• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAMPUNGAN BERBEDA

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah. 1996. Pengaruh beberapa pengencer semen, lama penyimpanan semen dan waktu inseminasi terhadap fertilitas spermatozoa ayam buras. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Standardisasi Nasional. 2005. SNI 01-4868.2-2005. Bibit niaga (final stock) ayam ras tipe petelur umur sehari (kuri/doc). Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Bahr J. M. & M. R. Bakst. 1987. Poultry. In: Hafez, E.S.E. (Ed). 1987. Reproduction in Farm Animal 5th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia.

Bootwalla, S.M. & R.D. Miles.1992. Development of diluent for the domestic fowl semen. J. Poult. Sci. 48:121-128.

Brillard, J.P. 1993. Sperm storage and transport following natural mating and artificial insemination. J. Poult Sci. 72:923-928.

Ensminger. M. F. 1992. Poultry Science. 3rd Edit. Interstate Publisher. Inc., Danville. Etches, R.J. 1996. Reproduction in Poultry. CAB International, Ontario.

Garner, D.L. & E.S.E. Hafez. 1987. Spermatozoa and Management. John Wiley and Sons Inc., London.

Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armico, Bandung.

Gunawan, H. 2001. Pengaruh bobot telur terhadap daya tetas serta hubungan antara bobot telur dan bobot tetas itik Mojosari. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hafez, E.S.E. 1987. Reproduction in Farm Animals. 5th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia.

Iskandar, S., R. Mardalestari, R. Hermawati, E. Mardiah, & E. Wahyu. 2006. Pengaruh jenis, konsentrasi krioprotektan dan metode thawing pada kualitas semen beku ayam Arab. JITV. 11: 34-38.

Lake, P.E. and J.M. Stewart. 1978. Artificial Insemination in Poultry. Btrlletin 213. Ministry of Agricultur. Fisheries and Food.

McDaniel, G.R. & T.J. Sexton. 1977. Frequency of semen collection in relation to semen volume, sperm concentration and fertility in the chicken. J. Poult. Sci. 33:1989-1993.

Nataamijaya, A. G., A.R. Setioko, B. Brahmantiyo, & K. Dwiyanto.2003. Performans dan karakteristik tiga galur ayam lokal (Pelung, Arab, Sentul). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Natalia, H., D. Nista, Sunarto, & D.S. Yuni. 2005. Pengembangan Ayam Arab. Direktorat Jendral Peternakan. Departemen Pertanian, Palembang.

Neisheim, M.C., R.E. Austic, & E.C. Leislie, 1979. Poultry Production 12th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia.

North, M. O. & D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edit. An Avi Book, Nostrand Reinhold, New York.

Nuryati, T.M.P., Sutarto, M. Khamim, & P.S. Hardjosworo. 2002. Sukses Menetaskan Telur. Cetakan ke-4. Penebar Swadaya, Jakarta.

Opel, H. 1979. Major problems in poultry reproduction. In: E.S.E. Hafez (Ed). Reproduction in Farm Animals. 5th Edition. Lea and Febiger. Philadelphia. Pambudhi, W. 2003. Mengenal Ayam Arab Merah. Cetakan Ke-1. Agromedia

Pustaka, Jakarta.

Partodihardjo, S. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Cetakan I. Mutiara, Jakarta.

Permana, E.A. 2007. Karakteristik telur tetas ayam Arab betina hasil inseminasi buatan dengan pejantan ayam Arab, Pelung dan Wareng Tanggerang. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

PT Gold Coin Indonesia. 2010. Pakan Ayam Komersial Petelur Produktif. PT Gold Coin Indonesia, Bekasi.

Saleh, D.M. & Sugiyatno. 2006. Pengaruh waktu inseminasi buatan terhadap fertilitas ayam petelur. Journal Animal Production. 8: 83-87.

Sarwono, B. 2001. Ayam Arab Petelur Unggul. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Sastrodihardjo, S. 1996. Inseminasi pada Ayam Buras. Cetakan Kedua. Balitnak. Puslitbang Peternakan, Bogor.

Sastrodihardjo, S. & H. Resnawati. 1999. Inseminasi Ayam Buras Meningkatkan Produksi Telur Mendukung Pengadaan DOC Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suherlan, I. 2003. Karakteristik telur tetas ayam Merawang yang diperoleh dari interval inseminasi buatan yang berbeda. Skripsi. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sulandari, S., M.S.A. Zein, S. Paryanti, T. Sartika, M. Astuti, T. Widjastuti, E. Sujana, S. Darana, I. Setiawan, & D. Garnida. 2007. Sumber daya genetik lokal Indonesia. Dalam: Keragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal Indonesia : Manfaat dan Potensi. LIPI Press, Bogor.

