Ansel, C. H. (1989), Pengantar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi Keempat. UI Press, Jakarta. Hal 390, 489
Badan Standarisasi Nasional. (2006). Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau Sensori. SNI-01-2346-200. Jakarta: Dewan Standarisasi Indonesia.
Halaman 5.
Cohen, A., Sarah, J., dan Gina, S. (2007). Hidden Hazards of Air Fresheners.
New York: NRDC issue paper. Halaman 5-9.
Cahyadi, W. (2006). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 19, 161-163
De Roos, K.B. (2003). Effect of Texture and Microstructure on Flavour Retention and Release. International Dairy Journal.13(8): 593 โ 605.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 534.
Ditjen POM.(1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 558 dan 712.
Fitrah, A.N. (2013). Formulasi Gel Pengharum Ruangan Menggunakan Karagenan dan Glukomanan dengan Pewangi Minyak Jeruk Purut dan Kenanga. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Halaman 2,4,10,15, 26,31,41.
Herdiana, Y.(2007). Formulasi Gel Undesilenil Fenilalanin dalam aktivitas sebagai pencerah kulit. Karya Ilmiah. Fakultas Farmasi Unipad Jatinangor.
Ibekwe., Eberechukwu, S., Uwakwe., dan Amadikwa, A. (2007). Effect of Oral Intake of Sodium Benzoate on Some Haematological Parameters of Wistar Albino Rats. Journal Scientific Research And Essay. 2(1): 006-009.
Iswara, F.P., Rubiyanto, D., dan Julianto, T.S. (2014). Analisis Senyawa Berbahaya dalam Parfum dengan Kromatografi Gas Spektrometri Massa berdasarkan Materian Safety Data Sheet. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Indonesia. Halaman 11.
Kariza, D. A. (2015). Ekstraksi Pektin dari Cincau Hijau (Premna oblongifolia Merr.) untuk Pembuatan Gel Pengharum Ruangan. Skripsi. Semarang:
universitas Negeri Semarang. Halaman 9-12.
Kaya, A.O.W., Ani S., dan Joko S. (2015). The Effect of Gelling Agent Concentration on the Characteristic of Gel Produced From the Mixture of Semi-refined Carrageenan and Glukomannan. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR). 20 (1): 315, 320
Ketaren, S. (1985). Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka.
Halaman 21.
Lachman, L., Herbert, A.L and Joseph, L.K. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Ed ke-3. Jakarta: UI Press. 1091-1092
Lutony, T.L., dan Yeyet R. (2000). Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri.
Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 3, 96.
Maher Z. Elsabee, Entsar S. Abdou, Khaled S.AN, Mohamed Eweis. (2007).
Surface Modification of Polyproylene Films by Chitosan and Chitosan/
Pectin Multilayer. J. Carbohydrate Polymer.
Mas, S. (2013). Pengaruh Penambahan Minyak Nilam sebagai Fiksatif terhadap Ketahanan Wangi Gel Pengharum Ruangan Alami. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Halaman 9, 13.
Mohammad M. Fares, Yahya R.T., Samar T. K, Yousef M, Abdul Haija. 2011.
Eco-Frienly, Vascular Shape and Interpenetrating Poly(Acrylic Acid) Grafted Pectin Hydrogels, Biosorption and Desorption Investigations. J Polym Environ 19: 431โ439
Nasarah, M. (2015). Pengaruh Minyak Nilam (Oleum Pogostemon) Terhadap Ketahanan Wangi Minyak Lavender (Oleum Lavandulae) Dalam Sediaan Gel Pengharum Ruangan Memakai Basis Gel Campuran Agar Agar Dan Xanthan Gum. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Halaman 19-21.
Nerio L.S., Olivero, J., dan Stashenko, E. (2010). Repellent Activity of Essential Oil. Bioresource Technology. 101(1): 372-378.
Pandey, R., dan Karla, A. (2000). Essential Oils as Potential Source of Nematicidal Compounds. Journal Phytopatho. 148(2): 501-502.
