• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alamsyah. 2008. Hinterland Karesidenan Tegal Abad XIX [jejaring berkala]. http:// prints.undip.ac.id/3268/2/23_artikel_P_Alam.pdf [14 Mei 2010]. Anonim. 2007. Keraton Surakarta Hadiningrat Tata Ruang, Arsitektur dan

Maknanya [jejaring berkala]. http://www.kamusilmiah.com/sejarah/ke- raton-surakarta-hadiningrat-tata-ruang-arsitektur-dan-maknanya/ [11 April 2010].

Benson J F, M H Roe. 2000. Landscape and Sustainability. New York: Spon Press.

Bentley I, Watson G B. 2007. Identity by Design. New York: El Sevier Ltd. Booth N K. 1988. Basic Element of Landscape Architectural Design. Waveland.

New York: Press, Inc. Illinois.

Bratawijaya T M. 1997. Mengungkap dan Mengenal Budaya Jawa. Jakarta: Pradnya Paramita.

Carey P. 2008. Orang Cina, Bandar Tol, Candu, dan Perang Jawa. Jakarta: Komunitas Bambu.

Daryono Y, N Yektiningsih, dan H Guritno . 2008. Tegal Stad: Evolusi Sebuah Kota. Tegal: Kantor Informasi dan Humas Kota Tegal.

De Graff H J. 1990. Puncak Kekuasaan Mataram : Bentuk ekspansi Sultan Agung. Jakarta: Pustaka Istana Grafiti.

Dewi H I. 2009. Akulturasi Budaya Pada Perkembangan Kraton Kasepuhan Cirebon: Proceeding PESAT 3:55-66.

Eckbo G, L Lawson, W Hood, dan C Sullivan. 1998. People in a Landcape. Ner Jersey: Prentice Hall, Inc.

Frick H. 1997. Pola Struktural dan Teknik Bangunan di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Geertz C. 1992. Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius. Gottschalk L. 1983. Mengerti Sejarah [terjemahan]. Jakarta: UI Press.

Hidayatun M I. 1999. Pendopo dalam Era Modernisasi: Bentuk, Fungsi, dan Makna Pendopo pada Arsitektur Jawa dalam Perubahan Kebudayaan. Dimensi TeknikArsitektur Volume 27 No. 1, Juli 37-46.

Hamzuri. 1986. Rumah Tradisional Jawa. Jakarta: Proyek Pengembangan Museum Nasional.

Hariyono P. 2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta: Bumi Aksara.

Hartatik S E. 2009. Upacara Tradisi Yang Masih Berkembang di Masyarakat Seputar Makam Tokoh di Jawa Tengah [jejaring berkala].. http://eprints.undip.ac.id/3264/2/18_Artikel_Endah_ok.pdf [26 juli 2011].

Hendraningsih. 1982. Peran, Kesan, dan Pesan Bentuk-Bentuk Arsitektur. Jakarta: Jambatan.

Herusatoto B. 1983. Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: PT. Hanindata.

Hoeve V. 2003. Ensiklopedia Islam Jilid I. Jakarta: Ichtiar Baru.

Indartoyo. 2008. Berbagai Kemungkinan Perubahan Bentuk Bangunan Joglo di Daerah Istimewa Yogyakarta [jejaring berkala]. http://jurnal.bl.ac.id/wp/content/ upload.2008 [25 juli 2010].

Johana T. 2004. Warisan Kolonial dan Studi Kolonialisme [jejaring berkala]. http://www.arsitekturindis.com [6 April 2004].

Kartodirdjo S. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900: Dari Emporium sampai Imperium. Jilid I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia.

_____________ . 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. Kustomo S A. 2004. Tegal: Kota Yang Tak Pernah Tidur. Tegal: Kantor Humas

dan Informasi.

Kusyanto M. 2007. Konsep Dasar Arsitektur Tata Ruang Rumah Tinggal Tradisional Jawa Tengah pada Perkembangan Tata Ruang Masjid Kadilangu Demak dari Awal Berdiri sampai Sekarang. Demak: Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Volume 9 No.1, Juni 65-76.

Laurie M. 1975. Arsitektur Pertamanan. Bandung: Intermatra.

Linton R. 1940. Acculturation in Seven American Indian Tribes. Gloucester: Peter Smith Mass.

