• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chikmawati T, Miftahudin. 2007. Biodiversitas dan Potensi Marga Selaginella sebagai antioksidan dan Anti Kanker. [Laporan Hasil Penelitian]. Bogor: FMIPA, IPB. Dalimartha S. 2004. Atlas Tumbuhan Obat

Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya, 120p

de Winter WP, Amoroso VB, editor. 2003. Plant Resources of South-East Asia No. 15(2). Cryptogams: Fern and Ferns allies. Bogor: Prosea Foundation.

Gayathri V, Asha VV, Subramonian A. 2005. Preliminary Studies on the

Immunomodulatory and Antioxidant Properties of Selaginella Jenis. Indian J Pharmacol 37: 381-385.

Handayani R, Sulistyo J. 2008. Sintesis Senyawa flavonoid-α-Glikosida secara Reaksi Tranglikosilasi Enzimatik dan Aktivitasnya sebagai Antioksidan. Biodiversitas 9(1):1-4. Harjadi SS. 1991. Pengantar Agronomi.

Jakarta: Gramedia.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Kosasih W, Iwang S, penerjemah; Bandung: penebit ITB. Terjemahan dari Phytochemical metods. Joy PP et al. 1998. Medicinal Plant. Kerala:

Kerala Agricultural University. Lambers H, Chapin F Stuart, Pons TL. 1998.

Plant Physiological Ecology. New York: Springer.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan. Bogor: IPB Pr.

Middleton EJ, Kandaswarni C, Theoharides TC. 2000. The Effect of Plant Flavonoid on Mammalian Cell: Implication for Immflammation, Heart Desease and Cancer. Pharmacol 52: 1-22.

Selain mengandung tanin dan saponin, ekstrak Selaginella juga mengandung flavonoid. Senyawa flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih digunakan secara terbatas. Hal ini dikarenakan senyawa flavonoid tidak stabil terhadap perubahan pengaruh oksidasi, cahaya, dan perubahan kimia, sehingga apabila teroksidasi strukturnya akan berubah dan fungsinya sebagai bahan aktif akan menurun bahkan hilang dan kelarutannya rendah (Handayani & Sulistyo 2008). Kandungan metabolit sekunder Selaginella dapat bervariasi bergantung pada faktor lingkungan tempat tumbuh seperti iklim, lokasi, tanah, faktor dari dalam tumbuhan tersebut seperti jenis atau varietas, bagian yang diekstraksi dan umurnya, prosedur pemanenan, dan ekstraksi (Setyawan & Darusman 2008).

Tingkat keragaman dalam penelitian ini cukup tinggi yaitu sekitar 30.25 sampai dengan 57.05, hal ini dikarenakan bahan tanam yang diambil merupakan bagian vegetatif. Keadaan fisik dan biokimiawi bahan tanam yang berbeda mengakibatkan perbedaan dalam pertumbuhan awal tanaman yang memicu keragaman pertumbuhan tanaman lebih lanjut (Sitompul & Guritno 1995).

SIMPULAN

Masing-masing jenis Selaginella memerlukan intensitas cahaya yang berbeda untuk mendukung pertumbuhannya. Pertumbuhan terbaik S. plana pada perlakuan naungan 65%, S. willdenovii pada naungan 40%, dan S.mayeri pada perlakuan tanpa naungan. Data ini sesuai dengan nilai pertambahan bobot basah total. S. plana menunjukkan jumlah pertambahan cabang total terbesar pada naungan 65%, S. willdenovii pada naungan 40%, dan S. mayeri pada perlakuan tanpa naungan. Semua jenis yang diuji mengandung tanin, saponin, dan flavonoid. Kandungan tanin terbanyak diperoleh pada S. plana dengan perlakuan naungan 65%, 80%, dan tanpa naungan. Kandungan saponin terbanyak pada S. willdenovii semua perlakuan dan kandungan flavonoid terbanyak pada S. plana dengan perlakuan naungan 65%. Selaginella yang ditanam di rumah kaca memiliki kandungan tanin dan saponin yang

lebih tinggi daripada Selaginella yang diambil dari alam.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada jenis Selaginella lainnya, pengaruh naungan terhadap kandungan klorofil daun, dan keadaan mikro lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan kandungan flavonoid Selaginella sp. seperti suhu, kelembaban, dan unsur hara.

