• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2000. Konservasi Lahan. Lembar Informasi Pertanian 02/2000.

Atmosuseno, B.S. 1999. Budidaya, Kegunaan dan Prospek Sengon. Penebar Swadaya. Jakarta

Awang, S.A. et al. 2001. Gurat Hutan Rakyat di Kapur Selatan. Debut Press. Jogyakarta.

Balai Penelitian Tanah. 2004. Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah. Pusat Penelitan dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor

____________________. 2005. Petunjuk Teknis Analisis kimia tanah, tanaman, Air, dan Pupuk.. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.

Biro Pusat Statistik. 2001. Kabupaten Bandung Dalam Angka.

Buckman, H.O., dan Brady, N. C. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Burhaman, Kayano, P., dan Cece, H. 1990. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. Jakarta.

Braak.1928. di dalam Djaenudin, D., Marwan, H., Subagyo, H., Mulyani, A., dan Suharta, N. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Djaenudin, D., Marwan, H., Subagyo, H., Mulyani, A., dan Suharta, N. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

FAO. 1976. A Frame Work for Land Evaluation [Soil Buletin]. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome.Italy. Di dalam: Djaenudin, D., Marwan, H., Subagyo, H., Mulyani, A., dan Suharta, N. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

____. 1983. Guidlines Land Evaluation for Rainfed Agriculture. Di dalam: Djaenudin, D., Marwan, H., Subagyo, H., Mulyani, A., dan Suharta, N. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. 2004. Identifikasi Potensi Lahan Untuk Pengembangan Pertanian (Agribisnis) Lahan Basah dan Lahan Kering. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Pertanian. Di dalam: Suprihartono. Evaluasi Kesesuaian Lahan Beberapa Pedon di Kabupaten Probolinggo Untuk Tanaman Mangga (Mangifera indica)[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. . 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Indranada, H.K. 1985. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta. Kecamatan Cipatat. 2004. Data Monografi Kecamatan Cipatat 2004. Bandung. Mandang, Y.I., dan Yetty, E. 1990. Jenis-Jenis Kayu Untuk Bahan Baku Hilir. Di

dalam: Meningkatkan keterpaduan langkah dalam pembinaan industri kayu sekunder. Prosiding Diskusi Industri Perkayuan. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan.hlm 73-80.

Martawijaya, Kartasujana, A.I., Mandang, Y.I., Prawira, S.A., dan Kadir, K. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. Bogor.

Saleh, A., Suryani, E., Rochman, A., dan Mulyani, A. 2000. Evaluasi Ketersediaan Lahan Untuk Perluasan Areal Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan dan Agribisnis di Propinsi Sumatra Barat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Santoso, H.B. 1993. Budidaya Sengon. Kanisius. Yogyakarta.

Sitorus, S.R.P. 1985. Analisis Keragaman Tanah Pada Satuan Peta Lahan, Hasil Klasifikasi Lahan Pendekatan Fisiografik Kongres Nasional IV Himpunan Ilmu Tanah Indonesia. Bogor

Silitonga. 1973. Hidrogeologi Lembar Bandung. Di dalam Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. 2004. Identifikasi Potensi Lahan Untuk Pengembangan Pertanian (Agribisnis) Lahan Basah dan Lahan Kering. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Suprihartono, D. 2003.Evaluasi Kesesuaian Lahan Beberapa Pedon di Kabupaten Probolinggo Untuk Tanaman Mangga (Mangifera indica)[skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Simon, dan Hasanu. 1995. Hutan Jati dan Kemakmuran Di dalam: Awang, S.A et al. Gurat Hutan Rakyat di Kapur Selatan. Debut Press. Jogyakarta.

Young, A.1988. Agroforestry for Soil Conservation. International Council for Reseach in Agroforestry. Nairobi.

Lampiran 1.

Uraian Satuan Kelas Lereng No. Satuan Kelas Lereng : 1 Klasifikasi Tanah :

( USDA 1998 ) : Typic Endoaquepts dan Vertic Endoaquepts Drainase/Permeabilitas : Terhambat

Fisiografi / Landform : Dataran alluvial Bentuk Wilayah / Lereng : Datar

Makro : 0 – 3 % Tinggi Tempat (elevasi ) : 0-400 m dpl Bahan Induk Tanah : aluvium

Penggunaan Lahan : sawah irigasi teknis, kebun campuran, dan kebun karet

No. Satuan Kelas Lereng : 2 Klasifikasi Tanah :

