• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI LAPISAN SOSIAL DAN MARGINALISASI PEREMPUAN

6.2 Pemusatan pada Pinggiran Pasar Tenaga Kerja

6.2.2 Curahan Waktu Kerja

Rendahnya status pekerjaan responden laki-laki pada desa pertanian yang sebagian besar adalah sebagai buruh, membuat curahan waktu kerja responden laki-laki lapisan bawah dan atas tinggi (lebih dari 35 jam per minggu) dengan persentase 50 pesen lapisan bawah dan 100 persen lapisan menengah. Secara umum, responden lapisan bawah memiliki status pekerjaan sebagai buruh tani dan buruh bengkel. Buruh tani memiliki jam kerja yang rendah, yaitu 4-5 jam per hari dengan hari kerja yang tidak ditentukan, sehingga 50 persen responden laki-laki pada lapisan bawah memiliki curahan waktu kerja yang rendah. Sementara itu, responden laki-laki pada lapisan menengah memiliki curahan waktu kerja yang tinggi karena status pekerjaannya sebagai buruh bengkel dengan jam kerja yang panjang, yaitu 10 jam per hari dengan enam hari kerja per minggu. Adapun 60 persen responden laki-laki pada lapisan atas memiliki curahan waktu yang rendah karena memiliki status pekerjaan sebagai pengusaha atau pemilik usaha, dimana usahanya tersebut dikerjakan oleh pegawainya.

Pada desa industri, responden laki-laki pada seluruh lapisan sosial memiliki curahan waktu kerja yang tinggi, karena secara umum mereka bekerja sebagai pengusaha (pedagang) dan buruh pabrik. Pengusaha atau pemilik usaha menjalankan usahanya sendiri dan tidak menggunakan jasa orang lain untuk menjalankannya, sehingga memiliki jam kerja yang panjang, yaitu sepuluh jam per hari dengan tujuh hari kerja per minggu. Selain itu, terdapat juga responden laki-laki yang bekerja sebagai buruh pabrik dengan jam kerja yang juga panjang, yaitu delapan jam per hari dengan enam hari kerja per minggu. Jumlah dan persentase responden laki-laki menurut lapisan sosial dan curahan waktu kerja pada kedua desa penelitian dapat dilihat dalam Tabel 24 di bawah ini.

Tabel 24. Jumlah dan Persentase Responden Laki-laki menurut Lapisan Sosial, Curahan Waktu Kerja, dan Tipe Desa, 2011

Lapisan Sosial Desa Pertanian Desa Industri Rendah Tinggi Total Rendah Tinggi Total

Bawah Jumlah 3 3 6 2 9 11 Persentase 50.0 50.0 100.0 18.2 81.8 100.0 Menengah Jumlah 0 4 4 1 1 2 Persentase 0.0 100.0 100.0 50.0 50.0 100.0 Atas Jumlah 3 2 5 0 2 2 Persentase 60.0 40.0 100.0 0.0 100.0 100.0

Pada desa pertanian, responden perempuan pada seluruh lapisan sosial memiliki curahan waktu yang rendah, yaitu sebagai buruh tani, buruh pengupas ubi, pembantu rumah tangga ataupun bibi cuci yang jam kerjanya relatif singkat (kurang dari 35 jam per minggu), dengan persentase 80 persen lapisan bawah, 57.2 persen lapisan menengah, dan 100 persen lapisan atas. Adapun pada desa industri, responden perempuan lapisan bawah dan menengah memiliki curahan waktu kerja yang tinggi (lebih dari atau sama dengan 35 jam per minggu). Hal ini dikarenakan secara umum responden pada kedua lapisan sosial tersebut bekerja sebagai buruh pabrik, dengan jam kerja delapan jam per hari dan enam hari kerja per minggu. Sementara itu, perempuan lapisan atas memiliki curahan waktu kerja yang rendah karena bekerja sebagai pemilik usaha atau pengusaha yang memiliki pegawai dalam menjalankan usahanya, sehingga tidak perlu menghabiskan waktu untuk melakukan pekerjaannya sendiri (Tabel 25).

