• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agustina, F. 2005. Studi Fitoplankton Yang Berpotensi Menyebabkan Red Tide Di Pantai Timur Surabaya. Tugas Akhir program Studi Biologi, ITS Surabaya. Akbar, S. 2001. Pembesaran Ikan Kerapu Bebek dan Kerapu Macan di Keramba Jaring

Apung. Pengembangan Agribisnis Kerapu. Prosiding Lokakarya Nasional. RISTEK-DKP-BPPT. Jakarta.

Alianto., Enan M., Adiwilaga., dan Ario, D. 2008. Produktivitas Primer Fitoplankton Dan Keterkaitannya Dengan Unsur Hara Dan Cahaya Di Perairan Teluk Banten. Jurnal Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, XV(1): 21-26. Arif, D.S. 2007. Kandungan Zat Hara Fosfat Pada Musim Barat Dan Musim Timur Di

Teluk Hurun Lampung. Jurnal Teknologi Lingkungan. VIII (3): 207-210. Boney, A.D. 1982. New Studies in Biology Phytoplankton. Edward Arnold Pub. Ltd.

London. 118 pp.

Boyd, C.E. (1991), Water quality and Aeration in Shrimp Farming. Auburn University, Alabama. Brimingham Publishing Co,Birmingham, Alabama.

Brusle’ J. 1995. The Impact of Harmful Algal Blooms on Finfish. Mortality, Pathology and Toxicology. Prepignan cedex. France. 65pp.

Cholik, F., Jagadraya, A.G., Poernomo, R.P., dan Jauji, A. 2005. Akuakultur Tumpuan Harapan Masa DepanBangsa. Masyarakat Perikanan Nusantara dan Taman Akuarium Air Tawar. Jakarta. 415 hal.

Dianthani, D. 2003. Identifikasi Jenis Plankton di Perairan Muara Badak, Kalimantan Timur. Bogor: Makalah Falsafah Sains (PPs 702).

Edward., dan M.S. Tarigan. 2003. Pengaruh Musim Terhadap Fluktuasi Kadar Fosfat Dan Nitrat Di Laut Banda. Jurnal Oseanografi, VII(2): 82-89.

Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Ferianita, F.M., Herman H., L.C. Sitepu. 2005. Komunitas Fitoplankton Sebagai Bio-Indikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Seminar Nasional MIPA 2005. FMIPA-Universitas Indonesia, 2426 November 2005. Jakarta.

Frits, T., Ockstan, K., Robert, R. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. Jurnal Budidaya Perairan, I (2): 8-19.

Garno, Y.S. 2000. Daya Tahan Beberapa Organisme Air Pada Pencemar Limbah Deterjen. Jurnal Teknologi Lingkungan: 212 – 218.

Ghufron, M.H.K., dan Andi Baso T. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka Cipta.

Fonny J.L.R dan S.B.Prayitno. 2011. Kajian Zat Hara Fosfat, Nitrit, Nitrat dan Silikat di Perairan Kepulauan Matasiri, Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan, XVI (3): 135-142.

Hadick, W., dan Supriatna J. 1988. Pengembangan Udang Galah dalam Hatchery dan Budidaya. Kanisius. Yogyakarta.

Hardjojo, B,. dan Djokosetiyanto. 2005. Pengukuran dan Analisis Kualitas Air. Edisi Kesatu, Modul 1-6. Universitas Terbuka. Jakarta.

Hasani, Q., E.Mulyana., Adi W., N.T.M. Pratiwi. 2012. Hubungan antara Fenomena Harmfull Algal Blooms (HABs) Dengan Unsur Hara di Perairan Sekitar Lokasi Budidaya Perikanan Kabupaten Pesawaran Teluk Lampung.Makara Journal of Science, XVI (3): 183-191.

Hendrawati., Tri H. P., Nuni N. R. 2007. Analisis Kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit) pada Tambak Air Payau akibat Rembesan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Jurnal Kelautan dan Perikanan, (8): 135-143.

