• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arfan, H., dan Pratama, A. 2012. Model Eksperimen Pengaruh Kepadatan,

Intensitas Curah Hujan Dan Kemiringan Terhadap Resapan Pada Tanah Organik. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta.

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Serial Pustaka IPB. Bogor. Edisi Kedua.

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Bismi, A. 2010. Kuantifikasi Laju Infiltrasi Pada Lubang Resapan Dengan

Metode Horton. Universitas Indonesia. Depok

Brata, K. R., Sudarmo Dan D. Waluyo. 1994. Penggunaan Cacing Tanah

Untuk Peningkatan Efektivitas Mulsa Vertikal Sebagai Tindakan Konservasi Tanah Dan Air Terpadu Pada Pertanian Lahan Kering Di Tanah Latosol. IPB. Bogor

Budianta, Azis. 2000. Analisis Hidrologi Kawasan Sub DAS Blongkeng

Provinsi Jawa Tengah. Majalah Ilmiah Mektek. Surakarta.

Dardak, H. 2015. Pemanfaatan Lahan Berbasis Rencana Tata Ruang

sebagai Upaya Perwujudan Ruang Hidup yang Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan. IPB. Bogor.

Darwis. 2018. Pengelolaan Air Tanah. Pena Indis & Pustaka AQ. Yogyakarta

Departemen Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor;

P.32/MENHUT-II/2009. Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai. Jakarta.

Ermaningsih, Rusli HAR, 2018. Kajian Laju Infiltrasi Akhir Pada Das

Batang Kandih Kota Padang Ditinjau Dari Perbedaan Litologi Batuan, Tutupan Lahan, Kadar Air, Porositas Batuan, Konduktivitas Hidrolik Jenuh, Kepadatan, Dan Matric Suction.

Fatehnia, M. 2015 .Automated Method for Determining Infiltration Rate in

Soils. Florida State University. Florida.

Fitriana, R. 2008. Mengenal Hutan. Putra Setia. Bandung.

Hanafiah, A. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademia Pressindo. Jakarta.

Indarto. 2012. Hidrologi – Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model

Hidrologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Jamulya dan Sunarto. 1995. Kemampuan Lahan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Januardin. 2008. Pengukuran Laju InfiltrasiPada tata Guna Lahan yang

Berbeda di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan Medan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Juhadi. 2013. Model Evaluasi Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan Berbasis

Multi Dimensional Scalling (MDS) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Kawasan Perbukitan Pegunungan. Universitas

Negeri Semarang. Semarang.

Khory, M Andreawan. 2014. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Herbisida

Terhadap Aliran Permukaan dan Erosi Pada Pertanaman Singkong Di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kodoatie, R. J., dan Roestam, S. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air

Terpadu. Andi. Yogyakarta.

Koomen, E., dkk., 2007. Modelling Land-Use Change: Progress and

Applications. Springer. Dordrecth.

Kurnia, U., dkk., 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Mahaldawasara, D. 2003. Budidaya Rumput Hermada di Lahan Kering dan

Manan, E. dan Suhardianto, A. 1999. Klimatologi Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta.

Marupah. 2010. Studi sifat fisik tanah di bawah tegakan agroforestry di

hulu DAS Jeneberang. Makassar.

Maryono, A, 2004. Banjir, Kekeringan dan Lingkungan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Munaljid, J.K., dkk., 2015. Aplikasi Model Infiltrasi Pada Tanah dengan

Model Kostiyacov dan Model Horton Menggunakan Alat Rainfall Simulator. Unversitas Brawijaya. Malang.

Notohardiprawiro, T. dkk., 2006. Beberapa Fakta dan Angka tentang

Lingkungan Fisik Waduk Wonogiri dan Kepentingannya Sebagai Dasar Pengelolaan. UGM. Yogyakarta.

Paimin, dkk., 2012. Sistem Perencanaan Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai. P3KR. Bogor.

Pradityo, T. 2011. Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan dan Aktivitas

Manusia terhadap Kualitas Air Sub DAS Salu- ran Tarum Barat.

IPB. Bogor.

Putra EA, Susmono, Ichwan N, dan Susanto E. 2013. Kajian Laju Infiltrasi

Tanah Pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Tongkoh Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo. Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Rachman, A., Dariah, A. 2004. Pengukuran Infiltrasi. Balai Penelitian Tanah. Bogor.

Rachmatullah, M., A., dkk., 2015. Penentuan Faktor Transfer dan Grow Value 134Cs dan 60Co pada Tanaman Bunga Matahari ( Helianthus anuus L. ) dengan Cara Hidroponik untuk Kajian Awal Fitoremediasi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Rahmanto, dkk., 2002. Persepsi Mengenai Multifungsi Lahan Sawah dan

Implikasinya Terhadap Alih Fungsi Ke Pengguna Non Pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Litbang Pertnaian. Bogor.