Supriatna, I. 2003. Inseminasi Buatan pada Ayam. Pelatihan Inseminasi Buatan pada Ayam. Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Toelihere, M. R. 1993. Inseminasi Buatan Pada Ternak. PT. Angkasa Bandung, Bandung.

Winarto, B. Syah, & Herman. 2008. Rancang bangun sistem kendali suhu dan kelembaban udara pada penetasan ayam berbasis PLC (Programmable Logic Controller). J.ee.unila. 2: 23-32.

Lampiran 1. Rata-Rata Suhu Mesin tetas

Periode

Suhu (ºC)

Pagi Siang Sore

IB 1 38,86 38,50 38,64

IB 2 36,86 37,43 37,14

IB 3 36.29 36,79 36,64

Rata-Rata 37,34 37,57 37,47 Rata-rata suhu mesin tetas = Suhu pagi + siang + sore

3 = 37,34 + 37,57 + 37,47 3 = 112,38 3 = 37,46 ºC

Lampiran 2. Rata-Rata Kelembaban Mesin tetas

Periode

Suhu (%)

Pagi Siang Sore

IB 1 63,86 61,86 63,42

IB 2 63,43 62,21 64,14

IB 3 62,21 61,29 63,43

Rata-Rata 63,17 61,79 63,66 Rata-rata kelembaban mesin tetas = Suhu pagi + siang + sore

3 = 63,17 + 61,79 + 63,66 3 = 188,62 3 = 62,87%

Lampiran 3. Analisis Ragam Durasi Fertilitas Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 4,6822 2,3411 28,86 0,001** Eror 6 0,4867 0,0811 Total 8 5,1689

Keterangan: Tanda (**) berarti sangat berbeda nyata (P<0,01) Lanjut Uji Duncan

Level Frekuensi Penampungan Semen :

Frekuensi penampungan semen = 1 subtracted dari: Frekuensi

penampungan

semen Bawah Tengah Atas ----+---+---+---+--

2 0.5530 1.267 1.980 (---*---)

3 0.9864 1.700 2.414 (---*---)

----+---+---+---+--

0.00 0.80 1.60 2.40 ™ Frekuensi pemerahan semen 1 kali berbeda pengaruhnya dengan prekuensi pemerahan semen 2 kali. Frekuensi pemerahan semen 1 kali berbeda pengaruhnya dengan frekuensi pemerahan semen 3 kali. Frekuensi penampungan semen = 2 subtracted dari: Frekuensi pemerahan semen Bawah Tengah Atas ----+---+---+---+--

3 -0.2803 0.4333 1.147 (---*---)

----+---+---+---+-- 0.00 0.80 1.60 2.40

™ Frekuensi pemerahan semen 2 kali sama pengaruhnya dengan frekuensi pemerahan semen 3 kali.

Kesimpulan :

P1 P2 P3 A B B

™ Frekuensi penampungan semen satu kali seminggu (P1) berbeda pengaruhnya dengan frekuensi pemerahan semen dua kali (P2) dan tiga kali (P3) seminggu terhadap rata-rata durasi fertilitas telur yang dihasilkan. Frekuensi pemerahan semen dua kali (P2) sama pengaruhnya dengan frekuensi pemerahan semen tiga kali (P3) seminggu terhadap rata-rata durasi fertilitas telur yang dihasilkan.

Lampiran 4. Analisis Ragam Daya Fertil Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 228,01 114,00 3,96 0,08 Eror 6 172,54 28,76 Total 8 400,55

Keterangan: P>0,05 maka terima H0, berarti frekuensi penampungan semen yang berbeda (satu kali, dua kali, dan tiga kali seminggu) tidak berpengaruh terhadap daya fertil.

Lampiran 5. Analisis Ragam Mortalitas Embrio

Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 0,865 0,433 0,14 0,874 Eror 6 18,861 3,144 Total 8 19,727

Keterangan: P>0,05 maka terima H0, berarti frekuensi penampungan semen yang berbeda (satu kali, dua kali, dan tiga kali seminggu) tidak berpengaruh terhadap mortalitas embrio.

Lampiran 6. Analisis Ragam Daya tetas

Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 0,865 0,433 0,14 0,874 Eror 6 18,861 3,144 Total 8 19,727

Keterangan: P>0,05 maka terima H0, berarti frekuensi penampungan semen yang berbeda (satu kali, dua kali, dan tiga kali seminggu) tidak berpengaruh terhadap daya tetas.

