• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahyuni, F. I. W., & Ardi, N. C. A. W. (2017). Implementasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( SMK3 ) pada Perusahaan Jasa Konstruksi di Wilayah Sumatera Barat Beton. 3, 23–28.

https://doi.org/10.21063/SPI3.1017.23-28

Aisyah, S., & Gusmara, Y. H. (2019). Persepsi Pegawai Atas Peran Auditor Internal Di Universitas Bengkulu. Jurnal Akuntansi, 6(2), 101–112.

https://doi.org/10.33369/j.akuntansi.6.2.101-112

Ariswa, F., Andriani, M., & Irawan, H. (2020). USULAN PERBAIKAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN ( Studi Kasus : PT Karya Shakila Group ). 7(2), 91–100.

Dewi Yuniarti Rozali, R., & Alfian, R. (2014). Pengaruh Efektivitas Fungsi Audit Internal Terhadap Pengungkapan Kelemahan Pengendalian Internal. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 2(2), 326. https://doi.org/10.17509/jrak.v2i2.6588 Fitriana, L., & wahyuningsih, A. (2017). HIGEIA : JOURNAL OF PUBLIC HEALTH.

1(1), 29–35.

Fitriani, A. (2012). Implementasi Program P2K3 Sebagai Upaya Penerapan Smk3 Di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Universitas Sebelas Maret, 17–31.

Fridayanti, N., & Kusumasmoro, R. (2016). Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di PT Ferron Par Pharmaceuticals Bekasi. Jurnal Administrasi Kantor, 4(1), 211–234.

Gunawan, W. & K. (2018). MANFAAT PENERAPANSISTEM MANAJEMEN K3 DALAM UPAYA PENCAPAIAN ZERO ACCIDENT. 1, 85–104.

International Labour Office (Ed.). (2001). Guidelines on occupational safety and health: ILO-OSH 2001. International Labour Office.

Kamal, M. (2019). PENILAIAN EFEKTIVITAS PROJECT-BASED LEARNING MODEL DALAM PEMBELAJARAN AUDIT INTERNAL PADA CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GENERASI MILENIAL. 1(2), 14.

Kamdhari, E., & Estralita, D. (2018). PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK FEMALE APARTMENT ADHIGRYA PANGESTU Application of

Occupational Health and Safety (OH&S) Management System In Female Apartment Adhigrya Pangestu Project. Jurnal Poli-Teknologi, 17(1).

https://doi.org/10.32722/pt.v17i1.1089

KEMENAKER. (1996). Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Menteri. Kemnaker PER.05/MEN/1996, 1–42.

kusuma, eliana Syafi’i, M. (n.d.). Analisis Fungsi Dan Efektivitas Audit Internal

Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Manajemen Produksi Perusahaan (Studi Kasus Pada PTPN X Watoetoelis Sidoarjo). 335–345.

Laela, S. F. (2016). Peran Auditor Internal dalam Meningkatkan Value Perusahaan dan Tantangannya Di Masa Depan: Suatu Tinjauan Teoritis. Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis, 3(2), 77–88. https://doi.org/10.24815/jdab.v3i2.5388 Lala Marlina, R. R. (2016). Penerapan smk 3 di lingkungan kerja manufaktur produk

makanan dan minuman. Bina Teknika, 12, 1–10.

Maudica, S. B., Denny, H. M., & ... (2020). Tantangan Dan Hambatan Proses Audit Smk3 Di Sebuah Perusahaan Galangan Kapal Di Era Pandemi Covid-19. … Kesehatan Masyarakat (e …, 8(September).

Muhammad Fadhlan, M. (2019). PERANAN INTRNAL AUDITOR UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DAN EFISIENSI PADA PERUAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTADELI LUBUK PAKAM. Foresight, 23(3), 95.

Mujahid, A. (2012). Tahun 2012. GAMBARAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA BAGIAN

PRODUKSI PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAKASSAR TAHUN 2012, 145.

Novita, C. F., & Sutapa, I. N. (2018). Perancangan Pemenuhan Peraturan SMK3 Perusahaan Produksi Peralatan Masak Anti Lengket. 6(2), 17–24.

