• Tidak ada hasil yang ditemukan

Astawan. M dan Andreas. L.M. (2008). Khasiat Warna-Warni Makanan. Penerbit Pustaka Utama. Jakarta. Halaman 128-130.

Bangar, R.I. (2019). Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana dan Fraksi Etil Asetat daun Sibo (Leea indica F) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Skripsi. Medan. Universitas Sumatera Utara. Halaman 32-33.

Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.

Penerbit Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK). Universitas Andalas. Padang. Halaman 1.

Depkes RI (1994). Pedoman Pencatatan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Halaman 570-571.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 203-204.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 300-304.

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 401-404.

Emran, T . B., Rahman, Md. A., Hosen, S.M.Z., Khanam, U.H., dan Saha, D.

2012. Antioxidant, cytoxic and phytochemical proporties of ethanol extract of Leea Indica leaf. Journal of Pharmacy Research. Vol 5(5).Halaman 2938-2941.

Ernaini, Y., Agus, S., Rinto (2012). Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Klorofil dan Senyawa Fitokimia Daun Kiambang (Salvinia molesta Mitchell) dan Peranan Rawa. Jurnal. Program Studi Teknologi dan Hasil Perikanan, Universitas Sriwijaya.

Fransworth, N.R. (1996). Biological and Phytochemical Screening of Plants.

Journal of Pharmaceutical Science: Halaman 255-276.

Gibson, M., Kasman., dan Iqbal. (2017). Analisa Kualitas Klorofil Daun Jarak Kepyar (Ricinus comunis L) Sebagai Bahan Pewarna Pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). Jurnal. Fakultas MIPA. Universitas Tadulako.

Halaman 33.

Gross, J. (1991). Pigmen in Vegetables Chlorophylls and Carotenoids. Springer Sciences Bussines Media New York. New York. Halaman 3-4.

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern menganalisa Tumbuhan. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.

Terbitan Kedua. Bandung: ITB. Halaman 71, 130-147.

Heriyanto dan Leenawaty, L. (2006). Komposisi dan Kandungan Pigmen Utama Tumbuhan Taliputri Cuscuta australis R.Br. dan Cassytha filiformis L.

Jurnal. Satya Wacana Cristian University. Salatiga. Halaman 71-72.

Inanc, A.L. (2011). Clorophyll Structural Properties, Healt Benefits and Its Occurrence in Virgin Olive Oil. Departemen of Food Enginering.

Kahramanmaras. Turkey. Halaman 26-27.

Kamagi, L., Julius, P., dan Lidya, I.M. (2017). Analisis Kandungan Klorofil Pada Beberapa Posisi Anak Daun Aren (Arenga pinnata) dengan Spektrofotometer UV-Vis. Fakultas MIPA. Jurnal. Unsrat. Manado.

Halaman 51.

Khare, C.P. (2007). Indian Medicinal Plants. New Delhi: Springer Science and Business Media, LLC. Halaman 366.

Leba. M.A.U. (2017). Buku Ajar Ekstraksi dan Real Kromatografi. Yogyakarta.

Deepublish. Halaman 46-50.

Mabry, T.J., Markham, K.R., Thomas, M.B. (1970). The Sistematic and Identification of Flavonoids . Springer Verlag. New York. Halaman 47.

Markham, K. R. (1998). Cara Mengidentifikasi Flavonoida. Terjemahan Kosasih Padmawinata. Bandung: ITB Press. Halaman 41-43. 47.

Miller, E.C. (1931). Plant Physiology. Edisi Pertama. Mcgraw hill book company.

London. Halaman 422.

Mishra, V.K., Bacheti., dan Azamal, H. (2011). Medical Uses of Chlorophyll: A Cricital Overview. Journal. Faculty of Natural and Computational Sciences. India. Halaman 2.

Pareek, S., Narashans, A.S., Sunil, S., Vinay,K., Tripti,A., Gustavo, A.G.A., dan Elhadi, M.Y. (2018). Chlorophylls Chemistry and Biological Function.

Journal. National Institute of Food Technology Entrepreneurship and Management (NIFTEM). Halaman 269-270.

Rialita, K.M., Gayatri, C., Frenly, W. (2013). Analisis Kafein dalam Kopi Bubuk di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Farmasi. Program Studi Farmasi FMIPA. UNSRAT. Manado. Halaman 123.