Lampiran 7. Analisis Ragam Viabilitas DOC Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 0,573 0,286 0,05 0,948 Eror 6 32,114 5,352 Total 8 32,687

Keterangan: P>0,05 maka terima H0, berarti frekuensi penampungan semen yang berbeda (satu kali, dua kali, dan tiga kali seminggu) tidak berpengaruh terhadap viabilitas DOC.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah. 1996. Pengaruh beberapa pengencer semen, lama penyimpanan semen dan waktu inseminasi terhadap fertilitas spermatozoa ayam buras. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Standardisasi Nasional. 2005. SNI 01-4868.2-2005. Bibit niaga (final stock) ayam ras tipe petelur umur sehari (kuri/doc). Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

Bahr J. M. & M. R. Bakst. 1987. Poultry. In: Hafez, E.S.E. (Ed). 1987. Reproduction in Farm Animal 5th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia.

Bootwalla, S.M. & R.D. Miles.1992. Development of diluent for the domestic fowl semen. J. Poult. Sci. 48:121-128.

Brillard, J.P. 1993. Sperm storage and transport following natural mating and artificial insemination. J. Poult Sci. 72:923-928.

Ensminger. M. F. 1992. Poultry Science. 3rd Edit. Interstate Publisher. Inc., Danville. Etches, R.J. 1996. Reproduction in Poultry. CAB International, Ontario.

Garner, D.L. & E.S.E. Hafez. 1987. Spermatozoa and Management. John Wiley and Sons Inc., London.

Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armico, Bandung.

Gunawan, H. 2001. Pengaruh bobot telur terhadap daya tetas serta hubungan antara bobot telur dan bobot tetas itik Mojosari. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hafez, E.S.E. 1987. Reproduction in Farm Animals. 5th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia.

Iskandar, S., R. Mardalestari, R. Hermawati, E. Mardiah, & E. Wahyu. 2006. Pengaruh jenis, konsentrasi krioprotektan dan metode thawing pada kualitas semen beku ayam Arab. JITV. 11: 34-38.

Lake, P.E. and J.M. Stewart. 1978. Artificial Insemination in Poultry. Btrlletin 213. Ministry of Agricultur. Fisheries and Food.

McDaniel, G.R. & T.J. Sexton. 1977. Frequency of semen collection in relation to semen volume, sperm concentration and fertility in the chicken. J. Poult. Sci. 33:1989-1993.

Nataamijaya, A. G., A.R. Setioko, B. Brahmantiyo, & K. Dwiyanto.2003. Performans dan karakteristik tiga galur ayam lokal (Pelung, Arab, Sentul). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Natalia, H., D. Nista, Sunarto, & D.S. Yuni. 2005. Pengembangan Ayam Arab. Direktorat Jendral Peternakan. Departemen Pertanian, Palembang.

Neisheim, M.C., R.E. Austic, & E.C. Leislie, 1979. Poultry Production 12th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia.

North, M. O. & D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edit. An Avi Book, Nostrand Reinhold, New York.

Nuryati, T.M.P., Sutarto, M. Khamim, & P.S. Hardjosworo. 2002. Sukses Menetaskan Telur. Cetakan ke-4. Penebar Swadaya, Jakarta.

Opel, H. 1979. Major problems in poultry reproduction. In: E.S.E. Hafez (Ed). Reproduction in Farm Animals. 5th Edition. Lea and Febiger. Philadelphia. Pambudhi, W. 2003. Mengenal Ayam Arab Merah. Cetakan Ke-1. Agromedia

Pustaka, Jakarta.

Partodihardjo, S. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Cetakan I. Mutiara, Jakarta.

Permana, E.A. 2007. Karakteristik telur tetas ayam Arab betina hasil inseminasi buatan dengan pejantan ayam Arab, Pelung dan Wareng Tanggerang. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

PT Gold Coin Indonesia. 2010. Pakan Ayam Komersial Petelur Produktif. PT Gold Coin Indonesia, Bekasi.

Saleh, D.M. & Sugiyatno. 2006. Pengaruh waktu inseminasi buatan terhadap fertilitas ayam petelur. Journal Animal Production. 8: 83-87.

Sarwono, B. 2001. Ayam Arab Petelur Unggul. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Sastrodihardjo, S. 1996. Inseminasi pada Ayam Buras. Cetakan Kedua. Balitnak. Puslitbang Peternakan, Bogor.

Sastrodihardjo, S. & H. Resnawati. 1999. Inseminasi Ayam Buras Meningkatkan Produksi Telur Mendukung Pengadaan DOC Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suherlan, I. 2003. Karakteristik telur tetas ayam Merawang yang diperoleh dari interval inseminasi buatan yang berbeda. Skripsi. Fakultas peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sulandari, S., M.S.A. Zein, S. Paryanti, T. Sartika, M. Astuti, T. Widjastuti, E. Sujana, S. Darana, I. Setiawan, & D. Garnida. 2007. Sumber daya genetik lokal Indonesia. Dalam: Keragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal Indonesia : Manfaat dan Potensi. LIPI Press, Bogor.

