• Tidak ada hasil yang ditemukan

Armin, F., Rusdi., Von Dantes, E. 2012. Penggunaan Metode Rasio Absorban Dalam Penetapan Kadar Parasetamol dan Salisilamida Berbentuk Sediaan Campuran. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 17(2): 172-173.

Chandra, B., Rivai, H., Mariani. 2016. Pengambangan dan Validasi Metode Analisis Ranitidin Hidroklorida Tablet Dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri Ultraviolet.

Jurnal Farmasi Higea. 8(2): 96-109.

Chaudary, J., Jain, A., dan Saini, V. 2011. Simultaneous Estimation of Multicomponent Formulation by UV-Visible Spectroscopy : an Overview. International Research Journal of Pharmacy. 2(12): 81-83.

Day, R. A., dan Underwood, A. L. 1986. Quantitative Analysis 5TH Edition. New jersey : Prentice-Hall. Halaman 413-415.

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.

Cetakan pertama. Padang: Andalas University Press. Halaman 1.

Dinakaran, S. K., Botla, D. N. P., Pothula, A., Kasseti, K., Avasarala, H., dan Kakaraparthy, R. 2013. Spectrophotometric Method Development and Validation for Valacyclovir Hydrochloride Monohydrate and Ritonavir in Bulk and Tablet Dosage Form Using Absorption Ratio Method.

Malaysian Journal of Pharmaceutical Sciences. 11(2). 21-29.

Ditjen POM Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Halaman 472, 473, 723, 724.

Gandjar, I. G., dan Rohman, A. 2017. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Ke Enam Belas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 228-230.

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.

Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(3): 117-135.

Kemenkes RI Ditjen BKAK. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Halaman 578, 579, 1025, 1026.

M. Attia, K. A. S., El-Abasawy, N. M., Abdelraool, A.M. 2016. Five Spectrophotometric Methods for Determination of Etilefrine HCl in Binary Mixture With Chlorpheniramine. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 5(4). 214-229.

McMurry, J. 2008. Organic Chemistry. Seventh Edition. United State: Thomson Learning. Halaman 500-502.

Modak, V.G., Tajane, d.d., Ingale, K.D., Battewar, A.S., Choudari, V.P., Kuchekar, B.S. 2010. Spectrophotometric Determination of Drotaverine and Aceclofenac in Combined Tablet Dosage Form by Ratio Derivative Spectroscopy and Area Under Curve (AUC) Spectrophotometric Methods.

International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research.

3(1), 111-114.

Moffat, A. C., Osselton M. D., dan Widdop B. 2011. Clarke’s Analysis of Drug and Poisons. Fourth Edition. UK-USA: Pharmaceutical Press. Halaman 1530, 1988.

Muchlisyam dan Pardede, T. R. 2017. Spektrofotometri dan Analisis Multikomponen Obat. Medan: USU Press. Halaman 7, 8, 13, 19-21, 26,98-100.

Pawar, P. Y., Lagad, A. V., Bahir, S. N., Sumedha dan Rathi, R. 2012.

Simultaneous UV Spectrophotometric Method for Estimation of

Isoniazid and Pyridoxine in Tablet Dosage Form. Der Pharma Chemica.

4(2): 749-754.

Rivai, H., Larasaky, M., Azizah, Z. 2017. Pengembangan dan validasi Metode Analisis Klorfeniramin Maleat Dalam Tablet dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva Secara Spektrfotometri Ultraviolet.

Jurnal Sains dan teknologi Farmasi. 19(1): 58-63

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 243.

Satiadarma, K., Mulja M., Tjahjono D. H., dan Kartasasmita, R. E. 2004. Asas Pengembangan Prosedur Analisis. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.

Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 46.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Edisi VI Cetakan Kedua. Bandung: Tarsito Bandung. Halaman 168.

Tan, T. H., dan Rahardja, K. 2010. Obat-Obat Penting. Edisi keenam. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Halaman 143-144.

UU Nomor 36. 2009. Tentang Kesehatan. (1). Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Halaman 3.

Watson, D. G. 2017. Pharmaceutical Analysis : a Textbook For Pharmacy Students and Pharmaceutical Chemists. Fourth Editon. Edinburgh-London-New York-Oxford-Philadelphia-St. Louis-Sydney-Toronto.

Halaman 6-8.