DAFTAR PUSTAKA

Chikmawati T, Miftahudin. 2007. Biodiversitas dan Potensi Marga Selaginella sebagai antioksidan dan Anti Kanker. [Laporan Hasil Penelitian]. Bogor: FMIPA, IPB. Dalimartha S. 2004. Atlas Tumbuhan Obat

Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya, 120p

de Winter WP, Amoroso VB, editor. 2003. Plant Resources of South-East Asia No. 15(2). Cryptogams: Fern and Ferns allies. Bogor: Prosea Foundation.

Gayathri V, Asha VV, Subramonian A. 2005. Preliminary Studies on the

Immunomodulatory and Antioxidant Properties of Selaginella Jenis. Indian J Pharmacol 37: 381-385.

Handayani R, Sulistyo J. 2008. Sintesis Senyawa flavonoid-α-Glikosida secara Reaksi Tranglikosilasi Enzimatik dan Aktivitasnya sebagai Antioksidan. Biodiversitas 9(1):1-4. Harjadi SS. 1991. Pengantar Agronomi.

Jakarta: Gramedia.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Kosasih W, Iwang S, penerjemah; Bandung: penebit ITB. Terjemahan dari Phytochemical metods. Joy PP et al. 1998. Medicinal Plant. Kerala:

Kerala Agricultural University. Lambers H, Chapin F Stuart, Pons TL. 1998.

Plant Physiological Ecology. New York: Springer.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan. Bogor: IPB Pr.

Middleton EJ, Kandaswarni C, Theoharides TC. 2000. The Effect of Plant Flavonoid on Mammalian Cell: Implication for Immflammation, Heart Desease and Cancer. Pharmacol 52: 1-22.

Selain mengandung tanin dan saponin, ekstrak Selaginella juga mengandung flavonoid. Senyawa flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dan masih digunakan secara terbatas. Hal ini dikarenakan senyawa flavonoid tidak stabil terhadap perubahan pengaruh oksidasi, cahaya, dan perubahan kimia, sehingga apabila teroksidasi strukturnya akan berubah dan fungsinya sebagai bahan aktif akan menurun bahkan hilang dan kelarutannya rendah (Handayani & Sulistyo 2008). Kandungan metabolit sekunder Selaginella dapat bervariasi bergantung pada faktor lingkungan tempat tumbuh seperti iklim, lokasi, tanah, faktor dari dalam tumbuhan tersebut seperti jenis atau varietas, bagian yang diekstraksi dan umurnya, prosedur pemanenan, dan ekstraksi (Setyawan & Darusman 2008).

Tingkat keragaman dalam penelitian ini cukup tinggi yaitu sekitar 30.25 sampai dengan 57.05, hal ini dikarenakan bahan tanam yang diambil merupakan bagian vegetatif. Keadaan fisik dan biokimiawi bahan tanam yang berbeda mengakibatkan perbedaan dalam pertumbuhan awal tanaman yang memicu keragaman pertumbuhan tanaman lebih lanjut (Sitompul & Guritno 1995).

SIMPULAN

Masing-masing jenis Selaginella memerlukan intensitas cahaya yang berbeda untuk mendukung pertumbuhannya. Pertumbuhan terbaik S. plana pada perlakuan naungan 65%, S. willdenovii pada naungan 40%, dan S.mayeri pada perlakuan tanpa naungan. Data ini sesuai dengan nilai pertambahan bobot basah total. S. plana menunjukkan jumlah pertambahan cabang total terbesar pada naungan 65%, S. willdenovii pada naungan 40%, dan S. mayeri pada perlakuan tanpa naungan. Semua jenis yang diuji mengandung tanin, saponin, dan flavonoid. Kandungan tanin terbanyak diperoleh pada S. plana dengan perlakuan naungan 65%, 80%, dan tanpa naungan. Kandungan saponin terbanyak pada S. willdenovii semua perlakuan dan kandungan flavonoid terbanyak pada S. plana dengan perlakuan naungan 65%. Selaginella yang ditanam di rumah kaca memiliki kandungan tanin dan saponin yang

lebih tinggi daripada Selaginella yang diambil dari alam.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada jenis Selaginella lainnya, pengaruh naungan terhadap kandungan klorofil daun, dan keadaan mikro lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan kandungan flavonoid Selaginella sp. seperti suhu, kelembaban, dan unsur hara.