Riyono, S.H. (2007). Beberapa Sifat Umum dari Klorofil Fitoplankton. Jurnal Pusat Penelitian Oseanografi. LIPI. Jakarta. Halaman 24-26.

Robinson, T. (1991). Kandungan organik Tumbuhan Tinggi. ITB, Bandung, Indonesia. Halaman 191-193.

Rohman, A. (2009). Kromatografi Untuk Analisis. Cetakan I. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Halaman 217.

Rosang, C.I., Billy, T.W (2016). Penentuan Kandungan Pigmen Klorofil pada Lamun Jenis Halophile ovalis di Perairan Malalayang. Jurnal Penelitian.

Manado. Halaman 15-18.

Sastrohamidjojo. (1985). Kromatografi. Edisi I. Cetakan I. Yogyakarta. Liberty Press. Halaman 16-18.

Silverstein, R. M., Francis X. Webster dan David J Kiemle. (2005). Spectrometric Identification Of Organics Compounds. New Jersey: John Wiley dan Sons.Inc. Halaman 79-80.

Srinivasan, G.V. (2008). Identification of chemical compunds from the leaves of Leea indica.Acta Pharm. 58(2008). 207-214.

Steenis, C. G. J.V. (1976). Flora Malesiana. Volume 7 part 4. Leyden:

Noordhoff international Publishing. Halaman 779-781.

Sumbono. A. (2019). Biomolekul. Penerbit Budi Utama. Yogyakarta. Halaman 254-255.

Syaifuddin., Edi,S., Nur, M.A.K., Siska, F. (2015). Etnobiologi Tumbuhan Hutan Berkhasiat Obat di Desa Mandiangin Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Balai Penelitian Kehutanan Banjar Baru. Jurnal Penelitian. Kalimantan Selatan. Halaman 3.

Watson, D.G. (2005). Analisis Farmasi. Edisi Kedua. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. Halaman: 56-59.

Widyawati, S.A. (2017). Isolasi Pigmen Tanaman Dengan Kromatografi Kolom.

Skripsi. Universitas Darussalam Gontor. Halaman 6-11.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan daun sibo

Tumbuhan Sibo

Daun Sibo

Lampiran 3. Simplisia dan serbuk daun sibo

Simplisia daun sibo

Serbuk simplisia daun sibo

Lampiran 5. Bagan kerja penelitian

dicuci dari pengotor sampai bersih ditiriskan

ditimbang berat basahnya (2,1 kg) dikeringkan pada lemari pengering dengan suhu 40-50°

ditimbang berat keringnya

dihaluskan dengan blender

disimpan dalam wadah yang tertutup rapat sebelum digunakan

Daun Sibo (2 kg)

Simplisia daun sibo (1,3) kg) diuapkan dengan rotary evaporator

Di KLT dengan : ml dan aseton:metanol (8:2) 10 ml.

Lampiran 6. Bagan Isolasi Ekstrak Cair Daun Sibo Ekstrak Aseton Daun

Di KLT dengan : ml dan aseton:metanol (8:2) 10 ml.

Di KLT dengan : ml dan aseton:metanol (8:2) 10 ml.

Lampiran 7. Kromatogram hasil KLT ekstrak daun sibo (klorofil b) ; k : kuning (ksantofil).

bp

Lampiran 7. Lanjutan Fase Gerak = Aseton

a b c

Fase Gerak = n-heksan:aseton (7:3)

a b c

Keterangan: Fase diam : silika gel 60 F254 ; a : pelarut aseton ; b: pelarut metanol, c: pelarut n-heksan; tp : titik penotolan; bp: batas pengembang;

hb:hijau biru (klorofil a); hk: hijau kuning (klorofil b) ; k : kuning (ksantofil).

tp

Lampiran 7. Lanjutan

Fase Gerak = Metanol:aseton (8:2)

a b c

Keterangan: Fase diam : silika gel 60 F254 ; a : pelarut aseton ; b: pelarut metanol, c: pelarut n-heksan; tp : titik penotolan; bp: batas pengembang; hb:

hijau biru (klorofil a); hk: hijau kuning (klorofil b) ; k : kuning (ksantofil).

tp tp tp

bp bp

bp

hk hk

Lampiran 8. Harga Rf hasil KLT ekstrak daun sibo

Lampiran 9. Hasil KLT dari fase gerak terbaik

Keterangan: Fase diam : silika gel 60 F254 ; Fase gerak : n-heksan:aseton (7:3); x : Pelarut: aseton; y: pelarut metanol; z: pelarut n-heksan; tp: titik penotolan; bp: batas pengembang.