( USDA 1998 ) : Typic Paleudults dan Typic Rhodudults Drainase/Permeabilitas : Drainase baik

Fisiografi / Landform : Dataran volkan tua Bentuk Wilayah / Lereng : Bergelombang Makro : 8 – 15 % Tinggi Tempat (elevasi ) : 0-400 m dpl Bahan Induk Tanah : Batuan andesit

Penggunaan Lahan : perkebunan karet, tegal, kakao dan kebun campuran

No. Satuan Kelas Lereng : 3 Klasifikasi Tanah :

( USDA 1998 ) : Vertic Endoaquepts dan Aeric Endoaquepts Drainase/Permeabilitas : Terhambat

Fisiografi / Landform : dataran tektonik Bentuk Wilayah / Lereng : berombak Makro : 3– 8 %

Tinggi Tempat (elevasi ) : 400-700 m dpl Bahan Induk Tanah : koluvium.

Penggunaan Lahan : sawah irigasi teknis dan sederhana serta kebun campuran

No. Satuan Kelas Lereng : 4 Klasifikasi Tanah :

( USDA 1998 ) : Typic Argiudolls dan Typic Dystrudepts Drainase/Permeabilitas : Drainase baik

Fisiografi / Landform : Dataran volkan tua Bentuk Wilayah / Lereng : Bergelombang Makro : 8 – 15 % Tinggi Tempat (elevasi ) : 400-700 m dpl Bahan Induk Tanah : tufacies dan andesit

Penggunaan Lahan : perkebunan karet dan kebun campuran, sawah dan tegalan

No. Satuan Kelas Lereng : 5 Klasifikasi Tanah :

( USDA 1998 ) : Typic Paleudults, Typic Dystrudepts dan Typic Hapludults

Drainase/Permeabilitas : Drainase baik

Fisiografi / Landform : perbukitan volkan tua Bentuk Wilayah / Lereng : berbukit

Makro : 15 – 25 % Tinggi Tempat (elevasi ) : 400-700 m dpl Bahan Induk Tanah : tufacies dan andesit

Penggunaan Lahan : perkebunan karet, kebun campuran, kakao, tegalan dan teh.

No. Satuan Kelas Lereng : 6 Klasifikasi Tanah :

( USDA 1998 ) : Typic Hapludalfs dan Lithic Hapludolls Drainase/Permeabilitas : Drainase baik

Fisiografi / Landform : perbukitan volkan tua Bentuk Wilayah / Lereng : berbukit

Makro : > 45 %

Tinggi Tempat (elevasi ) : 400-700 m dpl

Bahan Induk Tanah :tufacies breksi dan batu liat.

Penggunaan Lahan : hutan jati, kebun campuran, pinus dan tegalan.

No. Satuan Kelas Lereng : 7 Klasifikasi Tanah :

( USDA 1998 ) : Typic Eutrudepts dan Lithic Hapludolls Drainase/Permeabilitas : Drainase baik

Fisiografi / Landform : perbukitan tektonik Bentuk Wilayah / Lereng : berbukit

Makro : 15-25 %

Tinggi Tempat (elevasi ) : 700-1000 m dpl

Bahan Induk Tanah :batu liat dan batu gamping Penggunaan Lahan : tegalan dan kebun campuran

No. Satuan Kelas Lereng : 8 Klasifikasi Tanah :

( USDA 1998 ) : Lithic Hapludolls Drainase/Permeabilitas : Drainase baik

Fisiografi / Landform : perbukitan tektonik kapur Bentuk Wilayah / Lereng : berbukit

Makro : 15-25 %

Tinggi Tempat (elevasi ) : 700-1000 m dpl Bahan Induk Tanah :batu kapur/ marmer

No. Satuan Kelas Lereng : 9 Klasifikasi Tanah :

( USDA 1998 ) : Rock Out Crops dan Lithic Hapludolls Drainase/Permeabilitas : Drainase baik

Fisiografi / Landform : perbukitan tektonik kapur Bentuk Wilayah / Lereng : berbukit

Makro : >45 %

Tinggi Tempat (elevasi ) : 700-1000 m dpl Bahan Induk Tanah :batu kapur/ marmer

Lampiran 2.

