• Tidak ada hasil yang ditemukan

Achmadi SS. 1992. Teknik Kimia Organik. Bogor : Bogor : Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Adnan M. 1997. Teknik Kromatografi dalam Analisis Bahan Pangan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Anonimus. 2004. Rahasia Di Laut Dalam. http://desslosqualene.tripod.com/. [8 Desember 2004]

Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedamawati, Budiyanto S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor : Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.

Barton R. 1977. The Oceans. Di dalam Fleming NC, editor. The Undersea. New York : Mcmillan Publishing Co. Inc.

Bell SM. 1984. Antibiotic Sensifity Testing by The CDS Methods. New South Wales : Di dalam Clinical Microbiology Up Date Programme. Edited by N Hertwig. The Prince Wales Hospital.

[BPPMHP] Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. 1993. Standar Nasional Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan. Branen AL, Davidson PM. 1993. Antimicrobial in Foods. Ed ke-2. New York :

Marcell Dekker, Inc.

[BRKP] Balai Riset Kelautan dan Perikanan. 2001. Pengkajian Stok Ikan di Perairan Indonesia. Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan.

Carballo JL, Hernandez-Inda ZL, Perez P, Garcia-Gravalos MD. 2002. A Comparison Between Two Brine Shrimp Assay to Detect in Vitro Cytotoxicity in Marine Natural Product. BMC Biotechnology Sep 23:2 (1):17

Charley H. 1982. Food Science. Second Edition. New York : John Wiley and Sons.

[CCOHS] Canadian Center for Occupational Health and Safety. 1999. What does LD50 and LC50 mean. www.cchos.ca/chemicals/LD50.html. [3 Desember 1999].

Darusman LKD, Sajuthi, Komar, Pamungkas J. 1995. Naskah Seminar : Ekstraksi Komponenen Bioaktif sebagai Bahan Obat dari Karang-Karang, Bunga Karang, dan Ganggang di Perairan P. Pari Kepulauan Seribu. Buletin Kimia 10: 18-30.

Direktorat Jendral Perikanan Tangkap. 2001. Statistik Perikanan Indonesia Tahun 1999. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan.

FAO. 1972. Food Composition Table for Use in East Asia. Rome : Food and Agricultural Organization of the United Nation.

Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Bogor : Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.

Frazier WC, DC Westhoff. 1978. Food Microbiology. New Delhi : Mc. Graw – Hill Publisher Co. Limited.

Gloerfelt TT, PJ Kailola. 1984. Trawled Fishes of Southern Indonesia and Northwestern Australian. The Directorate General of Fiosheries, Indonesia.Harborne, JB. 1973. Phytochemical Methods. London : Chapman and Hall Ltd.

Hadiwiyoto S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta : Penerbit Liberty.

Harborne JB. 1973. Phytochemical Methods. London : Chapman and Hall Ltd. Hardiansyah, Briawan D. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan..

Bogor : Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Institut Pertanian Bogor.

Harper LJ, BJ Deaton dan JA Driskel. 1988. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Sutarjo, penerjemah ; Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Terjemahan dari : Food, Nutrition and Agrculture.

Hedgpeth JW. 1957. Clasification of Marine Enviroment. Di dalam: Hedgpeth, J.W., editor. 1963. The Treatise on Marine Ecology and Paleoecology. Vol 1. Ecology. Washington D. C : America-Commite of Division of Earth Science, National Research Council. National Academy of Sciencies.

Ilyas S. 1983. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan. Jilid I : Teknik Pendinginan Ikan. Jakarta : CV. Paripurna.

Isnansetyo AK. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplanton. Yogyakarta : Kanisius.

Jamal Y, Agusta A, Pratiwi. 2003. Chemical Composition and Antibacterial Activity of Essential Oil of Gedebong Berries (Piper aduncum L.). Indonesian J of Pharmacy 14(1): Aspen Publishers.

Kamrin MA. 1997. Pesticide Profile : Toxicity, Enviromental, Impact and Fate. Boca Raton : Lewis Publisher.

Khusniya T. 2004. Penapisan Awal Senyawa Antibakteeri dan Antioksidan dari Kulit Batang Sentigi (Pempis acidula) [Skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Lehninger AL. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: M. Thenawidjaja.

Nur MA, Adijuwana H. 1989. Teknik Pemisahan dalam Analisis Biologi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bogor : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati, Institut Pertanian Bogor.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. Eidman M, penerjemah; Jakarta: Penerbit Gramedia. Terjemahan dari: Marine Biology : An Ecological Approach.