DAFTAR PUSTAKA

Chikmawati T, Miftahudin. 2007. Biodiversitas dan Potensi Marga Selaginella sebagai antioksidan dan Anti Kanker. [Laporan Hasil Penelitian]. Bogor: FMIPA, IPB. Dalimartha S. 2004. Atlas Tumbuhan Obat

Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya, 120p

de Winter WP, Amoroso VB, editor. 2003. Plant Resources of South-East Asia No. 15(2). Cryptogams: Fern and Ferns allies. Bogor: Prosea Foundation.

Gayathri V, Asha VV, Subramonian A. 2005. Preliminary Studies on the

Immunomodulatory and Antioxidant Properties of Selaginella Jenis. Indian J Pharmacol 37: 381-385.

Handayani R, Sulistyo J. 2008. Sintesis Senyawa flavonoid-α-Glikosida secara Reaksi Tranglikosilasi Enzimatik dan Aktivitasnya sebagai Antioksidan. Biodiversitas 9(1):1-4. Harjadi SS. 1991. Pengantar Agronomi.

Jakarta: Gramedia.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Kosasih W, Iwang S, penerjemah; Bandung: penebit ITB. Terjemahan dari Phytochemical metods. Joy PP et al. 1998. Medicinal Plant. Kerala:

Kerala Agricultural University. Lambers H, Chapin F Stuart, Pons TL. 1998.

Plant Physiological Ecology. New York: Springer.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan. Bogor: IPB Pr.

Middleton EJ, Kandaswarni C, Theoharides TC. 2000. The Effect of Plant Flavonoid on Mammalian Cell: Implication for Immflammation, Heart Desease and Cancer. Pharmacol 52: 1-22.

Rosita I, Pambudi A, Jazilah A. 2006. Keragaman dan Kandungan Antioksidan Golongan Flavonoid Selaginella di Wana Wisata Cangkuang, Sukabumi. [Laporan studi Lapang]. Bogor: FMIPA, IPB. Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Diah RL, Sumaryono, Penerjemah; Bandung: Penerbit ITB. Terjemahan dari Plant Physiology.

Setyawan AD, Darusman LK. 2008. Senyawa Biflavonoid pada Selaginella Pal. Beauv. Dan Pemanfaatannnya. Biodiversitas 9(1): 64-81.

Sitompul SM, Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Jogjakarta: UGM Pr.

Tei FA, Scaife A, Aikman DP. 1996. Growth of Lettuce, Onion, and Red Beet. I. Growth Analysis, Light Interception, and Radiation Use Efficiency. Ann. Bot. 78:633-643. Tjitrosoepomo G. 1994. Taksonomi

Tumbuhan. Jakarta: PT Bhratara Karya Aksara.

Tjondronegoro PD, Harran S, Fauzan. 1985. Pengaruh Naungan dan Pemberian Pupuk terhadap Pertumbuhan Semai Meranti (Shorea Pinanga Scheeff., S. Leprosura Mig.) [laporan Hasil Penelitian]. Bogor: FMIPA, IPB.

Widiastuti L, Tohari, Sulistyaningsih E. 2004. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kadar Daminosida terhadap Iklim Mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan dalam Pot. JIlmu Pertanian 11(2):35-42.

