• Tidak ada hasil yang ditemukan

Amanda P. 2005. Analisis faktor perilaku ibu rumahtangga dalam keputusan pembelian bubur bayi dalam kemasan dan implikasinya pada strategi pemasaran PT. Heinz Indonesia (studi kasus konsumen di kecamatan Tebet, Jakarta Selatan) [skripsi]. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Amang B & Sawit M H. 1999. Kebijakan Beras dan Pangan Nasional. IPB Press. Bogor.

Apriyantono A. 2006. Pemerintah jamin harga beras tidak terganggu.

www.eramuslim.com[30 Nopember 2008].

Ariani M. 2003. Dinamika konsumsi beras rumahtangga dan kaitannya dengan diversifikasi konsumsi pangan. Dalam: Ekonomi Padi dan Beras Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Badan Bimas Ketahanan Pangan. 2004. Neraca Bahan Makanan Indonesia 2002 – 2003. Badan Bimas Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian.

Jakarta.

Bappenas. 2004. A strategic rice reserve: optimum size and financing.

Bappenas/Departemen Pertanian/USAID/DAI Food Policy Advisory Team. www.macrofoodpolicy.com[Juni 2008].

BPS. 2002a. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Survei Sosial Ekonomi Nasional. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

____. 2002b. Statistik Industri Besar & Sedang. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

____. 2004. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Survei Sosial Ekonomi Nasional. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

____. 2005a. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Survei Sosial Ekonomi Nasional. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

____. 2005b. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 – 2025. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

____. 2005c. Statistik Industri Besar & Sedang. Badan Pusat Statistik. Jakarta ____. 2007a. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Survei Sosial

Ekonomi Nasional. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

____. 2007b. Tingkat kemiskinan di Indonesia tahun 2007. Berita Resmi Statistik, No.38/07/Th. X, 2 Juli 2007. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

www.bps.go.id[30 Juli 2008].

____. 2007c. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

BULOG. 2006. Perkembangan realisasi beras miskin tahun 2000 – 2006.

www.bulog.co.id[31 Juli 2008].

_____. 2007. Pedoman umum pengadaan gabah dan beras dalam negeri tahun 2007 di lingkungan perusahaan umum BULOG. www.bulog.co.id[30 Juli 2008].

Darajati W. 2008. Membangun kedaulatan pangan nasional. www.

Faperta.ugm.ac.id[4 Desember 2008].

Depkominfo. 2007. Pengadaan stok beras hingga Juni 2007 capai 1.2 juta ton.

Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

www.depkominfo.go.id[3 Juli 2008].

Direktorat Bina Pasar dan Distribusi. 2007. Laporan survey stok beras nasional tahun 2007 tahap I. Direktorat Bina Pasar dan Distribusi Bekerjasama dengan PT. Sucofindo (Persero). Jakarta.

Dewan Ketahanan Pangan (DKP). 2005. Produksi padi tahun 2005 mencapai swasembada. www.deptan.go.id[9 Desember 2008].

Erwidodo & Pribadi N. 2003. Permintaan dan produuksi beras nasional: surplus atau defisit?. Dalam: Ekonomi Padi dan Beras Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Jakarta.

[GAPPMI] Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia.

2003. Evolusi bisnis food service. Food & Beverage Industry, Edisi ke-7, September 2003. GAPPMI. Jakarta.

Hafsah J M & Sudaryanto T. 2003. Sejarah intensifikasi padi dan prospek pengembangannya. Dalam: Ekonomi Padi dan Beras Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Jakarta.

Harianto. 2001. Pendapatan, harga dan konsumsi beras. Dalam: Bunga Rampai Ekonomi Beras. Lembaga penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Haryadi. 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Kasryno F & Pasandaran E. 2003. Reposisi padi dan beras dalam perekonomian nasional. Dalam: Ekonomi Padi dan Beras Indonesia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Jakarta.

Khomsan et.al. 2003. Kajian Rekayasa Sosial dan Pengembagan Teknik Edukasi untuk Peningkatan Diversifikasi Pangan Konsumsi Pangan Pokok. Kerjasama Kementrian Riset dan Teknologi dengan Fakultas Pertanian, Institut Pertanaian Bogor.

