• Tidak ada hasil yang ditemukan

Astawan M. 2008. Sehat dengan Tempe. Jakarta (ID): PT Dian Rakyat.

Astawan M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

19 Astawan M, Wresdiyati T, Widowati S, Bintari SH, Ichsani N. 2013. Karakteristik fisikokimia dan sifat fungsional tempe yang dihasilkan dari berbagai varietas kedelai. Pangan. 22(3):241-252.

Asyaifullah K. 2015. Bioavailabilitas Mineral Kalsium dari Tepung Tempe dan Tepung Kedelai pada Tikus Percobaan [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Atmaca A, Kleerekoper M, Bayraktar M, Kucuk O. 2008. Soy isoflavones in the management of postmenopausal osteoporosis. Menopause. 15(4):748-757. Babu PD, Bhakyaraj R, Vidhyalakshmi R. 2009. A low cost nutritious food

“tempeh”- a review. World Journal of Dairy and Food Science. 4(1):22-27. Bastian F, Ishak E, Tawali AB, Bilang M. 2013. Daya terima dan kandungan zat

gizi formula tepung tempe dengan penambahan semi refined carrageenan (src) dan bubuk kakao. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2(1):5-8.

Biben HA. 2012. Fitoestrogen: khasiat terhadap sistem reproduksi, non reproduksi dan keamanan penggunaannya. Seminar Ilmiah Nasional Estrogen sebagai Sumber Hormon Alami. 31 Maret 2012.

Blair HC, Athanasou NA. 2008. Review: Recent advances in osteoclast biology and pathological bone resorption. Histology and Hitopathology. 19:189-199. Compton JT, Lee FY. 2014. A review of osteocyte function and the emerging

importance of sclerostin. Journal of Bone and Joint Surgery-Americana. 96:1659-1668.

Darmadi D, Nurdiana, Norahmawati E. 2011. Efek ekstrak kacang tunggak terhadap osteoblas dan osteoklas pada tikus dengan ovarektomi. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 26(3):151-155.

Djuwita I, Pratiwi IA, Winarto A, Sabri M. 2012. Proliferasi dan diferensiasi sel tulang tikus dalam medium kultur in vitro yang mengandung ekstrak batang Cissus quadrangula Salisb. (sipatah-patah). Jurnal Kedokteran Hewan. 6(2):75-80.

Ferreira MP, de Oliveira MCN, Mandarino JMG, da Silva JB, Ida EI, Carrao-Panizzi MC. 2011. Changes in the isoflavone profile and in the chemical composition of tempeh during processing and refigeration. Pesquisa Agropecuária Brasileira. 46(11):1555-1561.

Ginting E, Antarlina SS, Widowati S. 2009. Varietas unggul kedelai untuk bahan baku industri pangan. Jurnal Litbang Pertanian. 28(3):79-87.

He FJ, Chen JQ. 2013. Consumption of soybean, soy foods, soy isoflavones and breast cancer incidence: Differences between Chinese women and women in Western countries and possible mechanisms. Food Science and Human Wellness. 2:146-161.

Janvier Labs. 2013. SPRAGUE DAWLEY® Rat [internet]. [diunduh 2015 Mei 05]. Tersedia pada: http://www.janvier-labs.com/tl_files/_media/images/FICHE_ RESEARCH_MODEL_SPRAGUE_DAWLEY.pdf

[KEMENRISTEK] Kementerian Riset dan Teknologi. 2006. Budidaya Pertanian: Kedelai. Jakarta (ID): KantorDeputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Kusumawati D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.

20

Milani A, Rosmayati, Siregar LAM. 2013. Pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai terhadap inokulasi bradyrhizobium. Jurnal Online Agroekoteknologi. 1(2):15-23.

Murni M. 2010. Kajian penambahan tepung tempe pada pembuatan kue basah terhadap daya terima konsumen. Jurnal Teknologi Pangan. 4(2):67-77. Mursyid, Astawan M, Muchtadi D, Wresdiyati T, Widowati S, Bintari SH, Suwarno

M. 2014. Evaluasi nilai gizi protein tepung tempe yang terbuat dari varietas kedelai impor dan lokal. Pangan. 23(1):33-42.

Nakajima N, Nozaki N, Ishihara K, Ishikawa A, Tsuji H. 2005. Analysis of isoflavone content in tempeh, a fermented soybean, and preparation of a new isoflavone-enriched tempeh. Journal of Bioscience and Bioengineering. 100(6):685-687.doi: 10.1263/jbb.100.685.

Neve A, Corrado A, Cantatore FP. 2010. Review: Osteoblast physiology in normal and pathological conditions. Cell Tissue Research.doi: 10.1007/s00441-010-1086-1.

