• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anonimus. 2001. Peraturan Pemerintah No. 82/KEPPRES/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. 3 halaman.

Anonimus. 2011. Data Administratif Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

Anwar, J., Damanik, S.J., Hisyam, N. dan Whitten, A.J. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera, Gadjah Mada. University Press. Yogyakarta. Hlm. 127-148.

Arief, A. 2003. Hutan Mangrove, Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta.

Barus, T.A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Program Studi Biologi FMIPA USU. Medan.

Bengen, D.G. 1998. Sinopsis Analisis Statistik Multivariabel/Multidimensi. Program Pascasarjana. IPB. Bogor. 95 p.

Bengen, D.G. 2002. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.

Bower, J.Z. Yerrold, C. Van Ende. 1990. Field and Laboratory Methods for General Zoologi : Third Edition. W. M. CS. Brown Publisher United States of America.

Catacutan, M.R. 2002. Growth and Body Composition of Juvenille Mud Crab, Scylla serrata, Fed Different Dietary Protein and Lipid Levels and protein to Energy Ratio. Aquaculture 208 : 113-123.

Departemen Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. 2011. Review Peta Sebaran Potensi Mangrove. Medan :. Balai Pengelolaan Hutan Mangrove.

Djaenuddin, D. Basumi, S. Hardjowigeno, H. Subagyo, M. Suharni, I. S. Mangun, C. S, 1994. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman Kehutanan. Jurnal Penelitian Pertanian. Hlm. 35.

Gunarto, Daud, Pirzan dan Utojo, 2001. Pematangan Gonad Kepiting Bakau, Scylla spp. di Perairan Mangrove Muara Sungai Cenranae Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 7 (1) : 47- 52.

Heddy, S., M. Kurniati, 1994. Prinsip – Prinsip Dasar Ekologi. Suatu Bahasan Tentang Kuliah Ekologi dan Penerapannya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Karim, M.Y. 2005. Kinerja Pertumbuhan Kepiting Bakau Betina (Scylla serrata Forskal) pada Berbagai Salinitas Media dan Evaluasinya pada Salinitas Optimum dengan Kadar Protein Pakan Berbeda. Disertasi.

Kasry, A. 1991. Budidaya Kepiting Bakau dan Biologi Ringkas. Penerbit PT. Bhratara Niaga Meda, Jakarta.

Kasry, A. 1996. Budidaya Kepiting Bakau dan Biologi Ringkas. Bharata, Jakarta. 93 p.

Keenan, C.P., PJF. Davie., DL. Mann. 1998. A Revision of the Genus Scylla De Haan, 1983 (Crustacea : Decapoda : Brachyura : Portunidae). The Rafles Bulletin of Zoology 46 (1) : 127-132.

Kordi, G.H. 1997. Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng di Tambak Sistim Polikatur. Dahara Press. Semarang.

Kordi, G. H. 2000. Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng di Tambak Sistem Polikultur. Penerbit Dahara Prize. Semarang.

Krebs, C.J. 1985. Ecology : The Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Third Edition, Harper & Row Publisher, New York.

La Sara . 1994. Hubungan Kelimpahan Kepiting Bakau Scylla serrata dengan Kualitas Habitat di Perairan Segara Anakan, Cilacap. Tesis Program Pascasarjana IPB, Bogor. 75.

Macnae, W. 1968. A General Account of the Fauna and Flora of Mangrove Swamp and Forest in the Indo-West Pacific Region in Marine Biology Vol. 6. 1968. Eds SFS. Russel & Yonge. Academic Press. London and New York p. 73-270. Moosa, M.K., I. Aswandy dan A. Kasry. 1985. Kepiting Bakau Scylla serrata

Mulya, M.B. 2000. Kelimpahan dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla spp.) serta Keterkaitannya dengan Karakteristik Biofisik Hutan Mangrove di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Program Pascasarjana IPB, Bogor.

Mulya M.B. dan Supriadi. 2009. Kajian Bioekologi Kepiting Bakau Scylla spp. Di Ekosistem Mangrove Percut Sei Tuan Sumatera Utara serta Usulan Pengelolaannya. Laporan Penelitian Hibah Strategis Nasional. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Murdiyanto, B. 2003. Mengenal, Memelihara dan Melestarikan Ekosistem Bakau. Direktorat Jendral Perikanan Tangkap. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Nabiel Makarim. 2004. Baku Mutu Air Laut, untuk Biota Laut. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004.

Nazar. F. 2002. Karakteristik Habitat dan Kaitannya dengan Keberadaan Tiga Jenis Kepiting Bakau (Scylla olivacea, S. transquabarica, dan S. serrata) di Perairan Karang Anyar, Segara Anakan, Cilacap. Jawa tengah. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Ningsih Susanti Sri. 2008. Inventarisasi Hutan Mangrove Sebagai Bagian dari Upaya Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Nontji. A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa oleh Mohammad Eidman. PT. Gramedia. Jakarta.

Odum, E. P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Alih Bahasa Oleh Cahyono, S. FMIPA Institut Pertanian Bogor. Gadjah Mada University Press. 625 hlm.

Oshiro, N. 1991. Mangrove Crabs (Scylla spp.) Aquaculture In Tropical Areas. Tokyo. 360 p.

