• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aprilyanti AF. 2012. Pengaruh Waktu Reaksi dan Rasio Heksan/Total Pelarut terhadap Rendemen dan Kualitas Biodiesel pada Transesterifikasi In Situ Biji Jarak Pagar [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

BALITBANG - Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Jarak Pagar. www.lampung.litbang.deptan.go.id. [23 Oktober 2013]

BSN - Badan Standarisasi Nasional. 2006. Biodiesel. SNI 04-7182-2006.

Berger PD, Meurer RE. 2002. Experimental Design with Application in Management, Engineering, and the Sciences. Duxburry. Thomson Learning. USA

Dhany RR. 2013. Fakta-fakta Soal Cadangan Minyak RI Semakin Menipis.

http://finance.detik.com. [1 Oktober 2013].

Corro G, Tellez N, Ayala AM. 2010. Two-step biodiesel production from

Jatropha curcas crude oil using SiO2. HF solid catalyst for FFA esterification step. Fuel 89: 2815-2821.

Edriyani NA. 2012. Jarak Pagar sebagai Pengganti Bahan Bakar Alternatif. http://nisamertha.blogspot.com/2012/03/bahan-bakar-alternatif-pengganti-minyak.html. [31 Januari 2013].

Elviyanti. 2007. Desain Sistem Penentuan Kualitas Biodiesel Berbasis Minyak Nabati [Tesis]. Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Fajarani AN. 2011. Transformasi Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Menjadi Biodiesel Melalui Transesterifikasi In Situ. [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Gubitz GM, Mittelbach M, Trabi M. 1999. Exploitation of the tropical oil seed plant Jatropha curcas L. Bioresource Technology 67: 73-82.

Haas MJ, Karen MS, William NM, Thomas AF. 2004. In situ alkaline transesterication: an effective method of the production of fatty acid esters from vegetable oils. J. Am. Oil Chem. Soc., 81: 83-89.

Hass MJ, McAloon AJ, Yee WC, Foglia TA. 2006. A process model to estimate biodiesel production cost. Bioresource Technology 97: 671-678.

Hailegiorgis SM, Mahdzir S, Subbarao D. 2013. Parametric study and optimization of in situ transesterification of Jatropha curcas L. assisted by benzyltrimethylammonium hydroxide as a phase transfer catalyst via response surface methodology. Biomass and Bioenergi 59: 63-73.

15 Hambali E, Mudjalifah S, Sulistiyanto G, Timotheus L. 2007. Jarak Pagar

Tanaman Penghasil Biodiesel. Jakarta: Penebar Swadaya.

Jain S, Sharma MP. 2010. Kinetics of acid base catalized transesterification of

Jatropha curcas oil. Bioresource Technology 101: 7701-7706.

Kartika IA, Yuliani D, Ariono, Sugiarto. 2009. Rekayasa Proses Produksi Biodiesel Berbasis Jarak Pagar Melalui Transesterifikasi In Situ. Laporan Akhir Hibah Kompetitif Penelitian sesuai Prioritas Nasional Batch II-DIKTI. Departemen Teknologi Industri Pertanian. FATETA-IPB

Kartika IA, Yani M, Hermawan D. 2011. Transesterifikasi in situ biji jarak pagar: pengaruh jenis pereaksi, kecepatan pengadukan dan suhu reaksi terhadap rendemen dan kualitas biodiesel. J. Tek. Ind. Pert 21: 24-33.

Kartika IA, Yuliani S, Ariono D, Sugiarto. 2011. Transesterifikasi in situ biji jarak pagar: pengaruh kadar air dan ukuran partikel bahan terhadap rendemen dan kualitas biodiesel. AGRITECH 31: 242-249.

Kartika IA, Yani M, Ariono D, Evon Ph, Rigal L. 2013. Biodiesel production from jatropha seeds: Solvent extraction and in situ transesterification in a single step. Fuel 100: 111-117.

Kusdiana D, Saka S. 2003. Effects of water on biodiesel fuel production supercritical methanol treatment. Bioresource Technology 91: 289-285. Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI

Press.

Leung DYC, Wu X, Leung MKH. 2010. A review on biodiesel production using catalyzed transesterification. Applied energy 87: 1083-1095

Montgomery DC. 2001. Design and Analysis of Experimental 5th Edition. New York: John Wiley & Son.