Refliaty,Marpaung EJ. 2010. Kemantapan Agregat Ultisol. J. Hidrolitan. Faperta Universitas Jambi

Saidi, A. 2006. Fisika Tanah dan Lingkungan. Universitas Andalas. Padang.

Sinukaban N. 2007. Konservasi Tanah dan Air Kunci Pembangunan

Berkelanjutan : Pengembangan DAS dengan Tebu sebagai Tanaman Konservasi. Direktorat Jenderal RLPS. Jakarta.

Soepardi, G. 1979. Masalah Kesuburan Tanah di Indonesia. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Siregar, A. 2003. Anatomi Tumbuhan. ITB. Bandung.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah. Andi. Yogyakarta.

Susnawati, L., dkk., 2018. Penentuan Laju Infiltrasi Menggunakan

Pengukuran Double Ring Infiltrometer dan Perhitungan Model Horton pada Kebun Jeruk Keprok 55 (Citrus Reticulata).

Universitas Brawijaya. Malang.

Sosrodarsono S., Takeda K. 2003. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita. Jakarta.

Suprayogo D, dkk., 2003. Peran Agroforestri Pada Skala Plot: Analisis

Komponen Agroforestri Sebagai Kunci Keberhasilan Atau kegagagalan pemanfaatan lahan. Indonesia World Agroforestri

Centre (ICRAF), Southeast Asia Regional Office. Bogor.

Sutedjo, M. M. dan Kartasapoetra. A. G. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Cetakan Ketiga. Rineka Cipta. Jakarta.

Syaeful, B., dkk., 2012. Pemetaan Topografi, Geofisika, dan Geologi Kota. UNESA. Surabaya.

Triatmodjo, B. 2010. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta.

Wahyunto, dkk., 2001. Studi Perubahan Lahan di SUB DAS Citarik Jawa

Barat dan DAS Kaligarang Jawa Tengah. Balai Penelitian

Tanah. Bogor.

Wibowo, Hari. 2013. Laju Infiltrasi pada Lahan Gambut yang Dipengaruhi

Air Tanah (Study Kasus Sei Raya Dalam Kecamatan Sei Raya Kabupaten Kubu Raya). Jurnal Belian. Pontianak.

Yunagardasari, C., dkk., 2017. Model Infiltrasi Pada Berbagai Penggunaan

Lahan Di Desa Tulo Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.

Lampiran 1. Dokumentasi

Pemasangan alat dan persiapan penelitian pada lahan sawah

Pengambilan data dan sampel pada lahan sawah

Pengambilan data dan sampel pada lahan tegalan

Pemasangan alat dan persiapan penelitian pada lahan pemukiman

Pemasangan alat dan persiapan penelitian pada lahan kebun

[email protected]

2) Program Studi Teknik Pengairan Universitas Muhammadiyah Makassar, [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilakukan bulan Juni sampai Agustus 2020 meliputi kegiatan persiapan, pengumpulan data serta penyusunan laporan di sub- hulu DAS Jeneberang, Sulawesi Selatan. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis laju dan kapasitas infiltrasi pada berbagai tutupan tanah di daerah sub- hulu DAS Jeneberang. Lapisan serasah dan berbagai macam tumbuhan lainnya akan berguna untuk menaikkan kapasitas infiltrasi tanah. Laju infiltrasi pada suatu lokasi akan berbeda dengan lokasi lainnya, bergantung pada berbagai faktor diantaranya seperti tekstur tanah, bahan organik, kadar air tanah, porositas tanah yang akan berpengaruh terhadap penyimpanan dan ketersediaan air dalam tanah serta mengurangi kemungkinan terjadinya limpasan permukaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai laju infiltrasi teringgi pada lahan sebesar 31,56 cm/jam dengan laju maksimal/kapasitas infiltrasi 2,40 cm/jam dan infiltrasi terendah pada lahan sebesar 4,78 cm/jam dengan laju maksimal/kapasitas infiltrasi 1,20 cm/jam.

Kata Kunci : Infiltrasi, Metode Horton, DAS Je’neberang

Abstract

This.study conducted on June to August 2020 including preparation, data collection and report preparation activities in the Je’neberang head watershed, South Sulawesi. The purpose of this study was to analyze the rate and capacity of the infiltration at various soil covers in the Je’neberang head watershed. The Litter and various plants will be useful to increase the soil infiltration capacity. The infiltration rate at one location will be different from other locations, depending on various factors including soil texture, organic matter, soil moisture content, soil porosity which will affect storage and availability of water in the soil and reduce the possibility of surface runoff. The infiltration rate will be different in each other, depending on various factors including soil texture, organic matter, soil moisture, and soil porosity which will affect storage and availability of water in the soil and reduce the possibility of surface runoff. The results of this study indicate that the highest infiltration rate value in dry land is 31.56 cm / hour with a maximum rate / infiltration capacity of 2.40 cm / hour and the lowest infiltration rate is in paddy fields of 4.78 cm / hour with a maximum rate / capacity. infiltration 1.20 cm / hour.

Dokumen terkait