Lampiran 1 Data pertambahan cabang tiap minggu pada S. plana (SP), S. willdenovii (SW), dan S. mayeri (SM) pada beberapa tingkat naungan

Minggu Ke-

Naungan Jenis awal 1 2 3 4 5 6 7 8 SP 10.0 17.0 24.0 29.0 35.0 42.0 53.0 62.0 71.0 8.0 13.0 16.0 22.0 25.0 30.0 35.0 41.0 57.0 9.0 13.0 13.0 17.0 21.0 25.0 29.0 35.0 41.0 Rataan 9.0 14.3 17.7 22.7 27.0 32.3 39.0 46.0 56.3 SW 19.0 20.0 21.0 22.0 25.0 26.0 27.0 28.0 30.0 24.0 25.0 26.0 27.0 28.0 29.0 31.0 32.0 34.0 13.0 13.0 14.0 15.0 17.0 19.0 21.0 22.0 23.0 Rataan 18.7 19.3 20.3 21.3 23.3 24.7 26.3 27.3 29.0 SM 6.0 7.0 8.0 8.0 9.0 14.0 15.0 21.0 31.0 6.0 6.0 6.0 6.0 7.0 9.0 11.0 20.0 28.0 8.0 10.0 10.0 11.0 13.0 25.0 33.0 39.0 42.0 0% Rataan 6.7 7.7 8.0 8.3 9.7 16.0 19.7 26.7 33.7 SP 8.0 14.0 20.0 25.0 35.0 41.0 48.0 65.0 89.0 7.0 12.0 17.0 19.0 22.0 27.0 30.0 44.0 58.0 9.0 13.0 17.0 22.0 28.0 37.0 43.0 59.0 76.0 Rataan 8.0 13.0 18.0 22.0 28.3 35.0 40.3 56.0 74.3 SW 19.0 21.0 23.0 26.0 27.0 29.0 30.0 31.0 33.0 13.0 14.0 14.0 15.0 18.0 19.0 20.0 21.0 23.0 15.0 16.0 17.0 19.0 20.0 21.0 23.0 23.0 24.0 Rataan 15.7 17.0 18.0 20.0 21.7 23.0 24.3 25.0 26.7 SM 7.0 8.0 10.0 14.0 15.0 16.0 19.0 21.0 23.0 7.0 8.0 9.0 10.0 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 7.0 7.0 7.0 9.0 9.0 9.0 12.0 19.0 35.0 40% Rataan 7.0 7.7 8.7 11.0 11.3 12.0 14.3 17.7 24.0 SP 10.0 14.0 18.0 23.0 27.0 32.0 41.0 53.0 67.0 9.0 12.0 17.0 23.0 29.0 32.0 40.0 62.0 81.0 8.0 15.0 23.0 30.0 40.0 44.0 52.0 66.0 80.0 Rataan 9.0 13.7 19.3 25.3 32.0 36.0 44.3 60.3 76.0 SW 18.0 21.0 23.0 24.0 26.0 28.0 29.0 30.0 31.0 17.0 18.0 18.0 19.0 21.0 22.0 23.0 26.0 29.0 22.0 23.0 24.0 25.0 26.0 26.0 27.0 27.0 28.0 Rataan 19.0 20.7 21.7 22.7 24.3 25.3 26.3 27.7 29.3 SM 7.0 9.0 9.0 10.0 11.0 13.0 15.0 18.0 20.0 6.0 7.0 8.0 8.0 9.0 11.0 12.0 13.0 14.0 6.0 6.0 7.0 7.0 7.0 9.0 9.0 10.0 11.0 65% Rataan 6.3 7.3 8.0 8.3 9.0 11.0 12.0 13.7 15.0 SP 9.0 11.0 14.0 15.0 19.0 20.0 25.0 31.0 37.0 9.0 10.0 16.0 21.0 27.0 31.0 34.0 38.0 43.0 7.0 9.0 10.0 11.0 15.0 19.0 25.0 28.0 33.0 Rataan 8.3 10.0 13.3 15.7 20.3 23.3 28.0 32.3 37.7 SW 24.0 26.0 28.0 28.0 29.0 29.0 29.0 30.0 31.0 11.0 11.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 16.0 16.0 18.0 18.0 19.0 20.0 21.0 21.0 22.0 Rataan 17.0 17.7 19.3 19.3 20.0 20.3 20.7 21.0 21.7 SM 7.0 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 7.0 9.0 10.0 11.0 13.0 13.0 15.0 16.0 17.0 7.0 9.0 11.0 11.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 80% Rataan 7.0 9.3 10.7 11.3 13.0 13.7 15.0 16.0 17.0