Poedjirahajoe. 1996. Peran Perakaran Rhizophora mucronata dalam Perbaikan Habitat Mangrove di Kawasan Rehabilitasi Mangrove Pantai Pemalang. Buletin Kehutanan No. 30. Fakultas Kehutanan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Rosmaniar. 2008. Kepadatan dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla spp.) serta Hubungannya dengan Faktor Fisik Kimia di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, Tesis Program Pascasarjana USU. Medan.

Saeni, M.S. 1991. Dampak pada kualitas air. PPLH Lembaga Penelitian IPB. Bogor. Sastrawijaya, A.T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.

Siahainenia, L. 2000. Distribusi Kelimpahan Kepiting Bakau (S.serrata, S. oceanica, dan S. tranquabarica) dan Hubungannya dengan Karakteristik Habitat pada Kawasan Hutan Mangrove Teluk Pelita Jaya, Seram Barat-Maluku. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Siahainenia, L. 2008. Bioekologi Kepiting Bakau (Scylla spp.) di Ekosistem Mangrove Kabupaten Subang Jawa Barat. Disertasi Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Siahainenia, L. 2009. Inventarisasi Jenis, Struktur Populasi dan Potensi Reproduksi Kepiting Bakau (Scylla spp.) pada Ekosistem Mangrove Desa Passo. Jurnal Penelitian Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura, Ambon , 8 (2) : 103 – 110.

Soecipta. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Depdikbud. Jakarta. Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Usaha Nasional. Surabaya. Soim, A. 2003. Perbesaran Kepiting. Penerbit Swadane. Jakarta.

Sugiono. 2005. Analisa Statistik Korelasi Sederhana

Suin. 2002. Metode Ekologi. Penerbit Universitas Andalas. Padang.

Sulaiman, Hanafi. 1992. Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan Kelangsungan Hidup dan Kematangan Gonad Kepiting Bakau (Scylla serrata) pada Kegiatan Produksi Kepiting Bertelur dengan Sistem Kurungan Tancap. Buletin Penelitian Perikanan 1 (2) : 43 – 49.

Sulistiono. N., Watanabe, S. Yokota and R. Fusera. 1996. The Fishing Gears and Methods of the Mud Crub in Indonesia Cancer (S). Hlm. 23-26 (In Japanese). Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah

Suryani, M., 2006. Ekologi Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) dalam Ekosistem Mangrove di Pulau Enggano Provinsi Bengkulu. Tesis Program Pascasarjana Manajemen Sumberdaya Pantai. Universitas Diponegoro Semarang.

Sparre, P., S.C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. P. 172.

Wardhana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Watanabe, S., S. Tsuchida, R. Fuseya, K. Soewardi and Zairion. 1996. The crab Resources Around the Mangrove Forest. Fisheries Faculty, University of Tokyo and IPB. 169 p.

Yayasan mangrove. 1993. Strategi Nasional Pengelolaan Mangrove di Indonesia. Kerjasama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Kehutanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Departemen Dalam Negeri. Jakarta.

Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO)

1 ml MnSO 1 ml KOH-KI 4 dikocok didiamkan 1 ml H2SO dikocok 4 didiamkan diambil sebanyak 100 ml ditetesi Na2S2O3 0,0125

ditambahkan 5 tetes amilum

dititrasi dengan Na2S2O 3 terpakai Sampel Air

Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat Larutan Sampel Berwarna Coklat Sampel Berwarna Kuning Coklat Sampel Berwarna Biru Sampel Bening Hasil

Lampiran B. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur BOD5

Diinkubasi selama 5 hari dihitung pada temperatur 200

Dihitung nilai DO akhir awal C DO

Keterangan :

Penghitungan nilai DO awal dan DO akhir sama dengan penghitungan BOD. Nilai BOD = Nilai DO awal – Nilai DO akhir

Sampel Air

Sampel Air Sampel Air

Lampiran C. Bagan Kerja Pengukuran Kadar Organik Substrat

Dihomogenkan

Dikeringkan dalam oven 450C

Dihaluskan/digerus dengan lumpan Dikeringkan dalam oven 450

Ditimbang sebanyak 5 gram

C selama 1jam

Dibakar di dalam tungku pembakar pada suhu 6000C selama 3 jam

Substrat dasar pada titik pengamatan

100 gram substrat dasar

Berat konstan tanah 5 gram tanah Abu Hasil

Lampiran E. Hasil Penangkapan Kepiting Bakau pada Setiap Stasiun Penelitian di Ekosistem Mangrove Belawan

Stasiun Lokasi Penelitian Spesies Jumlah Individu 1 Pemukiman penduduk

lingkungan

S.oceanica 8

XX Kec. Belawan Sicanang

(Asosiasi mangrove) S. serrata 36 2 Mangrove Nypa Frugticans

(alami )

S.oceanica 11

Kec. Medan Marelan S. serrata 39 3 Mangrove Rhizophora spp.

(pertambakan)

S.oceanica 17

Desa Paluh Sembilan S. serrata 45 4 Mangrove Sonneratia spp S.oceanica 13 Desa Paluh Harimau S. serrata 35

Dokumen terkait