Phillips, G.O., dan Williams, P.A. (2010). Handbook of Hydrocolloids. Abington:
Woodhead Publishing Limited. Halaman 15, 21, 87-88, 91.
Poerwadi, B., Ismuyanto, B., Agustina, D., dan Nirwana C. (2013). Karakteristik Gel Pengharum Ruangan Dengan Berbagai Grade Patchauli Alkohol Dan Konsentrasi Minyak Nilam. Jurnal Tehnik Kimia. 7 (2): 49-50.
Rahmaisni A. (2001). Aplikasi minyak atsiri pada produk gel pengharum ruangan anti serangga. Bogor: Program sarjana Fakultas Teknologi Pertanian.
Instititut Pertanian Bogor
Rowe, C.R., Sheskey, J.P., dan Owen, C.S. (2003). Handbook of Pharmaceutical Excipients. London: Pharmaceutical Press. Halaman 57-60.
Rusli S. (1991). Pemurnian atau peningkatan mutu minyak nilam dan daun cengkeh. Prosiding pengembangan tanaman atsiri di Sumatera, Bukit Tinggi,4-8-1991. Bogor: Balai penelitian tanaman Rempah dan Obat Sabini, D. (2006). Aplikasi Minyak Atsiri pada Produk Homecare dan
Personalcare. Prosiding Pengembangan Produk Baru dan Turunannya.
Solo: Konverensi Nasional Minyak Atisiri. Halaman 83-85.
Silke Schiewer and Muhammad Iqbal. (2010). The Role of Pectin in Cd binding by Orange peel Biosorbents: A Comparison of Peels, Depectinated Peels and Pectic Acid. . J. Hazardous Materials.
Sinurat, E., Murdinah., Peranginangin, R. (2009). Pengaruh Campuran SemiRefined Carrageenan (SRC) dan Locust Bean Gum (LBG) terhadap Sifat Fisik dan Sensori Gel Pengharum Ruangan. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 4(1): 13-20.
Toshio Yoshimura, Keiko Sengoku and Rumiko Fujioka. (2005). Pectin-base superabsorbent hydrogel crosslinked by soe chemicals: synthesis and characterization. Polymer Bulletin 55, 123โ129 Japan.
Voigt, R.(1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi ke-5. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Hal 343.
Yuliani, S., dan Suyanti, S. (2012).Panduan Lengkap Minyak Asiri. Jakarta:
Penebar Swadaya. Halaman 3, 10, 56.
Lampiran 1. Bagan alir pembuatan basis Gel (Penelitian tahap pertama)
Aquades
Dipanaskan hingga suhu 750C
Dilarutkan dengan aquades panas hingga homogen
HPMC, Pektin, Natrium
Benzoat
Dituangkan kedalam cetakan Diaduk hingga homogen Diturunkan suhu hingga 650C
Propilen Glikol
Bentuk Sediaan Gel Dibiarkan hingga mengeras
Lampiran 2. Bagan alir Pembuatan gel pengharum ruangan (penelitian tahap kedua / penelitian utama)
Dilarutkan dengan aquades panas hingga homogen
Aquades
Dipanaskan hingga suhu 750C
HPMC, Pektin, Natrium
Benzoat
Diturunkan suhu hingga 650C
Diaduk hingga homogen Propilen Glikol
Minyak Lemon,Minyak
akar wangi
Diaduk hingga homogen
Dimasukkan kedalam cetakan
Dibiarkan sampai mengeras
Gel Pengharum ruangan
Lampiran 3. Sertifikat Minyak Akar wangi
Lampiran 4. Sertifikat Minyak Lemon
Lampiran 5. Gambar Minyak Akar wangi
Lampiran 6. Gambar Minyak Lemon
Lampiran 7. Gambar sediaan gel pengharum ruangan setelah pembuatan tanpa pewangi
1 2 3 4 5
Keterangan:
1. Basis gel HPMC:Pektin (70:30) 2. Basis gel HPMC:Pektin (60:40) 3. Basis gel HPMC:Pektin (50:50) 4. Basis gel HPMC:Pektin (40:60) 5. Basis gel HPMC:Pektin (30:70)
