uji t maka diperoleh nilai t hitung untuk variabel luas lahan adalah 10,537 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung > t tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel luas lahan secara parsial signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Ini berarti semakin luas lahan maka curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi semakin besar.

Untuk variabel jumlah tanggungan keluarga diperoleh nilai t hitung sebesar 1,156 dengan tingkat signifikansi 0,259. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,259 > 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel jumlah tanggungan keluarga secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini di sebabkan karena besarnya jumlah tanggungan keluarga tidak mempengaruhi curahan tenaga kerja.

Untuk variabel ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga nilai t hitung sebesar 0,673 dengan tingkat signifikansi 0,507. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,507 > 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang tersedia di daerah

penelitian tidak begitu dimanfaatkan. Anak – anaknya yang berumur produktif banyak yang merantau ke kota baik untuk mencari ilmu maupun mencari nafkah.

Untuk variabel pendapatan diluar usahatani nilai t hitung sebesar 0,757. dengan tingkat signifikansi 0,456. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,456 > 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel pendapatan diluar usahatani kopi secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini disebabkan karena walaupun pendapatan diluar usahatani besar, tetapi mereka tetap mengelola usahatani kopi dimana usahatani kopi merupakan tanaman keras yang memberikan produksi untuk tahun yang lama, yang dapat dijadikan sebagai tabungan mereka.

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau H1 ditolak, Sedangkan jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak dan terima H1. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan out put dibawah ini terlihat bahwa:

Tabel 13d. Anovab

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig

1. Regression

4391544.484 4 1097886.121 33.390 .000(a)

Residual 822029.052 25 32881.162

Total 5213573.536 29

a. Prediktors: (Constan), pendapatan diluar usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga

b. Dependent variable: Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi ( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 )

Tabel diatas mengungkapkan bahwa nilai F hitung adalah 33,390 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) adalah 2,76. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent (luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, pendapatan diluar usahatani kopi ) secara serempak signifikan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, H1 diterima.

e. Sikap Tenaga Kerja Wanita Terhadap Peran Gandanya Pada Usahatani Kopi

Sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya pada pada usahatani kopi diketahui dengan melihat jawaban-jawaban tenaga kerja wanita terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan. Pernyataan ini dibagi kedalam 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Sikap dalam hal ini merupakan suatu respon dalam wujud suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap petani bisa berupa positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 0, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 1, Ragu-Ragu (R) diberi nilai 2, Setuju (S) diberi nilai 3 dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4. Demikian sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3, Ragu-Ragu (R) diberi nilai 2, Setuju (S)

diberi nilai 1 dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 0. Dari jawaban setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, kemudian secara kumulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh skor (nilai skala untuk masing-masing kategori jawaban), kemudian skor terhadap masing-masing pernyataan dijumlahkan.

Interpretasi terhadap skor masing-masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut kedalam skor standart yang mana dalam hal ini digunakan model Skala Likert (Skor T). Dengan mengubah skor pada skala sikap menjadi skor T menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T= 50 dan standart deviasi S = 9,325468771, Shingga apabila skor standart > 50, berarti mempunyai sikap yang positif. Jika skor standart ≤ 50, berarti mempunyai sikap negatif. Sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya pada usahatani kopi di Desa Parulohan dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14. Sikap Tenaga Kerja Wanita Terhadap Peran Gandanya pada usahatani kopi di Desa Parolohan.

No Kategori Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Positif 19 63,33 %

2 Negatif 11 36,67%

Jumlah 30 100 %

(Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 8 f )

Berdasarkan Tabel di atas dapat dikemukakan bahwa dari 30 tenaga kerja wanita sampel, jumlah tenaga kerja wanita yang menyatakan sikap positif terhadap peran gandanya pada usahatani kopi sebanyak19 orang (63,33%) dan menyatakan sikap negatif sebanyak 11 orang (36,67%). Sehingga sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya pada usahatani kopi lebih dominan positif dari pada sikap negatif di daerah penelitian. Dengan demikian Hipotesis 3 yang

menyatakan bahwa sikap tenaga kerja wanita Positif terhadap peran gandanya pada usahatani kopi dapat diterima.

f. Masalah – Masalah Yang Dihadapi Tenaga Kerja Wanita Dalam Peran Gandanya Pada Usahatani Kopi.

1. Masalah Internal

Yang dimaksud dengan masalah internal adalah persoalan/ masalah yang timbul dalam diri pribadi sang ibu tersebut. Ada di antara para ibu yang lebih senang jika dirinya benar-benar hanya menjadi ibu rumah tangga, yang sehari-hari berkutat di rumah dan mengatur rumah tangga. Namun, keadaan “menuntut” nya untuk bekerja, untuk menyokong keuangan keluarga. Kondisi tersebut mudah menimbulkan stress karena bekerja bukanlah timbul dari keinginan diri namun seakan tidak punya pilihan lain demi membantu ekonomi rumah tangga. Biasanya, para ibu yang mengalami masalah demikian, cenderung merasa sangat lelah (terutama secara psikis), karena seharian “memaksakan diri” untuk bertahan di ladang kopinya. Dari 30 orang petani sampel yang diwawancarai terdapat 18 orang (60 %) petani sampel yang merasakan masalah ini.

2. Masalah Eksternal a. Dukungan Suami

Dukungan suami dapat diterjemahkan sebagai sikap penuh pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk kerja sama yang positif, ikut membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, membantu mengurus

anak-anak serta membantu memberikan dukungan moral dan emosianal terhadap istrinya. Di daerah penelitian, yang dukungan yang diberikan suami adalah dukungan yang berupa dukungan moral dan emosional saja, sedangkan

Dokumen terkait