• Tidak ada hasil yang ditemukan

BNSP. 2010. Standar Isi Pendidikan Tinggi. Jakarta: BNSP

Direktorat Akademik Dirjen Dikti. 2008. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

Keputusan Menteri Pendidikan nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Nomor 1999 Nomor 115 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional

Undang-Undang No. 14 Th. 2005 Tentang Guru dan Dosen cq psl 4 tentang peran guru, sebagai learning agent.

Lampiran 1: Langkah-Langkah Penyusunan Kurikukum Berbasis Kompetensi

! "

#

$

%

$ &

' (

)

*

*

$

&+

, *

Secara deskriptif, urutan penyusunan KBK diuraikan sebagai berikut.

1. Pembentukan Tim Penyusun KBK Program Studi

Tiap jurusan/program studi membentuk tim penyusun KBK dalam koordinasi pembantu dekan bidang akademik. Tim penysun beranggotakan semua Dosen dari berbagai disiplin ilmu dalam jurusan/program studi yang bersangkutan dengan susunan personalia sebagai berikut: ketua (dijabat ketua jurusan), sekretaris (sekretaris jurusan jika tanpa program studi, sedangkan bagi jurusan yang memiliki program studi, sekretaris dijabat oleh ketua program studi. Bagi program studi yang memiliki rumpun bidang studi seperti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, jabatan sekretaris yang dipegang oleh ketua program studi, dibantu oleh penanggung jawab tiap bidang studi). Tim penyusun KBK ditetapkan dengan surat keputusan denkan.

2. Penetapan Profil Lulusan Program Studi

Pertanyaan umum terkait dengan penetapan profil lulusan program studi adalah:“Kelak setelah lulus, para lulusan PS ini akan menjadi apa saja?”Rincian “menjadi apa saja” terkait dengan:(1) kompetensi yang dicapai ketika dalam proses pembelajaran dan ciri program studi (2) pekerjaan sehari-hari yang kelak dilakukan oleh lulusan PS. Terkait dengan bisa apa saja, (lihat deskriptor). Perihal menjadi apa saja, dapat (1) bermuara di profesi masing-masing individu lulusan PS dan (2) berkonotasi dengan jabatan professional.

Perihal profil lulusan bisa apa saja, ada descriptor umum dan descriptor spesifik. Deskriptor umum sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap level kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian manusia Indonesia yang (1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (2) Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya, (3) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia (4) Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya (5) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain (6) Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

Deskriptor spesifik – level 5 (KKNI) meliputi (1) , Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, (2) Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural (3) Memiliki kemampuan mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif (4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

Parameter dan cara penulisan descriptor adalah sebagai berikut: (1) Mampu melakukan …dengan menggunakan … dengan cara … dan dapat menunjukkan hasil …

dalam … (kondisi); (2) Mempunyai pengetahuan … sehingga dapat …… (3) Memiliki kemampuan …. (pengelolaan) dan ..… (softskills).

3. Perumusan Kompetensi Lulusan Program Studi

Kompetensi mengarah ke profil:lulusan harus mampu melakukan apa saja?” Yang dimaksud dengan profil lulusan disini adalah “peran” yang diharapkan bisa dilakukan nantinya oleh lulusan PS di dunia kehidupan. Peran ini bisa menunjuk kepada: (1) suatu profesi (dokter, arsitek, pengacara, guru, perawat, dokter hewan) atau (2) jenis pekerjaan yang khusus (manager perusahaan, praktisi hukum, akademisi) atau (3) bentuk kerja yang bisa digunakan dalam beberapa bidang yang lebih umum (komunikator, kreator, leader) yang dicanangkan oleh PS yang bersangkutan atau (4) Bidang yang sesuai dengan ciri khas PS. Klasifikasi kompetensi menurut BSNP tahun 2010 dapat dilihat pada table berikut ini.

1

2 3 Dst

Jika dibandingkan dengan klasifikasi kompetensi tahun 2002, terdapat perbedaan pada tahun 2010 sebagaimana tertera pada table berikut ini.

0330 03-3 1 2 3 Dst 1 2 3 Dst Kompetensi Utama

ditetapkan oleh kalangan Perguruan Tinggi, masyarakat profesi dan pengguna lulusan.

Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnya

ditetapkan oleh Institusi penyelenggara program studi

Kompetensi Utama

ditetapkan oleh kalangan Perguruan Tinggi, masyarakat profesi dan pengguna lulusan.

Kompetensi Khusus ditetapkan oleh Institusi penyelenggara program studi

Kompetensi Umum ditetapkan oleh negara

Dalam rangka standarisasi nasional pendidikan, BSNP menetapkan klasifikasi kompetensi sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini.

% * * 7 %!

% * " ! % # 0 ! % : # # 0 ! * / 0 ! * ## 2 #/ 0 ! 2 2 # 0 ! % * " # " % * 7 " ' ! * 7 7 * * 7 2 $ 5* . * 7 ; ; < ! -<0

4. Pengkajian Kandungan Elemen Kompetensi

Rumusan kompetensi pada tataran program studi perlu dikaji apakah mengangdung elemen kompetensi sebagaimana dipersyaratkan dalam SK Mendiknas RI No. 045/U/2002 dan keputusan BSNP tagun 2010 atau tidak. Elemen kompetensi dimaksud berdasarkan kedua keputusan tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.

