Asdak C. 2004. Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada University. yogyakarta.
Basuki. 2009. Evaluasi Status Kesuburan Tanah Podsolik Merah Kuning pada Beberapa Desa di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Jurnal AGRIPEAT. 10: 87-93.
[BBSDLP] Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
2014. Tanah Andosol di Indonesia. Kementerian Pertanian. Bogor.
[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2018. Konferensi Pers Kondisi Cuaca Libur Natal 2018 Dan Tahun Baru 2019. Jakarta.
[BPS] Badan Pusat statistik. 2014. Letak dan Geografis Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat statistik. Medan.
Colby B. R. 1956. Relationship of sediment discharge to streamflow. US Geological Survey Water Resources Division. Washington, D.C.
Djafar H., Limantara L. M, dan Asmaranto R. 2014. Studi Analisa Kebutuhan Jumlah Stasiu n Hujan Berdasarkan Evaluasi Perbandingan Antara Analisa Hidrograf Banjir dan Banjir Historis pada DAS Limboto Provinsi Gorontalo.
Jurnal Teknik Pengairan. 5: 172–181.
Fahmi N. M., Suprayogi I, dan Fauzi M. 2017. Model Hubungan Antara Tinggi Muka Air-Debit Menggunakan Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS)(Studi Kasus : Pos Duga AWLR Stasiun Pantai Cermin).
Jom FTEKNIK. 4: 1-7.
Fathonah J. A., Agus A. D. S, dan Dwi H. I. 2016. Tinggi Muka Air Rencana Guna Renovasi Breakwater Di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC).
Jurnal Oseanografi. 5: 105 - 114.
Gaol R. R. L., Atika L, dan Edi R. 2012. Prediksi Curah Hujan dan Jumlah Jam Hujan Dengan Menggunakan Adaptive Neural Inference System (ANFIS).
Program Studi Meteorologi: Institut Teknologi Bandung.
Gurum A. P., Kalpataru I, dan Warsito. 2015. Perhitungan Debit Aliran Pada Sistem Aliran Terbuka Melalui Pengukuran Tinggi Muka Air Menggunakan Tranduser Ultrasonik. Prosiding. Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat. Pontianak. hlm 157-168.
Hanafiah A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Handayani D. 2005. Karakteristik Gambut Tropika: Tingkat Dekomposisi Gambut,
Distribusi Ukuran Partikel dan Kandungan Karbon. Program Sarjana. Institut Peratanian Bogor. Bogor.
Linsley R. K, dan Franzini J. B. 1991. Teknik Sumberdaya Air. Erlangga. Jakarta.
Loebis J, dan Suwarno, B S. 1993. Hidrologi Sungai. Erlangga. Jakarta.
Lutfi I. 2014. Kajian Kecepatan Aliran Dan Sedimen Melayang Sungai Cidurian Kabupaten Serang Provinsi Banten. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Mas’ud F. 2014. Penentuan Bulk Density. Jurusan Ilmu Tanah. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Muchtar A, dan Abdullah N. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Debit Sungai Mamasa. Jurnal Hutan dan Masyarakat. 2: 174-187.
Nababan O. S, dan Siregar P. M. 2012. Otomatisasi Pengukuran Debit Sungai dengan Mikrokontroller Arduino. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Neno A. K., Harijanto H, dan Wahid A. 2016. Hubungan Debit Air dan Tinggi Muka Air di Sungai Lambagu Kecamatan Tawaeli Kota Palu. Warta Rimba. 4: 1-8.
Notohadiprawiro T. 2006. Ultisol, Fakta dan Implikasi Pertaniannya. Bulletin Pusat Penelitian Marihat. Universitas Gadjah Mada.
Nugroho H. Y. S. H. 2015. Analisis Debit Aliran Das Mikro dan Potensi Pemanfaatannya. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. 4: 23-34.
[Permenhut] Peraturan Menteri Kehutanan. 2013. Pedoman Identifikasi Karakteristik Daerah Aliran Sungai. [diunduh 2018 September 10] tersedia dari www.dephut.go.id
Perumal M., Moramarco T., Sahoo B, dan Barbetta S. 2007. A methodology for discharge estimation and rating curve development at ungauged river sites.
Water Resources Research. 43.
Rahayu S., Widodo R. H., Noordwijk M. V., Suryadi I, dan Verbist B. 2009.
