• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar Perumusan Masalah

Dalam dokumen AGIN GINANJAR NOVIANTO NIM. P13002 (Halaman 45-51)

BAB IV LAPORAN KASUS

C. Daftar Perumusan Masalah

Daftar perumusan masalah yang didapatkan berdasarkan pengkajian diatas adalah yang pertama hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi dengan data subjektif ibu pasien mengatakan pasien panas ± 3 hari, data objektifnya mukosa bibir kering, suhu 390C, nadi 142x/menit, salmonella thypi O 1/160, leukosit 2,66.

Diagnosa keperawatan yang kedua ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dengan data subjektif ibu pasien mengatakan pasien rewel, data objektifnya pasien tampak rewel, wajah tegang, pasien tampak berkeringat berlebihan.

Diagnosa keperawatan yang ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur dengan data subjektif ibu pasien mengatakan pasien sering terbangun ketika tidur dimalam hari, data objektif sclera mata pasien merah muda, kantung mata sembab, tidur hanya 3-4jam.

D. Perencanaan

Perencanaan yang dibuat berdasarkan masalah keperawatan pertama yaitu hipertermi yang dilakukan selama 3x24 jam diharapkan dapat tercapai dengan kriteria hasil suhu tubuh pasien dalam rentang normal 36 – 370C, kulit tidak kemerahan, nadi dalam rentang normal 80 – 140x/menit, dengan intervensi observasi suhu tubuh pasien; rasionalnya mengukur suhu merupakan acuan untuk mengetahui keadaan pasien,

merupakan acuan untuk mengetahui keadaan pasien, monitor warna kulit; rasionalnya warna kulit dapat menjadi tanda gangguan suhu tubuh, berikan kompres hangat; rasionalnya mengurangi panas atau demam secara nonfarmakologi, anjurkan pasien banyak minum air putih; rasionalnya peningkatan suhu tubuh menyebabkan peningkatan penguapan tubuh sehingga perut diimbangi asupan cairan yang cukup, anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat; rasionalnya mengurangi penguapan tubuh, berikan terapi dokter sesuai advis; rasionalnya menurunkan panas secara farmakologis.

Masalah keperawatan kedua ansietas yang dilakukan selama 3x24 jam diharapkan dapat tercapai dengan kriteria hasil pasien tidak rewel, pasien tidak menangis saat dilakukan tindakan, pasien kooperatif dalam perawatan, dengan intervensi kaji perasaan anak tentang hospitalisasi; rasionalnya untuk mengetahui perasaan pasien saat hospitalisasi, tanyakan pada keluarga tentang perubahan sikap, emosi, ekspresi pasien saat dirawat; rasionalnya mengetahui perubahan sikap pasien saat dirawat.

Masalah keperawatan ketiga gangguan pola tidur yang dilakukan selama 3x24 jam diharapkan dapat tercapai dengan kriteria hasil pasien tidur dengan nyenyak, pasien dapat tidur ± 8jam/hari, kantung mata tidak tampak, dengan intervensi monitor pola tidur pasien; rasionalnya mengetahui pola tidur pasien, fasilitasi pasien untuk tidur; rasionalnya membantu pasien untuk dapat tidur, edukasi pasien tentang pentingnya tidur untuk pemulihan; rasionalnya memberikan pendidikan pada pasien

akan pentingnya istirahat tidur saat pemulihan, kolaborasi dengan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman; rasionalnya membantu klien untuk mendapatkan lingkungan yang nyaman.

E. Implementasi

Implementasi hari pertama pada hari kamis tanggal 7 Januari 2016 jam 18.00 untuk diagnosa hipertermi dengan mengobservasi suhu tubuh pasien respon subjektifnya pasien mengatakan badan terasa panas, respon objektifnya suhu tubuh pasien 390C, akral hangat. Implementasi jam 18.15 untuk diagnose hipertermi memonitor tanda tanda vital respon subjektifnya tidak ada, respon objektifnya suhu 390C, nadi 142x/menit, RR 24x/menit. Implementasi jam 18.20 untuk diagnosa hipertermi memonitor warna kulit dengan respon subjektifnya tidak ada, respon objektifnya warna kulit tampak kemerahan.

Implementasi jam 18.30 untuk diagnosa hipertermi memberikan kompres hangat respon subjektifnya pasien mengatakan bersedia saat akan dikompres, respon objektifnya pasien diberikan kompres hangat, sebelum dilakukan kompres suhu tubuh pasien 390C setelah dikompres menjadi 37.20C. Implementasi jam 18.45 untuk diagnosa hipertermi menganjurkan pasien untuk minum air putih yang cukup dengan respon subjektifnya pasien mengatakan akan coba minum air putih yang cukup, respon objektifnya pasien tampak minum air putih sedikit demi sedikit. Implementasi jam 19.00 untuk diagnosa hipertermi menganjurkan pasien