Supriatna, I. 2003. Inseminasi Buatan pada Ayam. Pelatihan Inseminasi Buatan pada Ayam. Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Toelihere, M. R. 1993. Inseminasi Buatan Pada Ternak. PT. Angkasa Bandung, Bandung.

Winarto, B. Syah, & Herman. 2008. Rancang bangun sistem kendali suhu dan kelembaban udara pada penetasan ayam berbasis PLC (Programmable Logic Controller). J.ee.unila. 2: 23-32.

Lampiran 1. Rata-Rata Suhu Mesin tetas

Periode

Suhu (ºC)

Pagi Siang Sore

IB 1 38,86 38,50 38,64

IB 2 36,86 37,43 37,14

IB 3 36.29 36,79 36,64

Rata-Rata 37,34 37,57 37,47 Rata-rata suhu mesin tetas = Suhu pagi + siang + sore

3 = 37,34 + 37,57 + 37,47 3 = 112,38 3 = 37,46 ºC

Lampiran 2. Rata-Rata Kelembaban Mesin tetas

Periode

Suhu (%)

Pagi Siang Sore

IB 1 63,86 61,86 63,42

IB 2 63,43 62,21 64,14

IB 3 62,21 61,29 63,43

Rata-Rata 63,17 61,79 63,66 Rata-rata kelembaban mesin tetas = Suhu pagi + siang + sore

3 = 63,17 + 61,79 + 63,66 3 = 188,62 3 = 62,87%

Lampiran 3. Analisis Ragam Durasi Fertilitas Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 4,6822 2,3411 28,86 0,001** Eror 6 0,4867 0,0811 Total 8 5,1689

Keterangan: Tanda (**) berarti sangat berbeda nyata (P<0,01) Lanjut Uji Duncan

Level Frekuensi Penampungan Semen :

Frekuensi penampungan semen = 1 subtracted dari: Frekuensi

penampungan

semen Bawah Tengah Atas ----+---+---+---+--

2 0.5530 1.267 1.980 (---*---)

3 0.9864 1.700 2.414 (---*---)

----+---+---+---+--

0.00 0.80 1.60 2.40 ™ Frekuensi pemerahan semen 1 kali berbeda pengaruhnya dengan prekuensi pemerahan semen 2 kali. Frekuensi pemerahan semen 1 kali berbeda pengaruhnya dengan frekuensi pemerahan semen 3 kali. Frekuensi penampungan semen = 2 subtracted dari: Frekuensi pemerahan semen Bawah Tengah Atas ----+---+---+---+--

3 -0.2803 0.4333 1.147 (---*---)

----+---+---+---+-- 0.00 0.80 1.60 2.40

™ Frekuensi pemerahan semen 2 kali sama pengaruhnya dengan frekuensi pemerahan semen 3 kali.

Kesimpulan :

P1 P2 P3 A B B

™ Frekuensi penampungan semen satu kali seminggu (P1) berbeda pengaruhnya dengan frekuensi pemerahan semen dua kali (P2) dan tiga kali (P3) seminggu terhadap rata-rata durasi fertilitas telur yang dihasilkan. Frekuensi pemerahan semen dua kali (P2) sama pengaruhnya dengan frekuensi pemerahan semen tiga kali (P3) seminggu terhadap rata-rata durasi fertilitas telur yang dihasilkan.

Lampiran 4. Analisis Ragam Daya Fertil Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 228,01 114,00 3,96 0,08 Eror 6 172,54 28,76 Total 8 400,55

Keterangan: P>0,05 maka terima H0, berarti frekuensi penampungan semen yang berbeda (satu kali, dua kali, dan tiga kali seminggu) tidak berpengaruh terhadap daya fertil.

Lampiran 5. Analisis Ragam Mortalitas Embrio

Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 0,865 0,433 0,14 0,874 Eror 6 18,861 3,144 Total 8 19,727

Keterangan: P>0,05 maka terima H0, berarti frekuensi penampungan semen yang berbeda (satu kali, dua kali, dan tiga kali seminggu) tidak berpengaruh terhadap mortalitas embrio.

Lampiran 6. Analisis Ragam Daya tetas

Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 0,865 0,433 0,14 0,874 Eror 6 18,861 3,144 Total 8 19,727

Keterangan: P>0,05 maka terima H0, berarti frekuensi penampungan semen yang berbeda (satu kali, dua kali, dan tiga kali seminggu) tidak berpengaruh terhadap daya tetas.

Lampiran 7. Analisis Ragam Viabilitas DOC Sumber db JK KT F P Frekuensi Penampungan Semen 2 0,573 0,286 0,05 0,948 Eror 6 32,114 5,352 Total 8 32,687

Keterangan: P>0,05 maka terima H0, berarti frekuensi penampungan semen yang berbeda (satu kali, dua kali, dan tiga kali seminggu) tidak berpengaruh terhadap viabilitas DOC.

Dokumen terkait