Monitoring Air Di Daerah Aliran Sungai. World Agroforestry Centre. Bogor.
Reitan T, dan Petersen-Overleir A. 2005. Estimating the Discharge Rating Curve by Nonlinear Regression-The Frequentist Approach. Statistical Research Report. 2.
Resman. 2010. Karakteristik Sifat Kimia Andisol pada Toposekuen Lereng Selatan Gunung Merapi Kabupaten Sleman. AGRIPLUS. 20.
[SNI] Badan Standardisasi Nasional 8066. 2015. Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai dan Saluran Terbuka Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung.
Badan Standarisasi Nasional 8066. Jakarta.
Setyowati D. L. 2010. Hubungan Hujan dan Limpasan pada Sub DAS Kecil Penggunaan Lahan Hutan, Sawah, Kebun Campuran di DAS KREO. Forum Geografi, 24: 39 - 56.
Soewarno. 2013. Hidrometri dan Aplikasi Tekno Sabo dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Seri Hidrologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sugiharyanto., dan Khotimah N. 2009. Diktat Mata Kuliah Geografi Tanah (PGF – 207). Jurusan Pendidikan Geografi: Universitas Negeri Yogyakarta.
Suleman A. R. 2015. Analisis Laju Sedimentasi Pada Saluran Irigasi Daerah Irigasi Sanrego Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan.
Jurusan Teknik Sipil. 2: 76-86.
Susanto E., Setiawan B. I., Suharnoto Y, dan Liyantono. 2017. Kajian Sedimen Melayang pada Sub DAS Sei Kalembah (DAS Padang), Studi Kasus:
Perkebunan Kelapa Sawit PTPN 4 Kebun Pabatu. Jurnal Keteknikan Pertanian 5: 121-128.
Takko I. 2013. Pendugaan Hidrograf Limpasan Permukaan Dengan Watershed Modelling System Pada Sub-Das Ta’deang Di Kabupaten Maros. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Tanika L. 2016. Panduan Teknis Pengukuran Debit Sungai. World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor.
Togatrop H. O., Kusumastuti D.I, dan Tugiono S. 2016. Analisis Sedimentasi Di Check Dam (Study Kasus : Sungai Air Anak dan Sungai Talang Bandung) Desa Talang Bandung, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat.
JRSDD. 4: 435-446.
Trisnawati Y. I, dan Basuki W. 2013. Pengaruh Laju Aliran Sungai Utama Dan Anak Sungai Terhadap Profil Sedimentasi Di Pertemuan Dua Sungai Model Sinusoidal. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.
Wismarini T. D., Ningsih D. H. U, dan Amin F. 2011. Metode Perkiraan Laju Aliran Puncak (Debit Air) sebagai Dasar Analisis Sistem Drainase di Daerah Aliran Sungai Wilayah Semarang Berbantuan SIG. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. 16: 124-132.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian
Lampiran 2. Nilai Bulk Density
Tanah BTKO (g) Vt (cm3 Bulk density
(g/cm
) 3
)
A1 137,308 92,24 1,489
A2 144,474 98,13 1,472
Rata-rata 137,308 95,18 1,480
P1 194,207 92,24 2,106
P2 192,567 90,28 2,133
Rata-rata 194,207 91,26 2,119
Dimana :
- BTKO = Berat Tanah Kering Oven (massa tanah kering) - Volume Total = Volume ring sample
= 1 4πd2t
A1 = 1
4(3,14)(5)2(4,7)
= 92,24 cm A
3
2 = 1
4(3,14)(5)2(5)
= 98,13cm3
P1 = 1
- Kerapatan massa (Bulk density)
3 Lampiran 3. Nilai Bahan Organik
3
Lampiran 4. Perhitungan Debit Sungai
Tanggal Pengamatan Kecepatan Aliran (m/det) Luas Penampang Basah (m2) Debit(m3/det)