12 0 12 0 12 0 12 0 2222 //// 1111 2222 ! ! ! ! '''' ' 3456 67337'' 3456 67337'' 3456 67337'' 3456 67337' ! ! ! ! 73-373-373-373-3 KOMPETENSI Kompetensi Utama Kompetensi Khusus Kompetensi Umum 1. Landasan kepribadian. Proporsi sks (142 sks) Proporsi sks (4 sks) Proporsi sks (10 sks)

2. Penguasaan ilmu dan ketrampilan.

3. Kemampuan berkarya.

4. Sikap dan perilaku dalam berkarya.

5. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat.

Kompetensi Utama

ditetapkan oleh kalangan Perguruan Tinggi, masyarakat profesi dan pengguna lulusan. Kompetensi Khusus ditetapkan oleh Institusi penyelenggara program studi. Kompetensi Umum ditetapkan oleh negara

5. Pemilihan Bahan Kajian

Untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya, bahan kajian apa yang perlu dipelajari? Bahan kajian adalah suatu bangunan ilmu, teknologi atau seni , obyek yang dipelajari, pengetahuan/bidang kajian yang akandikembangkan, keilmuan yang sangat potensial atau dibutuhkan masyarakat untuk masa datang.

6. Perkiraan dan Penetapan Beban (SKS)

Untuk mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan, berapa waktu yangdibutuhkan oleh mahasiswa? Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan besaran waktu yang dibutuhkan adalah (1) tingkat kemampuan/kompetensi yang ingin dicapai (2) tingkat keluasan dan kedalaman bahan kajian yang dipelajari (3) cara/strategi pembelajaran yang akan diterapkan, (4) posisi (letak semester) suatu kegiatan pembelajaran dilakukan dan (5) perbandingan terhadap keseluruhan beban studi di satu semester.

7. Pembentukan Mata Kuliah

Untuk membentuk mata kuliah, dilakukan analisis keterdekatan bahan kajian serta kemungkinan keefektivan pencapaian kompetensi bila beberapa bahan kajian dipelajari dalam satu mata kuliah? Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah (1) keterkaitan yang erat antar bahan kajian (2) pertimbangan konteks keilmuan dan (3) adanya metode pembelajaran yang tepat. Mata kuliah merupakan bungkus bahan kajian. Hubungan antara bahan kajian dengan kompetensi dalam bentuk mata kuliah, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

- . * / 0 1 2- 2. + $ -3 $ -4 $ -5 ( $ - % $

8. Menyusun Struktur Kurikulum

Untuk mencapai kompetensi secara runtut, sebaran mata kuliah ditata semester demi semester. Penataan dimaksud berdasarkan hirarki tiap bidang keilmuan dan kebutuhan institusi. Sebagai contoh, mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan sebagai sarana pembelajaran mata kuliah lainnya di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, mutlak ditempatkan pada semester 1.

9. Pengesahan Kurikulum Program Studi

Untuk melaksanakan kurikulum KBK, semua pemangku kepentingan mutlak menyetujui rancangan yang diajukan. Artinya rancangan Kurikulum Berbasis Kompetensi dimaksud perlu disahkan oleh pemangku kepentingan untuk dilaksanakan.

10.Pelatihan Dosen Pengampu Mata Kuliah KBK untuk Merancang Pembelajaran

Pelatihan Dosen pemangku mata kuliah KBK dalam merancang pembelajaran, mutlak dilakukan guna mendukung pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dalam koordinasi Pembantu Dekan Bidang Akademik bersama para Ketua Jurusan dan para Ketua Program Studi. Jika dipandang perlu, LP3 Undana dapat diminta untuk memberikan

pendampingan dengan menghadirkan anggota tim pakar LP3 Undana.

11.Perancangan Pembelajaran Mata Kuliah oleh Dosen Pengampu Menggunakan Metode Pembelajaran dengan Pendekatan SCL

Penerapan KBK dalam pembelajaran yang menuntut adanya keseimbangan antara hard skills dan soft skills, hanya dapat dilakukan dengan dengan pendekatan SCL. Metode pembelajaran yang relevan dengan pendekatan SCL, antara lain adalah : (1) Small Group Discussion; (2) Role-Play & Simulation; (3) Case Study; (4) Discovery Learning (DL); (5) Self-Directed Learning (SDL); (6) Cooperative Learning (CL); (7) Collaborative Learning (CbL); (8)Contextual Instruction (CI); (9) Project Based Learning (PjBL); dan (10) Problem Based Learning and Inquiry (PBL).

12.Rancangan Penilaian Hasil Belajar

Metoda penilaian harus tepat dan cocok dengan tujuan dan konteks penilaian itu sendiri. Ada berbagai strategi dan teknik penilaian, antara lain, (a) Observasi (b) Paper-and-pencil tests, (c) Pertanyaan lisan, (d) Benchmark / reference sets, (e) Wawancara, (f) Peer - & self-assessment, (g) Performance assessment, (h) Contoh-contoh tulisan, (i) Pertunjukan, (j) Portofolio, (k) Project/product assessment, (l) Standardized criterion refernce & norm reference test.

Lampiran 2: Sistimatika Dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi Lingkup UNDANA

. ) / & $ & 0 & !1 " .. & & !2 3 3 2 " $ $ . & , * $ * & 45 ... , * & !, &"

Dokumen terkait