Nurmillah OY. 2009. Kajian Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Biji, Kulit Buah, Batang dan Daun Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). [Skripsi] Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Qian J, Fei W, Sen L, Zhi Y. 2008. In situ alkaline transesterification of cotton seed oil for production of biodiesel and non toxic cotton seed meal. Bioresource Technology 99: 9009-9012.

Sari ABT. 2007. Proses Pembuatan Biodiesel Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dengan Transesterifikasi Satu dan Dua Tahap. [Skripsi] Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Setyaningsih D, Hambali E, Yuliani S, Sumangat D. 2008. Peningkatan Kualitas Biodiesel Jarak Pagar Melalui Sintesis Gliserol Eter Sebagai Aditif Penurunan Titik Awan dan Titik Tuang. Dalam : Laporan Akhir Hasil Penelitian - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IPB 4 Maret 2008. Bogor.

Shahla S, Cheng NG, Yusuff R. 2010. An Overview on Transesterification of Natural Oils and Fats. Biotechnology and Bioprocess Engineering, 15:891-904.

Shiu PJ, Gunawan S, Hsieh WH, Kasim NS, Ju YH. 2010. Biodiesel Produstion from Rice Bran by two Step in situ Processes. Bioresource Technology 101: 984-989.

16

Shuit SH, Lee KT, Kamaruddin AH, Yusup S. 2010. Reactive extraction and in situ transesterification of Jatropha curcas L. seeds for the production of biodiesel. Fuel 89: 527-530.

Siregar G. 2012.Transesterifikasi Pembentukan Biodiesel. http://chemicalregar. blogspot.com/2012/12/ transesterifikasi-pembentukan-biodiesel.html. [31 Januari 2013].

Teng G, Gao L, Xiao G, Liu H, Jianhua. 2010. Biodiesel preparation from

jatropha curcas oil catalyzed by hydrotalcite loaded with K2CO3. Appl Biochem Biotechnol 162: 1725-1736.

Tyson, K.S. 2004. Energy Efficiency and Renewable Energy. US Departement of Energy. New York.

Utami SW. 2010. Kajian Proses Produksi Biodiesel Melalui Transesterifikasi In Situ Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada Berbagai Kondisi Operasi [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Warsiki E, Sumangat D, Rismawati W. 2007. Pengaruh bahan dan kondisi pengemasan terhadap mutu biji jarak pagar (Jatropha curcas L). Dalam: Konferensi Jarak Pagar-Menuju Bisnis Jarak Pagar yang Feasible 19 Juni 2007.Bogor.

17 Lampiran 1. Prosedur Analisis Bahan Baku (biji jarak pagar)

1. Kadar Air (AOAC 1995, 950.46)

Cawan yang sudah dibersihkan dan dikeringkan dalam oven bersuhu 1050C selama 15 menit didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang. Sapel ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke dalam cawan tersebut. Cawan yang sudah diisi sampel kemudian dimasukkan ke dalam oveb bersuhu 1050C selama 6 jam. Cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Apabila bobot masih berubah, maka pengeringan diulangi dengan suhu dan waktu yang sama. Pengeringan dilakukan sebanyak 3 - 4 kali atau lebih sampai didapatkan bobot yang konstan sebagai bobot akhir sampel. Kadar air dapat dihitung berdasarkan kehilangan berat, yaitu selisih antara bobot awal sampel dan bobot akhir sampel, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

a = bobot awal sampel (gram) b = bobot akhir sampel (gram) 2. Kadar Abu (AOAC 1995, 923.03)

Sampel ditimbang sebanyak 2-3 gram, kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui bobot tetapnya. Sampel diarangkan di atas pemanas lalu diabukan dalam tanur listrik pada suhu 550°C selama 5-6 jam sampai pengabuan sempurna. Cawan kemudian didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang sampai bobot tetap. Kadar abu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Keterangan:

w = bobot sampel sebelum diabukan (g)

w1 = bobot sampel + cawan sesudah diabukan (g) w2 = bobot cawan kosong (g)