39

Lubis A D. 2005. Analisis kebijakan impor beras dan kaitannya dengan diversifikasi pangan pokok [tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Malian A H, Mardianto S & Ariani M. 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, konsumsi dan harga beras serta inflasi bahan makanan. Hal.

119 – 146. Jurnal Agroekonomi, No 2,Vol.22, Oktober 2004.http://pse.litbang.deptan.go.id[10 Juli 2008].

Martianto D & Ariani M. 2004. Analisis perubahan konsumsi dan pola konsumsi pangan masyarakat dalam dekade terakhir. Dalam: Ketahanan pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. LIPI. Jakarta.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian&Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. 2005. Pedoman umum koordinasi pengelolaan cadangan beras pemerintah. Jakarta.

Nanny. 2008. Makanan Bayi. www.pakarbayi.com[30 Juli 2008].

Nuryanti S. 2005. Analisa keseimbangan sistem penawaran dan permintaan beras di Indonesia. Hal. 71 – 81. Jurnal Agroekonomi, No 1,Vol.23, Mei 2005.http://pse.litbang.deptan.go.id[10 Juli 2008].

Pusdatin. 2005. Rencana survei stok dan konsumsi tahun 2006.

www.deptan.go.id[9 Desember 2008].

Sari N T. 2007. Analisis dampak kenaikan harga beras terhadap pola konsumsi beras rumahtangga di Cipinang, Jakarta Timur [skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Situmorang M.A. 2005. Pola konsumsi, waktu luang, dan tingkat stres pegawai yang melaju antara kota Bogor dan Jakarta [skripsi]. Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sudarmono. 2006. Politik beras dan ketahanan bangsa.

www.suarapembaruan.com[3 Juli 2008].

Suryana A & Hermanto. 2003. Kebijakan ekonomi perberasan nasional. Dalam:

Ekonomi Padi dan Beras Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Syahrir S. 2007. Substitusi jagung dengan gabah dalam ransum broiler fase finisher. Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak. Vol 6 (1).

www.tumotou.com[30 Juli 2008].

Qt = Qhh + Qint

- Qt = permintaan beras nasional - Qhh = konsumsi beras rumahtangga - Qint = permintaan antara beras

Qt = Qrt + Qlrt + Qind + 12.3 - Qt = konsumsi beras nasional - Qrt = konsumsi beras rumahtangga - Qlrt = konsumsi beras luar

rumahtangga

- Qind = konsumsi beras industri

Qt = Qbrs + Qint + Qpr - Qt = konsumsi beras nasional - Qbrs = konsumsi beras langsung - Qint = permintaan antara beras - Qpr = realisasi beras miskin 2) Definisi Operasional

- Konsumsi beras rumahtangga adalah konsumsi beras dalam bentuk asli berdasarkan data SUSENAS, dikoreksi dengan kebutuhan stok rumahtangga sebesar 5 persen untuk

rumahtangga perkotaan dan 10 persen untuk rumahtangga pedesaan.

- Permintaan antara beras adalah permintaan beras untuk industri, hotel, restoran dan sejenisnya yang dihitung menggunakan rasio

permintaan antara dengan konsumsi rumahtangga berdasarkan transaki Tabel I/O.

- Konsumsi beras rumahtangga adalah konsumsi beras rumahtangga berdasarkan SUSENAS yang terdiri dari

konsumsi asli beras, makanan jadi dan makanan olahan beras.

- Konsumsi beras luar rumahtangga adalah konsumsi beras dari luar rumah dan tidak diolah di rumah.

Besarnya adalah 15 persen dari konsumsi beras rumahtangga.

- Konsumsi beras industri adalah konsumsi beras nonrumahtangga yang dihitung sebesar 20.56 persen (Tabel I/O 2000) dari total konsumsi rumahtangga dan konsumsi luar rumahtangga.

- 12.3 (Kg/kap/tahun) adalah

perkiraan konsumsi beras yang tidak tercatat untuk mengkoreksi data SUSENAS

- Konsumsi beras langsung adalah konsumsi beras langsung

rumahtangga berdasarkan data SUSENAS, yaitu berupa konsumsi beras dan beras ketan.

- Permintaan antara beras adalah permintaan beras untuk industri, hotel, restoran dan sejenisnya yang dihitung menggunakan rasio

permintaan antara dengan konsumsi rumahtangga berdasarkan transaki Tabel I/O.

