• Tidak ada hasil yang ditemukan

Affan, J. M. 2012. Identifikasi Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) Berdasarkan Faktor Lingkungan dan Kualitas Air di Perairan Pantai Timur Bangka Tengah.Jurnal Depik Volume 1 Nomor 1. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai dan Danau. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Barus, T. A. 2007. Keanekaragaman Hayati Ekosistem Danau Toba dan Upaya Pelestariannya. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air.Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. PT. Penebar Swadaya Jakarta.

Elfrida.2011. Analisis Kandungan Organik dan Anorganik Sedimen Limbah Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau Provinsi Sumatera Barat. Universitas Bung Hatta, Padang.

Ervinia, A. 2011.Keadaan Amonia Pasca Aerasi Hipolimnion di Danau Lido Bogor Jawa Barat.Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ghofar, A., D. W. Ginting dan P. W. Purnomo. 2013. Potensi dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Pora-Pora (Mystacoleucus padangensis Bleeker) di Danau Toba Sumatera Utara. Diponegoro Journal of Maquares Volume 2 Nomor 4. Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghufran. 2013. Budidaya Nila Unggul. AgroMedia Pustaka. Jakarta

Ginting, O .2011.Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien (Nitrat dan Fosfat) dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hambali, M., Y. V. Jaya dan H. Irawan. 2013. Aplikasi SIG Untuk Kesesuaian Kawasan Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan Metode Lepas Dasar di Pulau Mantang, Kecamatan Mantang, Kabupaten Bintan. Universitas Raja Ali Haji.

Haro, D. D. 2013.Kondisi Kualitas Air Danau Toba di Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hartami, P. 2008. Analisis Wilayah Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Untuk Kawasan Budidaya Perikanan Sistem Keramba Jaring Apung. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kumurur, V. A. 2002. Aspek Strategis Pengelolaan Danau Tondano Secara Terpadu.Jurnal Ekoton Volume 2 Nomor 1. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Jangkaru. 2000. Pembesaran Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan Pemeliharaan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Jumadi, W. 2011.Penentuan Kesesuaian lahan Keramba Jaring Apung Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogutattus) Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Pulau Panggang Kepulauan Seribu.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Maniagasi, R., S. S. Tumembouw, dan Y. Mundeng. 2013. Analisis kualitas fisika kimia air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Budidaya Perairan. Volume 1 Nomor 2.

Minggawati, I dan Lukas.Studi Kualitas Air Untuk Budidaya Ikan Karamba di Sungai Khayan. Jurnal Media SainS, Volume 4 Nomor 1 . Universitas Kristen Palangkaraya. Palangkaraya.

Nasution, Z., B. J. Sengli. Dan K. Berliani. 2010. Ekologi Ekosistem Kawasan Danau Toba. USU Press. Medan.

Ndahawali, D. H. 2012. Dampak Budidaya Ikan Terhadap Kualitas Air : Studi Kasus Budidaya Ikan Jaring Apung di Danau Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara. Universitas Indonesia. Jakarta.

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.

Pontoh, O. 2014.Analisis usaha perkembangan budidaya ikan dalam jaring apung di Desa Tandengan Kabupaten Minahasa.Jurnal Budidaya Perairan Volume 2 Nomor 1. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Pratiwi, I. 2010. Tehnik Cerdas Budidaya Ikan Mas.Seri Perikanan Modern.Pustaka Baru Press.Yogyakarta.

Rismawati. 2010. Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba Terhadap Kegiatan Perikanan Sebagai Dasar Dalam Pengendalian Pencemaran Keramba Jaring Apung. Universitas Sumatera Utara, Medan

Sari, K. Y. 2011.Analisis Spasial Citra Satelit Landsat untuk Penetuan Lokasi Budidaya Keramba Jaring Apung Ikan Kerapu di Perairan Pulau Semujur Kabupaten Bangka Tengah.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siagian, M. 2010. Strategi Pengembangan Keramba Jaring Apung Berkelanjutan di Waduk PLTA Koto Panjang Kampar Riau.Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 15 Nomor 2.

Sihotang, R. 2012. Studi Kelimpahan Ikan Pora Pora (Mystacoleucus padangensis) di Kecamatan Silalahi Sabungan Kabupaten Dairi Danau Toba.Universitas Negeri Medan. Medan.

Syofyan, I., R. Jhonerie. dan Y. I. Siregar. Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penentuan Kesesuaian Kawasan Keramba jaring Tancap dan Rumput Laut di Perairan Pulau Bunguran Kabupaten Natuna.Jurnal Perikanan dan Kelautan Volume 15 Nomor 2.

Tambunan, F. 2010. Daya Dukung Perairan Danau Lido Berkaitan dengan Pemanfaatannya Untuk Kegiatan Budidaya Perikanan Sistem Keramba Jaring Apung. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wijaya, H. K. 2009. Komunitas Perifition dan Fitoplankton serta parameter fisika-kimia oerairan sebagai penetu kualitas air di bagioan hulu sungai cisadane, jawa barat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yuningsih, H.D., P. Soedarsono. dan S. Anggoro. 2014. Hubungan Bahan Organik Dengan Produktivitas Perairan Pada Kawasan Tutupan Eceng Gondok, PerairanTerbuka dan Keramba Jaring Apung di Rawa Pening Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Diponegoro Journal of Maquares Volume 3 Nomor 1. Universitas Diponegoro. Semarang.