Tabel 25. Jumlah dan Persentase Responden Perempuan menurut Lapisan Sosial, Curahan Waktu Kerja, dan Tipe Desa, 2011

Lapisan Sosial Desa Pertanian Desa Industri Rendah Tinggi Total Rendah Tinggi Total

Bawah Jumlah 4 1 5 3 9 12 Persentase 80.0 20.0 100.0 25.0 75.0 100.0 Menengah Jumlah 4 3 7 0 2 2 Persentase 57.2 42.8 100.0 0.0 100.0 100.0 Atas Jumlah 3 0 3 1 0 1 Persentase 100.0 0.0 100.0 100.0 0.0 100.0

Dengan demikian, industrialisasi pedesaan membawa perubahan kondisi yang lebih baik bagi laki-laki lapisan menengah. Hal tersebut ditunjukkan oleh penurunan persentase responden yang memiliki curahan waktu kerja yang tinggi sebesar 50 persen. Di samping itu, industrialisasi pedesaan tidak membawa perubahan kondisi yang lebih baik bagi responden perempuan dari seluruh lapisan sosial. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan persentase perempuan lapisan bawah, menengah, dan atas yang memiliki curahan waktu kerja yang tinggi.

6.2.3 Tunjangan

Tunjangan yang diperoleh responden laki-laki dari desa pertanian tergolong rendah, karena status pekerjaan sebagai buruh tani maupun buruh bengkel pada desa pertanian tidak memiliki tunjangan yang diberikan kepada pegawainya, karena pada umumnya tunjangan diberikan oleh perusahaan yang memiliki peraturan-peraturan formal yang memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Dengan demikian, responden laki-laki pada desa industri yang bekerja sebagai buruh pabrik seharusnya memiliki tunjangan yang tinggi karena adanya tunjangan yang diberikan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya responden laki-laki pada seluruh lapisan sosial memperoleh tunjangan yang rendah. Hal ini dikarenakan responden laki-laki pada seluruh lapisan sosial yang bekerja sebagai buruh pabrik, memiliki status pegawai kontrak, sehingga tunjangan yang diperoleh masih tergolong rendah (Tabel 26).

Tabel 26. Jumlah dan Persentase Responden Laki-laki menurut Lapisan Sosial, Tunjangan dan Tipe Desa, 2011

Lapisan Sosial Desa Pertanian Desa Industri

Rendah Tinggi Total Rendah Tinggi Total

Bawah Jumlah 6 0 6 8 3 11 Persentase 100.0 0.0 100.0 72.7 27.3 100.0 Menengah Jumlah 4 0 4 1 1 2 Persentase 100.0 0.0 100.0 50.0 50.0 100.0 Atas Jumlah 5 0 5 1 1 2 Persentase 100.0 0.0 100.0 50.0 50.0 100.0

Responden perempuan di desa pertanian mengalami hal yang sama dengan responden laki-laki di desa pertanian, dimana seluruh responden tidak memperoleh tunjangan dari tempat kerja karena bekerja sebagai buruh tani, buruh pengupas ubi, maupun pembantu rumah tangga. Sementara itu, perempuan di desa industri, walaupun bekerja pada perusahaan yang menyediakan tunjangan bagi karyawannya, tetap memperoleh tunjangan yang rendah, yaitu 58.3 persen lapisan bawah, 100 persen lapisan menengah dan 100 persen lapisan atas. Rendahnya tunjangan yang diperoleh responden lapisan bawah, menengah, dan atas pada desa industri karena secara umum bekerja sebagai karyawan kontrak di PT. Ricky Globalindo dan sebagai pengusaha, sehingga tidak memperoleh tunjangan (Tabel 27).

Tabel 27. Jumlah dan Persentase Responden Perempuan menurut Lapisan Sosial, Tunjangan dan Tipe Desa, 2011

Lapisan Sosial Desa Pertanian Desa Industri

Rendah Tinggi Total Rendah Tinggi Total

Bawah Jumlah 5 0 5 7 5 12 Persentase 100.0 0.0 100.0 58.3 41.7 100.0 Menengah Jumlah 7 0 7 2 0 2 Persentase 100.0 0.0 100.0 100.0 0.0 100.0 Atas Jumlah 3 0 3 1 0 1 Persentase 100.0 0.0 100.0 100.0 0.0 100.0

Dengan demikian, dapat terlihat bahwa pembedaan pemberian tunjangan yang dilakukan oleh perusahaan tidak berdasarkan jenis kelamin karyawannya, tetapi berdasarkan status karyawan kontrak atau karyawan tetap. Di samping itu, dapat dikatakan bahwa industrialisasi pedesaan telah membawa perubahan kondisi yang lebih baik bagi laki-laki dari seluruh lapisan sosial dan bagi perempuan lapisan bawah. Hal tersebut ditunjukkan oleh adanya peningkatan persentase laki-laki pada seluruh lapisan sosial dan persentase perempuan lapisan bawah yang memperoleh tunjangan yang

tinggi. Namun demikian, secara umum tunjangan yang diperoleh oleh responden tetap dikatakan rendah karena responden yang masuk ke dalam kategori tunjangan yang tinggi kurang dari atau sama dengan 50 persen.

Dokumen terkait