55
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
PT Vidio Dot Com atau dikenal sebagai Vidio adalah salah satu layanan over the top (OTT) terkemuka di Indonesia yang dimana konten- kontennya ada yang dikembangkan, diintegrasikan, dan dimiliki oleh grup Elang Mahkota Teknologi atau dikenal sebagai grup EMTEK. Konten-konten yang disediakan oleh Vidio terdiri dari free-to-air dan channel berlangganan, live streaming, film, TV Series, dan lain-lain. Layanan OTT ini didirikan pada 15 Oktober 2014 oleh Adi Sariaatmadja. Pada awalnya dimiliki oleh PT Kreatif Media Karya dari tahun 2014-2019. Sejak tahun 2019, sekarang Vidio dimiliki oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCM) yang mana kedua perusahaan tersebut merupakan bagian dari grup EMTEK. Seiring berjalannya waktu, Vidio memperkenalkan suatu layanan yang bernama Vidio Premier pada tahun 2018 yang lalu. Layanan tersebut merupakan layanan yang berbasis video dalam bentuk video on demand dan live streaming secara premium. Konten-konten premium yang ditawarkan ada film, serial, tayangan hiburan, tayangan olahraga, dan TV internasional. Pada tahun 2020, Vidio menjadi semakin berkembang dengan mengalami kenaikan konsumsi sebesar 225% di setiap mingguya dalam periode kira-kira mencapai 2-3 bulan.
Vidio juga dikenal sebaagi salah satu layanan over the top (OTT) Di Indonesia yang menyediakan konten kompetisi-kompetisi olahraga dan salah satunya adalah sepak bola baik dari Indonesia maupun internasional. Layanan OTT
Gambar 3.1 Emblem/Logo Vidio Sumber: Vidio
56
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
ini menyediakan konten-konten sepak bola berupa live streaming, highlight pertandingan sepak bola/mini match, siaran ulang sepak bola/full match, dan lain- lain. Vidio menyiarkan kompetisi-kompetisi sepak bola baik dari Indonesia maupun internasional, sebagai berikut :
1) AFF Suzuki Cup 2) Copa America
3) LaLiga (Liga Spanyol) 4) Liga 1 Indonesia (BRI) 5) Liga 2 Indonesia 6) Liga 3 Indonesia 7) Ligue 1 (Liga Prancis) 8) Serie A (Liga Italia) 9) UEFA Champions League
10) UEFA Europa Conference League 11) UEFA Europa League
12) UEFA Youth League
57
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
Dari kompetisi-kompetisi tersebut, pengguna dapat menikmatinya hanya dengan mengeluarakan uang sebesar Rp. 19,000 – Rp. 299,000 (per 19 November 2021) yang pastinya dari kisaran harga tersebut memiliki benefit/keunggulan yang ditawarkan kepada pengguna seperti contoh di gambar 3.2 yang menunjukan paket- paket yang pengguna bisa beli sesuai kebutuhan pengguna. Vidio menawarkan 3 paket yang terdiri dari Platinum, Platinum + F1, dan Gold yang mana dari 2 paket (Platinum dan Platinum + F1) tersebut memiliki penawaran yang berbeda berdasarkan durasi dan harganya.
Gambar 3.2 Harga Paket-paket Vidio Sumber: Vidio
58
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
3.1.1 Kelebihan Vidio
1) Harga Paket Premium yang Terjangkau
Vidio menawarkan harga yang terjangakau yang mana hal tersebut dapat dibandingkan oleh salah satu layanan video streaming terbesar di dunia yang sudah lama beroperasi di Indonesia yaitu Netflix. Pada gambar 3.3, kita dapat melihat biaya untuk berlangganan Netflix yang dimulai dari Rp. 54,000 – Rp. 186,000. Sedangkan Vidio biaya untuk berlangganannya dimulai dari Rp. 19,000 – Rp. 299,000.
Gambar 3.3 Perbandingan Harga Netflix dan Vidio Sumber: Vidio dan Netflix
59
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
2) Vidio Menyiarkan Berbagai Kompetisi-kompetisi Sepak Bola
Konten ini menjadi salah satu keunggulan Vidio. Dari semua layanan video streaming/Layanan over the top yang beroperasi di Indonesia yang kebanyakan mereka menawarkan hanya film/serial TV, Kita dapat lihat di gambar 3.4, Vidio hadir dengan konten-konten pertandingan sepak bola dari kompetisi-kompetisi lokal dan internasional.
3) Terdapat Pilihan Kualitas Video
Gambar 3.4 Kompetisi Sepak Bola yang disiarkan oleh Vidio Sumber: Vidio
60
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
Pengguna dapat menyesuaikan kualitas videonya dari 144p – 720p atau Auto. Untuk Auto pengguna Vidio disesuaikan oleh koneksi internet dari pengguna, seperti yang kita lihat di gambar 3.5.
4) Dapat Menonton Acara TV/Konten lainnya yang Terlewat.
Buat pengguna misalnya terlewat menonton pertandingan sepak bola, pengguna dapat menontonnya secara ulang karena secara umum konten- konten live streaming di Vidio otomatis sudah tersimpan di sistemnya.
5) Videonya dapat di-download
Apabila pengguna ingin menonton konten-konten Vidio tanpa koneksi internet. Hal ini dapat dibuktikan di gambar 3.6 kualitas video yang pengguna ingin unduh tersedia dalam kualitas yang rendah (360p, kapasitas 64 MB), standar (480p, kapasitas 87 MB), dan tinggi (720p, kapasitas 133 MB).
Gambar 3.5 Pilihan Kualitas Video dari Vidio Sumber: Vidio
Gambar 3.6 Pilihan Kualitas Download Sumber: Vidio
61
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
6) Dapat Terhubung ke Smart TV
Dari gambar 3.7, perangkat pengguna dapat menghubungkan layanan Vidio ke Smart TV. Hal yang perlu dilakukan pertama-tama adalah pengguna perlu sign in di Vidio TV Apps lalu memasukan kode TV-nya sebanyak 6-digit atau men-scan kode QR dengan menggunakan smartphone.
