• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bakir, M. dan A. Mulyadi. 2006. Sawit, Andalan Devisa Republik. Diunduh dari

Basiron. 1990. Manfaat dan Keunggulan Kelapa Sawit. Buletin Perkebunan 21(2):113-117.

Darmadi, D. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit. Diunduh dari

de Chenon, R.D., A. Sipayung and P.S. Sudharto. 1989. The importance of natural enemies on leaf eating caterpillars in oil palm in Sumatra, Indonesia – uses and possibilities. Proc. Of the PORIM International Palm Oil Development Conference. PORIM, Bangi. p. 245-262.

Departemen Pertanian. 2008. Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit pada Kelapa Sawit: Siap Pakai dan Ramah Lingkungan. Diunduh dari

Driesche, R.V., M. Hoddle and T. Center. 2008. Control of Pests and Weeds by Natural Enemies: An Introduction to Biological Control. p. 29-44.

Ginting, C. U., Dj. Pardede dan A. Djamin. 1995. Formulasi Baru Bacillus thuringiensis dan Pengaruhnya terhadap Ulat Api Setothosea

asigna van Eecke pada Perkebunan Kelapa Sawit. Warta PPKS 3(1):35-38.

Holling, C.S. 1965. The Functional Response of Predator to Prey Density and It’s Role in Mimicry and Population Regulation. Mem. Entomol. Soc. Canada 45:1-60.

Huffaker, C.B. dan P.S. Messenger. 1989. Theory and Practice of Biological Control. Academic Press, Inc. Ltd. London. 352 pp.

Mukhopadhyay, A. dan M. Sarker. 2009. Natural Enemies of Some Tea Pests with Special Reference to Darjeeling, Terai and The Doors. A National Tea Research Foundation Publication. 56 pp.

Natawigena, H. 1990. Pengendalian Hama Terpadu (Integrated Pest Control). Armico, Bandung. Hal. 40-41.

Prawirosukarto, S., A. Sipayung dan R.A. Lubis. 1991. Metode Pembiakan Massal Predator Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit dengan Makanan Awetan. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar Sumatera Utara. hal. 12 – 15.

Prawirosukarto, S., A. Djamin dan Dj. Pardede. 1997. Pengendalian Oryctes rhinoceros dan Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit Secara Terpadu. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Hal. 38-39.

Prawirosukarto, S., R.Y. Purba, C. Utomo dan A. Susanto. 2003. Pengenalan dan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Sumatera Utara. Hal. 2-9.

Purba, A.R., Akiyat, A.D. Koedadiri, Dja’far, E.S., Sutarta, I.Y. Harahap dkk. 2005. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Hal. 1-2.

Singh, G. 1992. Management of Oil Palm Pests and Disease in Malaysia in 2000.

Pest Management and the Environment in 2000 (eds. Aziz dkk). p. 195 – 212. Diunduh dari

palmoilis.mpob.gov.my/publications/joprv16n2-zulkefli.pdf. (27 Februari 2009).

Sipayung, A., R. D. de Chenon dan P. Sudharto. 1988. Natural Enemies of Leaf-Eating Lepidoptera in Oil Palm Plantations, North Sumatera. In Symposium on Biological Control of Pests in Tropical Agricultural Ecosystems, Bogor. Biotrop Special Publication 36: 99-121.

Sipayung, A. dan R. D. de Chenon. 1989. Survai/Inventarisasi Hama dan Musuh Alamiah pada Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Barat dan Timur. Dalam Prosiding Temu Ilmu Ilmiah, Entomologi Perkebunan Indonesia.

Perhimpunan Entomologi Indonesia Cabang Sumatera Utara-Aceh. Hal. 105-117.

Soehardjo, H., H. Habib, I. Razali, P. Asmah, L. Elvidiana, B. Sri, dan Kusmahadi. 1999. Vademécum Kelapa Sawit. PT. Perkebunan Nusantara IV, Bah Jambi – Pematang Siantar, Sumatera Utara Indonesia. Hal. 25-28.

Suin, N.M. 2003. Ekologi Populasi. Andalas University Press. Padang. Hal. 93-115.

Supartha, I.W. dan I.W. Susila. 2001. Uji Pemangsaan Curinus coeruleus Mulsant (Coleoptera: Coccinellidae) terhadap Diaphorina citri Kuw. (Homoptera: Psyllidae) dan Heteropsylla cubana Crawford (Homoptera: Psyllidae).

Susila, I.W. dan I.W. Supartha. 2002. Perilaku Pemangsaan Curinus coeruleus Mulsant terhadap Diaphorina citri Kuw. dan Heteropsylla cubana Crawford pada Tanaman Lamtoro dan Kemuning. Agritrop 21(2):73-77. Susilo, F.X. 2007. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Musuh Alami

Hama Tanaman. Graha Ilmu, Yogyakarta. Hal. 95-96.

Tarumingkeng, R.C. 1992. Dinamika Pertumbuhan Populasi Serangga. IPB Press, Bogor. Hal. 127-133.

Varley, G.C., G.R. Gradwell and M.P. Hassell. 1974. Insect Population Ecology an Analytical Approach. Blackwell Scientific Publications. Oxford, London. p. 176 – 178.

Wood, B.J. 1971. Development of Integrated Control Programs for Pests of Tropical Perennial Crops in Malaysia. In Proceedings of an AAAS Symposium on Biological Control, held at Boston, Massachusetts. p. 422-430.