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

N HClp =

=

= 11,96 N

Pembuatan HCl 0,1 N dalam 1000 mL dengan pengenceran V1N1 = V2N2

V1.12 N = 1000 mL. 0,1 N V1 =

mL

= 8,33 mL, artinya 8,33 mL HClp diencerkan dengan akuades sampai volume 1000 mL

Lampiran 2. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut HCl 0,1 N sampai garis tanda

LIB I Isoniazid (1000 µg/mL)

dipipet 5 mL

dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL

dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

LIB II Isoniazid (100 µg/mL)

dipipet 1,12 mL

dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL

dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Isoniazid (11,2 µg/mL)

diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm Panjang Gelombang Maksimum

Isoniazid = 266,6 nm

Lampiran 3. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut HCl 0,1 N

dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

LIB II Vitamin B6 (100 µg/mL)

dipipet 0,84 mL

dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL

dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Lampiran 4. Bagan Alir Pembuatan dan Pengukuran Serapan Larutan Standar Isoniazid

LIB II Isoniazid (100 µg/mL)

dipipet masing-masing sebanyak 0,56 mL, 0,84 mL, 1,12 mL, 1,4 mL, dan 1,68 mL

dimasukkan masing-masing ke dalam labu tentukur 10 mL dicukupkan dengan pelarut HCl 0,1 N sampai garis tanda

Larutan Standar Isoniazid

(5,6 µg/mL; 8,4 µg/mL, 11,2 µg/mL; 14 µg/mL; 16,8 µg/mL

diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm

Spektrum Serapan Isoniazid

Lampiran 5. Bagan Alir Pembuatan dan Pengukuran Serapan Larutan Standar Vitamin B6

LIB II Vitamin B6 (100 µg/mL)

dipipet sebanyak 0,44 mL, 0,64 mL, 0,84 mL, 1,04 mL, dan 1,24 mL

dimasukkan masing-masing ke dalam labu tentukur 10 mL dicukupkan dengan pelarut HCl 0,1 N sampai garis tanda

Larutan Standar Vitamin B6 (4,4 µg/mL; 6,4 µg/mL; 8,4 µg/mL;

10,4 µg/mL; 12,4 µg/mL)

diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm

Spektrum Serapan Vitamin B6

Lampiran 6. Bagan Alir Pembuatan Larutan Baku Campuran Isoniazid dan dengan pelarut HCl 0,1 N Larutan Isoniazid

(1000 µg/mL)

dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL

dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut HCl 0,1 N Larutan Vitamin B6

(1000 µg/mL)

dipipet 1,12 mL Dipipet 0,84 mL

dicampurkan kedua larutan ke dalam labu tentukur 10 mL dan dicukupkan dengan pelarut HCl 0,1 N

Larutan Campuran Baku Isoniazid dan Vitamin B6

dipipet 1 mL

diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm

Spektrum Serapan Campuran Baku Isoniazid

dan Vitamin B6

Lampiran 7. Bagan Alir Penentuan Kadar Isoniazid dan Vitamin B6 dalam Sediaan Tablet I dan Tablet P

Di ditimbang 20 tablet (Tablet P = 13,1896 g; Tablet T = 10,6194 g)

Dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit

Dipipet 0,224 ml

Dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml Dicukupkan dengan pelarut

Ditambahkan LIB I 0,08 ml Dicukupkan dengan pelarut

Diukur serapan pada 200-400 nm

Dihitung konsentrasinya masing-masing secara rasio absorbansi

Lampiran 8. Bagan Alir Keseluruhan

Penetapan Kadar sampel

Pengujian Validasi metode Pengukuran spektrum serapan maksimum Isoniazid dan Vitamin B6

Pengukuran spektrum serapan sampel (tablet)

Pengukuran spektrum serapan campuran baku maksimum Isoniazid dan Vitamin B6

Di plot hasil dengan serapan kalibrasi sehingga di peroleh persamaan

Diperoleh hasil λ maksimum masing-masing. Spektrum di tumpang tindih kan

Pembuatan kurva kalibrasi masing-masing Isoniazid pada panjang gelombang 266.6 nm dan Vitamin B6

pada panjang gelombang 290.4 nm Setelah di tumpang tindihkan untuk memperoleh titik isoabsorptif

Dicari nilai Rasio Absorbansi menurut persamaan matematis Pembuatan larutan induk baku (LIB)

Isoniazid dan Vitamin B6

Lampiran 9. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi dan Koefisien

Persamaan regresi yang diperoleh adalah y = 0,0293x - 0,0093

Lampiran 10. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi dan Koefisien

Persamaan regresi yang diperoleh adalah y = 0,03946x -0,01724

Lampiran 11. Perhitungan Penetapan Kadar Tiap tablet mengandung

Isoniazid. . . .400 mg Vitamin B6 .. . . 10 mg Berat 20 tablet = 13,1896 g

Ditimbang analit setara dengan 25 mg isoniazid, maka jumlah analit yang ditimbang adalah :

=

x 13,1896

= 0,04121 g

Kemudian dihitung kesetaraan vitamin B6 yang terkandung dalam 0,0121 g analit.