Nybakken, JW. 1982. Marine Biology : An Ecological Approach, 3rd Ed. USA: Harper Collins College Publishers.

Parish ME, Davidson PM. Method for Evaluation. Dalam : Davidson PM, Branen AL, Editor. Antimicrobial in Food. Edisi ke-2. New York : Marcel Dekker, Inc. hlm 597-612.

Parin N, Paxton J. 1990. Australia’s East Coast Gemfish. Vol. 49. No. 5. Australia: Australian Fisheries.

Pasaribu BP. 2003. Doperlukan Konsorsium Ilmiah untuk Eksplorasi Laut Dalam. http//:www. Kompas.com. [17 Desember 2004]

Pelczar MJ, Reid RD. 1977. Microbiology. Tokyo : Mc. Graw–Hill Book Co, Inc., Kogusha Co. Ltd.

Pelczar MJ, Chan ECS. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Hadioetomo RS, Imas , Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari Elements of Microbiology.

Perkins C. 1992. Seafood Handbook, The Andvanced, Selling The Benefit; Taste, Nutrition and Safety. USA : Rockland, Maine.

Pipkin BW et al. 1987. Laboratory Exercise in Oceanography, 2nd Ed. New York : W. H. Freeman and Company.

Riana, A. 2000. Nutrisi Ikan Tuna. www.asiamaya.com/nutrients/ikantuna. [15 Agustus 2005]

Santoso, J. 1998. Pengaruh Sumber Protein dan Minyak Dalam Ransum Terhadap Jumlah dan Komposisi Asam Amino dan Asam Lemak Otak serta Kemampuan Belajar Tikus Percobaan [tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Prtanian Bogor.

Septarina, DG. 1999. Evaluasi Nilai Derajat Keasaman (pH), Daya Hantar Listrik dan Organoleptik Daging Ikan Tuna Segar pada Berbagai Tingkatan Mutu [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Shahidi F, Naczk M. 1995. Food Phenolic. Lancester-Basel : Technomic Publishing Co.Inc.

[SNI] Standar Nasional Indonesia 01-2345. 1991. Uji Organoleptik Ikan Segar. Jakarta : Dewan Standarisasi Indonesia.

Soselia J, Rustam R. 1993. Penelitian Ikan Laut Dalam di Perairan Tanimbar. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. 80:57-62.

Sparre T. 1965. Fish Meal : Manufacturing, Proferties, and Utilization. Di dalam: Borgstrom G. Fish and Food, Vol.III. New York : Ascademic Press. 411-443 pp.

Suhartini S. 2003. Penapisan Awal Caulerpa racemosa, Sesuvium Portulacastrum, xylocarpus granatum dan Ulva lactuna sebagai Antimikroba [Skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Sudarmadji S, Suhardi BH. 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Liberty Yogyakarta Bekerja Sama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada.

Suwandi R. 1990. Pengaruh Proses Penggorengan dan Pengukusan terhadap Sifat Fisiko-kimia Protein Ikan Mas (Cyprinus carpio L). [Tesis]. Bogor : Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Tortora GJ, Funke BR, Case CL. 1989. Microbiology and Introduction. Ed ke-3. California: The Benjamin/Cumming Publisher Company, Inc.

Trevors JT. 1986. Bacterial Growth and Activity as Indicators of Toxicity. Di dalam: Bitton G, Dutka BJ, editor. Toxicity Testing Using Microorganisms. Volume ke-1. Florida: CRC Pr, Inc.

Walpole, RE. 1992. Pengantar Statistik. Edisi ke-3. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Winarno FG. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wisconsin M. 2002. Staphylococcus. Kenneth Todar University. Departement of Bacteriology. http://www.bact.wise.edu//Bact330/lecturestaph. [14 Desember 2004]

Lampiran 1. Score Sheet uji organoleptik ikan basah Jenis ikan :

Panelis : Tanggal :

Berilah tanda (X) pada kolom nilai yang telah disediakan

Kode Contoh

Spesifikasi Nilai

A. Mata

* Bola mata menonjol, pupil hitam cerah mengkilat, kornea selaput mata jernih

9

* Bola mata agak cekung, warna pupil berubah keabuan, kornea agak keruh

7

* Bola mata agak cekung, pupil putih susu, kornea keruh 4 * Bola mata dan bagian hitamnya tenggelam, tampak lender

kuning yang tebal

1

B. Insang

* Warna merah cemerl;ang, bersih tanpa lender yang berasal dari bakteri, Bau segar spesifik dengan jenisnya

9

* Insang mulai timbul kepudaran warna dari merah muda ke merah coklat, tampak agak berlendir, bau asam lebih nyata

