• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi 4, diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh Farida Ibrahim, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Arrijani, 2005, Biology and Conservation of Genus Myristica in Indonesia, Biodiversitas6:147-151.

Ditjen POM., 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM., 1987,Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Djide, N. dan Sartini, 2003, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanudin, Makassar, Indonesia.

Djide, N. dan Sartini, 2005, Analisis Mikrobiologi Farmasi, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi dan Bioteknologi Farmasi, Jurusan Farmasi Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Djide, N. dan Sartini, 2008, Analisis MIkrobiologi Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Drazat, 2007, Meraup Laba dari Pala, PT Agromedia Pustaka, Bogor, Indonesia.

Garrity, M.G., 2004, Taxonomic Outline of the Prolcargotes Bergeys Marvel of Systemic Bacteriology, Second Edition, New York, Amerika Serikat.

Ganiswarna, S.G., 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi ke 4, UI Press, Jakarta.

Gupta, A,D., Vipin, K,B., Vikash, B., dan Nishi, M., 2013, Chemistry, antioxidant and antimicrobial potential of nutmeg (Myristica fragrans Houtt),Journal of Genetic Engineering and Biotechnology.

Hayne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia II, Badan Litbang Departemen Kehutanan, Jakarta.

Holt, J,G., 2000, Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, 10th Edition, The Williams & Wilkins Company, Baltimore, Maryland 21202 United Statesof Amerika.

Irianto, K., 2006, Menguak dunia mikroorganisme, Yrama Widya, Bandung.

Jawetz, E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A., Brooks, J.S., Butel, J.S., dan Ornston, L.N., 1995, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Edisi 16, Alih Bahasa oleh Dr. H. Tonang, EGC, Jakarta.

Katzung, B., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, terjemahan Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba Medika, Surabaya.

Kuete, V., Ango, P.Y., Fotso, G.W., Kapche G.D.W.F., Djoyem, J.P., and Wouking, A.G., 2011, Antimicrobial Activities of the Methanol Extract and Compounds from Artocarpus communis (Moraceae), BMC Complementary and Alternative Medicine. <(http://www.biomedcentral.com/1472-6882/11/42)>

Kurniawati, N., 2010, Sehat dan cantik alami berkat khasiat bumbu dapur, Cetakan I, Bandung.

Milles, D,H., 1994, A Guide to Biologically Active Plant Constituent, Departement of Chemistry, University of Flourida, USA

Mycek, M,J., 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Cetakan 1, terjemahan Azwar Agoes, Widya Medika, Jakarta.

Nurcahyanti, Agustina D,R., Dewi, L., dan Timotius, K,H., 2011. Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Polar dan Non polar Biji Selasih (Ocimum Sanctum Linn), Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, XXII:1.

Pelczar, M.J. & Chan, E.C.S., 1988, Dasar-dasar mikrobiologi, edisi ke 1, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Pertiwi, N., 2010, ‘Uji Aktivitas Antibakteri dan Mekanisme Penghambatan Ekstrak Air Campuran Daun (Piper betle L.) dan Kaput Sirih (Ca(OH)2 terhadap beberapa Bakteri uji’, Skripsi, S.farm., Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Piaru, S,P., Roziahanim, M., Amin M,S., Abdul, M., Zeyad, D., and Mahmoud, N., 2012, Antioxidant and antiangiogenic activities of the essential oils of Myristica fragrans and Morinda citrifolia, Asian Pacific Journal of Tropical Medicine: 294-298

Preedy, V,R., Ronald, R,W., and Vinood, B,P., 2011, Nuts and Seeds in Health and Disease Prevention, academic press is an imprint of Elsevier.

Ramaswamy, V., Varghese, N., and Simon, A., 2011, An Investigation on Cytotoxic and Antioxidant Properties of Clitoria Ternatea L., International Journal of Drug Discovery,3: 74-77

Rismunandar, 1992, Budidaya dan Tataniaga Pala, Penerbit Swadaya, Jakarta, Indonesia.

Rogers, H. dan Spector, R., 1988, Praktis dalam Farmakologi, Binarupa aksara, Jakarta.

Sahib, M,I., 2014, ‘Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pala (Myristica fragrans) dengan KLT-Bioautografi’, Skripsi, S.Farm., Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Sastroamidjojo, H., 1985, Kromatografi, Edisi II, Liberti, Yogyakarta. Sastroamidjojo, H., 1991,Kromatografi, edisi 2, Yogyakarta, Indonesia. Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara kromatografi dan Mikroskopi,

diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, ITB Press, Bandung.

Sunanto, H., 1993, Budidaya Pala Komoditas Ekspor, Kanisius, Yogyakarta.