Gambar 3.7 Connect to TV Mode Sumber: Vidio
62
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
3.1.2 Kekurangan Vidio
1) Tidak Tersedia Siaran Liga Inggris
Liga Inggris merupakan salah satu kompetisi sepak bola terbesar di dunia. Daya tarik liga Inggris membuat banyak stasiun TV/pihak penyiar lainnya berbondong-bondong untuk mendapatkan hak siar liga Inggris yang bisa dibilang sangat menjual. Klub-klub seperti Manchester United, Chelsea, Liverpool, Arsenal, dan Manchester City yang memiliki masing-masing jutaan penggemar di Indonesia membuat liga Inggris menjadi salah satu liga yang diminati oleh penggemar sepak bola. Dari konteks Vidio dengan tidak disiarkannya liga Inggris membuat Vidio kurang diminati dibandingkan Mola.
2) Terdapat Banyak Iklan untuk Member Gratis
Apabila pengguna Vidio masih mengonsumsi konten-konten gratis atau mengedepankan freemium dalam mengonsumsi konten-konten dari layanan video streaming, pengguna harus bersedia akan mendapatkan banyak iklan misalnya ketika pengguna ingin menonton highlight pertandingan sepak bola, antara di awal/pertengahan/di akhir video akan ada iklan baik yang bisa di-skip maupun tidak.
63
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
3) Ketika Sedang Menonton Pertandingan Sepak Bola Pernah Mengalami Gangguan
Hal ini bisa dan pernah terjadi karena salah satu faktornya kualitas koneksi internet di Indonesia masih belum bisa menampung kebutuhan masyarakat Indonesia sehingga apabila pengguna misalnya ingin menonton pertandingan sepak bola secara langsung hal-hal ini dapat terjadi.
3.1.3 Fitur-Fitur Vidio
1) Vidio Player Enhancement
Vidio dapat menyesuaikan tampilan web/aplikasinya, pada saat mendeteksi bahwa video diputar dalam format potret, video secara otomatis menyesuaikan tampilan video. Pengaturan ini memakan waktu hingga setengah dari layar perangkat sehingga informasi video dapat dilihat secara keseluruhan. Player juga memiliki kemampuan untuk mengunci bit rate yang dipilih. Jika pengguna memilih kecepatan bit 360p (otomatis secara default), video berikutnya akan ditampilkan pada
Gambar 3.8 Iklan-iklan di Vidio Sumber: Vidio
64
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
kecepatan tersebut hingga pengguna mengembalikan kecepatan ke normal.
2) ‘Previous & Next’ video button serta ‘Next’ video preview
Jika video yang pengguna tonton tidak menarik, atau ingin melihat episode sebelum atau sesudah video yang pengguna tonton, pengguna dapat menggunakan tombol “Previous & Next” pemutar untuk melompat ke video berikutnya atau sebelumnya dengan mudah. Preview video berikutnya juga ditampilkan setelah video selesai. Untuk video dalam koleksi, video sebelumnya dan berikutnya diputar dalam urutan koleksi.
Untuk satu video, video berikutnya adalah video "related video" pertama
3) Advanced Search
Fitur pencarian telah ditingkatkan dengan kemampuan untuk mencari berdasarkan nama pengguna/nama akun, collection dan tag seperti terpampang pada gambar 3.9. Selain menemukan video Anda sendiri.
Pencarian dapat bekerja secara otomatis untuk menemukan hasil setelah mengetik karakter ketiga di kotak pencarian tanpa harus menekan ikon pencarian di keyboard perangkat pengguna. Riwayat pencarian pengguna Vidio disimpan secara otomatis, sehingga memudahkan pengguna untuk melihat pencarian sebelumnya tanpa harus memasukkannya kembali.
Pengguna juga dapat dengan mudah menghapus riwayat pencarian pengguna.
65
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara 4) Sticker Preview Table untuk Live Chat
Live streaming dari Vidio menyediakan fitur stiker untuk live chat yang ditampilkan dalam bentuk preview tabel stiker. Seperti yang kita lihat pada gambar 3.10, dimana pada saat Vidio menyiarkan konten live streaming pengguna dapat dengan mudahnya mengunggah stiker-stiker tersebut di kolom chat hanya dengan memilih stiker yang diinginkan dari tabel preview, dengan ini membuat obrolan lebih menyenangkan.
Gambar 3.9 Advanced Search Sumber: Vidio
66
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara 5) Watchlist
Dari gambar 3.11, pengguna dapat membuat koleksi tontonan yang dengan membuat daftar konten yang disukai pengguna. Selain pengguna dapat membuat list-list berdasarkan apa yang mereka suka/minati, tetapi pengguna juga dapat membuat daftar/list agar tidak terlewat atau terlupa agar pengguna dapat menonton konten-konten dari Vidio.
Gambar 3.10 Sticker untuk di Chat Section Sumber: Vidio
67
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3.11 Fitur Watchlist
Sumber: Vidio
68
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara 6) For You
Dari gambar 3.12, fitur terbaru dari Vidio yaitu For You memiliki fungsi untuk memberikan rekomendasi konten atau tontonan pilihan sesuai selera pengguna. Fitur ini bekerja dengan cara membaca riwayat nonton pengguna di Vidio. Fitur ini sangat bermanfaat buat pengguna ketika setelah menonton konten-konten di Vidio. Pengguna hanya perlu akses fitur For You, dan langsung menemukan rekomendasi konten/tontonan serupa dengan konten/tontonan yang pengguna sudah tonton.
3.2 Desain Penelitian
Malhotra (2020) berpendapat bahwa desain penelitian dapat diinterpretasikan sebagai suatu kerangka kerja atau blueprint untuk merancang riset pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan rincian tata cara adalah dengan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menata dan menyelesaikan suatu permasalahan dalam hal riset pemasaran yang ingin diteliti (Malhotra, 2020).
