• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Data Prestasi Siswa, Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru, Motivasi Belajar, Disiplin Belajar ... 99 LAMPIRAN 2

A. Kuesioner ... 107 B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 114 LAMPIRAN 3

A. Perhitungan Mean, Median, dan Modus ... 120 B. PAP II (Kategori Kecenderungan Variabel) ... 121 C. Hasil Uji Normalitas ... 125 D. Hasil Uji Linearitas ... 125 LAMPIRAN 4

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sekolah Menengah Atas (SMA) mempunyai tujuan untuk menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan

tujuan tersebut adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal).

Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.

Faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada

dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan.

Dengan memakai variasi metode maka guru dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa. Metode pembelajaran ekonomi adalah cara atau pendekatan yang dipergunakan dalam menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran yang membutuhkan kasabaran, kecermatan, serta ketelitian. Untuk itu guru dituntut untuk tidak hanya menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode yang dapat melatih siswa belajar, misalnya dengan diskusi, memperbanyak latihan mengerjakan soal. Selama ini guru di dalam menyampaikan materi pelajaran ekonomi dengan ceramah secara lisan dan dengan menjelaskan materi di papan tulis.

Selain faktor gaya mengajar guru, faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah disiplin belajar. Untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam mengikuti,

menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati dan mengikuti aturan yang ada. Bagi anak yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi, peraturan-peraturan yang berlaku merupakan pedoman dan ukuran perilaku. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pada uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru, Motivasi Belajar, Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi”

B. Indentifikasi Masalah

Dari uraian di atas peneliti dapat mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar bagi siswa. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar siswa antara lain metode mengajar, variasi mengajar guru, lingkungan belajar, disiplin belajar, minat belajar, motivasi belajar dan kurikulum yang diterapkan di sekolah.

C. Batasan Masalah

Dari berbagai faktor yang diduga mempengaruhi prestasi belajar siswa, seperti diuraikan dalam identifikasi masalah, yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada faktor persepsi siswa tentang variasi mengajar guru, motivasi belajar dan disiplin belajar.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang gaya mengajar guru

terhadap prestasi belajar ekonomi?

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar tehadap prestasi belajar

ekonomi?

3. Apakah ada pengaruh disiplin belajar tehadap prestasi belajar

ekonomi?

4. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang gaya mengajar guru,

motivasi belajar, disiplin belajar tehadap prestasi belajar ekonomi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang

variasi gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar ekonomi

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh disiplin belajar terhadap

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar ekonomi

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang

variasi gaya mengajar guru, motivasi belajar, disiplin belajar terhadap prestasi belajar ekonomi

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bagi Sekolah (SMA)

Memberikan masukan untuk menyusun dan menyempurnakan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran ekonomi agar meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi calon peneliti

Memberikan pengalaman dan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam bidang pendidikan sehubungan dengan hal-hal yang berhubungan dengan disiplin belajar dan motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi ekonomi.

3. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi universitas, selain itu juga menambah referensi perpustakaan.

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Belajar

Dalam pengertian yang umum atau popular, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang dikenal dengan guru. Para penulis buku psikologi belajar, umumnya mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.

Menurut W.S Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan. Wittig (Muhibbin Syah, 2003:65) dalam

bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: any

relatively permanent change in an organis’m behaviorial repertoire that occurs as a result of experience (Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman)

2. Pengertian Mengajar

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup berat, karena berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas yang menunjang kegiatan belajar mengajar.

3. Persepsi Siswa Tentang Variasi Mengajar Guru

a. Pengertian Persepsi

Walgito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Persepsi pada dasarnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Dapat disimpulkan, persepsi adalah suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 1005:141).

Persepsi dapat diartikan sebagai: 1) suatu tanggapan (penerimaan lansung dari suatu serapan) dan 2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:675). Menurut Winkel (1986:161) persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara objek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik objek-objek itu, misalnya ukuran, warna dan bentuk.

