• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

Dalam dokumen Lomba Karya Tulis Ilmiah LKTI Fapet Unpa (Halaman 27-38)

Afriastini, J. J. 2004. Bertanam Kencur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Agustina, L. 2006. Penggunaan Ramuan Herbal Sebagai Feed Additive Untuk Meningkatkan Performans Broiler

Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Andree S, Jira W, Schwind KH, Wagner H, Schwagele F. 2010. Chemical safety

of meat and meat products. Meat Sci 86:38–48.

Anonim. 2014. Ayam Organik Berkat Ramuan Herbal. http:\\cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/cetak/875. Diakses pada tanggal 28 september 2016

Anonim. 1997. Undang-Undang Pangan RI Nomor 7 1996 Cetakan 1. Jakarta: Sinar Grafika.

[Balitnak] Balai Penelitian Ternak. 2012. Ramuan Herbal, Penghasil Ayam Organik dan Meningkatkan Kekebalan Ternak. Kementrian Pertanian RI. Bogor

Departemen Kesehatan RI., 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Penerbit Bhratara, Jakarta.

Demir, E., S. Sarica, M.A. Ozcan and M Swemez. 2003. The use of natural feed additives as alternatives for an antibiotic growth promoter in broiler diets. Br. Poult. Sci. 44:44-45.

Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak. 2011. Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Donkor, E. S., Mercy, J. N., Sammy, C. K. T., Nicholas T. K. D. D., Elizabeth, B., dan Michael Olu-Taiwo. 2011. Investigation into the risk of exposure to antibiotic residue contaminating meat and egg in Ghana. Food Control. 22:869-873.

Ghalyanchi Langeroudi, A., S.M.M. Kiaei, M. Modirsanei, B. Mansour, A. Shojaie Estabragh. 2008. Comparison of chemical and biological growth promoter with two herbal natural feed additives on broiler chick performance. J. Anim. and Vet. Adv. vol 5:570-57

Hadi. S. dan Sidik. 1992. Pengobatan Hepatitis dengan Fitofarmaka. Simposium Nasional Hepatitis, Yokyakarta.

Hadi. S. 1996. Khasat Fitofarmaka pada Hepatitis. Simposium Hepatitis dalam Rangka HUT ke 50 Fakultas Kedokteran UGM, Yokyakarta.

Haagsma N. 1988. Control of veterinary drug residues in meat–a contribution to the development of analytical procedures [thesis]. Netherlands: The University of Utrecht.

Herdjoko, S. U. 2003. Ditemukan Jamu Penangkal Flu Burung. Copyright@Sinar Harapan. http// www sinarharapan co.id/berita/0508/29/sh05. hml.

Heyne, K. 1991. Tumbuhan Berguna. Jilid 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

[IOM] Institute of Medicine. 1997. Dietary Reference Intakes for Calcium, Phosphorous, Magnesium, Vitamin D and Fluoride. National Academy Press. Washington.

Lukman DW. 1994. Periode residu doksisiklin pada daging dan jeroan serta pengaruh pemanasan terhadap kandungan residunya [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Moelyanto, R. D. dan Mulyono. 2003. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih, Obat Mujarab dari Masa Kemasa. Agromedia Pustaka, Jakarta.

[OIE] Office International Epizootica. 2006. Guide to good farming practise for animal production food safety. Rev sci tech off int Epiz 25: 823-836. Sastroamidjojo, S. 2001. Obat Asli Indonesia. Cetakan keenam. Dian Rakyat,

Jakarta

Setyaningsih, D., Anton A., dan Maya P.S. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press, Bogor.

Seward RA. 2003a. Characterization of food hazards. Di dalam: Schimidit RH, Rodrick GE, editor. Food Safety Handbook. Kanada: J Wiley. hlm 11-18. [SNI] 01-6729-2002. Standar Nasional Indonesia . Sistem Pakan Organik. Ditjen

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Departemen Pertanian. Soeparno, 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan Ke dua. Gajah Mada

University Press. Yogyakarta.

Sofos, J, N. 2008. Challenges to meat safety in the 21st century. Meat Sci 7 8: 23– 13.

Sudarsana, K. 2000. Pengaruh effective microorganism-4 (EM- 4) dan kompos terhadap produksi jagung manis (Zea mays.L. saccharata) pada tanah entisols. FRONTIR. 32: 1-5. Wahyu, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: GMU Press.