Gambar 3.12 Fitur For You Sumber: Vidio
69
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
3.2.1 Jenis Penelitian
Malhotra (2020) menunjukan bahwa di dalam desain penelitian terdapat memiliki dua jenis desain penelitian yang terdiri dari exploratorty dan conclusive. Berikut penjelasannya:
1) Exploratory Research
Desain penelitian ini dalam hal exploratory research yang dimana mempunyai tujuan yang primer untuk menemukan gagasan dan komprehensi tentang masalah yang dihadapi oleh peneliti untuk diteliti.
2) Conclusive Research Design
Desain penelitian ini dalam hal conclusive research design yang disusun untuk membantu pengambilan keputusan dalam hal menetapkan, mengevaluasi, dan memilih tindakan yang terbaik untuk diambil dalam situasi tertentu. Desain penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Descriptive Research: Desain penelitian ini memiliki tujuan utama dalam hal mendeskripsikan sesuatu, dalam bentuk karakteristik. descriptive research sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu cross-sectional designs dan longitudinal designs.
1) Cross-Sectional Designs: Desain yang melibatkan pengumpulan informasi dari setiap sampel elemen populasi yang diberikan hanya sekali. Tipe penelitian ini dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:
a) Single Cross-Sectional Design : Sebuah desain cross-sectional yang di mana hanya terdapat satu sampel responden diambil dari populasi sasaran dan informasi diperoleh dari sampel ini sekali.
70
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
b) Multiple Cross-Sectional Design : Sebuah desain cross-sectional yang di mana terdapat dua atau sampel responden yang lebih banyak, dan informasi dari setiap sampel hanya diperoleh sebanyak satu kali.
2) Longitudinal Designs: Desain yang melibatkan sampel tetap dari elemen populasi yang diukur secara berulang kali. Tujuan dari tipe desain penelitian ini untuk memberikan deskripsi dari suatu situasi dan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
b) Causal Research : Penelitian konklusif yang memiliki tujuan utamanya adalah untuk memperoleh bukti mengenai hubungan kausalitas atau juga dikenal hubungan sebab-akibat.
Untuk gambaran yang lebih jelas, penjelasan desain diatas dapat dilihat dari gambar 3.13 yang digambarkan sebagai berikut (Malhotra,
2020) :
Penelitian ini menggunakan conclusive research design dengan salah satu jenis dari desain tersebut yaitu descriptive research. Hal ini
Gambar 3.13 Jenis Penelitian Sumber: Malhotra (2020)
71
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
dikarenakan peneliti ingin mengetahui fenomena terkait pemasaran.
Untuk desain penelitian yang peneliti gunakan yaitu single cross- sectional design, karena setiap sampel dalam penelitian ini diambil datanya hanya satu kali dan hanya menggunakan kelompok responden tertentu yaitu pengguna yang suka menonton pertandingan sepak bola melalui Vidio, baik yang pernah berlangganan atau menggunakan layanan streaming tersebut. Kuesioner yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan kuesioner online melalui Google Form.
Kuesioner digunakan oleh peneliti untuk mengukur tanggapan responden dengan memakai skala likert, dengan range nilai-nya 1-5.
3.2.2 Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan berbagai sumber untuk mendapatkan data, fakta, dan informasi-informasi lainnya yang dikumpulkan untuk mengolahnya agar mendapatkan hasil dari penelitian ini. Dalam pemahaman mengenai data, terdapat 2 jenis data untuk menyelesaikan permasalahan di penelitian. Berikut jenis data:
1) Primary Data: Data primer adalah data yang berasal dari peneliti secara orisinil untuk tujuan tertentu dan mengatasi masalah penelitian yang diteliti. Terkait penelitian ini, peneliti mengadakan survei dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang suka menonton pertandingan sepak bola melalui Vidio, baik yang pernah berlangganan atau menggunakan layanan streaming tersebut.
2) Secondary Data: Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk beberapa tujuan selain permasalahan yang dihadapi. Terkait penelitian ini, peneliti mengumpulkan data ini dari artikel, berita, penelitian/jurnal terdahulu, grafik, statistik, dan buku. Sumber- sumber tersebut digunakan sebagai data pendukung untuk menyelesaikan penelitian ini.
(Malhotra, 2020)
72
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Proses pengambilan sampel terdiri dari 5 langkah yaitu: menentukan populasi sasaran, menentukan sampel kerangka studi, menentukan metode pengambilan sampel, menentukan ukuran sampel, dan melakukan proses pengambilan sampel (Malhotra, 2020). Penyaringan untuk beberapa karakteristik tertentu.
3.3.1 Populasi
Populasi adala Agregat dari semua elemen, berbagi beberapa set karakteristik umum, yang terdiri dari alam semesta untuk tujuan masalah riset pemasaran (Malhotra, 2020).
3.3.2 Sampel
Subkelompok elemen populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam penelitian (Malhotra, 2020).
3.3.3 Target Population
Target population adalah kumpulan objek atau elemen yang memiliki informasi yang dicari oleh peneliti dan tentang konklusi/keputusan mana yang harus dibuat. Secara definisi, target populasi adalah hal elemen, unit pengambilan sampel, cakupan, dan
Gambar 3.14 Proses Pengambilan Sampel Penelitian Sumber: Malhotra (2020)
73
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
waktu. Sebuah elemen dalam konteks ini merupakan objek mana atau dari mana informasi itu diinginkan, dan elemen yang dimaksud biasanya adalah responden. Sampling unit atau unit pengambilan sampel dari elemen yang dipilih untuk memasuki beberapa tahap proses pengambilan sampel (Malhotra, 2020).
3.3.4 Sampling Frame
Sampling Frame dapat diinterpretasikan sebagai perwakilan/representasi dari unsur-unsur dari target populasi yang terdiri dari daftar atau serangkaian arahan untuk mengidentifikasi target population (Malhotra, 2020). Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampling frame.
3.3.5 Sampling Techniques
Dalam pengambil sampel ini terdapat 2 penggolongan yaitu secara probability dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang ada prosedurnya dari setiap elemen yang memiliki probabilitas/kemungkinam dalam pemilihan sampel. Nonprobability sampling merupakan teknik sampling yang mengandalkan penilaian subjektif dari peneliti (Malhotra, 2020).