Menurut Walgito (1992: 70), ada tiga faktor utama yang berperan dalam persepsi, yaitu:

1. Objek yang dipersepsi

Suatu objek dapat menimbulkan stimulus yang diterima oleh alat indera. Stimulus dapat datang dari luar maupun dari dalam diri individu yang bersangkutan. Namun, sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf

Alat indera digunakan sebagai alat untuk menerima stimulus. Di samping itu harus ada syaraf sensoris yang berfungsi untuk meneruskan stimulus. Stimulus tersebut lalu diterima oleh pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

3. Perhatian

Perhatian diperlukan untuk membentuk atau menyadari persepsi yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.

b. PengertianVariasi Mengajar Guru

Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid. Sehingga dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi (Usman, 2008:84).

c. Tujuan dan Manfaat Variasi Mengajar Guru

Tujuan dan manfaat variasi mengajar guru, adalah sebagai berikut (Usman, 2008:85):

1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada

aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan.

2) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin

mengetahui dan menyelidiki pada siswa hal-hal yang baru.

3) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan

sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.

4) Untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

cara menerima pelajaran yang disenangi.

d. Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar Guru

Prinsip penggunaan variasi mengajar guru, adalah sebagai berikut (Usman, 2008:85):

1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang

2) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak menggangu pelajaran.

3) Direncanakan dengan baik, dan secara eksplisit dicantumkan

dalam pelajaran atau satuan pelajaran.

e. Komponen-komponen Ketrampilan Mengadakan Variasi Mengajar

Variasi dalam cara mengajar guru dapat dilakukan dengan (Usman, 2008:85):

1) Variasi dalam cara mengajar guru

a) Penggunaan variasi suara (teacher voice)

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, atau pada suatu saat berubah memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.

b) Pemusatan perhatian siswa (focusing)

Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru.

c) Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)

Adanya kesenyapan, kebisuan, atau selingan diam-diam yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan hal yang baik untuk menarik perhatian siswa.

d) Mengadakan kontak pandang langsung (eye contact and movement)

Kontak pandang digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.

e) Gerakan badan mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.

f) Pergantian posisi dalam kelas dan gerak guru (teachers

movement)

Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahanan perhatian siswa.

2) Variasi dalam penggunan media dan alat pengajaran

Variasi dalam penggunan media dan alat pengajaran dapat dilakukan dengan (Usman, 2008:86):

a) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids)

Alat atau bahan yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama, gambar, film.

Suara guru termasuk ke dalam media komunikasi yang utama di dalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, puisi.

c) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan

digerakkan (motorik)

Yang termasuk dalam jenis ini, misalnya peragaan yang dilakukan guru dan siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka, yang dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan, atau dimanipulasikan.

d) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar, dilihat, dan

diraba (audio-visual aids)

Pengunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi. Media yang termasuk dalam hal ini, misalnya televisi,

radio, film, slide projector yang diiringi penjelasan guru,

penggunaanya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.

3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa

Penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana belajar kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) guru adalah sebagai berikut (Usman, 2008:87) :

b) Pola guru-murid-guru: Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi)

c) Pola guru-murid-murid: Ada balikan bagi guru, siswa saling

belajar satu sama lain.

d) Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid: Interaksi optimal

antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid.

f. Persepsi Siswa Terhadap Variasi Gaya Mengajar Guru

Ketrampilan menggunakan variasi diadakan karena faktor

kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, sekolah menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar.

Menurut Winkel (1986:139) ketrampilan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.

4. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motivation yang berarti dorongan.

merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab,dan daya penggerak (Echols,1984). Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 1984). Secara serupa Winkel (1987) mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu.

b. Karakteristik dan Prinsip Motivasi

1) Karakteristik umum motivasi

Ada lima karakteristik umum motivasi menurut Thornburgh, yaitu sebagai berikut (Prayitno,1989:26):

a) Tingkah laku yang bermotivasi adalah digerakkan

b) Tingkah laku yang termotivasi memberi arah

c) Motivasi menimbulkan intensitas bertindak

d) Motivasi itu adalah elektif

e) Motivasi merupakan kunci untuk pemusatan kebutuhan

2) Prinsip umum motivasi (Prayitno,1989:26):

a) Pengenalan tugas-tugas belajar penting dalam usaha

mendorong siswa untuk mempelajari urutan-urutan belajar selanjutnya.