Hutagalung, H.P. dan Rozak, A. 1997. Metode Analisis Air Laut,Sedimen dan Biota. Jakarta. (Buku 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI. 182 hal.

Indah, L.S. 2010. Kelimpahan Bakteri Fosfat Di Padang Lamun Teluk Banten. Jurnal Oseanologi dan Limnologi, XXXVI (1): 21-35.

Izzati, M. 2011. Perubahan Kandungan Ammonia, Nitrit dan Nitrat Dalam Air Tambak Pada Model Budidaya Udang Windu Dengan Rumput Laut Sargassum plagyophyllum dan Ekstraknya. Bioma, XIII(2): 80-84.

Junaidi, A. 2012. Identifikasi lokasi untuk pengembangan budidaya keramba jaring apung (KJA) berdasarkan faktor lingkungan dan kualitas air di perairan pantai timur Bangka Tengah. Jurnal Kelautan dan Perikanan, I (1): 78-85.

Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). 2004. Keputusan Menteri KLH No. 51/2004 Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. KLH, Jakarta.

Kim, D.O.T., Muramatsu, T., Matsuyama, Y., Honjo, T. 2002. Possible factors responsible for toxicityof Cochlodinium polykrikoides, a red tide

phytoplankton. Comp Biochem Physiol C Toxicol Pharmacol. Aug:132(4): 415-23.

Kotaki, Y.2003. Production of domoic acid by diverse spesies of pennate diatoms. Fisheries science suppl. I (68): 525-528.kungan perairan laut. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI: 240-245. Kerjasama Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN dan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK. Jakarta.

Lagus, A.,Suomela, J.,Wethoff, G., Heikkila, K., Helminen, H., and Sipura, J. 2004. Species-Specific Differences in Phytoplankton Responses to N and P Enrichment and the N:P Ration in The Archipelago Sea, Northern Baltic Sea. Journal of Plankton Research, XXVI(7): 779-798.

Makmur, M. 2009. Pengaruh Upwelling Terhadap Ledakan Alga (Blooming Algae) Di Lingkungan Perairan Laut. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah: 240-245.

Maso, M., and Garces, E. 2006. Harmful Microalgae Blooms (HAB); Problematic And Conditions That Induce Them. Marine Pollution Bulletin: (53) 620–630. Muawanah., A. Pitoyo., N. Sari., dan T. Haryono. 2008. Tingkat Sanitasi Kerang

Anadara sp. di Teluk Hurun Lampung.

http://www/rcaprpb.com/userfiles/files/bltavol5no2_2006/pertelukhurunpdf [26 Agustus’14].

Muchtar, M. 2012. Distribusi Zat Hara Fosfat, Nitrat Dan Silikat Di Perairan

Kepulauan Natuna. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, IV (2): 304-317.

Nastiti, A.S.,Krismono., dan Katamihardja E.S. 2001. Dampak Budidaya Ikan Dalam Jaring Apung Terhadap Peningkatan Unsur N dan P di Perairan Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, Jakarta VII(2): 22–30

Nontji, A. 2006. Tiada Kehidupan Di Bumi Tanpa Keberadaan Plankton. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (pusat penelitian oseanografi). Jakarta.

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara (Edisi revisi). Penerbit Djambatan. Jakarta. Nurrachmi, I. 2000. Hubungan konsentrasi Nitrat dan Fosfat dengan kelimpahan

Diatom (Bacillariophyceae) di perairan pantai Dumai Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan IV(12): 47-58.

Nurfadillah. 2012. Komunitas fitoplankton di perairan Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Jurnal Manajemen Sumberdaya Perikanan, I(2): 93-98.

Nybakken, J.W.1992. Suatu Pendekatan Ekologis. Tejemahan dari marine biology: An Ecological Approach. Alih Bahasa : M.Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen dan M.Hutomo. Gramedia, Jakarta. 459 hal.

Pangkey, H. 2008. Aquaculture Development on The Islands of Tidore City. Jurnal Perikanan dan Kelautan, IV (2): 27-34.

