• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aman W. P., A. Jading, dan M. K. Roreng. 2013. Prototipe Alat Pengering Tipe Rotari (Rotary Dryer) Bersumber Panas Biomassa untuk Industri Pengolahan Pati Sagu Di Papua. Journal Teknologi Pertanian. 1-12

Arnanda C.V. 2015. Modifikasi Penukar Panas Model Pengering Hybrid Tipe Rak untuk Pengeringan Chip Mocaf. Jurnal Dinamika Penelitian Industri. 21:

67-8.

Aryunis H., I. Muhammad, F. Tafzi, Esrita, W. Yunita, dan Y. Ratna. 2008, Peningkatan Produksi Padi Melalui Pemanfaatan Varietas Unggul Baru Hasil Litbang Iptek Nuklir di Desa Rambah Kecamatan Tanah Tumbuh Kabupaten Bungo. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. 46: 39-40.

Austin R. 2015. Rancang Bangun Mesin Pengering Konveyor (Pneumatik) Tipe Hybrid. Jurnal Agritech. 39: 42-56.

Brooker D. B., B. Arkema, dan C.W. Hall. 1992. Drying and Storage of Grains and Oil Seed. 4th edition. USA.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Buletin Padi Indonesia 2017. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

[Bulog] Badan Urusan Logistik 27. 2011. Pengetahuan Komoditas & Teknik Pemeriksaan Kualitas Gabah/Beras. Badan Urusan Logistik 27. Jakarta.

Cengel Y.A. 2003. Heat Transfer a Practical Approach. 2nd ed. McGraw-Hill Companies Inc. New York (US).

Diza Y. H., T. Wahyunirasita, dan Silfia. 2014. Penentuan Waktu dan Suhu Pengeringan Optimal Terhadap Sifat Fisik Bahan Pengisi Bubur Campiun Instan Menggunakan Pengering Vakum. http://ejournal kemenperin.go.id [Diakses pada 27 September 2018]

Erlina D. M., dan I. Tazi. 2009. Uji Model Alat Pengering Tipe Rak dengan Kolektor Sury (Studi Kasus untuk Pengeringan Cabai Merah (Capsium anuum var. L)). Jurnal Litbang Pertanian. 7: 34-39.

Estiasih T. dan K. Ahmadi. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Bumi Aksara.

Jakarta.

Ferrua M. J. dan R.P. Singh. 2009. Modeling The Forced – Air Cooling Process of Fresh Strawberry Packages. Part 1. Numeric Model. Journal Refrig. 32:

335-348.

Grist D. H. 1975. Rice 5th Edition. Longmans. London.

Hasbullah A. dan A.R. Dewi. 2009. Konfigurasi Mesin Penggilingan Padi untuk Menekan Susut dan Meningkatkan Randemen Giling. Prosiding Seminar Nasional PERTETA. 116-132.

Heldman D.R. dan R.P. Singh. 2009. Introduction to food Engineering 4th Edition.

Elsevier. London.

Henderson M.S. dan M. E. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering. Thrid Edition. The AVI Publishing Company, Inc. Wesport, Connecticut.USA.

Holman J.P. 1988. Heat Transfer. Mc GrawHill Kogusha LTD. Tokyo.

Jumari A. dan A. Purwanto. 2005. Design Of Rotary Dryer For Improving The Quality Of Product Of Semi Organic Phosphate Fertilizer. Jurnal Teknik KimiaF. 3: 17-25.

Land C. M. V. 1991. Industrial Drying Equipment: selection and appilication.

Marcel Deccer, Inc. new York.

Mirade P.S. dan J.D. Daudin. 2000. A Numerical Study of The Airflow Patterns In a Sausage Dryer. Journal Drying Technology. 18: 81–97.

Mustafa B. 2004. Dasar Termodinamika Teknik. Universitas Trisakti. Jakarta.

Mustofa K. D. 2011. Pengaruh Waktu Pengeringan Terhadap Kadar Air Gabah Pada Mesin Pengering Gabah Kontinyu Kapasitas 100 Kg dan Daya 1890 W. Jurnal Agritech. 38: 357-369

Nusyirwan. 2014. Kajian Pengering Gabah dengan Wadah Pengering Berbentuk Silinder dan Mekanisme Pengaduk Putar. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cylinder. 1: 45-52.

Pantakar S. 1980. Numerical Heat Transfer and Fluid Flow. Hemisphere Publishing Corporation Washington DC. USA.

Patiwiri A.W. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Pitts D. R. dan E. S. Leighton. 2011. Dasar-Dasar Termodinamika. Erlangga.