Lampiran 8. Gel pengharum ruangan dengan variasi konsentrasi minyak lemon
1 2 3 4 5
Keterangan:
1. Konsentrasi minyak lemon 2%
2. Konsentrasi minyak lemon 4%
3. Konsentrasi minyak lemon 6%
4. Konsentrasi minyak lemon 8%
5. Konsentrasi minyak lemon 10%
Lampiran 9. Sedian gel pengharum ruangan konsentrasi minyak akar wangi 0,5% setelah 4 minggu
1 2 3
Keterangan:
1. Pemaparan pada ruangan dengan suhu kamar 2. Pemaparan pada ruangan dengan kipas angin 3. Pemaparan pada ruangan dengan AC
Sedian gel pengharum ruangan konsentrasi minyak akar wangi 1% setelah 4 minggu
1 2 3
Keterangan:
1. Pemaparan pada ruangan dengan suhu kamar 2. Pemaparan pada ruangan dengan kipas angin 3. Pemaparan pada ruangan dengan AC
Lampiran 9. (Lanjutan)
Sedian gel pengharum ruangan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
setelah 4 minggu
1 2 3
Keterangan:
1. Pemaparan pada ruangan dengan suhu kamar 2. Pemaparan pada ruangan dengan kipas angin 3. Pemaparan pada ruangan dengan AC
Sedian gel pengharum ruangan konsentrasi minyak akar wangi 2% setelah 4 minggu
1 2 3
Keterangan:
1. Pemaparan pada ruangan dengan suhu kamar 2. Pemaparan pada ruangan dengan Kipas angin 3. Pemaparan pada ruangan dengan AC
Lampiran 9. (Lanjutan)
Sedian Gel pengharum ruangan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
setelah 4 minggu
1 2 3
Keterangan:
1. Pemaparan pada ruangan dengan suhu ruangan 2. Pemaparan pada ruangan dengan kipas angin 3. Pemaparan pada ruangan dengan AC
Lampiran 10. Perhitungan nilai sineresis
% Sineresis = 45,37โ43,61
45,37 ๐ฅ100%
% Sineresis = 3,87%
Formula F2:
% Sineresis = ๐๐โ๐๐
๐๐ ๐ฅ100%
% Sineresis = 46,92โ45,55
46,92 ๐ฅ100%
% Sineresis = 2,91 Formula F3:
% Sineresis = ๐๐โ๐๐
๐๐ ๐ฅ100%
% Sineresis = 48,32โ47,28
48,32 ๐ฅ100%
% Sineresis = 2,15 Formula F4:
% Sineresis = ๐๐โ๐๐
๐๐ ๐ฅ100%
% Sineresis = 48,26โ47,91
48,26 ๐ฅ100%
% Sineresis = 0,72 Formula F5:
% Sineresis = ๐๐โ๐๐
๐๐ ๐ฅ100%
% Sineresis = 48,17โ47,87
48,17 ๐ฅ100%
% Sineresis = 0,62
Lampiran 11. Tabel Hasil nilai sineresis gel
Formula Berat Awal (gr) Berat Akhir (gr) Sineresis %
F1 45,37 43,61 3,87
F2 46,92 45,55 2,91
F3 48,32 47,28 2,15
F4 48,26 47,91 0,72
F5 48,17 47,87 0,62
F1: Formula HPMC dan Pektin dengan perbandingan 70:30 F2: Formula HPMC dan Pektin dengan perbandingan 60:40 F3: Formula HPMC dan Pektin dengan perbandingan 50:50 F4: Formula HPMC dan Pektin dengan perbandingan 40:60 F5: Formula HPMC dan Pektin dengan perbandingan 30:70
Lampiran 12. Lembaran Uji Kesukaan
Lembar Penilaian Uji Kesukaan (Hedonic test)
Nama :
Umur :
Intruks i : Berikan Pendapat anda tentang aroma wangi sediaan gel pengharum ruangan yang diuji, kemudian berilah tanda centang (๏ผ) pada
salah satu kolom (SS/S/CS/KS/TS) yang tersedia
Sediaan Penilaian
SS S CS KS TS
2%
4%
6%
8%
10%
Keterangan:
Nilai 5 = Sangat Suka (SS) Nilai 4 = Suka (S)
Nilai 3 = Cukup Suka (CS) Nilai 2 = Kurang Suka (KS) Nilai 1 = Tidak Suka (TS)
Lampiran 13. Rumus perhitungan nilai uji kesukaan (hedonic test)