3. Kadar Minyak (SNI 01-2891-1992)

Sampel dari analisa kadar air ditimbang dalam kertas saring, kemudian dipasang dalam labu soxhlet dan kondensor. Reflux dilakukan dengan pelarut lemak selama 5 jam. Setelah itu, sampel dikeluarkan dari labu soxhlet, dikeringkan, dan didinginkan dalam desikator. Selanjutnya ditimbang sampai bobotnya konstan. Kadar lemak dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Kadar air (%) = a - b a x 100 % Kadar lemak = a – b w x 100% w1– w2 w x 100% Kadar abu =

18

Keterangan:

a = berat sampel + kertas saring sebelum diekstrak (gram) b = berat sampel + kertas saring setelah diekstraksi (gram) w = berat sampel (gram)

4. Kadar Serat (SNI 01-2891-1992)

Sampel sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 300 ml kemudian ditambahkan 100 ml H2SO4 0.325 N. Bahan selanjutnya dihidrolisis di dalam otoklaf bersuhu 105°C selama 15 menit. Bahan didinginkan, kemudian ditambahkan 50 ml NaOH 1.25 N dan dihidrolisis kembali di dalam otoklaf bersuhu 1050C selama 15 menit. Bahan disaring dengan menggunakan kertas saring yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Setelah itu kertas saring dicuci berturut-turut dengan menggunakan air panas, 25 ml H2SO4 0.325 N, air panas lagi kemudian 25 ml aseton atau alkohol. Residu dan kertas saring dikeringkan dalam oven bersuhu 110°C selama 1-2 jam. Kadar serat kasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Keterangan :

a = bobot residu dalam kertas saring yang telah dikeringkan (g) b = bobot kertas saring kosong (g)

w = bobot sampel (g)

5. Kadar Protein (AOC 1995, 991.20)

Sampel sebanyak 0.1 gram dimasukkan ke dalam labu Kjedhal. Katalis ditimbang sebanyak 1 gram yang terdiri dari CuSO4: Na2SO4 = 1:1.2. Selanjutnya ditambahkan 2.5 ml H2SO4 pekat dan didekstruksi sampai cairan bewarna hijau jernih, ekstraksi dilanjutkan selama 30 menit.

Labu beserta isinya didinginkan sampai suhu kamar, kemudian isinya dipindahkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan 15 ml NaOH 50% (sampai larutan menjadi basa). Hasil sulingan ditampung ke dalam erlenmeyer 200 ml yang berisi HCl 0.02 N sampai tertampung tidak kurang dari 50 ml destilat, kemudian hasilnya didestilasi dengan NaOH 0.02 N disertai penambahan indikator mensel (campuran metil red dan metil blue) 3-4 tetes. Perlakuan tersebut juga dilakukan terhadap blanko. Kadar protein dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Keterangan :

a = selisih mL NaOH yang digunakan untuk menitrasi blanko dengan sampel N = Normalitas larutan NaOH

W = Berat sampel (mg)

a – b w

x 100% Kadar serat kasar =

Kadar protein (%) = a x N x 14 x 6.25 x 100% w

19 6. Kadar Karbohidrat

Kadar karbohidrat dihitung dengan cara by difference seperti rumus berikut ini:

Kadar karbohidrat (%) = Bobot total (100%) – (kadar air + kadar abu + kadar lemak + kadar serat + kadar protein )

20

Lampiran 2. Diagram alir proses transesterifikasi in situ biji jarak pagar Evaporasi

Campuran minyak, Metil Ester dan Gliserol

Pemisahan Metanol dan Heksan Gliserol Transesterifikasi in situ Suhu 45-55 0C Filtrat Pendinginan Penyaringan Biji jarak pagar

Pengeringan Penghancur

an

Serbuk biji jarak pagar (kadar air < 2%, 20 mesh)

Ampas Heksan Larutan KOH metanolik Pencampuran MeO H KOH Pencucian Karakterisasi Biodiesel Biodiesel Air Air

21

Lampiran 3. Prosedur Analisis Biodiesel 1. Uji Bilangan Asam (SNI 04-7182-2006)

Sampel ditimbang sebanyak 2 gram dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 10 mL etanol netral 95% dan dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air sambil diaduk. Larutan kemudian dititrasi dengan KOH 0.1 N dengan indikator larutan phenolphthalein 1% dalam etanol, sampai terlihat warna merah jambu. Bilangan asam sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