Lampiran 2 Sidik ragam pertambahan cabang total tiga jenis Selaginella pada beberapa tingkat naungan Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung F-tabel

Ulangan 2 106.17 53.08 Naungan (N) 3 1528.97 509.66 8.76 N 4.76 Galat (n) 6 348.94 58.16 Jenis (J) 2 13140.17 6570.08 104.96SN 3.26 Naungan x Jenis (N x J) 6 2078.94 346.49 5.53N 2.36 Galat (n x j) 16 1001.56 62.59 Total 35 18204.75

Keterangan : N = Berbeda nyata, SN = Berbeda sangat nyata pada taraf uji α = 5%

Lampiran 3 Data pertambahan cabang total tiga jenis Selaginella pada beberapa tingkat naungan

Pertambahan cabang Naungan

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Total perlakuan Rataan Selaginella plana 0% 61 49 32 142 47.3 40% 81 51 67 199 66.3 65% 57 72 72 201 67.0 80% 28 34 26 88 29.3 S. willdenovii 0% 11 10 10 31 10.3 40% 14 10 9 33 11.0 65% 13 12 6 31 10.3 80% 7 1 6 14 4.7 S. mayeri 0% 25 22 34 81 27.0 40% 16 7 28 51 17.0 65% 13 8 5 26 8.7 80% 10 10 10 30 10.0 Total ulangan 336 286 305

Lampiran 4 Sidik ragam pertambahan bobot basah total tiga jenis Selaginella pada beberapa tingkat naungan

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F- hitung F- tabel

Ulangan 2 2.13 1.06 Naungan (N) 3 8.35 2.78 7.13N 4.76 Galat (n) 6 2.34 0.39 Jenis (J) 2 27.94 13.96 18.61N 3.26 Naungan x Jenis (N x J) 6 5.85 0.97 1.29TN 2.36 Galat (n x j) 16 12.01 0.75 Total 35 58.61

Lampiran 5 Pertambahan bobot basah total, bobot basah dan bobot kering tiga jenis Selaginella pada beberapa tingkat naungan

Naungan Jenis Ulangan BA BB BB-BA BK BB-BK

S. plana 1 1.3 5.0 3.7 1.3 3.7 2 1.4 3.1 1.7 0.9 2.2 3 1.3 2.7 1.4 0.8 1.9 Rataan 1.3 3.6 2.3 1.0 2.6 S. willdenovii 1 0.9 3.2 2.3 0.7 2.5 2 0.8 4.0 3.2 1.0 3.0 3 0.8 3.3 2.5 0.7 2.6 Rataan 0.8 3.5 2.7 0.8 2.7 S. mayeri 1 0.2 0.6 0.4 0.1 0.5 2 0.2 0.6 0.4 0.1 0.5 3 0.3 1.5 1.2 0.3 1.2 0% Rataan 0.2 0.9 0.7 0.2 0.7 S. plana 1 1.2 6.0 4.8 1.3 4.7 2 1.2 3.5 2.3 0.9 2.6 3 1.3 2.7 1.4 0.7 2.0 Rataan 1.2 4.1 2.8 1.0 3.1 S. willdenovii 1 0.9 2.6 1.7 0.6 2.0 2 0.7 1.2 0.5 0.4 0.8 3 0.9 3.6 2.7 0.9 2.7 Rataan 0.8 2.5 1.6 0.6 1.8 S. mayeri 1 0.4 1.0 0.6 0.3 0.7 2 0.2 0.2 0.0 0.1 0.1 3 0.2 0.3 0.1 0.1 0.2 40% Rataan 0.3 0.5 0.2 0.2 0.4 S. plana 1 1.2 4.3 3.1 0.9 3.4 2 1.1 4.4 3.3 1.0 3.4 3 1.3 4.5 3.2 0.9 3.6 Rataan 1.2 4.4 3.2 0.9 3.5 S. willdenovii 1 0.9 4.5 3.6 0.8 3.7 2 0.8 2.0 1.2 0.5 1.5 3 1.1 3.5 2.4 0.9 2.6 Rataan 0.9 3.3 2.4 0.7 2.6 S. mayeri 1 0.3 0.5 0.2 0.1 0.4 2 0.2 0.5 0.3 0.1 0.4 3 0.2 0.2 0.0 0.1 0.1 65% Rataan 0.2 0.4 0.2 0.1 0.3 S. plana 1 1.4 2.5 1.1 0.6 1.9 2 1.0 3.0 2.0 0.5 2.5 3 1.1 2.1 1.0 0.4 1.7 Rataan 1.2 2.5 1.4 0.5 2.0 S. willdenovii 1 0.9 1.5 0.6 0.5 1.0 2 0.9 1.3 0.4 0.3 1.0 3 0.8 1.5 0.7 0.3 1.2 Rataan 0.9 1.4 0.6 0.4 1.1 S. mayeri 1 0.3 0.5 0.2 0.1 0.4 2 0.2 0.6 0.4 0.1 0.5 3 0.2 0.3 0.1 0.1 0.2 80% Rataan 0.2 0.5 0.2 0.1 0.4 Keterangan: BA = Bobot awal, BB = Bobot basah, BK = Bobot kering