Untuk menghitung nilai kesukaan rata-rata dari setiap panelis digunakan rumus sebagai berikut:
S2 : Keseragaman nilai kesukaan
1,96 : Koefisien standar deviasi pada taraf 95%
X
: Nilai kesukaan rata-rataXi : Nilai dari panelis ke i, dimana i = 1,2,3,โฆ,n S : Simpangan baku nilai kesukaan
P : Tingkat kepercayaan ยต : Rentang nilai
Lampiran 14. Tabel hasil uji kesukaan (hedonik) pemilihan wangi terbaik
F1: Formula dengan konsentrasi minyak lemon 2%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak lemon 4%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak lemon 6%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak lemon 8%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak lemon 10%
Lampiran 15. Perhitungan hasil uji kesukaan (hedonik) pemilihan wangi terbaik
P(3,56-1,96x0,64/ 25) โค ยต โค (3,56+1,96x0,64/ 25) P(3,31โค ยต โค3,81)
=
4,56S = 0,53 = 0,73
% 95 ) / . 96 , 1 ( ( )
/ . 96 , 1 (
(X๏ญ S n ๏ฃ ๏ฃ X๏ซ S n ๏
P ๏ญ
P(2,68-1,96x0,73/ 25) โค ยต โค (2,68+1,96x0,73/ 25) P( 2,39 โค ยต โค 2,93 )
Lampiran 16. Tabel penurunan bobot gel pengharum ruangan Perlakuan Formula Bobot (gr)
Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Lampiran 17. Perhitungan persen total penguapan zat cair gel pengharum ruangan
Persen Total penguaan zat cair = ๐0โ๐4
๐0 ๐ฅ100%
Keterangan : M4 = bobot gel pengharum ruangan minggu ke-4 M0 = bobot awal gel pengharum ruangan
Perhitungan persen total penguapan zat cair pada ruangan dengan suhu kamar:
Formula 1 = 46,31โ36,41
46,31 ๐ฅ100% = 21,37%
Formula 2 = 46,61โ37,81
46,61 ๐ฅ100% = 18,88%
Formula 3 = 46,26โ36,28
46,26 ๐ฅ100% = 21,57%
Formula 4 = 46,50โ35,79
46,50 ๐ฅ100% = 23,03%
Formula 5 = 46,85โ35,33
46,85 ๐ฅ100% = 24,58%
Perhitungan persen total penguapan zat cair pada ruangan dengan suhu kamar yang diberikan Kipas Angin:
Formula 1 = 46,39โ22,56
46,39 ๐ฅ100% = 51,36%
Formula 2 = 46,41โ23,11
46,41 ๐ฅ100% = 50,20%
Formula 3 = 46,56โ22โ25
46,56 ๐ฅ100% = 52,21%
Formula 4 = 46,17โ21,21
46,17 ๐ฅ100% = 54,06%
Formula 5 = 46,00โ21,09
46,00 ๐ฅ100% = 54,15%
Perhitungan persen total penguapan zat cair pada ruangan dengan AC:
Formula 1 = 46,09โ33,45
46,09 ๐ฅ100% = 27,42%
Formula 2 = 46,38โ34,32
46,38 ๐ฅ100% = 26,80%
Formula 3 = 46,50โ33,61
46,50 ๐ฅ100% = 27,72%
Lampiran 18. Tabel persentase total penguapan zat cair gel pengharum ruangan Ruangan Uji Total penguapan zat cair (%)
F1 F2 F3 F4 F5
Suhu Kamar 21,37 18,88 21,57 23,03 24,58
Kipas Angin 51,36 50,20 52,21 54,06 54,15
AC 27,42 26,80 27,72 28,10 28,37
Keterangan:
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Lampiran 19. Perhitungan persentase bobot gel sisa dari sediaan gel pengharum ruangan
Persen bobot Gel sisa = ๐๐๐๐๐ก ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ข ๐๐ โ๐ (๐๐)
๐๐๐๐๐ก ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ข ๐๐ โ0 (๐0)๐ฅ100%
Keterangan : Mn = bobot gel saat penimbangan M0 = Bobot awal gel pengharum ruangan
Perhitungan persentase bobot gel sisa pada ruangan suhu kamar Formula 1.
