• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Asupan pangan sumber karbohidrat dan serat perlu ditingkatkan karena sebagian besar tingkat kecukupan karbohidrat dan serat contoh masih tergolong kurang dengan cara menyediakan menu sumber karbohidrat dan serat seperti umbi-umbian, jagung, talas, dan kentang. Tingkat asupan protein sebaiknya harus dipertahankan pada tingkat kecukupan normal karena fungsi protein berhubungan dengan peningkatan kebugaran. Selain itu, contoh juga harus menjaga tingkat aktivitas fisik pada tingkat normal. Jika contoh melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat, maka akan menimbulkan kelelahan dan berdampak pada penurunan kebugaran. Tingkat kecukupan cairan contoh masih tergolong kurang, hal ini perlu diadakan sosialisasi mengingat pentingnya fungsi cairan di dalam tubuh. Sebaiknya disediakan dispenser di sekitar ruang kelas untuk memberi kemudahan bagi contoh dalam memperoleh air minum.

DAFTAR PUSTAKA

[ADA]. 2009. American Dietetic Association. Position of the american dietetic association, dietitians of canada, and the american college of sport medicine: nutrition and athletic performance. J Am Diet Assoc. 109:509-527.

Almatsier S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kheidupan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Barasi ME. 2009. At a glance: Ilmu Gizi. Jakarta : Erlangga

Batmanghelidj F. 2007. Air Untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Bovet P, Auguste R, Burdette H. 2007. Strong inverse association between physical fitness and overweight in adolescents: a large school-based survey. International Journal of Behavioural Nutrition and Physical Activity. 4(24).doi:10.1186/1479-5868-4-24

26

Boreham C, Riddoch C. 2001. The physical activity, fitness, and health of children. Journal of Sport Science. 19: 915-929

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. [Internet]; [diunduh 23 Oktober 2014] Tersedia pada : http://www.pom.go.id/pom/hukumperundangan/pdf /final%20kep_lampiran.pdf.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. Indeks Pembangunan Manusia 2006-2007. Jakarta: (ID): BPS.

Bredbenner C, Gaile Moe DB, Jacqueline Berning. 2009. Warldlaw’s Perspective in Nutrition. Eight Edition. New York: McGraw Hill International Edition Budianto AK. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.

Cakrawati D, Mustika NH. 2012. Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Castro-Pinero J, Artero EG, Espana-Romero V. 2009. Criterion-related validity of field-based fitness tests in youth: a systematic review. Br J Sports Med. 44:934-943. doi: 10.1136/bjsm.2009.058321.

Cvejic D, Pejovic T, Ostojic S. 2013. Assessment of physical fitness in children and adolescents. Physical Education and Sport. 11:135-45

[CDC]. Centers for Disease Control and Prevention. 2010. State Indicator Report on Physical Activity. Atlanta, GA(US): Department of Health and Human Services

[Depkes] Departemen Kesehatan . Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2007-2011 [Internet]; [diunduh 2014 Juli 12]. Tersedia pada: http://www.diskes.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Data_Penduduk_Sasar an_Program_2007-2011.pdf

[Depkes]. Departemen Kesehatan RI. 2005. Petunjuk Teknis Pengukuran Kebugaran Jasmani. Jakarta: Depkes RI

[Depkes]. 1996. Pedoman Praktik Pemantauan Gizi Orang Dewasa. Jakarta: Depkes.

Dewi K. 2013. Hubungan antara konsumsi air, asupan energi, dan protein dengan daya tahan fisik pada siswa pusat pendidikan TNI [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Duyff RL. 2006. Complete Food and Nutrition Guide. USA: The American Dietetic Asociation.

[FAO]. Food And Nutrition Technical Report Series. 2001. Human Eenergy Requirements. Rome: FAO/WHO/UNU.

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Fauji M. 2011. Aktivitas Fisik dan Kaitannya dengan Kebutuhan dan Tingkat Konsumsi Cairan pada Remaja dan Dewasa [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Food and Nutrition Board (2002). Dietary Reference Intakes for energy, carbohydrate, fiber, fat, fatty acids, cholesterol, protein, and amino acids. 2002. Washington, DC

Frances SS, Ellie W. 2008. Nutrition : Concepts and Controversies. US: Thomson Wadsworth

Gibney MJ, Barrie MM, John MK, Lenore A. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

27 Guyton AC. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Andrianto P, penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari : Human Physiology and Metabolisms of Disease. Ed ke-3.