Lampiran 6 Sidik ragam bobot basah tiga jenis Selaginella pada beberapa tingkat naungan Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung F- tabel

Ulangan 2 2.80 1.40 Naungan (N) 3 8.89 2.97 7.35N 4.76 Galat (n) 6 2.42 0.40 Jenis (J) 2 59.82 29.91 41.08N 3.26 Naungan x Jenis (N x J) 6 5.62 0.94 1.29TN 2.36 Galat (n x j) 16 11.65 0.73 Total 35 91.22

Keterangan : N = Berbeda nyata, TN = Tidak berbeda nyata, pada taraf uji α = 5% Lampiran 7 Sidik ragam bobot kering tiga jenis Selaginella pada beberapa tingkat naungan

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung F- tabel

Ulangan 2 0.09 0.05 Naungan (N) 3 0.61 0.20 14.08N 4.76 Galat (n) 6 0.09 0.01 Jenis (J) 2 3.31 1.66 49.83N 3.26 Naungan x Jenis (N x J) 6 0.23 0.04 1.16TN 2.36 Galat (n x j) 16 0.53 0.03 Total 35 4.86

Keterangan : N = Berbeda nyata, TN = Tidak berbeda nyata, pada taraf uji α = 5% Lampiran 8 Uji tanin pada ketiga jenis Selaginella (A) S. plana, (B) S. willdenovii,

(C) S. mayeri pada beberapa tingkat naungan (1) 80%, (2) 65%, (3) 40%, (4) 0%, (5) Alam A B C 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5

Lampiran 9 Uji saponin pada ketiga jenis Selaginella (A) S. plana, (B) S. willdenovii, (C) S. mayeri pada beberapa tingkat naungan (1) 80%, (2) 65%, (3) 40%, (4) 0% (5) Alam

Lampiran 10 Uji flavonoid pada ketiga jenis Selaginella (A) S. plana, (B) S. willdenovii, (C) S. mayeri pada beberapa tingkat naungan (1) 80%, (2) 65%, (3) 40%,

(4) 0%, (5) Alam A 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 C 5 B 2 1 3 4 5 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 B C A C

Lampiran 11 Nilai rata-rata intensitas cahaya, suhu udara, dan suhu tanah di bawah naungan selama masa percobaan

Kerapatan Naungan (%) Jenis Pengamatan

0 40 65 80 Intensitas cahaya (lux) 816-1406 85-441 97-440 48-80 Suhu udara (oC) 31.5 ± 9.5 31.5 ± 9.5 31.5 ± 9.5 31.5 ± 9.5 Suhu tanah (oC) 30.0 ± 3.0 28.3 ± 3.7 27.8 ± 3.2 28.8 ± 5.2

Dokumen terkait