Malhotra (2020) membagikan 4 tipe dari nonprobability sampling yang terdiri sebagai berikut :
1) Convenience Sampling: Sampling ini mencoba untuk mendapatkan/memilih secara nyaman dan tepat.
2) Judgmental Sampling: Sampling ini merupakan suatu bentuk dari convenience sampling di mana elemen populasi secara sengaja dipilih berdasarkan penilaian peneliti dalam menentukan sampling.
3) Quota Sampling: Sampling yang pengambilan sampelnya dilakukan secara terbatas dengan 2 tahap.
74
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
4) Snowball Sampling: Sampling yang dimana kelompok awal responden dipilih secara acak.
Nonprobability sampling menjadi teknik yang digunakan pada penelitian ini dengan salah satu tipe teknik itu yaitu judgemental sampling. Maksud dari teknik ini adalah tidak semua orang dapat kesempatan untuk menjadi responden (sampel). Untuk mendapatkan responden yang tepat dan sesuai dengan penelitian pemilihan kriteria dan screening sebagai berikut:
• Kriteria
1) Responden yang suka menonton pertandingan sepak bola baik dari dalam negeri atau luar negeri.
2) Responden yang pernah berlangganan/mengguakan aplikasi Vidio untuk menonton pertandingan sepak bola atau konten sepak bola lainnya baik dari dalam negeri atau luar negeri.
• Screening
1) Pria dan Wanita
2) Usia 18 sampai 35 tahun keatas.
3) Orang Indonesia yang berdomisili di Jabodetabek dan di Luar Jabodetabek.
4) Orang pernah berlangganan/subscribe layanan Vidio.
5) Orang yang pernah menonton pertandingan sepak bola melalui Vidio.
3.3.6 Sampling Size
Ukuran sampel ini mengacu pada total elemen yang terdapat di suatu penelitian (Malhotra, 2020). Dalam penelitian ini, peneliti menargetkan sampel responden dengan menyesuaikan dari minimum dengan observed
75
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
variable (n x 5) sebagai asumsi yang digunakan pada penelitian ini. Hali ini dikarenakan harus ada jumlah variabel yang akan dianalisis dengan minimal sebesar lima kali, artinya jumlah indikator dari penelitian ini ada 30 indikator/pernyataan yang dikalikan 5 menjadi 150 responden (Hair et al., 2014).
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Periode Penelitian
Penelitian dimulai dengan proses merumuskan masalah, mengumpulkan dan mengolah data, serta menghasilkan kesimpulan dan saran, dan akan berlangsung kurang lebih empat bulan. Penelitian dilakukan mulai Agustus 2021 hingga Desember 2021. Penyebaran kuesioner dilakukan mulai tanggal 23 Oktober 2021 sampai dengan 1 Desember 2021.
3.4.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada penelitian ini dan beberapa tahapan yang penulis lakukan untuk melakukan penelitian ini sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data sekunder yang terkait dengan video streaming dan Vidio melalui berbagai sumber seperti grafik, statistik, dan buku yang semuanya digunakan sebagai data pendukung/sekunder.
2) Memilih jurnal utama yang dijadikan sebagai acuan dan dasar untuk model penelitian. Untuk indikator kuesioner, penulis mengambil pernyataan-pernyataan per variabel dari berbagai jurnal lalu penulis menyusun dan memodifikasi indikator tersebut sehingga menjadi pernyataan-pernyataan yang dapat dipahami oleh responden.
3) Peneliti melakukan penyebaran dengan kuesioner kepada responden untuk kebutuhan mengelola pre-test. Total responden yang telah diisi oleh responden yang jumlahnya mencapai 303 responden dan yang lolos screening sebanyak 274. Dari kuesioner tersebut, penulis mengambil 40 responden untuk dilakukan pre-test secara online.
76
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
4) Menganalisis hasil pre-test untuk melakukan uji validitas dan uji realibilitas dengan menggunakan software yang bernama IBM SPSS dengan versi 25. Apabila hasil pre-test telah memenuhi syarat atau valid dan reliabel datanya maka peneliti dapat melanjutkan dengan menyebarkan kuesioner untuk kebutuhan main test. Namun, apabila jumlah respondennya sudah melebihi ketentuan yang artinya telah menyesuaikan jumlah responden berdasarkan konsep n x 5 dari Hair et al. (2014) maka tidak perlu menyebarkan kuesioner lagi.
5) Peneliti menyebarkan kuesioner untuk main test melalui Google Form.
6) Menginput data yang sudah terkumpul untuk diolah oleh software statistik yaitu IBM SPSS dengan versi 25. Lalu, peneliti melakukan uji validitas dan uji realibilitas dengan menggunakan software statistik yaitu Lisrel versi 8.80 untuk menguji kesesuaian modelnya serta hubungan hipotesis antar variabel.
3.4.3 Proses Pengumpulan Data Penelitian
Dalam proses mengumpulkan data penelitian secara primer, peneliti menyebarkan kuesioner secara online dengan Google Form yang dibuat oleh peneliti dengan link https://forms.gle/i336q9WnmDakeazj7. Untuk data sekunder didapatkan oleh peneliti melalui data-data dari artikel, berita, penelitian/jurnal terdahulu grafik, statistik, dan buku yang semuanya digunakan sebagai data pendukung.
3.5 Operasionalisasi Variabel
Penulis merumuskan 8 variabel untuk penelitian yang di tabel 3.1. Variabel- variabel tersebut dibentuk untuk kebutuhan indikator di dalam penelitian ini. Skala likert 1 sampai 5 adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur indikator-indikator tersebut. Dari angka 1 menunjukan tanggapan sangat tidak setuju, sedangkan angka 5 menunjukkan tanggapan sangat setuju (Malhotra, 2020).
77
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel
No Variabel Definisi Kode Indikator Scale
Technique
1
Perceived System Quality
Perceived system quality dari suatu sistem dapat dinilai dari apakah di dalam suatu sistem tersebut terdapat kesalahan atau tidak, konsistensi tampilan user interface dari suatu sistem, kemudahan pengguna dalam menggunakan suatu sistem, sistem interaktif yang berupa informasi dan dokumentasi untuk pengguna, dan cara memelihara
program/sistem yang pengguna miliki/pakai (Seddon, 1997).