02 Juli 2018 0,66 1,29 0,85
Sumber : Hasil Perhitungan
Lampiran 5. Perhitungan Model Linier
No Xi
(H)
Yi
(Q) Yi-Yrataan Xi-Xrataan (Yi-Yrataan)2 (Xi-Xrataan)2 (Yi-Yrataan) (Xi-Xrataan)
Maka, koefisien korelasi :
Deviasi standar dari nilai residu dapat dihitung berdasarkan persamaan : σx= �� (Xi-X�)ni=1 2 Koefisien regresi dapat dihitung :
a1=R�σy
σx�=0,980.(12,026)=11,790 a2=R�σx
σy�=0,980.(0,083)=0,082 Sehingga persamaan garis regresi X adalah :
Y�=Y�+R �σy
σx� (X-X�) Y�=1,06+11,790 (X-0,22) Y�=8,941x-1,035
Lampiran 6. Perhitungan Model Eksponensial
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari tabel perhitungan, maka dapat dihitung :
maka persamaan regresi eksponensialnya :
= 0,931 Deviasi Standar dari nilai residu Debit :
σx= �� (Xi-X�)ni=1 2 Perbandingan nilai residu :
σp
σx=�0,27 0,03�
2
=7,948 Kemiringan garis regresi :
A =R�σp
σx�=0,965.(7,948)= 7,67 Sehingga persamaan regresinya adalah :
P�=P�+R �σp
σx� (X-X�) P�=0,02+ 7,67 (X-0,22) P�=7,67 X-2,08
Apabila ditransformasikan menjadi model eksponensial, mengingat ln b = B
Y� = be Y� = 0,12 e
ax 9,65x
Lampiran 7. Perhitungan Model Berpangkat No q = log X
(H)
p = log Y
(Q) (q-qrerataan) (p-prerataan) (q-qrerataan)2 (p-p rerataan)2 (q-qrerataan)(p-prerataan)
1 -0,67 -0,07 -0,01 -0,07 0,00006 0,00547 0,00055
Sumber : Hasil hitungan
Dari tabel perhitungan, maka dapat dihitung : Deviasi Standar dari nilai P :
σp = �� (Pi-P�)ni=1 2
Deviasi Standar dari nilai q :
σq= �∑ (qi-q�)ni=1 Perbandingan nilai residu :
σp
σq=�0,119 0,057�
2
=2,087 Kemiringan garis regresi :
A =R�σp
σq�=0,975.(2,087)= 2,035 Sehingga persamaan regresinya adalah :
P�=P�+R �σp dan persamaan regresi berpangkatnya :
Y� = 22,31 X
a
2,035
Lampiran 8. Hasil Perhitungan Debit dengan Model Polinomial dan Data Curah
Lampiran 9. Perhitungan Kesalahan Relatif dan RMSE pada Debit Model berpangkat
H(m) Qobservasi Qmodel Kesalahan Relatif (%) (Qdata-Qmodel)2
0,21 0,85 0,98 14,60 0,0155
RMSE =�∑ (Qni=1 data-Qmodel )2 50
=�(0,0048)2 50
= 0,01
Lampiran 10. Perhitungan Kesalahan Relatif dan RMSE pada Debit Model Polinomial
H (m) Qobservasi Qobservasi Kesalahan Relatif (%) (Qdata-Qmodel)2
0,21 0,85 0,98 14,96 0,0163
RMSE =�∑ (Qni=1 data-Qmodel )2 50
=�(0,0047)2 50
= 0,01
Lampiran 11. Perhitungan Kesalahan Relatif dan RMSE pada Debit Model Linier H (m) Qobservasi Qmodel Kesalahan Relatif (%) (Qdata-Qmodel)2
0,21 0,85 0,99 16,10 0,01888
RMSE =�∑ (Qni=1 data-Qmodel )2 50
=�(0,0065)2 50
= 0,01
Lampiran 12. Perhitungan Kesalahan Relatif dan RMSE pada Debit Model Eksponensial
H (m) Qobservasi Qmodel Kesalahan Relatif (%) (Qdata-Qmodel)2
0,21 0,85 0,97 13,24 0,0128
RMSE =�∑ (Qni=1 data-Qmodel )2 50
=�(0,00108)2 50
= 0,01
Lampiran 13. Perhitungan Kesalahan Relatif dan RMSE pada Debit Model
RMSE =�∑ (Qni=1 data-Qmodel )2 50
=�(0,0130)2 50
= 0,01
56 Lampiran 14. Dokumentasi Kegiatan Penelitian
a. Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Metode Pelampung
b. Pengambilan Data Tinggi Muka Air pada Alat Water Level Logger
c. Pengambilan Data Curah Hujan pada Alat Rainfall Logger
d. Sub DAS Sei Petani pada Kondisi Normal
e. Sub DAS Sei Petani pada Kondisi Setelah Hujan
f. Rumah Water Level logger