b) Motivasi menyangkut keinginana untuk beprestasi dalam

c) Penyusunan dan pencapaian tujuan haruslah denan memberikan tugas-tugas belajar yang pantas, perasaan sukses terhadap tugas-tugas belajar yang terakhir akan meningkatkan motivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas berikutnya.

d) Mendapatkan informasi tentang pengerjaan tugas-tugas yang

benar dan pembetulan pengerjaan tugas-tugas yang salah, mendorong siswa untuk melakukan penampilan yang lebih baik dan bersikap yang lebih bermanfaat terhadap tugas-tugas belajar.

c. Tipe-tipe Motivasi

Dikenal dua tipe motivasi yaitu (Prayitno,1989:10):

1) Motivasi Intrinsik

Thornburgh (1984) berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu. De Chams (1977) mengemukakan bahwa individu yang melakukan kegiatan yang didorong oleh motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu (Prayitno, 1989:11).

Phil Louther (1984) mempergunakan strategi berikut ini dalam mengajar agar siswa-siswa termotivasi secara intrinsik (Prayitno, 1989:11):

a) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa sehingga

tujuan belajar menjadi tujuan siswa atau sama dengan tujuan siswa.

b) Memberi kebebasan kepada siswa untuk memperluas

kegiatan dan materi belajar selama masih dalam batas-batas daerah yang pokok.

c) Memberikan waktu ekstra yang cukup banyak bagi

siswa-siswa untuk mngembangkan tugas-tugas mereka dan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah.

d) Kadang kala memberikan penghargaan atas pekerjaan

siswanya.

e) Meminta kepada siswa untuk menjelaskan atau membacakan

tugas-tugas yang mereka buat.

2) Motivasi Ekstrinsik

Menurut Thornburgh (1984) motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada didalam diri siswa untuk belajar. Rumusan yang lebih baru menegaskan bahwa motivasi ekstrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk

mencapai tujuan yang terletak di luar aktifitas belajar itu sendiri atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktifitas belajar (Prayitno (1989:11).

Phil Louther mempergunakan strategi berikut ini dalam membimbing siswa-siswa yang termonitor secara ekstrinsik, yaitu (Prayitno (1989:11):

a) Memulai mengajar dengan memperkenalkan tujuan

pengajaran khusus, sehingga siswa-siswa mengetahui dengan jelas apa yang harus ia capai dalam proses belajar itu.

b) Memonitor kemajuan dan memberi penguatan kepada setiap

siswa lebih sering dari pada yang dilakukan kepada siswa-siswa yang memiliki motivasi intrinsik

c) Menilai setiap tugas siswa dan memberikan komentar secara

tertulis terhadap tugas-tugas yang berbentuk tertulis atau makalah.

d) Kadang kala memasangkan seorang siswa yang memiliki

motivasi intrinsik dengan siswa yang memiliki motivasi ekstrinsik, sehingga siswa yang memiliki motivasi ekstrinsik mengenal model cara belajar yang berbeda dari apa yang sudah dimilikinya.

d. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2006:23):

1) adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) adanya harapan dan cita-cita masa depan

4) adanya penghargaan dalam belajar

6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik

Menurut Budiono Pribadi, upaya mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut (pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/05):

1. Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

2. Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas

belajar.

3. Guru mengajak siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar

seperti lomba baca, lomba karya tulis ilmiah.

4. Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap

fasilitas belajar seperti buku bacaan, majalah.

5. Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan

di buku pribadi, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak tercapai.

6. Guru bekerja sama dengan pendidik lain seperti orang tua, untuk

5. Disiplin Belajar

The Liang Gie (1982:82) berpendapat bahwa dalam usaha apapun juga keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar barulah seseorang akan memperoleh cara belajar yang baik. Menurut Arikunto (1990:155), peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan.

Untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam mengikuti, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati dan mengikuti aturan yang ada. Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan kedisiplinan dari semua personal sekolah. Di dalam kehidupan sekolah peraturan dan tata tertib dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan belajar mengajar siswa, di samping itu juga untuk memenuhi kebutuhan setiap pribadi yang terlibat di dalamnya karena mereka adalah individu yang mesti dipandang sebagai manusia seutuhnya.

Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

Dokumen terkait