Panggabean, L.M.G. 2006. Toksin Alam Dari Mikroalgae. Jurnal Oceana. XXXI (3): 1-2 Praseno, D.P., dan Sugestiningsih. 2000. Retaid di Perairan Indonesia. Pusat Penelitian

dan Pengembangan Oseanografi-LIPI. Jakarta. 82 hal.

Richard, M., Sipriana S. T., Yoppy, M. 2013. Analisis kualitas fisika kimia air di areal budidaya ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Budidaya Perairan, I (2): 29-37.

Rokhim, K. 2009. Analisa Kelimpahan Fitoplankton dan Ketersediaan Nutrien (Nitrat dan Fosfat) Di Perairan KecamatanKwanyar Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan, II(2): 7-16.

Romimohtarto, K., dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut (ilmu pengetahuan tentang biota laut). Penerbit Djambatan. Jakarta.

Romimohtarto, K. 2003. Kualitas Air dalam Budidaya Laut. www.fao.org/docrep/field/003 (26 Agustus 2014).

Saiwei, C. and L. Hongying. 2004. Distribution of dissolved inorganik phosphat in Nansha Islands Sea Area, South China Sea. Marine Science Bulletin, VI(1): 32-37.

Sandra, K., 2012. Studi Kelimpahan Diatom dan Konsentrasi Nitrat Pada Saat Pasang dan Surut di Perairan Pantai Sekitar Kawasan Depo Pertamina Tanjung Uban Kepulauan Riau. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.

Sediadi, A. 2004. Dominasi Cyanobacteria Pada Musim Peralihan Di Perairan Laut Banda Dan Sekitarnya. Makara Sains, VIII (1): 1-14.

Shidarta, B.R. 2005. The current status of resaerch on harmfull algal blooms (HAB) in Indonesia. Journal of Coastal Development, VI (2): 73-85.

Simanjuntak, M. 2012. Kualitas Air Laut Ditinjau Dari Aspek Zat Hara, Oksigen Terlarut dan pH Di Perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, IV (2): 290-303.

Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Cv Alfabeta. Bandung.

Sunarto., Sri A., Herman H. 2003. Efisiensi Pemanfaatan Energi Cahaya Matahari oleh Fitoplankton dalam Proses Fotosintesis. Jurnal Akuatika, II (2): 1-9. Suryanto, A.M. 2011. Kelimpahan Dan Komposisi Fitoplankton Di Waduk Selorejo

Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Jurnal Kelautan, IV(2 ): 34-39. Sutomo. 2005. Kultur Tiga Jenis Mikroalga (Tetraselmis sp., Chlorella sp dan

Chaetoceros gracilis) dan Pengaruh Kepadatan Awal Tehadap

Pertumbuhan C.gracilis. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 15 hal.

Wardhana, Wisnu. 1997. Teknik Sampling, Pengawetan dan Analisis Plankton. [Jurnal] Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.

Wetzel, R.G. 1983. Limnology. Second edition.Saunders College Publishing, Toronto. Wiadnyana, N. N., dan D. P. Praseno. 1997. Dampak Munculnya Spesies Red Tide Terhadap Perikanan Di Indonesia.Terubuk. XXIII (69): 15-25.

Wiadnyana, N. N. 1996. Mikroalga Berbahaya Di Perairan Indonesia. Oseanologi dan Limnologi Di Indonesia. (29):15-28.

Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Widyorini, N., dan Ruswahyuni. 2008. Sebaran Unsur Hara Terhadap Struktur Komunitas Plankton Di Pantai Bandengan Dan Pulau Panjang, Jepara. Jurnal Saintek Perikanan, III (2): 23-26.

Wihartoyo. 1994. Budidaya Makro Alga di BBL Lampung. Makalah Budidaya (tidak dipublikasikan). Fakultas Perikanan. IPB.Bogor. 65 hal.

Yudha, I.G. 2009. Karakteristik Biofisik Perairan dan Permasalahan Pengembangan Wilayah Pesisir Kecamatan Padang Cermin dan Punduh Pidada, Kabupaten Lampung Selatan. www.unila.ac.id [8 Februari 2014].

MOTO

Dokumen terkait