subjektifnya pasien bersedia memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat, respon objektifnya pasien tampak memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Implementasi jam 19.10 untuk diagnosa hipertermi memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh dengan respon subjektifnya pasien dan keluarga mengerti dengan apa yang disampaikan, respon objektifnya pasien dan keluarga tampak mengerti dengan apa yang disampaikan. Implementasi jam 19.30 untuk diagnosa ansietas mengkaji perasaan anak tentang hospitalisasi respon subjektifnya ibu pasien mengatakan anaknya rewel, respon objektifnya pasien tampak gelisah dan menangis saat didekati petugas. Implementasi jam 20.00 untuk diagnosa ansietas menanyakan pada keluarga tentang perubahan sikap, emosi, ekspresi pasien saat dirawat respon subjektifnya ibu pasien mengatakan bila keinginan pasien tidak dituruti pasien menangis, respon objektifnya keluarga pasien kooperatif. Implementasi jam 20.30 untuk diagnosa gangguan pola tidur memonitor pola tidur pasien dengan respon subjektifnya ibu pasien mengatakan anak tidur malam hanya 3-4jam dan sering terbangun, respon objektifnya konjungtiva kemerahan, kantung mata terihat, posisi sedang tidur.

Implementasi jam 20.40 untuk diagnosa gangguan pola tidur memfasilitasi pasien untuk tidur respon subjektifnya tidak ada, respon objektifnya pasien tampak tidur dan lebih tenang. Implementasi jam 20.50 untuk diagnosa gangguan pola tidur mengedukasi pasien tentang pentingnya tidur dengan respon subjektifnya ibu pasien mengatakan

mengerti dengan apa yang dijelaskan, respon objektifnya ibu pasien tampak mengerti. Implementasi jam 21.15 untuk diagnosa gangguan pola tidur mengkolaborasi dengan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman respon subjektifnya keluarga pasien mengatakan lingkungan disekitar kamar terasa nyaman, respon objektifnya lingkungan disekitar tampak nyaman. Implementasi jam 22.30 untuk diagnosa hipertermi mengobservasi suhu tubuh respon subjektifnya tidak ada, respon objektifnya suhu 37.20C.

Implementasi hari kedua pada hari jumat tanggal 8 Januari 2016 jam 07.00 untuk diagnosa hipertermi dengan mengobservasi suhu tubuh pasien respon subjektifnya pasien mengatakan badan terasa panas, respon objektifnya suhu tubuh pasien 370C. Implementasi jam 07.15 untuk diagnosa hipertermi memonitor warna kulit respon subjektifnya tidak ada, respon objektifnya warna kulit normal. Implementasi jam 07.30 untuk diagnosa hipertermi menganjurkan pasien untuk minum air putih yang cukup dengan respon subjektifnya pasien mengatakan akan coba minum air putih yang cukup, respon objektifnya pasien tampak minum air putih sedikit demi sedikit ± 200cc. Implementasi jam 07.40 untuk diagnosa ansietas mengkaji perasaan pasien tentang hospitalisasi respon subjektifnya ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak rewel, respon objektifnya pasien tampak tenang. Implementasi jam 09.00 untuk diagnosa gangguan pola tidur memonitor pola tidur pasien dengan respon

respon objektifnya pasien tampak lebih segar. Implementasi jam 11.00 untuk diagnosa hipertermi memonitor tanda-tanda vital respon subjektifnya tidak ada, respon objektifnya suhu 36.7oC, nadi 90x/menit, RR 24/menit. Implementasi jam 12.00 untuk diagnosa gangguan pola tidur memfasilitasi pasien untuk tidur dengan respon subjektifnya tidak ada, respon objektifnya pasien tampak tidur dan lebih tenang. Implementasi jam 13.00 untuk diagnosa gangguan pola tidur mengkolaborasi dengan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman respon subjektifnya keluarga pasien mengatakan lingkungan disekitar kamar terasa nyaman, respon objektifnya lingkungan disekitar tampak nyaman

Implementasi ketiga pada hari sabtu tanggal 9 Januari 2016 jam 07.00 untuk diagnosa hipertermi memonitor tanda-tanda vital dengan respon subjektifnya tidak ada, respon objektifnya hasil nadi 90x/menit, RR 24x/menit, suhu 36.50C. Implementasi jam 07.30 untuk diagnosa hipertermi menganjurkan pasien untuk minum air putih yang cukup dengan respon subjektifnya pasien mengatakan akan coba minum air putih yang cukup, respon objektifnya pasien tampak minum air putih sedikit demi sedikit ± 200cc sekali minum. Implementasi jam 08.00 untuk diagnosa ansietas mengkaji perasaan pasien tentang hospitalisasi respon subjektifnya ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak rewel, respon objektifnya pasien tampak tenang. Implementasi jam 11.00 untuk diagnosa hipertermi memonitor tanda-tanda vital dengan respon subjektif tidak ada,

respon objektifnya hasil pemeriksaan nadi 90x/menit, RR 24x/menit, suhu 36.50C.

Dalam dokumen AGIN GINANJAR NOVIANTO NIM. P13002 (Halaman 45-51)

Dokumen terkait