7

* Perubahan warna lebih nyata, lender tebal, bau lebih menusuk 4 * Warna jadi merah coklat sampai coklat atau kelabu, tertutup dengan lender tebal

1

C. Lendir pada permukaan kulit

* Lapisan lender tipis homoge n, jernih/transparan, mengkilap cerah, tidak ada perubahan warna

9

* Lendir di permukaan kulit mulai mengedap keruh, agak putih susu, kecerahan mulia suram

7

*Lendir tebal tidak merata, terjadi penggumpalan, mulai timbul berbagai penyimpangan warna

4

*Lendir berwarna kekuningan sampai coklat dan tebal tidak merata, kecerahan hilang, pemutihan nyata, terjadi pengeringan lender karena udara

1

D. Tekstur

* Padat, kenyal, sulit menyobek daging dari tulang belakang, kadang-kadang agak lunak sesuai dengan jenisnya

9

* Daging agak lunak, belum ada bekas jari bila ditekan 7

* Lunak, bekas jari lama hilangnya 4

* Sangat lunak, bekas jari tak mau hilang, sisik banyak yang hilang, mudah disobek dari tulang belakang

1

E. Bau

* Segar, bau laut, bau spesifik menurut jenis 9 *bau susu, belum ada bau asam, ada bau-bau ikan asin atau bau cold storage

7

* Bau asam asetat, bau rumput laut atau bau sabun 4

Lampiran 2. Berat molekul asam amino

Berat Molekul Asam Amino (µg/µmol)

Jenis Asam Amino Berat Molekul

Asam Aspartat 133,10 Asam Glutamat 147,10 Serin 105,09 Histidin 155,16 Glisin 75,05 Treonin 119,12 Arginin 174,20 Alanin 89,09 Tirosin 181,19 Metionin 144,21 Valin 117,15 Fenilalanin 165,19 Isoleusin 131,17 Leusin 131,17 Lisin 146,19

Lampiran 3. Contoh perhitungan asam amino

luas area contoh

x konsentrasi standar x 5 ml x BMA x 100 luas area standar

% asam amino =

bobot sampel

Ikan famili Nomeidae 144157 x 2,5 mol/ml x 5 ml x 147,10 µgr/µmol x 100 206882 % asam glutamat = 250000 µg % asam amino = 0,5130

Lampiran 4. Contoh perhitungan persen ekstrak

Massa ekstrak kasar (gram)

Ekstrak (%) = x 100%

Massa sampel (gram)

0,0564 gram

Ekstrak (%) = x 100% 24,4200 gram

Lampiran 5. Contoh perhitungan konsentrasi ekstrak kasar daging ikan laut dalam

• Untuk uji aktivitas antibakteri

Perhitungan konsentrasi ekstrak pada uji aktivitas antibakteri Diketahui : Konsentrasi ekstrak (s) = 700 µg/ml

Volume ekstrak pada paper disc (p) = 20 µl Volume pelarut (q) = 0,1 ml = 100 µl Volume media agar (r) = 15 ml Ditanya : Berat ekstrak yang dibutuhkan (X) ?

Jawab : Konsentrasi ekstrak ditentukan dengan persamaan sebagai berikut

X x p q Konsentrasi ekstrak (s) = r µg X (g) x 106 g x 20 µl 100 µl 700 µg/ml = 15 ml = 52500 µg = 0,0525 g

Jadi untuk mendapatkan ekstrak dengan konsentrasi 700 µg/ml maka diperlukan berat ekstrak sebesar 0,0525 g.

• Untuk uji toksisitas terhadap Artemia salina Perhitungan konsentrasi ekstrak pada uji aktivitas antibakteri Diketahui : Konsentrasi ekstrak (s) = 50 µg/ml

Volume ekstrak pada tiap gelas (p) = 20 µl Volume pelarut (q) = 1 ml = 1000 µl Volume media agar (r) = 20 ml Ditanya : Berat ekstrak yang dibutuhkan (x) ?

Jawab : Konsentrasi ekstrak ditentukan dengan persamaan sebagai berikut

X x p q Konsentrasi ekstrak (s) = r µg X (g) x 106 g x 20 µl 1000 µl 50 µg/ml = 20 ml = 5000 µg = 0,05 g

Jadi untuk mendapatkan ekstrak dengan konsentrasi 50 µg/ml maka diperlukan berat ekstrak sebesar 0,05 g.

KAJIAN AWAL KANDUNGAN GIZI DAN ANTIBAKTERI

Dokumen terkait