PSQ1
Saya dapat menonton
pertandingan sepak bola di Vidio di mana pun (Kim &
Lee, 2014)
Likert 1-5 PSQ2
Saya bisa
mendapatkan akses konten-konten sepak bola yang saya mau dengan
menggunakan Vidio (Kim & Lee, 2014)
PSQ3
Ketika akses Vidio loading-nya dan waktu responnya cepat terutama untuk menonton
pertandingan sepak bola (Kim & Lee, 2014).
PSQ4
Saya diberikan kemudahan untuk mengatur dan menggunakan aplikasi Vidio (Kim
& Lee, 2014).
78
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
No Variabel Definisi Kode Indikator Scale
Technique
2
Perceived Content Quality
Perceived content quality sebagai tingkatan/ukuran untuk sebuah konten yang dianggap sesuai dengan kebutuhan penggunanya (Lee et al., 2009)
PCQ1
Vidio memberikan berbagai konten sepak bola yang dapat ditonton (Shin, 2009).
Likert 1-5 PCQ2
Layanan dan
informasi yang saya dapat dari Vidio itu bermanfaat (Shin, 2009).
PCQ3
Vidio memberikan informasi dan layanan yang saya butuhkan. (Shin, 2009).
3 Customiza tion
Customization itu mengacu pada sejauh mana teknologi, barang atau jasa dapat dibuat, dipilih, atau diubah untuk memenuhi preferensi pengguna dan dapat
menyesuaikan
C1
Ketika saya ingin menonton
pertandingan sepak bola, Vidio dapat memberikan tontonan sesuai kebutuhan saya (Wu et al., 2021)
Likert 1-5
C2
Ketika saya ingin membeli produknya Vidio untuk
menonton
pertandingan sepak
79
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
No Variabel Definisi Kode Indikator Scale
Technique preferensi pribadi
(Teng, 2010).
bola, Vidio
membuatnya sesuai kebutuhan saya (Wu et al., 2021).
C3
Ketika saya menanyakan soal informasi Vidio, informasi tersebut langsung dibalas dalam pandangan permintaan saya (Wu et al., 2021).
C4
Menggunakan Vidio membuat saya merasa unik (Wu et al., 2021).
C5
Saya percaya Vidio dapat menyediakan produk dikhususkan untuk menonton pertandingan sepak bola (Wu et al., 2021).
C6
Menggunakan Vidio dapat menyesuaikan preferensi saya dalam menonton pertandingan sepak
80
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
No Variabel Definisi Kode Indikator Scale
Technique bola (Wu et al.,
2021).
4
Perceived Ease of
Use
Perceived ease of use mengacu pada seberapa jauh seseorang yang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu, pengguna tidak mengalami
kesulitan (Heijden et al., 2003).
PEOU 1
Menonton
pertandingan sepak bola menggunakan Vidio itu mudah (Heijden et al., 2003).
Likert 1-5 PEOU
2
Vidio mudah di akses dan dapat menonton
pertandingan sepak bola yang saya inginkan (Heijden et al., 2003).
PEOU 3
Penggunaan Vidio untuk menonton pertandingan sepak bola jelas dang mudah dipahami (Heijden et al., 2003).
PEOU 4
Aplikasi Vidio dapat dinikmati untuk menonton
pertandingan sepak bola (Heijden et al., 2003).
81
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
No Variabel Definisi Kode Indikator Scale
Technique
PEOU 5
Menurut saya Vidio adalah aplikasi yang mudah digunakan untuk meononton pertandingan sepak bola (Heijden et al., 2003).
5
Perceived Price Level
Perceived price level mengacu pada tingkat nilai yang dirasakan bahwa individu bersedia membayar untuk layanan tersebut dan dapat dijadikan sebagai
perbandingan persepsi individu terhadap harga yang sesuai dengan alternatif yang ada (Cheong & Park, 2005).
PPL1
Berlangganan atau menggunakan Vidio untuk menonton pertandingan sepak bola itu mahal secara keseluruhan (Shin, 2009).
Likert 1-5 PPL2
Harga yang ditawarkan Vidio membebani saya (Shin, 2009).
PPL3
Berlangganan Vidio untuk menonton pertandingan sepak bola itu mahal (Shin, 2009).
6
Perceived Psycholog ical Risk
Perceived
psychological risk dapat
mencerminkan
PPR1
Menonton
pertandingan sepak bola di Vidio saya membuat tidak
Likert 1-5
82
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
No Variabel Definisi Kode Indikator Scale
Technique kondisi
kekecewaan individu pada diri seseorang sendiri dalam hal pilihan produk/layanan yang buruk (Ueltschy et al., 2004).
nyaman (Liao et al., 2010).
PPR2
Menonton
pertandingan sepak bola di Vidio saya menjadi cemas (Liao et al., 2010).
PPR3
Menonton
pertandingan sepak bola di Vidio, saya mengalami kerisauan (Liao et al., 2010).
7 Attitude to Use
Attitude to use dapat melihat sejauh mana seseorang cenderung menyukai atau tidak menyukai suatu objek (Praveena &
Thomas, 2014).
ATU1
Saya merasa
menggunakan/berlan gganan untuk menonton
pertandingan sepak bola di Vidio adalah keputusan yang
bagus (Shin, 2009). Likert 1-5
ATU2
Layanan konten di Vidio Sports terutama untuk menonton
pertandingan sepak bola bermanfaat bagi saya, sebagai
83
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
No Variabel Definisi Kode Indikator Scale
Technique penggemar sepak
bola (Shin, 2009).
ATU3
Saya merasa
menggunakan/berlan gganan untuk menonton
pertandingan sepak bola di Vidio adalah ide yang bagus (Shin, 2009).
8
Continuan ce Intention
to Use
Continuance intention to use merupakan keputusan pengguna untuk melakukan
pembelian kembali suatu
produk/layanan tertentu karena adanya suatu proses pengambilan keputusan dan berbeda dari pengguna yang pertama kali
menggunakan/mela
CIU1
Saya akan
berlangganan/mengg unakan Vidio di masa yang akan datang (Shin 2009).