AV = Bilangan asam

VKOH = Banyaknya larutan KOH yang digunakakn untuk titrasi sampel (mL) NKOH = Normalitas larutan KOH

Wsampel = Bobot sampel (gram)

2. Uji Bilangan Penyabunan (SNI 04-7182-2006)

Sampel ditimbang sebanyak 2 gram dalam erlenmeyer yang bertutup basah. Kemudian ditambahkan 25 ml KOH 0.5 N secara perlahan dengan pipet. Labu erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak dan contoh didihkan dengan hati-hati sampai contoh tersabunkan dengan sempurna, yaitu jika diperoleh larutan yang bebas dari butir-butir minyak. Larutan didinginkan dan bagian dalam dari pendingin tegak dibilas dengan sedikit air. Selanjutnya, larutan ditambahkan 1 ml larutan indikator phenolphthalein, kemudian dititrasi dengan HCl 0.5 N sampai warna merah jambu menghilang. Titrasi dilakukan juga untuk blanko, yaitu pelarut KOH 0.5 N. Bilangan penyabunan sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

SV = Bilangan penyabunan

VHCl blanko = Banyaknya larutan HCl yang digunakan untuk titrasi blanko (mL) VHCl sampel = Banyaknya larutan HCL yang digunakan untuk titrasi sampel (mL) Wsampel = bobot sampel (gram)

3. Uji Bilangan Ester

Bilangan ester digitung dengan cara = Bilangan Penyabunan – Bilangan asam (mg-KOH/g)

4. Uji Viskositas (SNI 04-7182-2006) AV = (VKOH × NKOH× 56.1) W SV = (VHCl blanko − VHCl sampel) × 28.5 W

22

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat viskosimeter. Aquades dipanaskan pada suhu 40°C dan dimasukkan ke dalam tabung viskosimeter Ostwald. Waktu yang diperlukan untuk mencapai tanda tera dicatat. Selanjutnya biodiesel dipanaskan pada suhu 40°C dan dimasukkan ke dalam tabung viskosimeter Ostwald. Kemudian waktu yang diperlukan untuk mencapai tanda tera dicatat. Viskositas biodiesel dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

× × ×

Keterangan:

µ = viskositas aquades suhu 40oC d1 = densitas aquades suhu 40oC (gr/ml)

t1 = waktu yang diperlukan aquades untuk mengalir (detik) d2 = densitas biodiesel suhu 40oC (gr/ml)

t2 = waktu yang diperlukan untuk biodiesel mengalir (detik) 5. Uji Densitas (SNI 04-7182-2006)

Piknometer kosong yang telah dicuci dengan aquades dan dibilas dengan etanol, ditimbang lalu diisi degan air dan dimasukkan ke dalam penangas air yang elah ditetapkan suhunya, yaitu 25oC. Kemudian permukaan air diatur sampai pada puncak kapiler, dibiarkan selama 15 menit. Piknometer dipindahkan dari penangas air, dikeringkan bagian luarnya dan ditimbang dengan teliti. Piknometer dikosongkan, lalu dibasuh beberapa kali dengan alkohol kemudian dikeringkan kembali. Prosedur di atas diulangi dengan menggunakan sampel yang akan diukur sebagai pengganti air. Densitas sampel dapat diukur dengan rumus berikut:

Bobot jenis sampel pada suhu tertentu dapat dihitung dengan rumus, G = G’ + nilai koreksi (25oC – ToC). Nilai koreksi ditambahkan jika pengukuran di atas suhu 15oC, dan dikurangi pada suhu di bawah 15oC

Keterangan:

G = bobot jenis sampel pada suhu 25oC

G’ = bobot jenis sampel pada suhu pengukuran (pada ToC) Bobot jenis = Bobot sampel

23

Lampiran 4. Analisis varian (ANOVA) untuk respon rendemen ANOVA untuk respon rendemen