Longstreth R. 2088. Cultural Landscape: Balancing Nature and Heritage In Preservation Practice.Minneapolis: University of Minessota Press.

Lyle J T. 2001. Design for Human Ecosystem. New York: Van Nostrand Reinhold.

Mangunwijaya. 1988. Wastu Citra: Pengantar Ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur, Sendi-Sendi Filsafatnya, Beserta Contah-Contoh Praktisnya. Jakarta: PT. Gramedia.

Mulyana. 2006. Spiritualisme Jawa: Meraba Dimensi dan Pergulatan Religiusitas Orang Jawa. Kejawen Jurnal Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Narasi. Nas P J M dan de Vletter M. 2009. Masa Lalu dalam Masa Kini Arsitektur di

Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Poesponegoro, D Marwati, dan N Notosusanto . 1993. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.

Prijotomo J. 1988. Ideas and Form of Javanese Architecture. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Rahayu M S. 1999. Remitan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Terhadap Pedagang Warteg Desa Cabawan Kecamatan Margadana Kotamadya Tegal Jawa Tengah) [Skripsi]. Denpasar: Jurusan Sejarah, Fakultas Pendidikan IPS, IKIP PGRI.

Rochani. 2005. Ki Gede Sebayu: Babad Nagari Tegal. Tegal. Intermedia Paramadina.

Rogers E B. 2001. Landcape Design: A Cultural and Architectural History. New York: Harry N Abrahams, Inc.

Roqib M. 2010. Harmoni dalam Budaya Jawa: Dimensi Edukasi dan Keadilan Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samovar L A, E P Richard, dan R M D Edwin. 2008. Communication Between Cultures. USA: Wadworth Cengage Learning

Santoso. S. 1981. Dinamika Perkembangan arsitektur di Jaman Prakolonial di Pulau Jawa. Dalam majalah Dimensi Nolume 7 No.5, Desember 34-36. Sardjono A B. 1996, Tata Ruang Rumah Tradisional Kudus [Tesis]. Yogyakarta:

Program Pascasardjana. Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada.

Setiawan E O. 2000. Konsep Simbolisme Konsep Tata Ruang Luar Keraton Surakarta Hadinigrat [Tesis]. Semarang: Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Diponegoro.

Simonds J O and Starke B W. 2006. Landscape Architecture: A mannual of Environmental Planning and Design. New York: McGraw-Hill Publishing Company.

Soeharso R. 1985. Diorama Kraton Surakarat Hadiningrat. Solo: Tiga Serangkai. Soekiman D. 2000. Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat

Pendukungnya di Jawa: Abad XVIII-Medio Abad XX. Yogyakarta: Bentang.

Soemarna. 1984. Tegal Sepanjang Sejarah. Tegal: Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal.

Su’ud A. 2003. Semangat Orang-Orang Tegal. Tegal: Maskom Media.

Suputro. 1959. Tegal dari Masa ke Masa. Jakarta: Bagian Bahasa Djawatan Kebudajaan Kementrian PP dan K.

Suseno. 1988. Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafah Tentang Kebijaksanaan Hidup Orang Jawa. Jakarta: PT. Gramedia.

Thompson G E and F R Steiner. 1997. Ecological Design and Planning. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Wahyudi M A. 2006. Korelasi Tata Ruang Rumah Kuno di Krajan Kulon Terhadap Tata Ruang Kota Kaliwungu [Tesis]. Semarang: Magister Program Studi Arsitektur, Universitas Diponegoro.

Wardani L K. 2007. Perubahan Desain Rumah Tinggal Jawa Menjadi Ruang Publik Terbatas: dari Rumah Bangsawan ke Hunian Publik [Skripsi]. Surabaya: Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra.

Wibowo H J. 1987. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Depdikbud Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Widayati. 1999. Tinjauan Konsep Bangunan Jawa. Dalam Jurnal Kajian Teknologi no 1, Desember 1-20.

Yosita L. 2007. Public Space in Housing Environment:A Comparison Study Condition between Indonesia and Developed Countries [Tesis]. Bandung: Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Yosodipuro K. 1994. Keraton Surakarta Hadiningrat, Bangunan Budaya Jawa Sebagai Tuntutan Hidup. Solo: Macrodata.