Likert 1-5 CIU2
Saya berniat
berlangganan/mengg unakan untuk menonton
pertandingan sepak bola di Vidio sebisa mungkin (Shin, 2009).
CIU3
Saya sangat
merekomendasikan Vidio kepada orang- orang (Shin, 2009).
84
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
No Variabel Definisi Kode Indikator Scale
Technique kukan pembelian
kembali
(Bhattacherjee, 2001).
3.6 Identifikasi Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Eksogen
Identifikasi variabel ini adalah ekuivalen yang multi-item dari suatu variabel independen. Peran variabel ini bertindak sebagai variabel independen dengan menggunakan berbagai ukuran untuk mewakili konstruk yang ditentukan oleh faktor-faktor di luar model, sehingga istilahnya independen. Model SEM sering digambarkan dengan diagram visual, sehingga berguna untuk mengetahui bagaimana menemukan konstruksi eksogen (Hair et al., 2014). Penulisan matematis (simbol) untuk variabel laten eksogen dengan menggunakan huruf abjad dari bahasa Yunani kuno klasik yang berbentuk ξ (“ksi/Xi”). Variabel eksogen dapat digambarkan dengan bentuk oval dengan panah yang mengarah ke luar dan tidak ada panah yang mengarah ke variabel eksogen (Malhotra, 2020). Variabel-variabel dari penelitian yang termasuk eksogen adalah perceived system quality, perceived content quality, customization, perceived price level, dan perceived psychological risk.
3.6.2 Variabel Endogen
Identifkasi variabel multi-item yang sejajar dengan variabel dependen.
Secara teoritis, model ini ditentukan oleh faktor-faktor dalam model yang artinya variabel ini bergantung pada model lain dan ketergantungan ini diwakili secara
Eksogen (ξ)
Gambar 3.15 Variabel Eksogen Sumber: Malhotra (2020)
85
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
visual oleh jalur ke konstruksi endogen dari konstruksi eksogen (Hair et al., 2014). Penulisan matematis (simbol) untuk variabel laten eksogen dengan menggunakan huruf abjad dari bahasa Yunani kuno klasik yang berbentuk 𝛈 (“Eta/ἦτα”). Variabel endogen dapat digambarkan dengan bentuk oval dengan ada minimal satu anak panah yang mengarah ke variabel tersebut (Malhotra, 2020). Variabel-variabel dari penelitian yang termasuk endogen adalah perceived ease of use, attitude to use, dan continuance intention to use.
3.6.3 Variabel Teramati
Nilai yang diamati (diukur) untuk item atau pertanyaan tertentu, diperoleh baik dari responden dalam menanggapi pertanyaan (seperti dalam kuesioner) atau dari beberapa jenis pengamatan (Malhotra, 2020). Nilai diukur dapat dilihat variabel sebagai berikut: perceived system quality, perceived content quality, customization, perceived ease of use, perceived price level, perceived psychological risk, attitude to use, dan continuance intention to use.
3.7 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan faktor analisis untuk menganalisis data pre-test.
Faktor analisis adalah tahapan/prosedur awal yang dilakukan untuk mereduksi dan meringkas datanya dengan cara menyingkirkan indikator penelitian (Malhotra, 2020). Faktor analisis bertujuan untuk menentukan indikator tersebut yang dimanfaatkan untuk mewakili variabel yang ada di model penelitian. Untuk mengukur indikator tersebut, penulis menggunakan uji validitas dan realibilitas untuk memastikan 2 data dari 2 pengujian tersebut sudah valid dan reliabel (Malhotra, 2020).
Endogen (𝛈)
Gambar 3.16 Variabel Endogen Sumber: Malhotra, 2020
86
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
3.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas (Pre-test) 1) Uji Validitas
Secara definisi, uji validitas adalah skala penilaian yang didefinisikan sebagai sejauh mana perbedaan skor skala yang diamati mencerminkan perbedaan yang benar antara objek pada karakteristik yang diukur, bukan kesalahan secara sistematis atau acak (Malhotra, 2020). Untuk mengetahui valid/tidaknya, dapat dilihat dari indikator-indikator tersebut:
Tabel 3.2 Validity Measurement
No Indikator Definisi Nilai yang
dibutuhkan
1
Kaiser- Meyer-Olkin (KMO) test of sampling adequacy (Malhotra, 2020)
Indikator yang digunakan untuk menguji kelayakan analisis faktor.
Nilai KMO yang dinyatakan VALID adalah ≥ 0,5, Sedangkan Nilai KMO yang
dinyatakan TIDAK VALID adalah < 0,5.
2
Anti-image Correlation Matrices (Hair et al., 2014)
Indikator yang digunakan untuk
melihat pengukuran dari suatu variabel terdapat nilai yang negatif terhadap variabel lainnya.
Nilai MSA yang variabelnya dapat diprediksi tanpa adanya kesalahan oleh variabel lain adalah 1 (MSA=1).
Nilai MSA yang variabelnya masih dapat diestimasi dan dianalisis lebih lanjut
87
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
adalah > 0.50 (MSA
= > 0.50).
Nilai MSA yang variabelnya tidak dapat dianalisis lebih lanjut adalah < 0.50 (MSA = < 0.50).
3
Factor loading of Component Matrix (Malhotra, 2020)
Indikator yang menunjukan terdapat korelasi atau hubungan yang sederhana dari suatu pengukuran antar variabel.
Valid/tidaknya suatu indikator dari factor loading adalah 0.5 atau lebih dari 0.5 (>
0.50).
4
Barlett’s Test of Sphericity (Malhotra, 2020)
Indikator yang digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tidak berkorelasi/berhubungan dalam suatu populasi.
Nilai hasil uji dengan
> 0.05 artinya terdapat hubungan signifikan,
sedangkan nilai hasil uji dengan < 0.05 terdapat hipotesis yang tidak
signifikan.