- Realisasi beras miskin adalah jumlah beras miskin yang disalurkan oleh BULOG tiap tahun. Konsumsi beras miskin digunakan untuk mengkoreksi data SUSENAS.

41

Lampiran 2. Angka konversi beras produk turunan dan makanan olahan beras

JENIS MAKANAN SATUAN GRAM KONVERSI

Tepung beras Kg 1000 1.01

Bubur bayi kemasan 150 g 150 1.00

Bihun Ons 100 1.00

Nasi campur/rames Porsi 500 0.50

Nasi goreng Porsi 250 0.50

Nasi putih Porsi 200 0.50

Lontong/ketupat sayur Porsi 350 0.25

Lampiran 3 . Jenis industri dan bahan baku industri pengolah beras

JENIS INDUSTRI BAHAN BAKU JUMLAH (Kg)

2002 2005

Tepung terigu Beras biasa giling 108,460

-Menir 508,000

-Tepung dari padi-padian, umbi-umbian

Beras biasa giling 775,289 39,212,099 Beras biasa pecah 351,350 916,000 Beras pecah lainnya 510,000

-Menir 182,000 738,000

Pati ubi kayu Beras biasa giling 494,050 12,793,950

Ransum makanan ternak Menir 6,758,048 129,617

Beras biasa pecah 4,911,085 4,911,085

Tepung beras 255,1254

-Beras merah sosoh - 620

Gabah kering giling - 2812

Konsentrat makanan ternak Menir 254,358

-Roti,kue kering dan sejenisnya Beras biasa giling 812,336 3,454,806 Beras ketan putih giling 893,002 211,420 Beras giling lainnya 32,000

-Tepung beras 547,352 147,136

Tepung beras ketan - 2,706

Tepung beras ketan hitam - 68,640

Menir - 60,000

Makanan dari coklat dan kembang gula

Beras biasa giling 467,560 1,646,500

Tepung beras 380,973 408,103

Menir - 9,200

Beras ketan putih giling - 8,092 Makaroni,mie,spagheti,bihun,

soun Beras biasa giling 31,405,727 24,790,265

Beras sosoh lain 375,000

-Tepung beras 12,272,260 3,900,083

Beras biasa pecah - 300,000

Kecap Tepung beras 20,900 21,120

Keripik dari kedelai Beras biasa giling 56,368 20,860 Beras ketan putih giling 7,056 96,380

Beras biasa pecah 7,056

-Tepung beras 44,000 236,827

Menir - 3,200

Tepung beras ketan - 59,400

Lanjutan

JENIS INDUSTRI BAHAN BAKU JUMLAH (Kg)

2002 2005 Berbagai macam kerupuk Beras biasa giling 146,041 20,860 Beras ketan putih giling 65,003 96,380 Beras ketan hitam giling 7,200

-Tepung beras 143,494 236,827

Tepung beras ketan 128,975 59,400

Menir - 3,200

Kue-kue basah Beras biasa giling 22,554 18,000

Beras ketan putih 1,115,389 294,660

Beras ketan hitam 49,400 5,760

Beras ketan putih sosoh 57,600

-Tepung beras 18,810 24,983

Tepung beras ketan 526,068 1,165,507 Petis dan terasi Beras biasa giling 254,202

Beras ketan putih giling 60,000 -Beras ketan putih sosoh 75,000

-Tepung beras 2,941

-Tepung beras ketan 12,100

-Anggur Beras ketan hitam giling 22,696 3,431

Beras giling lainnya 37,233 696 Beras ketan putih sosoh - 6,904 Makanan yang belum termasuk

kelompok mananpun Beras biasa giling - 2,620,854

Beras ketan putih - 720

Menir - 57,888

Tepung beras - 829

Jamu Beras biasa giling pecah - 1,807

Beras biasa pecah - 240

Tepung beras - 57,200

Bahan kimia dan kimia lain Beras biasa giling 841 -Beras ketan putih giling 841

-Pemberantas hama Tepung beras 620,887

-Tepung beras ketan 155,969 -Tepung beras ketan hitam 335,798 -Akumulator listrik Beras biasa giling 299,000

Dokumen terkait