Data Analisis Kimia Tanah di Daerah Penelitian No Satuan Kelas

Lereng

Profil Tekstur pH C-Org Olsen Bray-1 NH4-Acetat, pH 7 KB

Pasir Debu Liat H2O KCL P2O5 P2O5 Ca Mg K Na Jml KTK

% Ppm Me/100gr % 1 I 3 18 79 5,7 5,1 2,23 51 15 4 0 0 20 24 83 II 3 19 78 5,4 4,8 2,15 1,1 13 4 0 0 18 24 74 III 3 19 78 5,2 4,7 1,81 0,3 11 4 0 0 15 25 61 2 I 2 11 87 4,5 4,0 1,31 2,4 8 4 0 0 12 22 56 II 3 11 86 4,5 3,9 0,85 2,1 7 4 0 0 11 20 54 III 2 14 84 4,5 4,0 0,92 2,4 7 4 0 0 12 20 58 3 I 8 39 53 5,4 4,9 2,95 3,8 16 6 0 0 22 28 81 II 3 28 69 4,5 3,8 0,79 0,5 8 6 0 0 14 23 60 III 3 34 63 4,4 3,8 0,67 1,1 7 5 0 0 12 25 49 4 I 4 17 79 4,7 4,1 0,22 0,3 12 3 0 0 15 28 52 II 1 37 62 7,6 7,3 2,59 65 54 3 0 0 57 17 >100 III 2 33 65 7,7 7,3 2,23 42 56 3 0 0 60 17 >100 5 I 27 17 56 7,6 7,3 2,59 65 54 3 0 0 57 17 >100 II 31 22 47 7,7 7,3 2,23 42 56 3 0 0 60 17 >100 III 31 21 48 7,6 7,4 2,38 29 52 3 0 0 55 15 >100 6 I 10 33 57 6,2 4,9 0,86 12 37 24 0 0 61 53 >100 II 5 28 67 6,1 4,7 0,44 10 26 29 0 0 56 47 >100 III 2 33 65 5,8 4,4 0,48 13 24 26 0 0 50 46 >100 7 I 1 36 63 5,3 4,0 0,63 0,8 19 34 0 0 53 43 >100 II 1 33 66 5,4 4,1 0,88 0,3 17 32 0 0 49 32 >100 III 0 32 68 5,5 4,2 1,03 0,5 17 34 0 0 51 45 >100 8 I 5 15 80 5,6 5,2 2,05 23 17 4 0 0 21 26 83 9 I 5 15 80 5,6 5,2 2,05 23 17 4 0 0 21 26 83

Lampiran 3.

Persyaratan penggunaan lahan untuk Sengon (Paraserianthes falcataria)

Persyaratan Penggunaan/ Karakteristik Lahan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N Temperatur (tc) Temperatur rerata (oC) 20-28 18-20 28-30 16-18 30-38 <16 >38 Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) Curah hujan (mm) Lama bulan kering (bln)

1500-2000 <65 900-1500 2000-2500 65-75 600-900 2500-3000 75-85 <600 >3000 >85 Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik sampai agak baik

Agak cepat Terhambat cepat Sangat terhambat cepat Media Perakaran (rc) Tekstur Bahan kasar (cm) Kedalaman tanah (cm) Gambut: Ketebalan (cm) + dengan sisipan/pengkayaan kematangan h, ah, s, ak < 15 > 75 < 60 < 140 Saprik + h, ah, s, ak 15-35 50-75 60-140 140-200 Saprik Hemik + k 35-55 40-50 140-200 200-400 Hemik Fibrik + k > 55 < 50 > 200 > 400 Fibrik Retensi hara (nr) KTK liat (cmol) Kejenuhan Basa (%) pH H2O c-organik > 16 > 50 5,8-7,0 > 0,4 ≤ 16 35-50 5,5 -5,8 7,0-7,5 ≤ 0,4 - < 35 > 5,5 >7,5 - Toksisitas (xc) Salinitas (ds/m) <4 4-6 6-8 >8 Sodositas (xn) Alkalinitas/ESP (%) - - - - Bahaya Sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) >100 75-100 40-75 <40 Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) Bahaya erosi <8 sr 8-16 r-rd 16-30 b >30 Sb Bahaya banjir (fh) Genangan FO F1 F2 >F3 Penyiapan Lahan (lp) Batuan di permukaan (%) Singkapan batuan (%) <5 <5 5-15 5-15 15-40 15-25 >40 >25 Keterangan:

Tekstur h = halus ; ah = agak halus ; s = sedang ; ak = agak kasar + = gambut dengan sisipan/pengkayaan bahan mineral

Bahaya erosi sr = sangat ringan ; r = ringan ; sd = sedang ; b = berat ; sb = sangat berat

Dokumen terkait