Nurdin SU, Muchtadi D, Djuwita I, Pawiroharsono S. 2002. Karakterisasi senyawa bioaktif isoflavon dan uji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol tempe berbahan baku koro pedang (Canavalia ensiformis). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 13(3):246-253.

Phan TCA, Xu J, Zheng MH. 2004. Review: Interaction between osteoblast and osteoclast: impact in bone disease. Histology and Histopathology. 19:1325-1344.

Pilsakova L, Riecansky I, Jagla F. 2010. The Physiological Actions of Isoflavone Phytoestrogens. Physiological Research. 59:651-664.

[PPPTP] Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2010. Kedelai Varietas Lokal Grobogan. Informasi Ringkas. Bank Pengetahuan Tanaman Pangan Indonesia.

Ridwan E. 2013. Etika pemanfaatan hewan percobaan dalam penelitian kesehatan. Journal of Indonesian Medical Association. 63(3):112-116.

Sabri M. 2011. Aktivitas ekstrak etanol batang sipatah-patah (Cissus quadrangula Salisb) sebagai antiosteoporosis pada tikus (Rattus norvegicus) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Safrida. 2012. Comparison of bioactive compounds content of aglicone isoflavones in soy powder and tempeh powder. Proceeding. Food Sovereignty and Natural Resources in Archipelago Region. Bogor: 23-24 Oktober 2012. Sengupta P. 2013. The laboratory rat: Relating its age with human's. International

Journal of Preventive Medicine. 4(6):624-630.

Soysa NS, Alles N, Aoki K, Ohya K. 2012. Review: Osteoclast formation and differentiation. Journal of Medical and Dental Sciences. 59:65-74.

Suarsana IN, Dharmawan INS, Gorga IW, Priosoeryanto BP. 2011. Tepung tempe kaya isoflavon meningkatkan kadar kalsium, posfor dan estrogen plasma tikus betina normal. Jurnal Veteriner. 12(3):229-234.

Wiyasa IWA, Norahmawati E, Soehartono. 2008. Pengaruh isoflavone genistein dan daidzein ekstrak tokbi (Pueraria lobata) strain Kangean terhadap jumlah osteoblas dan osteoklas Rattus Novergicus Wistar hipoestrogenik. Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 32(3):148-152.

Yamaguchi M. 2002. Isoflavone and bone metabolism: its cellular mechanism and preventive role in bone loss. Journal of Health Science. 48(3):209-222.

21 Yamashita T, Takahashi N, Udagawa N. 2012. New roles of osteoblasts involved in osteoclast differentiation. World Journal of Orthopedic. 3(11):175-181. doi:10.5312/wjo.v3.i11.175

22

Lampiran 1 Hasil Analisis ANOVA dan uji DUNCAN dari jumlah osteosit, osteoblas, dan jumlah keduanya.

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

OSTEOSIT Between Groups 53403.773 4 13350.943 481.808 .000

Within Groups 4017.967 145 27.710

Total 57421.740 149

OSTEOBLAS Between Groups 1591.573 4 397.893 13.608 .000

Within Groups 4239.900 145 29.241

Total 5831.473 149

JUMLAH Between Groups 71636.093 4 17909.023 340.297 .000

Within Groups 7631.000 145 52.628

Total 79267.093 149

OSTEOSIT

Duncan

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3 4 I 3 91.9000 M 3 1.1797E2 L 3 1.2087E2 J 3 1.4063E2 K 3 1.4473E2 Sig. 1.000 .035 1.000 1.000

23 OSTEOBLAS

Duncan

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3 I 3 18.8000 L 3 21.8000 21.8000 M 3 22.4667 22.4667 J 3 23.9667 K 3 28.7333 Sig. .013 .146 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

JUMLAH

Duncan

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3 4 I 3 1.1070E2 M 3 1.4043E2 L 3 1.4267E2 J 3 1.6460E2 K 3 1.7347E2 Sig. 1.000 .235 1.000 1.000

24

Lampiran 2 Hasil Analisis ANOVA dan uji DUNCAN dari jumlah osteoklas.

ANOVA

OSTEOKLAS

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 7.396 4 1.849 95.638 .000 Within Groups .193 10 .019 Total 7.589 14 OSTEOKLAS Duncan PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.01

1 2 3 M 3 2.0333 L 3 2.1667 2.1667 K 3 2.3333 2.3333 J 3 2.4667 I 3 3.9667 Sig. .030 .030 1.000

25 Lampiran 3 Diagram alir pembuatan tempe

26

Dokumen terkait