2) Uji Realibilitas
Uji realibilitas merupakan pengujian untuk mengukur seberapa jauh mana skala menghasilkan hasil yang konsisten jika pengukuran berulang dilakukan pada karakteristik artinya pengujian ini dapat mengetahui tingkan keandalan dari suatu variabel (Malhotra, 2020). Pengukuran dari
88
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
pengujian ini ketika nilai cronbach alpha-nya, dengan nilai 0,60 hingga 0,70 dianggap sebagai batas bawah akseptabilitas (Hair et al., 2014).
3.7.2 Analisis Data Penelitian
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah structural equation model (SEM). SEM adalah tahapan/prosedur untuk mengestimasi suatu rangkaian dari hubungan ketergantungan antara satu set konsep atau konstruksi yang diwakili oleh beberapa variabel yang terukur dan dimasukkan ke dalam model yang terintegrasi menjadi satu (Malhotra, 2020). Metode analisis ini memberikan teknik perhitungan secara tepat dan paling efisien untuk suatu rangkaian persamaan regresi yang berganda dengan terpisah yang diperkirakan secara bertetapan (Hair et al., 2014).
3.8 Uji Hipotesis
Apabila kita ingin melakukan analisis SEM untuk melakukan pengujian hipotesis dari 2 model yaitu measurement dengan metode ini terdapat tahapan/prosedur yang harus dilakukan sebagai berikut:
89
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
Menurut Malhotra (2020), goodnes of fit (GOF) merupakan model yang mengukur sejauh mana model yang ditetapkan dengan menghasilkan matriks kovarians di antara item indikator itu baik yaitu seberapa mirip estimasi kovarians variabel indikator dengan kovarians yang diamati dalam data sampel.
Model ini mengklasifikasikan goodnes-of-fit (GOF) sebagai indikator kecocokan untuk suatu model yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1) Absolute fit indices: Indeks ini digunakan mengukur keseluruhan kecocokan atau kecocokan baik untuk model pengukuran dan struktural dengan menentukan tingkat estimasi model secara meyeluruh terhadap matrix correlation dan covariance.
2) Incremental fit indices: Indeks yang digunakaan untuk langkah-langkah untuk menilai atau membandingkan beberapa alternatif dari model dasar agar model yang ditentukan menjadi baik. Indeks ini disebut juga model
Gambar 3.17 Structural Equations Modeling Overview Sumber: Malhotra (2020)
90
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
nol atau null model yang di mana tidak ada keterkaitan dengan semua variabel yang diamati.
3) Parsimony fit indices: Indeks ini didesain dalam mengevaluasi model yang bersaing dengan menilai kecocokan yang memiliki kaitan dengan kompleksitas model dan berguna. Hal ini dilakukan agar modelnya menjadi lebih sederhana dan tidak terlalu rumit.
Dengan menggunakan software statistik Lisrel 8.80 untuk melakukan pengolahan data serta analisinya dari structural equation model (SEM) pada penelitian ini. Uji model structural ini dapat dilakukan dengan pengukuran goodness-of-fit (GOF) model pada penelitian ini menggunakan ketentuan kecocokan sebagai berikut (Hair et al., 2014):
1) Nilai chi-square statistic (X2) melalui degree of freedom (DF).
2) Satu kriteria absolute fit measures (GFI, RMSEA, SRMR, atau Nomor Chi-Square).
3) Satu kriteria incremental fit indices (CFI).
4) Satu kriteria goodness of fit indices (GFI, CFI, atau TLI).
Terdapat referensi nilai untuk melakukan pengukuran kecocokan dari suatu model sebagai kriteria kecocokan model seperti pada tabel difference of fit
Gambar 3.18 Prosedur Structural Equation Model Sumber: Malhotra (2020)
91
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
indices yang dimana acuan tersebut (RMSEA, CFI, dan PNFI) dipakai pada penelitian ini.
Tabel 3.3 Difference of Fit Indices
FIT INDICES
CUTOFF VALUES FOR GOF INDICES
N<250 N>250
m<12 12<m<30 m>30 m<12 12<m<30 m>30 Absolute Fit Indices
RMSEA
RMSE A <
0.08 with CFI ≥ 0.97
RMSEA <
0.08 with CFI ≥ 0.95
RMSEA
< 0.08 with CFI
˃ 0.92
RMSE A <
0.07 with CFI ≥ 0.97
RMSEA <
0.07 with CFI ≥ 0.92
RMSE A <
0.07 with CFI ≥ 0.90
χ2
Insignif icant p- values expecte d
Significant p-values even with good fit
Significa nt p- values expected
Insignif icant p- values even with good
Significan t p-values expected
Signific ant p- values expecte d
SRMR
Biased upward , use other indices
.08 or less (With CFI of .95 or higher)
Less than .09 (with CFI above .92)
Biased upward
; use other indices
.08 or less (with CFI above .92)
.08 or less (with CFI above .92) Incremental Fit Indices
CFI CFI
≥0.97 CFI ≥0.95 CFI
>0.92
CFI
≥0.95 CFI ˃0.92 CFI
˃0.90
RNI May
not
.95 or better
Above .92
95 or better,
Above .92, not used
Above .90, not
92
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
diagnos e misspec ificatio n well
not used with N
> 1,000
with N >
1,000
used with N
> 1,000
Parsimony Fit Indices
PNFI 0 ≤ PNFI ≤ 1, relatively high values represent relatively better fit
Sumber: Hair et al. (2014)
Metode SEM memiliki 2 model dalam hal pengolahan data pada suatu penelitian (Malhotra, 2020).
Measurement Model
Model ini terdiri dari beberapa variabel/indikator untuk variabel yang independen atau dependen tunggal yang peneliti dapat menggunakannya. Untuk mengukur hal tersebut, peneliti melakukan pengukuran melalui uji validitas dan realibilitas.
1) Uji Validitas
Uji ini dapat dinyatakan valid terhadap variabel latennya apabila nilai dari Standardized Loading Factor (SLF) dengan nilai > 0.5 dan t-value di loading factor dengan nilai > 1.96 (Hair et al., 2014).
2) Uji Realibilitas
Uji ini yang digunakan untuk mengukur tingkat konsisten/realibilitas terhadap variabel laten di dalam measurement model-nya dinilai dengan menghitung nilai dari suatu construct reliability dan variance extracted.