Yuzni, S. Z. 2008. Rencana Penataan Kawasan Wisata Berkelanjutan di Danau Toba Sumatera Utara (Kasus: Sub DAS Naborsahon). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zulkifli, A. K., M. Nasir., T. Iskandar. Mukhlisuddin. A. Azis. Yulham.Bahrum. C. Nina. Baharuddin dan E. Zuardi.2009. Rakitan Teknologi Budidaya Kerapu dalam Keranba Jaring Apung (KJA).Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian Banda Aceh. Banda Aceh.

Lampiran 1. Perhitungan Nilai Kesesuaian Stasiun Bujur (X) Lintang (Y) Suhu (oC) DO (mg/l) pH Kecerahan (m) Kedalaman (m) Ammonia (mg/l) BOD5 (mg/l) 1 98,9328 2,6730 27,3 5,66 8,2 2,42 4,12 0,08768 1,39 2 98,9318 2,6759 27,5 5,42 8,1 2,66 4,35 0,04786 1,98 3 98,9309 2,6780 27,3 5,53 7,8 2,03 4,14 0,04786 1,63 4 98,9265 2,6759 27,6 5,33 7,6 3,14 6,33 0,03226 1,12 5 98,9193 2,6757 27,4 5,21 7,4 3,65 18,61 0,01720 1,23 6 98,9141 2,6798 27,2 6,20 7,3 4,21 >25 0,01383 1,19 7 98,9153 2,6841 27,3 6,56 7,3 3,86 >25 0,00053 1,69 8 98,9162 2,6906 27,4 6,43 7,2 4,32 3.33 0,00001 1,21 9 98,9122 2,6893 27,1 7,21 7,3 3,02 14.99 0,00001 1,12 10 98,9079 2,6925 27,2 6,45 8,0 3,91 >25 0,00002 0,36 11 98,9104 2,6975 27,3 6,98 7,3 4,42 >25 0,00001 1,26 12 98,9079 2,7003 27,7 6,56 7,3 4,17 2,06 0,00005 0,66 13 98,9040 2,7009 27,6 7,19 7,2 4,39 2,33 0,00011 1,21 14 98,8995 2,6982 28,3 6,80 7,4 3,54 7,22 0,00004 0,21 15 98,8942 2,6975 28,0 6,53 7,3 2,21 7,56 0,00004 1,32 16 98,8884 2,6980 28,0 6,91 7,5 4,27 7,22 0,00004 1,22 17 98,8845 2,7018 28,0 7,39 7,3 4,43 9,63 0,00002 1,41 18 98,8857 2,7112 28,0 7,08 7,2 4,40 16,76 0,00003 1,6 19 98,8860 2,7168 28,1 6,80 7,7 3,99 >25 0,00042 1,32 20 98,8840 2,7223 28,0 6,87 7,0 4,35 >25 0,00032 1,1

Nilai kesesuaian pada setiap lokasi dihitung berdasarkan rumus berikut: Nij = Bij x Sij

keterangan: Nij = Total nilai di lokasi-ij Bi = bobot pada setiap parameter-i Sij = skor pada setiap parameter-i kelas j

Klasifikasi kesesuaian lahan keramba jaring apung dibagi kedalam tiga kategori, meliputi :

S1= sangat sesuai, dengan selang >35 S2= sesuai, dengan selang 25 >S2 ≤ 35

Lampiran 1. (lanjutan)

Parameter St.1 St.2 St.3 St.4 St.5 St.6 St.7 St.8 St.9 St.10

Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij

Suhu (oC) 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 Arus (cm/det) 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 DO (mg/l) 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Ammonia (mg/l) 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Kedalaman (m) 1 2 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 Kecerahan (m) 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 pH 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 BOD5 (mg/l) 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 Total (Bij x Nij) 31 31 31 34 36 37 37 37 39 39 Indeks S2 S2 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1

Lampiran 1. (lanjutan)

Parameter St.11 St.12 St.13 St.14 St.15 St.16 St17 St.18 St.19 St.20

Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij Bij Nij

Suhu (oC) 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 Arus (cm/det) 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 DO (mg/l) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Ammonia (mg/l) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Kedalaman (m) 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 1 1 Kecerahan (m) 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 pH 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 BOD5 (mg/l) 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 Total (Bij x Nij) 37 37 37 41 37 40 38 39 42 37 Indeks S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1

Lampiran 2. Bahan dan Alat Penelitian

1. Pipet Tetes 2. Jarum Suntik

3. Labu Erlenmeyer 4. Botol Winkler

Lampiran 2. (lanjutan)

7. DO

Meter 6. pH Meter

11. Ammonia Test Kit 12. KOH-KI Lampiran 2. (lanjutan)

13. H2SO4 14. Amilum

17. Secchi Disk 18. Cool Box Lampiran 3. Pelaksanaan Penelitian

1. Pengukuran DO 2. Pengukuran suhu

5. Pengukuran Kecerahan 6. Pengukuran Amonia Lampiran 3. (lanjutan)

7. Pengukuran Kedalaman 8. Pengukuran DO dengan Metode Winkler

Dokumen terkait