Hardinsyah, Briawan D. 1994. Penilaian dan Perencanaan Asupan Pangan . Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

_________, Tambunan V. 2004. Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan Serat Makanan . Jakarta: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII.

Hidayah T, Sugiarto. 2013. Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di Kota Yogyakarta. J Med Ilmu Keolahragaan Indonesia. 3(1)

[IFIC] International Food Information Council. 2008. Fiber Fact Sheet. www.foodinsight.org

[IOM] Institute of Medicine (2005). Dietary Reference Intake for Energy, Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty Acids, Cholesterol, Protein, and Amino Acids. A Report of The Panel on Macronutrients, Subcommites on Upper Reference Level of Nutrients and Interpretation and Uses of Dietary Reference Intakes, and The Standing Committee on the Scientific Evaluation of Dietary References Intakes. National Academies Press, Washington, DC

Irianto DP.2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yohyakarta. Andi Offset

Kusharto CM. 2006. Serat makanan dan peranannya bagi kesehatan. Jurnal Gizi dan Pangan. 1(2): 47.

Mackenzie, B. 1997. Cooper VO2 max Test [Internet]. [diunduh 2014 Jul 28]. Tersedia pada: http://www.brianmac.co.uk/gentest.htm

Muchtadi D. 2008. Gizi Anti Penuaan Dini. Bandung: Alfabeta

Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. 1993. Metabolisme Zat Gizi: Sumber, Fungsi, dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Mosteller RD. 1987. Simplified Calculation of Body Surface Area. N Engl J Med Oct22;317(17):1098(letter)

Nieman DC. 1999. Physical fitness and vegetarian diets: is there a relation. Am J Clin Nutr. 70:570-575

Nix Staci. Williams Basic Nutrition and Diet Therapy 12th edition. 2005. China: Mosby Inc

O’dea JA. 2003. Consumption of nutritional supplements among adolescents: usage and perceived benefits. Health Education Research. 18:98-107

Ortega FB, Ruiz JR, Castillo MJ, Sjostrom M. 2008. Physical fitness in childhood and adolescence: a powerful marker of health. International Journal of Obese. 32:1-11.doi:10.1038/sj.ijo.0803774

Petroczi A, Naughton DP. 2008. The age-gender-status profile of high performing athletes in the UK taking nutritional supplements: Lessons for the future. Journal of the International Society of Sports Nutrition. 5(2): 1-8.doi: 10.1186/1550-2783-5-2

Poedjiadi A, Supriyanti FMT. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press Poole C, Wilborn C, Taylor L, Kerksick C. 2010. The role of post-exercise

nutrient administration on muscle protein synthesis and glycogen synthesis. Journal of Sport Science and Medicine. 9:354-363.

28

Putri DN. 2012. Hubungan antara konsumsi pangan, tingkat kecukupan zat gizi dan aktivitas fisik terhadap tingkat kebugaran praja putra Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Jatinangor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Ruiz JR, Ortega FB, Gutierrez A, Meusel D, Sjostrom M, Castillo MJ. 2006. Health-related fitness assessment in childhood and adolescence : a european approach based on the AVENA, EYHS, and HELENA studies. J Public Health.doi:10.1007/s10389-006-0059-z

Santoso A. 2011. Serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi kesehatan. ISSN 0215-9511

Sawka MN, Montain SJ. 2000. Fluid and electrolyte supplementation for exercise heat stress. Am J Clin Nutr. 72: 564-572

Setiawan N. 2007. Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya. Bandung (ID) : Universitas Padjajaran

Siagian A. 2010. Epidemiologi Gizi. Jakarta: PT Penerbit Erlangga.

Siagian CM. 2004. Kebiasaan Makanan dan Konsumsi Serat Makanan pada Remaja SMU di Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Weisgerber M, Danduran M, Meureur J, Hartmann K, Berger S, Flores G. 2009.

Evaluation of cooper 12-minute walk/run test as a marker of cardiorespiratory fitness in young urban children with persistent asthma. Clin J Sport Med. 19:300-305

Werner WKH, Sharon AH. 2005. Lifetime physical fitness and wellness a personalized program. US: Thomson Learning

[WHO]. 2000. Obesity : Preventing and Managing The Global Epidemic. Genewa: WHO Technical Report Series.