=

x (20 x 10 mg)

= 0,6249 mg

Dilarutkan dengan pelarut HCl 0,1 N dengan kuantitatif ke dalam labu tentukur 50 ml sampai garis tanda. Dihomogenkan dengan sonikator 15 menit.

Larutan tersebut disaring, 10 mL filtrat pertama dibuang dan filtrat selanjutnya ditampung.

Konsentrasi isoniazid =

x 1000 = 500 µg/mL Konsentrasi vitamin B6 =

x 1000 =12,5 µg/mL

Kemudian dari filtrat ini, dipipet 0,23 mL dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dan diencerkan dengan pelarut HCl 0,1 N sampai garis tanda.

Konsentrasi isoniazid =

x 500 µg/mL = 11,2 µg/mL Konsentrasi vitamin B6 =

x 12,5 µg/mL = 0,28 µg/mL

Konsentrasi Vitamin B6 yang akan diadisikan (metode adisi standar) : Konsentrasi Vitamin B6 = 8,4 µg/mL – 0,28 µg/mL

= 8,12 µg/mL

Volume larutan vitamin B6 (1004 µg ml) yang dipipet untuk mengadisi:

V1.C1 = V2.C2

V1 x 1004 µg ml = 10 ml x 8,12 µg ml

V1 = 0,08 ml

Konsentrasi larutan baku neomisin sulfat dalam volume yang dipipet V1.C1 = V2.C2

0,08 ml x 1004 µg ml = 10 ml x C2 C2 = 8,12 µg ml

Konsentrasi larutan Vitamin B6 yang diukur = 8,12 µg ml + 0,28 µg ml = 8,4 µg ml

Lampiran 12. Contoh perhitungan konsentrasi dengan menggunakan metode Rasio Absorbansi dari Isoniazid dan Vitamin B6 dalam tablet I dan P Perhitungan metode rasio absorbansi dapat dihitung dengan persamaan matematis :

- A1 = Absorbansi larutan sampel pada isoabsorptive point 1. Isoniazid

= ( ) ( )

= = 0,4693 Maka :

Ca(Isoniazid) =

=

=

= 0,5365 x 20,9859 = 11, 2589

2. Vitamin B6

Cb(Vitamin B6) : dimana :

 Qm =

( ) ( )

=

= 0,9793

 Qx

= ( ) ( )

= = 1,4677

 Qy

= ( ) ( )

= = 0,4693 Maka :

Cb(Vitamin B6) =

=

= 0,4891 x 18,0635 = 8,8348

Lampiran 13. Data Kadar Isoniazid dan Vitamin B6 dalam Sediaan Tablet P Contoh perhitungan pada pengulangan pertama

Kadar Isoniazid =

x 99,8 % = 103,76 % Kadar Vitamin B6 =

x 99,8 % = 104,10 %

Lampiran 14. Data Kadar Isoniazid dan Vitamin B6 dalam Sediaan Tablet I Pengul

angan

Isoniazid Vitamin B6

Konsentr Contoh perhitungan pada pengulangan pertama

Kadar Isoniazid =

x 99,8 % = 100,68 % Kadar Vitamin B6 =

x 99,8 % = 104,9 %

Lampiran 15 .Perhitungan Kadar Isoniazid dan Vitamin B6 secara Statistik pada distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ -ttabel

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel, maka semua data tersebut diterima sehingga rentang kadar Isoniazid yaitu :

µ = ̅ ± t( 2,dk) x SD/√ distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ -ttabel

thitung 5 = *( )̅̅̅̅

+ = *

+ = 0,195 (Data diterima) thitung 6 = *( )̅̅̅̅

+ = *

+ = 0,732 (Data diterima)

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel, maka semua data tersebut diterima sehingga rentang kadar Vitamin B6 yaitu :