Zulkefli, M., K. Norman dan M.W. Basri. 2004. Life Cycle of Sycanus dichotomus (Hemiptera: Reduviidae) – A Common Predator of Bagworm in Oil Palm. Journal of Oil Palm Research 16(2):50-56.

Lampiran 1. Foto Penelitian

Lampiran 2. Lama Pencarian dan Penanganan Mangsa

No Perlakuan Lama pencarian mangsa

pertama (menit)

Lama pencarian mangsa selanjutnya (menit)

1. 1 ekor Sycanus ♂ dan 5 ekor ulat api 20.05 13.25

2. 1 ekor Sycanus ♀ dan 5 ekor ulat api 16.11 12.05

3. 1 pasang Sycanus ♂♀ dan 5 ekor ulat api 15.35 10.07

4. 3 pasang Sycanus ♂♀ dan 5 ekor ulat api 10.21 7.12

5. 1 ekor Sycanus ♂ dan 10 ekor ulat api 18.25 5.45

6. 1 ekor Sycanus ♀ dan 10 ekor ulat api 15.17 5.20

7. 1 pasang Sycanus ♂♀ dan 10 ekor ulat api 8.16 5.13

8. 3 pasang Sycanus ♂♀ dan 10 ekor ulat api 5.24 3.27

9. 1 ekor Sycanus ♂ dan 5 ekor ulat api 20.18 17.24

10. 1 ekor Sycanus ♀ dan 5 ekor ulat api 16.26 11.25

11. 1 pasang Sycanus ♂♀ dan 5 ekor ulat api 13.25 6.44

12. 3 pasang Sycanus ♂♀ dan 5 ekor ulat api 8.15 6.10

13. 1 ekor Sycanus ♂ dan 10 ekor ulat api 18.05 5.51

14. 1 ekor Sycanus ♀ dan 10 ekor ulat api 7.37 5.09

15. 1 pasang Sycanus ♂♀ dan 10 ekor ulat api 7.22 4.35

16. 3 pasang Sycanus ♂♀ dan 10 ekor ulat api 4.35 3.52

17. 1 ekor Sycanus ♂ dan 5 ekor ulat api 20.16 19.22

18. 1 ekor Sycanus ♀ dan 5 ekor ulat api 16.28 10.21

19. 1 pasang Sycanus ♂♀ dan 5 ekor ulat api 15.32 6.43

20. 3 pasang Sycanus ♂♀ dan 5 ekor ulat api 9.36 6.08

21. 1 ekor Sycanus ♂ dan 10 ekor ulat api 19.18 5.26

22. 1 ekor Sycanus ♀ dan 10 ekor ulat api 6.51 5.23

23. 1 pasang Sycanus ♂♀ dan 10 ekor ulat api 6.35 4.11

Lampiran 3. Laju Pemangsaan S. croceovittatus

No Perlakuan

Laju Pemangsaan Jumlah mangsa 08.00 WIB 10.00 WIB 12.00 WIB 14.00 WIB termangsa

1 1 ekor Sycanus ♂ dan 5 ekor ulat api - 20% - - 1

2 1 ekor Sycanus ♀ dan 5 ekor ulat api 20% - 20% - 1

3 1 pasang Sycanus dan 5 ekor ulat api 20% 20% - - 2

4 3 pasang Sycanus dan 5 ekor ulat api 40% - 20% 20% 3

5 1 ekor Sycanus ♂ dan 10 ekor ulat api 10% - 10% - 2

6 1 ekor Sycanus ♀ dan 10 ekor ulat api - 10% 20% - 2

7 1 pasang Sycanus dan 10 ekor ulat api 10% 10% - - 2

8 3 pasang Sycanus dan 10 ekor ulat api 10% - 20% 10% 4

9 1 ekor Sycanus ♂ dan 5 ekor ulat api 20% - - - 1

10 1 ekor Sycanus ♀ dan 5 ekor ulat api - 20% - 20% 2

11 1 pasang Sycanus dan 5 ekor ulat api 40% - - 20% 3

12 3 pasang Sycanus dan 5 ekor ulat api 20% 40% 20% - 3

13 1 ekor Sycanus ♂ dan 10 ekor ulat api - 10% - 10% 2

14 1 ekor Sycanus ♀ dan 10 ekor ulat api 10% 10% - - 2

15 1 pasang Sycanus dan 10 ekor ulat api 20% - 20% - 3

16 3 pasang Sycanus dan 10 ekor ulat api 30% 10% 10% - 4

17 1 ekor Sycanus ♂ dan 5 ekor ulat api 20% - - 20% 2

18 1 ekor Sycanus ♀ dan 5 ekor ulat api 20% - 20% - 2

19 1 pasang Sycanus dan 5 ekor ulat api - 40% - - 2

20 3 pasang Sycanus dan 5 ekor ulat api 40% 20% 20% - 3

21 1 ekor Sycanus ♂ dan 10 ekor ulat api 10% - - - 1

22 1 ekor Sycanus ♀ dan 10 ekor ulat api - 10% - 10% 2

23 1 pasang Sycanus dan 10 ekor ulat api 10% 30% - - 3

Lampiran 4. Contoh Perhitungan Tingkat Pemangsaan

Tingkat pemangsaan S. croceovittatus terhadap 10 ekor ulat api:

1 ekor S. croceovittatus

1 ekor S. croceovittatus

1 pasang S. croceovittatus

Dokumen terkait