WHO. 2010. Global Recommendation on Physical Activity for Health. Genewa: WHO Publications

Williamas M. 2005. Nutrition for health, fitness, and sport 7th edition. Boston: McGraw Hill

Wirjatmadi B, Adriani M. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Predana Media Group

29 Lampiran 1 Daftar menu yang dikonsumsi contoh selama 4 hari pengumpulan

data

Hari ke- Waktu Makan Menu

1 Pagi Siang Malam

Nasi, Daging perkedel semur, Tauge kacang panjang tumis, Energen

Nasi, Daging rendang , Tempe bacem, Sayur sop, Melon, Risoles, Roti Abon sapi

Nasi, Daging galantin goreng, Kentang sambal, Sayur oyong, Semangka

2 Pagi Siang Malam

Nasi, Ayam bumbu areh, Gulai Labu siam, Air, Teh, Susu

Nasi, Lele goreng, Tempe goreng, Kol, Timun, Kemangi, Semangka, Kue bolu, martabak

Nasi, Perkedel daging, Gulai kuning tahu dan tempe, bakwan jagung, semangka, melon

3 Pagi Siang Malam

Nasi, Ayam semur, Tumis kaputren dan buncis, susu milo coklat, teh

Nasi, Daging galantin goreng, Paru goreng, Sayur nangka

Nasi, Telur semur, tempe goreng, sayur sop, melon, bolu, martabak, cendol

4 Pagi Siang

Nasi, Telur sambal, orek tempe, teh, susu

Nasi, Ayam goreng, Soto, Perkedel, Semangka, Bolu, Lemper

30

Lampiran 2 Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan yang dikonsumsi contoh selama 4 hari pengumpulan data berdasarkan Nutrisurvey

Kode Bahan Makanan Berat (g) Energi (kkal) Air (mL) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) 1 Nasi 100 112.1 72.1 2.6 0.8 23.3 0.8 2 Tauge 100 23.7 88.5 3.2 0.3 1.8 5.6 3 Kacang panjang 100 21.5 88.9 2.2 0.2 2.5 2.9 4 Daging 100 202.2 65.2 19.7 13.6 0.5 0.0 5 Wortel 100 21.0 90.6 1.0 0.2 3.6 3.6 6 Kentang kulit rebus 100 68.6 80.1 2.0 0.1 14.2 2.3 7 Roti 100 187.9 44.1 6.5 1.0 37.6 8.7 8 Kecap 100 70.3 66.4 8.7 0.0 8.3 0.0 9 Minyak kelapa sawit 100 878.1 0.7 0.0 99.3 0.0 0.0 10 Kembang kol 100 18.4 92.3 2.2 0.3 1.6 2.7 11 Daging giling 100 223.0 58.4 27.6 12.2 0.7 0.0 12 Kentang goreng 100 163.8 68.9 1.6 12.2 11.7 1.9 13 Oyong 100 27.0 92.1 1.4 0.2 4.6 0.8 14 Ayam 100 214.4 59.3 28.2 11.3 0.0 0.0 15 Santan 100 24.4 93.8 0.3 0.4 4.9 0.0 16 Ikan lele 100 137.4 71.9 20.9 5.9 0.0 0.0 17 Semangka 100 38.2 90.2 0.6 0.2 8.3 0.2 18 Melon 100 38.2 90.2 0.6 0.2 8.3 0.2 19 Kaputren 100 75.8 78.2 3.1 1.2 12.6 2.8 20 Kol 100 12.0 94.8 1.1 0.3 0.9 1.9 21 Kulit Lumpia 100 223.0 38.2 6.4 1.0 46.3 6.0 22 Tempe 100 285.1 7.0 69.0 0.5 0.2 16.6 23 susu sapi 100 65.5 87.3 3.4 3.6 4.8 0.0 24 kacang merah 100 62.6 77.4 5.5 0.3 9.1 5.3 25 Terigu 100 309.0 15.0 11.4 2.4 59.5 10.0 26 Telur 100 148.7 75.2 12.4 10.8 0.7 0.0 27 kacang tanah 100 529.6 3.0 9.7 34.7 45.2 4.9

31

Dokumen terkait