µ = ̅ ± t( 2,dk) x SD/√

= 105,87 ± (4,0321 x 0,502/√ )

= (105,87± 0,8261)%

Lampiran 16. Perhitungan Kadar Isoniazid dan Vitamin B6 secara Statistik pada distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ -ttabel

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel, maka semua data tersebut diterima sehingga rentang kadar Isoniazid yaitu :

µ = ̅ ± t( 2,dk) x SD/√ distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ -ttabel

thitung 5 = *( )̅̅̅̅

+ = *

+ = 1,389 (Data diterima) thitung 6 = *( )̅̅̅̅

+ = *

+ = 3,079 (Data diterima)

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel, maka semua data tersebut diterima sehingga rentang kadar Vitamin B6 yaitu :

µ = ̅ ± t( 2,dk) x SD/√

= 105,87 ± (4,0321 x 1,058/√ ) = (105,87 ± 1,7414)%

Lampiran 17. Contoh Perhitungan Persentase Perolehan Kembali (% recovery) Sampel yang digunakan adalah tablet P

Berat 20 tablet = 13,1896 g

Berat kesetaraan penimbangan sampel pada penetapan kadar = 25 mg

Perolehan 80%

Isoniazid =

x 25 mg = 20 mg Serbuk Isoniazid 70% =

x 20 mg = 14 mg Penimbangan serbuk sampel setara 14 mg Isoniazid Sampel yang ditimbang =

x 13,1896 g = 0,0230 g Baku Isoniazid 30% =

x 20 mg = 6 mg Baku vitamin B6 yang ditambahkan :

= Penimbangan serbuk sampel setara 17,5 mg Isoniazid Sampel yang ditimbang =

x 13,1896 g = 0,0288 g Baku Isoniazid 30% =

x 25 mg = 7,5 mg

Baku vitamin B6 yang ditambahkan :

=

x ( ) = 0,1875 mg

Perolehan 120%

Isoniazid =

x 25 mg = 30 mg Serbuk Isoniazid 70% =

x 30 mg = 21 mg Penimbangan serbuk sampel setara 21 mg Isoniazid Sampel yang ditimbang =

x 13,1896 g = 0,0346 g Baku Isoniazid 30% =

x 30 mg = 9 mg Baku vitamin B6 yang ditambahkan :

=

x ( ) = 0,225 mg Persentase perolehan kembali : % recovery =

x 100%

Keterangan :

CF = konsentrasi sampel setelah penambahan baku CA = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku CA*

= jumlah baku yang ditambahkan (dikali pemurnian baku)

Lampiran 18. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Isoniazid pada Tablet P dengan Metode Penambahan Baku (Standard Addition Method)

N

Standard Deviation (SD) 1,0973

Relative Standard Deviation (RSD) 1,10

Contoh perhitungan : Rentang Spesifik 80%-1 Faktor Pengenceran =

= 44,6428

Diperoleh konsentrasi isoniazid sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah 4,6295 µg/mL, maka bobotnya adalah :

Bobot dalam labu awal = 4,6295 µg/mL x 44,6428 x 50 mL = 10,3336 mg

diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah 7,3656 µg/mL, maka bobotnya adalah :

Bobot dalam labu awal = 7,3656 µg/mL x 44,6428 x 50 mL

Lampiran 19. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B6 pada Tablet P dengan Metode Penambahan Baku (Standard Addition Method)

N

Standard Deviation (SD) 1,22

Relative Standard Deviation (RSD) 1,21

Contoh perhitungan : Rentang Spesifik 80%-1 Faktor Pengenceran =

= 44,6428

Diperoleh konsentrasi vitamin B6 sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah 8,3953 µg/mL, maka bobotnya adalah :

Bobot dalam labu awal = 8,3953 µg/mL x 44,6428 x 50 mL = 18,7394 mg

diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah 8,4852 µg/mL, maka bobotnya adalah :

Bobot dalam labu awal = 8,4852 µg/mL x 44,6428 x 50 mL

Lampiran 20. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Isoniazid secara Statistik No. Kadar Perolehan Kembali (%)

(X)