Jakarta.

[Pusdatin] Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5. 2017. Buletin Konsumsi Pangan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5. Jakarta.

Rajkumar P. dan Kulanthaisami, S. 2006. Vacuum Assisted Solar Drying Of Tomatoes Slices. Journal ASABE Annual International. 7: 217-225.

Rindang A. 2011. Penentuan Gejala Chilling Injury Buah Belimbing (Averrhoa carambola L.) dengan Near Infrared Spectroscopy. Tesis Teknik Mesin Pertanian dan Pangan. Bogor.

Saced I. E., K. Sopian, dan Z.Z. Abidin. 2008. Drying Characteristics of Roselle:

Mathematical Modeling and Drying Experiments. Agricultural Engineering International. The CIGR Ejournal. Manuscript FP 08 015. 10:

162-170.

Supranto J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi ke-6. Erlangga. Jakarta.

Syahrul, Mirmanto, dan S. Ramdoni. 2017. Pengaruh Kecepatan Udara dan Massa Gabah terhadap Kecepatan Pengeringan Gabah Menggunakan Pengering Terfluidasi. Jurnal Dinamika Teknik Mesin. 7: 54-59.

Taib G. S, dan S. Wiraatmadja. 1988. Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Tuakia, F. 2008. Dasar-Dasar CFD Menggunakan Fluent. Informatika. Bandung.

Welty J. R., C.E. Wicks, R.E. Wilson, dan G.L. Rorrer. 2002. Fundamental of Momentum, Heat, and Mass Transfer. John Wiley & Sons, Inc. New York Winarno F.G. 2007. Teknobiologi Pangan. Embrio Press. Bogor.

Wulandani D., P. Widodo, Purwanto, dan Y.A. Agustina. 2009. Pengembagan AlatPengering Efek Rumah Kaca (ERK) Hybrid Tipe Rak Berputar Untuk Penyeragaman Aliran Udara. Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB Bidang Teknologi dan Rekayasa Pangan. 790-799.

Yahya M. 2015. Kajian Karakteristik Pengering Fluidisasi Terintegrasi dengan Tungku Biomassa untuk Pengering Padi. Jurnal Teknik Mesin Institut Teknologi Padang. 5: 65-71.

Young H. dan R.A. Freedman. 2002. Fisika Universitas (Terjemahan). Erlangga.

Jakarta

Zikri A., Erlinawati, dan I. Rusnadi. 2015. Uji Kinerja Rotary Dryer Berdasarkan Efisiensi Termal Pengeringan Serbuk Kayu untuk Pembuatan Biopelet.

Jurnal Teknik kimia. 21: 50-58.

Lampiran 1. Flow Chart penelitian

Ya Mulai

Pembuatan geometri (meshing dan boundary condition)

Simulasi kecepatan aliran udara

konvergen

Analisis simulasi

Pengukuran langsung

Validasi data simulasi dengan pengukuran

langsung

Selesai

Tidak

Paremeter - Aliran udara - Suhu

Lampiran 2 . Perhitungan nilai koefisien pindah panas a. Aliran udara ruang pengering

t = 1 jam

b. Heat transfer coefficient (h)

Suhu dinding : 45,56 ⁰C (318,56⁰K)

Gr =

h = u x k Suhu outlet : 45,03⁰C (318,03⁰K) Suhu fluida operasi = 58,98 45,03 ⁰

b. Heat transfer coefficient (h)

Suhu dinding : 46 ⁰C (319⁰K) Suhu lingkungan : 29⁰C (302⁰K) Suhu fluida operasi = 46 29 ⁰

Gr =

h = 3,732 x 0,02632 m. K

b. Heat transfer coefficient (h)

Suhu dinding : 46,25 ⁰C (319,25⁰K)

Gr =

h = 3,712 x 0,0263 m. K⁄ 1,44 m

h = 0,085 W/m2 K

Koefisien pindah panas dinding depan t = 1 jam

Nu = Suhu lingkungan : 29⁰C (302⁰K) Suhu fluida operasi = 44,47 29 ⁰

2 = 36,47⁰C = 309,47⁰K

Gr = g L

Nu =

(

0,825

15,06786123

296,803984 x 10-12 m

4

Ra = Gr x Pr

Koefisien pindah panas dinding belakang

Nu =

Gr =

h = u x k

Nu =

Gr = g L

h = u x k

L

h = 3,843 x 0,02635 m. K 1,44 m

h = 0,07 W/m2 K

Lampiran 3 . Perhitungan Nilai Heat flux Konduksi Heat flux= q

A

q = k .A

(T1 –T2)

t = 1 jam

q = 0,027 /m K x 0,138 m2

1 (331,52 K – 317,23 K)