Apabila dari nilai CR > 0,7 dan VE > 0,5, maka nilai tersebut dinyatakan reliable (Hair et al., 2014). Untuk menghitung kedua nilai tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
C𝑹 = (𝚺 𝑺𝑳𝑭)
𝟐/(𝚺 𝑺𝑳𝑭)
𝟐+ 𝚺𝒆𝒓𝒓𝒐𝒓 𝑽𝑬 = 𝚺 𝑺𝑳𝑭
𝟐/𝚺 𝑺𝑳𝑭
𝟐+ (𝚺𝒆𝒓𝒓𝒐𝒓)
Keterangan: / adalah dibagi
93
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
Measurement Model dari penelitian ini memiliki 8 variabel yang diteliti sebagai berikut:
1) Perceived system quality
Variabel ini memiliki empat indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived system quality. Variabel laten (ζ1) yang merepresentasikan perceived system quality dapat digambarkan sebagai berikut:
2) Perceived content quality
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived content quality. Variabel laten (ζ2) yang merepresentasikan perceived content quality dapat digambarkan sebagai berikut:
3) Customization
Variabel ini memiliki enam indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari customization.
Variabel laten (ζ3) yang merepresentasikan customization dapat digambarkan sebagai berikut:
X5 X6 X7
Perceived content quality(ζ2)
Gambar 3.19 Measurement Model Perceived System Quality
Gambar 3.20 Measurement Model Perceived Content Quality
X1 X2 X3 X4
Perceived system quality (ζ1)
94
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
4) Perceived ease of use
Variabel ini memiliki lima indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived ease of use.
Variabel laten (ƞ1) yang merepresentasikan perceived ease of use dapat digambarkan sebagai berikut:
5) Perceived price level
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived price level.
Variabel laten (ζ4) yang merepresentasikan perceived price level dapat digambarkan sebagai berikut:
X8 X9
X10 Customization
(ζ3) X11
X12 X13
Y1
Y2
Y3
Y4
Perceived ease of use (ƞ1)
Y5
Gambar 3.21 Measurement Model Customization
Gambar 3.22 Measurement Model Perceived Ease of Use
95
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
6) Perceived psychological risk
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari perceived psychological risk. Variabel laten (ζ5) yang merepresentasikan dari perceived psychological risk dapat digambarkan sebagai berikut:
7) Attitude to Use
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari attitude to Use.
Variabel laten (ƞ2) yang merepresentasikan attitude to use dapat digambarkan sebagai berikut:
X14
X15
X16
Perceived price level
(ζ4)
Gambar 3.23 Measurement Model Perceived Price Level
Gambar 3.24 Measurement Model Perceived Psychological Risk
X17
X18
X19
Perceived psychological
risk(ζ5) λX154
λX185
96
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
8) Continuance intention to use
Variabel ini memiliki tiga indikator pernyataan 1st CFA yang merepresentasikan satu variabel laten dari continuance intention to use. Variabel laten (ƞ3) yang merepresentasikan continuance intention to use dapat digambarkan sebagai berikut:
Structural Model
Model ini menggambarkan model kedua dari dua model yang dievaluasi dalam SEM. Sebuah teori yang mendefinisikan bagaimana komponen berhubungan satu sama lain, seringkali melalui banyak ketergantungan (Malhotra, 2020).
Bukti sampel dan teori probabilitas yang didasari oleh prosedur dari uji hipotesis untuk menentukan apakah hipotesis adalah pernyataan yang masuk akal. (Lind et al., 2017). Uji hipotesis memiliki enam prosedur sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).
Y6
Y7
Y8
Attitude to use (ƞ2)
Y9
Y10
Y11
Continuance intention to
use (ƞ3)
Gambar 3.25 Measurement Model Attitude to Use
Gambar 3.26 Measurement Model Continuance Intention to Use
λY72
λY103
97
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
Hipotesis nol artinya H0: μ ≥ 0, sedangkan H1: μ < 1. Pengujian melakukan one-tailed test karena peneliti ingin menentukan apakah telah terjadi pengurangan nilai. Ketidaksamaan dalam hipotesis alternatif menunjuk ke daerah penolakan di ekor kiri distribusi.
2) Memilih tingkat signfikansi dengan 0.05.
Tingkat signifikansi (α) adalah probabilitas bahwa H0 akan ditolak jika terbukti. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini = 0,05 atau 5%.
3) Memilih statistik uji.
Statistik uji adalah nilai yang ditentukan berdasarkan informasi sampel.
Hal ini digunakan untuk menentukan jika hipotesis nol (H0) akan ditolak atau tidak.
4) Merumuskan aturan keputusan.
Aturan keputusan adalah pernyataan di mana H0 ditolak atau diterima sesuai dengan artinya. Penelitian ini menggunakan uji satu sisi dengan signifikansi, menggunakan nilai t, dimana suatu hipotesis dinilai signifikan jika nilai t lebih besar dari 1,645 untuk hipotesis negatif atau lebih besar dari 1,645 untuk hipotesis positif (Lind et al., 2017). Nilai t apabila dibulatkan menjadi 1,65 dengan one-tailed test.
5) Membuat keputusan.
Uji statistik dilakukan saat membuat keputusan. Pada prosedur ini, ia memutuskan apakah akan menolak H0 atau tidak dengan
Gambar 3.27 Sampling Distribution of the Statistic z Sumber: Lind et al. (2017)
98
Analisis Faktor-Faktor yang…, Audi Gus Imaduddin Jalil, Universitas Multimedia Nusantara
membandingkannya dengan ambang batas. Model struktural dari penelitian ini terdapat gabungan dari variabel endogen yang terdiri dari perceived system quality, perceived content quality, customization, perceived price level, dan perceived psychological risk. Sedangkan untuk variabel eksogen terdiri dari perceived ease of use, attitude to use, dan continuance intention to use. Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa model struktural yang menggambarkan keseluruhan dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
6) Mengintepretasi hasil.
Proses tersebut tidak berakhir dengan nilai statistik sampel atau keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis nol.
Gambar 3.28 Structural Model Path Diagram