Tobo, F., Mufidah, T., dan Mahmud, I., 2001. Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia I, Laboratorium Fitokimia Jurusan Farmasi FMIPA, Universitas Hasanudin, Makassar.

Lampiran 1. Skema Kerja

maserasi dengan etanol 96 %

diuapkan

Gambar 1. Skema kerja uji aktivitas antimikroba ekstrak etanol daun pala(Myristica fragransHoutt.)

Daun pala (Myristica fragransHoutt.)

Ekstrak etanol

Residu

Ekstrak etanol kental

Uji KLT-Bioautografi Uji skrining aktivitas

antimikroba kesimpulan Ekstrak aktif Pemisahan senyawa secara KLT pembahasan Pengamatan Identifikasi komponen kimia

Homogenkan dan biarkan memadat

Gambar 2. Skema kerja uji skrining aktivitas antimikroba 10 mg ekstrak daun pala

(Myristica fragransHoutt.)

Dilarutkan dengan 0,2 mL DMSO

+ 9,8 mL medium

Tuang dalam cawan petri

Suspensi digoreskan pada medium

Inkubasi

Diamati

Ditotolkan pada lempeng KLT

n-heksan : etil asetat (4:1)

Secara aseptis ditempelkan lempeng KLT selama 30 menit diatas medium

Diinkubator (1 x 24 jam) Dienkas (3 x 24 jam)

Diamati dan diukur

Gambar 3. Skema kerja pengujian secara KLT-Bioautografi (Myristica fragransHoutt.)

Diamati pada lampu UV 254 nm dan 366 nm

Dielusi

Medium NA + Suspensi bakteri

Medium PDA + Suspensi jamur

Data Zona hambat

Bandingkan dengan kromatogram hasil pengujian

KLT

Gambar 4. Skema kerja identifikasi komponen kimia Lempeng KLT H2SO4 Toluena:etil asetat FeCl3 AlCl3 Disemprot Amati Pembahasan Kesimpulan

Lampiran 2. Hasil Pengujian Skrining

Gambar 5. Foto hasil pengujian skrining ekstrak etanol daun pala (Myristica fragransHoutt.) pada mikroba uji

Lampiran 3. Profil Kromatogram

Gambar 6. Foto profil kromatogram ekstrak etanol daun pala (Myristica fragransHoutt.)

Keterangan :

1 = Kromatogram yang nampak UV 254 nm 2 = Kromatogram yang nampak UV 366 nm A = Lempeng A

B = Lempeng B C = Lempeng C

Eluen = n-heksan:etil asetat (4:1)

A B C 1 2 1 2 1 2 0,70 0,65 0,34 0,20 0,76 0,60 0,40 0,20 0,92 0,80 0,52 0,29

Lampiran 4. Hasil Pengujian KLT-Bioautografi

Gambar 7. Foto hasil pengujian KLT-Bioutografi ekstrak etanol daun pala (Myristica fragrans Houtt.) terhadap bakteri Streptococcus mutans

Keterangan:

A : Cawan petri berisi bakteriStreptococcus mutans B : Kromatogram yang nampak pada UV 366 nm C : Kromatogram yang nampak pada UV 254 nm

A

Gambar 8. Foto hasil pengujian KLT-Bioutografi ekstrak etanol daun pala (Myristica fragrans Houtt.) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis

Keterangan:

A : Cawan petri berisi bakteriStaphylococcus epidermidis B : Kromatogram yang nampak pada UV 366 nm

C : Kromatogram yang nampak pada UV 254 nm A

Gambar 9. Foto hasil pengujian KLT-Bioutografi ekstrak etanol daun pala (Myristica fragrans Houtt.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus

Keterangan:

A : Cawan petri berisi bakteriStaphylococcus aureus B : Kromatogram yang nampak pada UV 366 nm C : Kromatogram yang nampak pada UV 254 nm Eluen : n-heksan:etil asetat (4:1)

A

Lampiran 5. Hasil Identifikasi Komponen Kimia

Gambar 10. Foto hasil identifikasi komponen kimia dari kromatogram ekstrak etanol daun pala (Myristica fragransHoutt.).

Keterangan :

A : Kromatogram dengan penampak bercak AlCl3(Flavonoid) B : Kromatogram dengan penampak bercak FeCl3(Fenolik/tanin) C : Kromatogram dengan penampak bercak Toluena (Minyak atsiri) D : Kromatogram dengan penampak bercak H2SO4(Terpenoid) Eluen : n-heksan:etil asetat (4:1)

A A A B A A C D A A

Lampiran 6. Foto Tumbuhan Pala

Gambar 11. Foto tumbuhan pala(Myristica fragransHoutt.)

Dokumen terkait