Nurhasanah, N. (2016). Efektivitas Pengendalian Internal, Audit Internal, Karakteristik Instansi Dan Kasus Korupsi (Studi Empiris Di Kementerian/

Lembaga). Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Keuangan Negara, 2(1), 27.

https://doi.org/10.28986/jtaken.v2i1.35

Pangkey, F., Malingkas, G. Y., & WALANGITAN, D. O. . (2012). PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA ( Studi Kasus : Pembangunan Jembatan Dr . Ir . Soekarno-Manado ). 2(2).

Riestiany, R., Dhewi, R. M., & Mangkuprawira, S. (2010). Analisis Pengaruh Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Citeureup). Jurnal Manajemen Dan Organisasi, 1(2), 16. https://doi.org/10.29244/jmo.v1i2.14152

Romadiaty, F., & Nurmianto, E. (2011). Evaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ). 6(2), 97–105.

Rozali, R. D. Y. (2014). No Title. 2(2), 326–337.

Rustendi, T. (2017). PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEMERANGI KORUPSI.

12, 16.

Sagara, Y. (2013). PROFESIONALISME INTERNAL AUDITOR DAN. 2(1).

SETYORINA CAHYANINGRUM, S., & SULSTYAWATI IKA, A. (2019).

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG PERAN AUDITOR INTERNAL SEBAGAI PENGAWAS, KONSULTAN DAN KATALISATOR DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PERUSAHAAN. 17(1), 59–81.

Shiddiq, S., Wahyu, A., & Muis, M. (2014). Hubungan Persepsi K3 Karyawan Dengan Perilaku Tidak Aman Di Bagian Produksi Unit Iv Pt. Semen Tonasa Tahun 2013. None, 10(2), 110–116.

Suardi, Y. (2009). Peranan Komite Audit Dalam Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal. Jurnal Akuntansi Pemerintah, 1(9), 112.

Tanti Winarti, B. T. (2017). Efektivitas Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) – Studi Literatur. Jurnal Manajemen, 7(1), 52–63.

Towards, G., & Prosperity, M. (2018). Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama.

PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK, 66.

Wangsa, M. A., Payangan, O. R., Djaya, Y., Manajemen, K., Fakultas, S., Universitas, E., Korespondensi, A., & Wangsa, M. A. (n.d.). PEMBELIAN PAKAN TERNAK JAPFA DI SULAWESI SELATAN ( STUDI KASUS di PT . JAPFA COMFEED INDONESIA , Tbk UNIT MAKASSAR ) MARKETING MIX ANALYSIS OF BUYING DECISION FEED JAPFA IN SOUTH SULAWESI ( CASE STUDY AT PT . JAPFA COMFEED INDONESIA , Tbk UNIT MAKASSAR ). 16.

Wijaya, A., Panjaitan, T. W. S., & Palit, H. C. (2015). Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT . Charoen Pokphand Indonesia. 3(1), 29–34.

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Tabel Triangulasi Sumber No. Pertanyaan Sumber

Informasi

Hasil Informasi Kesimpulan

1. Ruang lingkup untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2012.

- Penerapan K3 untuk meminimalkan potensi-potensi bahaya serta yang menyangkut semua kegiatan yang mengandung resiko kecelakaan kerja, baik bagi pekerja maupun lingkungan kerja.

- Termasuk pada pekerja yang wajin menggunakan APD ketika bertugas dilapangan.

- Adanya tersedia berbagai jenis APD sesuai unit kerja serta rambu-rambu K3.

- Diadakannya SOP, lengkap dengan rambu-rambu K3 dan APD.

Semua pekerja mengetahui ruang lingkup SMK3. Informan kunci yang sudah mengaskan bahwa sistem tersebut sudah disusun dalam Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2012. Dan didukung oleh argumen para informan tambahan yang termasuk dalam ruang lingkup SMK3 yaitu adanya SOP,

Setiap bulan diadakannya tinjauan manajemen.

Pada program bulanan inilah dapat dijadikan sebagai wadah untuk menampung semua

saran-Para informan tambahan memahami bahwa konsultasi mengenai semua kejadian dilapangan akan dibahas saat diadakannya

- Informan tambahan

saran serta konsultasi pekerja mengenai ketidaksesuaian dilapangan yang perlu diperbaiki.