(Xi- ̅) (Xi- ̅)2

1. 98,70 -1,14 1,2996

2. 98,69 -1,15 1,3225

3. 101,40 1,56 2,4336

4. 99,17 -0,67 0,4489

5. 99,08 -0,76 0,5776

6. 99,14 -0,7 0,49

7. 100,84 1 1

8. 101,13 1,29 1,6641

9. 100,47 0,63 0,3969

̅ = 99,84 ∑ 9,6332

SD =

∑( )̅̅̅̅

=

= 1,0973

RSD =

̅ x 100% =

x 100%

= 1,10%

Lampiran 21. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), Batas Kuantitasi (LOQ) Isoniazid

X Y Yi (Y-Yi) (Y-Yi)2

0 0 -0,0093 0,0093 0,00008649

5,6 0,144 0,1547 -0,0008 0,00000064

8,4 0,236 0,2368 -0,0008 0,00000064

11,2 0,311 0,3188 -0,0078 0,00006084

14 0,406 0,4009 0,0051 0,00002601

16,8 0,489 0,4829 0,0061 0,00003721

∑ 0,00021183

S ⁄ = SB =

∑( )

= √

=

0,00727

LOD =

=

=

0,7443 µg/mL LOQ =

=

=

2,4812 µg/mL

Lampiran 22. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Vitamin B6 secara Statistik No. Kadar Perolehan Kembali (%)

(X)

(Xi- ̅) (Xi- ̅)2

1.. 100,55 -0,15 0,0225

2. 99,44 -1,26 1,5876

3. 101,75 1,05 1,1025

4. 100,63 -0,07 0,0049

5. 100,63 -0,07 0,0049

6. 101,93 1,23 1,5129

7. 101,60 0,9 0,81

8. 101,60 0,9 0,81

9. 98,22 -2,48 6,1504

̅ = 100,70 ∑ 12,0057

SD =

∑( )̅̅̅̅

=

= 1,22

RSD =

̅ x 100% =

x 100%

= 1,21%

Lampiran 23. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), Batas Kuantitasi (LOQ) Vitamin B6

X Y Yi (Y-Yi) (Y-Yi)2

0 0 -0,01724 0,01724 0,0002972176

4,4 0,144 0,1563 -0,0123 0,00015129

6,4 0,216 0,2353 -0,0193 0,00037249

8,4 0,309 0,3142 -0,0052 0,00002704

10,4 0,402 0,3931 0,0089 0,00007921

12,4 0,482 0,4720 0,01 0,0001

∑ 0,0010272476

S ⁄ = SB =

∑( )

= √

=

0,0160

LOD =

=

=

1,2164 µg/mL LOQ =

=

=

4,0547 µg/mL

Lampiran 24. Spektrum Serapan Isoniazid 5,6-16,80 µg/mL dan Vitamin B6 4,4- 12,40 µg/mL

Gambar 1. Spektrum serapan isoniazid 5,6-16,80 µg/mL

Gambar 2. Spektrum serapan vitamin B6 4,4-12,4 µg/mL

Lampiran 25. Spektrum Serapan Campuran Baku Isoniazid dan Vitamin B6

Gambar 3. Spektrum serapan campuran baku isoniazid (11,2 µg/mL) dan vitamin B6 (8,40 µg/mL)

Lampiran 26. Spektrum Serapan Sampel Tablet I dengan Pengulangan 6 Kali

Gambar 4. Pengulangan 1

Gambar 5. Pengulangan 2

Gambar 6. Pengulangan 3

Gambar 7. Pengulangan 4

Gambar 8. Pengulangan 5

Gambar 9. Pengulangan 6

Lampiran 27. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%recovery) pada Tablet P

Gambar 10. Rentang spesifik 80% (sebelum penambahan baku)

Gambar 11. Rentang spesifik 80% (sesudah penambahan baku)

Gambar 12. Rentang spesifik 100% (sebelum penambahan baku)

Gambar 13. Rentang spesifik 100% (sesudah penambahan baku)

Gambar 14. Rentang spesifik 120% (sebelum penambahan baku)

Gambar 15. Rentang spesifik 120% (sesudah penambahan baku)

Lampiran 28. Gambar Alat-alat

Gambar 16. Spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu UV 1800)

Gambar 17. Sonicator (Branson 1510) Gambar 18. Neraca Analitik (Boeco)

Lampiran 29. Gambar sediaan tablet I dan P

Gambar 19 Tablet Inoxin

Gambar 20 Tablet Inha

Lampiran 30. Sertifikat Pengujian Vitamin B6

Lampiran 31. Sertifikat Pengujian Isoniazid

Dokumen terkait