= 0,02729 /m oK x 0,138 m2

1,44 (14,29 K)

= 0,0389 W q

A =

0,0389

0,138 m2= 0,282 W/m2

Heat flux = 0,282 W/m2 t = 2 jam

q = 0,027 /m K x 0,138 m2

1 (331,98 K – 318,03 K)

= 0,02729 /m oK x 0,138 m2

1,44 (13,95 K)

= 0,0365 W q

A =

0,0365

0,138 m2= 0,264 W/m2

Heat flux = 0,26 W/m2 t = 3 jam

q = 0,027 /m K x 0,138 m2

1 (332,13 K – 320,28 K)

= 0,02729 /m oK x 0,138 m2

1,44 (11,85 K)

= 0,0309 W q

A =

0,0309

0,138 m2= 0,224 W/m2 Heat flux = 0,224 W/m2

Lampiran 4. Data input CFD

Lampiran 5. Data input properti CFD Data properti stainless steel

Jenis parameter Nilai

Panas jenis (J/kgK) 468 J/kgK Densitas (kg/m3) 8.238 kg/m3 Kondutivitas termal (W/mk) 13,4 W/mK Sumber: Cengel 2003

Data Properti Gabah

Jenis parameter Nilai

Panas jenis (J/kgK) 1850 J/kgK Densitas (kg/m3) 4.036 kg/m3 Konduktivitas termal (W/mk) 0,1169 W/mk

Lampiran 6. Distribusi suhu hasil pengukuran langsung di dalam silinder

Hasil rata-rata suhu pengukuran, simulasi dan validasi Sensor

Lampiran 7. Kecepatan aliran udara

Kecepatan rata-rata aliran pengukuran langsung

Waktu (menit) Kecepatan udara (m/s)

30 3,14

Kecepatan aliran udara pengukuran langsung dan simulasi Waktu

Lampiran 8. Gambar alat pengering

Alat rotary dryer tipe hibrid

Lampiran 9. Hasil meshing

Lampiran 10. Proses iterasi

Lampiran 11. Tahapan penggunaan ANSYS Fluent untuk simulasi.

Menjalankan ANSYS Fluent

Menjalankan program Fluent, dengan cara memilih ikon Fluent pada komputer. Memilih 3 Dimension, lalu mencentang seluruh pilihan yang ada di Display Option dan memilih Serial Processing.

Tampilan menu software Ansys 18.1

Sebelum dilakukan simulasi menggunakan software Ansys Fluent, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah pemodelan geometri dan pendiskripsian kondisi. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk mesh,

menentukan parameter dan kondisi batas (setup and solution). Setelah selesai maka hasil simulasi dapat terlihat dalam bentuk grafik, gambar dan animasi.

Setup dan Solution

Pada tahap solution ada banyak hal yang harus dilakukan kaitannya dengan penentuan kondisi batas dalam sebuah simulasi CFD. Proses ini merupakan proses sangat penting karena hampir semua parameter penelitian diprosesdalam tahapan ini. Adapun tahapan pada solution adalah general, models, materials, cell zone conditions, boundary conditions dan iterations.

a. General

Pada menu General terdapat pilihan yaitu type solver, time (steady) gravity dan units (satuan).

Toolbar menu general a. Models

Pemilihan model memiliki beberapa jenis, tergantung pada proses atau aliran. Model energy dipilih, karena model yang akan disimulasikan memerlukan analisis tentang temperatur dan perpindahan panas.

e. Run calculation (proses perhitungan )

Tahapan dimana perhitungan semua persamaan, batas-batas kondisi dari model yang sudah ditentukan dan berhenti sesuai jumlah iterasi yang diinginkan atau setelah mencapai kondisi konvergen.

Toolbars menu run calculation.

f. Convergence (konvergensi)

Pada proses ini akan dilakukan iterasi atau perhitungan oleh program hingga terjadi convergence atau konvergensi. Indikator bahwa konvergensi telah tercapai ialah terlihat pada grafik “Residual” menunjukkan penurunan.

3. Results (hasil)

Tahap akhir merupakan tahap postprocessor dimana hasil perhitungan ditampilkan ke dalam gambar, grafik bahkan animasi dengan pola-pola warna tertentu.

Lampiran 12. Dokumentasi bahan dan alat penelitian

Data logger dan sensor suhu arduiono mega

Data logger dan sensor suhu arduino mega saat beroperasi

Lampiran 13. Gambar teknik

Dokumen terkait