Minggu 1 = 39,38
Lampiran 20. Tabel hasil perhitungan persentase bobot gel sisa pengharum ruangan
Perlakuan Formula Bobot Sisa(%)
Awal Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Ruangan
suhu kamar
F1 46,31 87,86 82,81 80,99 78,62
F2 46,61 88,44 83,13 81,59 81,12
F3 46,26 88,13 82,55 80,93 78,42
F4 46,50 86,73 82,15 78,75 76,96
F5 46,85 87,79 83,26 79,45 75,41
Ruangan dengan Kipas angin
F1 46,39 84,88 76,74 72,86 48,63
F2 46,41 84,91 80,78 75,15 49,79
F3 46,56 83,80 76,26 72,18 47,79
F4 46,17 84,94 78,86 72,53 45,93
F5 46,00 82,93 75,34 70,76 45,85
Ruangan AC
F1 46,09 89,95 82,16 77,60 72,57
F2 46,38 87,90 78,67 76,54 74,00
F3 46,50 87,05 78,17 74,30 72,27
F4 46,71 88,95 79,40 75,55 71,90
F5 4645 88,03 77,95 74,63 71,62
Lampiran 21. Lembar Uji ketahanan wangi
Lembar Penilaian Uji Ketahanan Wangi
Nama :
Umur :
Intruks i : Berikan Pendapat anda tentang aroma wangi sediaan gel pengharum ruangan yang diuji dengan cara membandingkannya dengan gel pengharum ruangan
yang baru dibuat. kemudian berilah tanda centang (๏ผ) pada salah satu kolom (SW/AW/CW/KW/TW) yang tersedia
Sediaan Penilaian
SW AW CW KW TW
F1 F2 F3 F4 F5
Keterangan:
Nilai 5 = Sama Wangi (SW) Nilai 4 = Agak Wangi (AW) Nilai 3 = Cukup Wangi (CW) Nilai 2 = Kurang Wangi (KW)
Nilai 1 = Tidak Wangi (TW) F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Lampiran 22. Hasil uji ketahanan wangi pada ruangan suhu kamar
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Minggu 2.
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Minggu 3.
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Minggu 4.
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Lampiran 22. (Lanjutan)
๏ท Contoh perhitungan uji ketahanan wangi
n
P(3,96-1,96x0,91/ 25) โค ยต โค (3,96+1,96x0,91/ 25) P( 3,60 โค ยต โค 4,31)
Lampiran 23. Hasil uji ketahanan wangi pada ruangan suhu kamar yang diberi
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Minggu 2.
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Minggu 3.
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Minggu 4.
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Lampiran 23. (Lanjutan)
๏ท Contoh perhitungan uji ketahanan wangi
n
Lampiran 24. Hasil uji ketahanan wangi pada ruangan AC
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Minggu 2.
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Minggu 3.
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Minggu 4.
F1: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 0,5%
F2: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1%
F3: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 1,5%
F4: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2%
F5: Formula dengan konsentrasi minyak akar wangi 2,5%
Lampiran 24. (Lanjutan)
๏ท Contoh perhitungan uji ketahanan wangi
n
P(2,68-1,96x0,73/ 25) โค ยต โค (2,68+1,96x0,73/ 25) P( 2,39 โค ยต โค 2,93 )