Source DF SS MS F P Model 5 2387.383 477.4767 6.71952 0.00126 * X1 1 305.211 305.211 4.29522 0.05374 X2 1 1350.91 1350.91 19.0113 0.00043 * X12 1 168.58 168.58 2.37243 0.14190 X1 X2 1 233.174 233.174 3.28146 0.08777 X22 1 431.212 431.212 6.06844 0.02473 * (Linear) 2 1656.111 828.0556 11.65322 0.00065 * (Quadratic) 2 498.098 249.049 3.504863 0.05315 (Cross Product) 1 233.1742 233.1742 3.281457 0.08777 Error 17 1207.988 71.05812 (Lack of fit) 3 717.423 239.141 6.82474 0.00459 * *signifikan (P-value < 0,05) R2 66.40%

Stasionary point Maximum

Critical Value X1 = 7.0841 ; X2 = 0.3214 Persamaan dari model regresi Y = - 62.6491 + 19.29258 X1 + 322.0415 X2 - 0.932837 X12 -18.90327 X1X2- 292.652 X22 Keterangan: Y : rendemen X1 : waktu reaksi

24

Lampiran 5. Analisis varian (ANOVA) untuk respon bilangan asam ANOVA untuk bilangan asam

Source DF SS MS F P Model 5 0.091815 0.018363 1.518681 0.236188 X1 1 0.040864 0.040864 3.379582 0.083547 X2 1 0.010164 0.010164 0.840626 0.372042 X12 1 0.022123 0.022123 1.829640 0.193889 X1 X2 1 0.005565 0.005565 0.460257 0.506635 X22 1 0.005600 0.005600 0.463125 0.505331 (Linier) 2 0.051028 0.025514 2.110109 0.15186 (Quadratic) 2 0.035221 0.017611 1.456465 0.260716 (Cross Prduct) 1 0.005565 0.005565 0.460257 0.506635 Error 17 0.205553 0.012091 (Lack of fit) 3 0.028377 0.009459 0.747414 0.541656 *signifikan (P-value < 0,05) R2 30.88%

Stasionary point Saddle Point

Critical Value X1 = 5.70175 ; X2 = 0.241039 Persamaan dari model regresi Y = 0.310496 + 0.144119 X1 + 0.018148 X2 - 0.010686 X12 - 0.092349 X1X2 - 1.054611 X22 Keterangan: Y : bilangan asam X1 : waktu reaksi

25 Lampiran 6. Analisis varian (ANOVA) untuk respon bilangan penyabunan

ANOVA untuk bilangan penyabunan

Source DF SS MS F P Model 5 2897.398 579.4797 1.112702 0.390288 X1 1 0.040864 0.040864 3.379582 0.083547 X2 1 0.010164 0.010164 0.840626 0.372042 X12 1 0.022123 0.022123 1.829640 0.193889 X1 X2 1 0.005565 0.005565 0.460257 0.506635 X22 1 0.005600 0.005600 0.463125 0.505331 (Linier) 2 115.2902 57.64509 0.110689 0.895857 (Quadratic) 2 2756.527 1378.263 2.646507 0.099858 (Cross Prduct) 1 25.58127 25.58127 0.049121 0.827241 Error 17 8853.361 520.7859 (Lack of fit) 3 5279.717 1759.906 6.894553 0.004409 * *signifikan (P-value < 0,05) R2 24.66%

Stasionary point Saddle Point

Critical Value X1 = 7.09 ; X2 = 0.19 Persamaan dari model regresi Y = 149.2817 + 40.10292 X1 - 164.3285X2 - 2.908552 X12 + 6.261204X1X2 + 318.2198 X22 Keterangan: Y : bilangan penyabunan X1 : waktu reaksi

26

Lampiran 7. Analisis varian (ANOVA) untuk respon bilangan ester ANOVA untuk bilangan ester

Source DF SS MS F P Model 5 2882.715 576.543 1.108171 0.392449 X1 1 0.040864 0.040864 3.379582 0.083547 X2 1 0.010164 0.010164 0.840626 0.372042 X12 1 0.022123 0.022123 1.829640 0.193889 X1 X2 1 0.005565 0.005565 0.460257 0.506635 X22 1 0.005600 0.005600 0.463125 0.505331 (Linier) 2 119.5066 59.75332 0.114852 0.892184 (Quadratic) 2 2736.867 1368.434 2.630259 0.101103 (Cross Prduct) 1 26.34146 26.34146 0.050631 0.824652 Error 17 8844.516 520.2656 (Lack of fit) 3 5264.012 1754.671 6.860874 0.004497 * *signifikan (P-value < 0,05) R2 24.58%