Sulistyoningsih, M. 2013. Optimalisasi Produksi Broiler Melalui Suplementasi Herbal Terhadap Persentase Karkas Dan Kadar Trigliserida Darah. FPMIPA IKIP PGRI. Semarang.

Palupi, W.D.E. 1986. Tinjauan Literatur Pengolahan Daging. Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional LIPI.

Widodo, W. 2002. Nutrisi dan Pakan Unggas Kontekstual. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Wijaya, R, M. 2011. Residu Antibiotik Pada Daging Ayam Dan Sapi Dari Pasar Tradisional Di Provinsi Jawa Barat. Institut Pertaian Bogor. Bogor.

Winarto, W. P. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Winedar, H., Listyawati. S., Sutarno.2004. Daya Cerna Protein Pakan, Kandungan Protein Daging, dan Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler setelah Pemberian Pakan yang Difermentasi dengan Effective Microorganisms-4 (EM-4)

Yildirim, O. 2004. Preparation and Characterization of Chitosan/Calcium Phosphate Based Composite Biomaterials. Izmir Institute of Technology Turkey.

Yulianti, L,D., Leondro, H., Mole, P, Y.Penggunaan Fermentasi Ekstrak Ramuan Herbalterhadap Income Over Feed Cost (Iofc) Dan Nilai Ekonomis Pakan Pada Pemeliharaan Ayam Broiler. Fakultas Peternakan. Universitas Kanjuruhan. Malang.

Yuningsih Dan T.B. Murdiati. 2003. Analisis residu antibiotika spiramisin dalam daging ayam secara khromatografi cair kinerja Tinggi (KCKT). Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan. Bogor.

Yuningsih, Murdiati TB, Juariah S. 2005. Keberadaan residu antibiotika tilosin (golongan makrolida) dalam daging ayam asal daerah Sukabumi, Bogor, dan Tanggerang. Di dalam: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; Bogor, 12-13 September 2005. Bogor: Perhimpunan Peternak dan Dokter Hewan Indonesia.

Zainuddin D., 2006.Tanaman Obat Meningkatkan Efisiensi Pakan dan Kesehatan Ternak Unggas.Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdayasaing. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Proses Pembuatan Ramuan Herbal

1. Persipkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian bahan yang telah siapkan cuci dengan air bersih .

2. Pemotongan bahan hinggan dalam berukuran kecil sehingga bahan terubut mudah dihaluskan dalam alat yang digunakan

3. Haluskan bahan terebut dengan menggunakan mesin blender

4. Bahan yamg telah halus dituangkan ke dalam wadah (ember) kemudian aduk sampai merata

5. Tambahkan molases dan EM4 dalam bahan yang telah tercampur dalam wadah tersebut kemudian aduk dengan secara merata

6. Ramuan herbal yang telah tercampur dengan molases dan EM4 maka siap di masukkan dalam wadah tertutup yang telah disiapkan kemudian simpan sampai 1-2 minggu lalu amati.

Lampiran 2. Proses Produksi Produk

1. Pemberian bahan herbal dan probiotik selama dalam proses budidaya dengan meminimalkan penggunaan vaksin, antibiotik dan obat

2. Proses pemotongan dilakukan secara halal dan islami untuk menghasilkan produk pangan yang Aman, Sehat Utuh dan halal (ASUH)

3. Proses penyiapan dan pencucian bahan baku daging dilakukan secara higienis

4. Formulasi bumbu yang tepat dan seimbang serta konsisten sehingga menghasilkan produk ayam goreng dengan rasa yang gurih dan enak

5. Proses pengolahan pada mesin presto dilakukan secara terkontrol dan higienis dengan menggunakan prinsip sterilisasi (suhu dan tekanan) tinggi

6. Proses pengemasan menggunakan teknologi vakum dan penyimpanan dalam suasana beku (-18oC) sehingga produk dijamin mampu bertahan selama 6-8 bulan

Lampiran 5. Hasil Uji Baku Mutu Pemeriksaan Bahan Tambahan Makanan Sesuai SNI 01-0222-1995

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Dalam dokumen Lomba Karya Tulis Ilmiah LKTI Fapet Unpa (Halaman 27-38)

Dokumen terkait