x y z

tp bp

Lampiran 10. Harga rentang Rf berdasarkan pelarut dan fase gerak Rentang Rf Berdasarkan Pelarut

No. Pelarut Warna Jenis Pigmen Rentang Rf

1. Metanol Hijau Biru Klorofil a 0,2625-0,5250 Hijau Kuning Klorofil b 0,2250-0,6500 Kuning Karotenoid 0,1125-0,8000 2. Aseton Hijau Biru Klorofil a 0,5875-0,8875 Hijau Kuning Klorofil b 0,2875-0,8500 Kuning Karotenoid 0,3125-0,7125

3. n-heksan Kuning Karotenoid -

Rentang Rf Berdasarkan Fase Gerak

No. Fase Gerak Warna Jenis Pigmen Rentang Rf

1. Metanol Hijau Biru Klorofil a 0,2875

Hijau Kuning Klorofil b 0,3375-0,4125

Kuning Karotenoid 0,7125

2. Aseton Hijau Kuning Klorofil b 0,375-0,8375

3. n-heksan Kuning Karotenoid 0,1125-0,5

4. n-heksan:aseton (7:3)

Kuning Karotenoid 0,35-0,9375 5. Aseton:metanol

(8:2)

Hijau Kuning Klorofil b 0,4625-0,475

Lampiran 11. Kromatogram hasil KLT preparatif

Keterangan: Fase diam : silika gel 60 F254 ; fase gerak : n-heksan:aseton (7:3);

pelarut aseton; tp : titik penotolan; bp:batas pengembang; ct: coklat tua; hb: hijau biru (klorofil a); hk: hijau kuning (klorofil b); k:

kuning,(ksantofil).

cm bp

k K ct

hb k

hk hb

hk

tp cm

cm

Lampiran 12. Harga Rf hasil KLT preparatif

6

5 4

3

2 1

tp bp Lampiran 13. Proses Pengerokan noda dari KLT preparatif

Keterangan: Fase diam : silika gel 60 F254 ; fase gerak : n-heksan:aseton (7:3);

pelarut aseton; tp : titik penotolan; bp:batas pengembang; 1: bercak 1 hasil pengerokan; 2: bercak 2 hasil pengerokan; 3: bercak 3 hasil pengerokan; 4: bercak 4 hasil pengerokan; 5: bercak 5 hasil pengerokan; 6: bercak 6 hasil pengerokan.

Lampiran 13. Lanjutan

Keterangan: 1: serbuk bercak 1 hasil pengerokan; 2: serbuk bercak 2 hasil pengerokan; 3: serbuk bercak 3 hasil pengerokan; 4: serbuk bercak 4 hasil pengerokan; 5: serbuk bercak 5 hasil pengerokan; 6: serbuk bercak 6 hasil pengerokan.

1 2 3

4 5 6

Lampiran 13. Lanjutan

Keterangan: pelarut: metanol; a: larutan bercak 1 hasil pengerokan; b: larutan bercak 2 hasil pengerokan; c: larutan bercak 3 hasil pengerokan; d:

larutan bercak 4 hasil pengerokan; e: larutan bercak 5 hasil pengerokan; f: larutan bercak 6 hasil pengerokan.

a b c

d e f

1 2 3 4 5 6

tp bp Lampiran 14. Hasil KLT Preparatif

Keterangan: Fase diam : silika gel 60 F254 ; fase gerak : n-heksan:aseton (7:3);

pelarut aseton; tp : titik penotolan; bp:batas pengembang; 1: bercak 1 hasil pengerokan; 2: bercak 2 hasil pengerokan; 3: bercak 3 hasil pengerokan; 4: bercak 4 hasil pengerokan; 5: bercak 5 hasil pengerokan; 6: bercak 6 hasil pengerokan.

Lampiran 15. Hasil Identifikasi Panjang Gelombang Sampel

Pelarut Aseton

Lampiran 15. Lanjutan

Pelarut Metanol

Lampiran 15. Lanjutan

Pelarut n-heksan

Lampiran 16. Hasil Identifikasi Isolat Klorofil A

Lampiran 16. Lanjutan

Klorofil B

Lampiran 17. Alat Spektrofotometer UV-Vis

Dokumen terkait