Stasionary point Saddle Point

Critical Value X1 = 7.1 ; X2 = 0.18 Persamaan dari model regresi Y = 148.9712 + 39.9588 X1 - 164.3467X2 - 2.897866 X12 + 6.353554X1X2 + 317.1652 X22 Keterangan: Y : bilangan ester X1 : waktu reaksi

27 Lampiran 8. Analisis varian (ANOVA) untuk respon viskositas

ANOVA untuk viskositas

Source DF SS MS F P Model 5 0.086815 0.017363 0.468963 0.794122 X1 1 0.040864 0.040864 3.379582 0.083547 X2 1 0.010164 0.010164 0.840626 0.372042 X12 1 0.022123 0.022123 1.829640 0.193889 X1 X2 1 0.005565 0.005565 0.460257 0.506635 X22 1 0.005600 0.005600 0.463125 0.505331 (Linier) 2 0.055304 0.027652 0.746866 0.488773 (Quadratic) 2 0.020991 0.010495 0.283477 0.756652 (Cross Prduct) 1 0.01052 0.01052 0.284132 0.600905 Error 17 0.62941 0.037024 (Lack of fit) 3 0.18951 0.06317 2.010406 0.158813 *signifikan (P-value < 0,05) R2 12.12%

Stasionary point Maximum

Critical Value X1 = 10.67 ; X2 = 0.58 Persamaan dari model regresi Y = 2.817744 + 0.144933X1 - 0.427867X2 - 0.010293X12 + 0.12697X1X2 - 0.786824 X22 Keterangan: Y : viskositas X1 : waktu reaksi

28

Lampiran 9. Analisis varian (ANOVA) untuk respon densitas ANOVA untuk densitas

Source DF SS MS F P Model 5 0.00113 0.000226 1.344919 0.293173 X1 1 0.040864 0.040864 3.379582 0.083547 X2 1 0.010164 0.010164 0.840626 0.372042 X12 1 0.022123 0.022123 1.829640 0.193889 X1 X2 1 0.005565 0.005565 0.460257 0.506635 X22 1 0.005600 0.005600 0.463125 0.505331 (Linier) 2 0.000692 0.000346 2.059051 0.158216 (Quadratic) 2 0.00041 0.000205 1.221742 0.319327 (Cross Prduct) 1 0.000027 0.000027 0.16301 0.691434 Error 17 0.002855 0.000168 (Lack of fit) 3 0.000559 0.000186 1.13521 0.36877 *signifikan (P-value < 0,05) R2 28.34%

Stasionary point Saddle point

Critical Value X1 = 6.4 ; X2 = 0.07 Persamaan dari model regresi Y = 0.871214 - 0.000584X1 + 0.006549X2 - 0.004032X12 + 0.001857X1X2 + 0.003093X22 Keterangan: Y : densitas X1 : waktu reaksi

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ariska Duti Lina lahir di Kediri, 23 Juni 1991 sebagai anak pertama dari pasangan Budi Hartoyo dan Wiwik Utami Koesen. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Pare dan diterima di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Sejak masa TPB (Tingkat Persiapan Bersama), penulis aktif dalam kepengurusan OMDA KAMAJAYA (Organisasi Mahasiswa Daerah). Pada tahun 2010-2011 penulis aktif dalam kepengurusan BEM Fakultas Teknologi Pertanian sebagai staf “Mitra Desa”. Pada tahun yang sama sampai 2013 penulis aktif mengikuti kegiatan tari tradisional (ELODEA) Fakultas Teknologi Pertanian dan Club

Pecinta Alam (MATIPALA) Departemen Teknologi Industri Pertanian. Penulis juga aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Teknik Pengemasan Distribusi dan Transportasi serta Teknik Penyimpanan dan Penggudangan. Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Lapangan di PT. Momenta Agricultura “Amazing Farm” Lembang dengan judul “Mempelajari Penanganan Pascapanen Melon di PT. Momenta Agricultura Lembang, Bandung”.

Dokumen terkait