N<250 N>250
m<12 12<m<30 m>30 m<12 12<m<30 m>30 Absolute Fit Indices
RMSEA Incremental Fit Indices
CFI CFI
92
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
diagnos
Parsimony Fit Indices
PNFI 0 ≤ PNFI ≤ 1, relatively high values represent relatively better fit
Sumber: Hair et al. (2014)
Metode SEM memiliki 2 model dalam hal pengolahan data pada suatu penelitian (Malhotra, 2020).
Measurement Model
Model ini terdiri dari beberapa variabel/indikator untuk variabel yang independen atau dependen tunggal yang peneliti dapat menggunakannya. Untuk mengukur hal tersebut, peneliti melakukan pengukuran melalui uji validitas dan realibilitas.
1) Uji Validitas
Uji ini dapat dinyatakan valid terhadap variabel latennya apabila nilai dari Standardized Loading Factor (SLF) dengan nilai > 0.5 dan t-value di loading factor dengan nilai > 1.96 (Hair et al., 2014).
2) Uji Realibilitas
Uji ini yang digunakan untuk mengukur tingkat konsisten/realibilitas terhadap variabel laten di dalam measurement model-nya dinilai dengan menghitung nilai dari suatu construct reliability dan variance extracted.
Apabila dari nilai CR > 0,7 dan VE > 0,5, maka nilai tersebut dinyatakan reliable (Hair et al., 2014). Untuk menghitung kedua nilai tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
C𝑹 = (𝚺 𝑺𝑳𝑭)
𝟐/(𝚺 𝑺𝑳𝑭)
𝟐+ 𝚺𝒆𝒓𝒓𝒐𝒓 𝑽𝑬 = 𝚺 𝑺𝑳𝑭
𝟐/𝚺 𝑺𝑳𝑭
𝟐+ (𝚺𝒆𝒓𝒓𝒐𝒓)
Keterangan: / adalah dibagi
93
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
Measurement Model dari penelitian ini memiliki 8 variabel yang diteliti sebagai berikut:
1) Perceived system quality
Variabel ini memiliki empat indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived system quality. Variabel laten (ζ1) yang merepresentasikan perceived system quality dapat digambarkan sebagai berikut:
2) Perceived content quality
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived content quality. Variabel laten (ζ2) yang merepresentasikan perceived content quality dapat digambarkan sebagai berikut:
3) Customization
Variabel ini memiliki enam indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari customization.
Variabel laten (ζ3) yang merepresentasikan customization dapat digambarkan sebagai berikut:
X5 X6 X7
Perceived content quality(ζ2)
Gambar 3.19 Measurement Model Perceived System Quality
Gambar 3.20 Measurement Model Perceived Content Quality
X1 X2 X3 X4
Perceived system quality (ζ1)
94
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
4) Perceived ease of use
Variabel ini memiliki lima indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived ease of use.
Variabel laten (ƞ1) yang merepresentasikan perceived ease of use dapat digambarkan sebagai berikut:
5) Perceived price level
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived price level.
Variabel laten (ζ4) yang merepresentasikan perceived price level dapat digambarkan sebagai berikut:
X8 X9
X10 Customization
(ζ3) X11
X12 X13
Y1
Y2
Y3
Y4
Perceived ease of use (ƞ1)
Y5
Gambar 3.21 Measurement Model Customization
Gambar 3.22 Measurement Model Perceived Ease of Use
95
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
6) Perceived psychological risk
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived psychological risk. Variabel laten (ζ5) yang merepresentasikan dari perceived psychological risk dapat digambarkan sebagai berikut:
7) Attitude to Use
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari attitude to Use.
Variabel laten (ƞ2) yang merepresentasikan attitude to use dapat digambarkan sebagai berikut:
X14
X15
X16
Perceived price level
(ζ4)
Gambar 3.23 Measurement Model Perceived Price Level
Gambar 3.24 Measurement Model Perceived Psychological Risk
X17
X18
X19
Perceived psychological
risk(ζ5) λX154
λX185
96
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
8) Continuance intention to use
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari continuance intention to use. Variabel laten (ƞ3) yang merepresentasikan continuance intention to use dapat digambarkan sebagai berikut:
Structural Model
Model ini menggambarkan model kedua dari dua model yang dievaluasi dalam SEM. Sebuah teori yang mendefinisikan bagaimana komponen berhubungan satu sama lain, seringkali melalui banyak ketergantungan (Malhotra, 2020).
Bukti sampel dan teori probabilitas yang didasari oleh prosedur dari uji hipotesis untuk menentukan apakah hipotesis adalah pernyataan yang masuk akal. (Lind et al., 2017). Uji hipotesis memiliki enam prosedur sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).
Y6
Y7
Y8
Attitude to use (ƞ2)
Y9
Y10
Y11
Continuance intention to
use (ƞ3)
Gambar 3.25 Measurement Model Attitude to Use
Gambar 3.26 Measurement Model Continuance Intention to Use
λY72
λY103
97
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
Hipotesis nol artinya H0: μ ≥ 0, sedangkan H1: μ < 1. Pengujian melakukan one-tailed test karena peneliti ingin menentukan apakah telah terjadi pengurangan nilai. Ketidaksamaan dalam hipotesis alternatif menunjuk ke daerah penolakan di ekor kiri distribusi.
2) Memilih tingkat signfikansi dengan 0.05.
Tingkat signifikansi (α) adalah probabilitas bahwa H0 akan ditolak jika terbukti. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini = 0,05 atau 5%.
3) Memilih statistik uji.
Statistik uji adalah nilai yang ditentukan berdasarkan informasi sampel.
Hal ini digunakan untuk menentukan jika hipotesis nol (H0) akan ditolak atau tidak.
4) Merumuskan aturan keputusan.
Aturan keputusan adalah pernyataan di mana H0 ditolak atau diterima sesuai dengan artinya. Penelitian ini menggunakan uji satu sisi dengan signifikansi, menggunakan nilai t, dimana suatu hipotesis dinilai signifikan jika nilai t lebih besar dari 1,645 untuk hipotesis negatif atau lebih besar dari 1,645 untuk hipotesis positif (Lind et al., 2017). Nilai t apabila dibulatkan menjadi 1,65 dengan one-tailed test.
5) Membuat keputusan.
Uji statistik dilakukan saat membuat keputusan. Pada prosedur ini, ia memutuskan apakah akan menolak H0 atau tidak dengan
Gambar 3.27 Sampling Distribution of the Statistic z Sumber: Lind et al. (2017)
98
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
membandingkannya dengan ambang batas. Model struktural dari penelitian ini terdapat gabungan dari variabel endogen yang terdiri dari perceived system quality, perceived content quality, customization, perceived price level, dan perceived psychological risk. Sedangkan untuk variabel eksogen terdiri dari perceived ease of use, attitude to use, dan continuance intention to use. Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa model struktural yang menggambarkan keseluruhan dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
6) Mengintepretasi hasil.
Proses tersebut tidak berakhir dengan nilai statistik sampel atau keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis nol.
Gambar 3.28 Structural Model Path Diagram