Lampiran 1 Gaya Arsitektur Rumah Tinggal Masyarakat Tegal.

Rumah Tinggal bergaya Kolonial

Lampiran 2 Tata Ruang Rumah Tinggal Masyarakat Tegal.

Teras Rumah Ruang Tamu dan Dinding Pembatas disertai

Ruang Keluarga Ruang Makan

Kamar Mandi (Pakiwan) Kebun Halaman Belakang

Lampiran 3 Elemen Pembentuk Rumah Tinggal Masyarakat Tegal.

Atap Rumah Limasan Emperan Pagar Hidup

Lampiran 4 Elemen Pembentuk Rumah.

Jendela Rumah

Lampiran 5 Jenis Penanaman Tanaman di Halaman Rumah Tinggal.

Penanaman Sejajar di Depan Rumah membentuk Kesan Gerbang

Lampiran 6 Elemen Pembentuk Rumah Tinggal Tokoh Masyarakat (Bangsawan) di Tegal.

Pintu Gerbang dan Pagar pada Rumah Tinggal Tokoh Masyarakat di Tegal

Lampiran 7 Tradisi Masyarakat Tegal.

Lampiran 8 Perbandingan Komponen Tata Ruang Rumah Tinggal Masyarakat Tegal dengan tata Ruang Jawa dan Tata Ruang Bergaya Arsitektur Kolonial.

Komponen Tata Ruang

Tata Ruang Rumah Masyarakat Tegal

Tata Ruang Rumah Tradisional Jawa

Tata Ruang Rumah Bergaya Kolonial

Pola Tata Ruang Persegi dan simetri denah persegi denah rumah simetri

Ruang Utama Ruang Tamu, Ruang

Keluarga, dan Ruang Makan

Ruang Tamu, Ruang Keluarga, dan Ruang Makan

Ruang Tamu Terletak di bagian

depan memiliki panjang dan lebar mencapai (9 x 3) m2

Terdapat pada bagian depan

terdapat di bagian depan

Ruang Keluarga Terdapat di bagian

tengah, tempat berkumpul anggota keluarga Terdapat di bagian tengah terdapat di bagian tengah rumah disebut

dengan central room

Kamar Tidur Biasanya berjumlah

genap yaitu 2 dan 4 ruang, saling sejajar, berhadapan atau tidak, terdapat di ruang keluarga mendekati perbatasan dengan ruang makan

terdapat 3 kamar tidur disebut dengan

senthong kiri, tengen,

dan kiwa

Kamar saling

berhadapan membentuk lorong di antara kamar

Ruang Makan Terletak di bagian

belakang rumah

Disebut gadri yang

terletak di belakang

senthong

Terdapat di bagian belakang

Mushola bersebelahan dengan

ruang makan

Pada bagian dalam

dekat dengan senthong

Dapur Terletak paling

belakang, menyatu atau tidak dengan rumah

Terletak paling belakang disebut

pawon, terpisah dari

rumah

Terdapat di bagian belakang

Kamar mandi Terdapat di bagian

Belakang

di belakang rumah

disebut pakiwan,

terpisah dari rumah

Terdapat di bagian belakang

Dinding Tinggi dinding dapat

mencapai 6 meter dan terdapat sekat dinding pada setiap pembagian ruang utama, terkadang terdiri tiang penyangga utama di bagian dalam rumah

terdapat tiang penyangga utama

yang disebut soko

guru

dinding tebal dan tinggi dapat mencapai 6 meter

Pintu Pintu dibuat besar dan

sejajar dan menjadi pemisah antar ruang utama yang menjadi bagian dari dinding penyekat

Lampiran 8 Lanjutan.

Komponen Tata Ruang

Tata Ruang Rumah Masyarakat Tegal

Tata Ruang Rumah Tradisional Jawa

Tata Ruang Rumah Bergaya Kolonial

Jendela jendela dibuat besar,

pada bagian depan terdapat 2 buah jendela, terdapat 2 buah pada dinding pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga, pada tiap kamar terdapat 1 buah.

jendela besar jendela besar

Arsitektur Atap Limasan dengan

emperan pada bagian atas teras

Limasan atau Joglo Tipe atap Jengki

KAJIAN ELEMEN TAMAN RUMAH TINGGAL BERBASIS

Dokumen terkait