- Adanya evaluasi setiap bulan mengenai berjalannya aturan-aturan K3, serta adanya pemantauan dari tim P2K3.

- Para pekerja konsultasi ke staf manajemen pada saat diadakannya tinjauan manajemen setiap bulan.

- Pelaporan kecelakaan kerja yang berpotensi terjadi akan disampaikan saat pertemuan tinjauan manajemen setiap bulan.

- Para penanggung jawab dilapangan harus memastikan tidak adanya kekurangan dilapangan dan dapat dipastikan melalui konsultasi yang diadakan setiap bulan.

tinjauan manajemen. Yang sejalan dengan pendapat informan kunci jika tinjauan manajemen merupakan wadah untuk menampung semua saran serta untuk berkonsultasi.

3. Penilaian identifikasi bahaya serta penanganannya

- Informan kunci

- Informan tambahan

Untuk penilaian identifikasi bahaya menggunakan pola HIRADC (Risk Identification Risk Assesment and Determin Control). Ada tiga proses yaitu, menentukan potensi bahaya, analisis resiko dan pengendalian yang tepat.

- Kecelakaan kerja yang terjadi di workshop atau dilapangan kerja dapat diminimalisir dengan menggunakan APD dan SOP disetiap unit kerja.

Informan tambahan sudah memahami pola penilaian identifikasi bahaya yang digunakan mulai dari menentukan potensi bahaya, analisis resiko hingga pengendalian yang tepat.

- Segera ditangani ketika terjadi kecelakaan kerja.

- Jika kecelakaan kerja yang terjadi cukup parah maka segera dibawa keruangan P3K.

- Jika yang menjadi korban adalah pekerja maka harus segera diobati dan jika korbannya merupakan alat kerja maka dilakukan evaluasi untuk segera diperbaiki.

4. Apa

teguran/sanksi yang diberikan terhadap pekerja yang lalai

- Informan kunci

- Informan tambahan

Pada peraturan tertulis ada sanksi pelanggaran terhadap aturan K3 yang berupa pembayaran denda, dan kebanyakan yang terjadi cukup peringatan lisan secara langsung.

- Tergantung pada insiden yang terjadi, apakah kelalaian tersebut layak diberikan sanksi ataau hanya sebatas teguran.

- Pekerja lapangan mendapat teguran secara lisan disertai dengan peringatan.

- Ketika ada pekerja yang melanggar aturan K3 maka dikenakan denda berbayar serta teguran, agar tidak terulangnya kesalahan yang sama.

- Pekerja secara otomatis mendapat teguran langsung dari staf manajemen agar pelanggaran

Informan tambahan memahami bahwa akan adanya sanksi yang berupa denda berbayar dan teguran langsung dari staf manajemen ketika melakukan pelanggaran K3. Yang menandakan bahwa informan tambahan sadar akan aturan yang telah dibuat.

tersebut tidak terulang.

5. Apa peran kepemimpinan dalam

penerapan budaya K3

- Informan kunci

Untuk komitmen pimpinan perusahaan bisa diwujudkan dalam bentuk kebijakan. Ketika kebijakan sudah keluar maka akan lebih mudah dijadikan sebagai budaya. Melalui kebijakan ini juga dapat dijadikan sebagai investasi keselamatan.

Pimpinan perusahaan berperan penting dalam menerapkan budaya K3.

6. Apa dampak dari budaya K3

- Informan kunci

- Informan tambahan

Ketika K3 menjadi budaya, maka lahirlah zero accident, yang berupa menurunnya angka

kecelakaan kerja dan meningkatnya produktifitas kerja.

- Dapat berdampak dari budaya menjadi gaya hidup yang aman. Yang ketika atasan menerapkan maka bawahan wajib ikut menerapkan budaya K3.

- Dampak dari budaya K3 dapat membuat

kecelakaan kerja secara otomatis terminimalisir.

- Pekerja dapat bekerja dengan aman dan selamat karena dampak dari membudayakan K3.

- Berkurangnya angka kecelakaan kerja, pekerja jadi aman, selamat serta sehat dalam bekerja.

Informan kunci dan informan tambahan sepakat bahwa budaya K3 berdampak baik tehadap pekerja maupun lingkungan kerja.

LAMPIRAN 2

Dokumen terkait