• Tidak ada hasil yang ditemukan

Atlas RM. 1997. Di dalam: Parks LC, editor.

Handbookof Microbiological Media. Ed ke-2. New York: CRC Press INC.

[BSN] Badan standarisasi Nasional. 2003. Tanaman kehutanan, Bagian ke-13 : Ppenangannan bibit pohon hutan melalui pembiakan generatif (biji). SNI 01-5006. 13-2003.

Ernawati NL. 2008. Karakterisasi fenotipik dan molekuler bakteri patogen serta epidemi penyakit hawar daun bakteri pada bibit tanaman Acacia crassicarpa {disertasi}. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Fatimah S. 2005. Pengujian biofungisida Bio-LC4 dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan caisim (Brassica rapa L. Cv. Group Caisin). [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ghezzi JI, Steck TR. 1999. Induction of the viable

but non-culturable condition in Xanthomonas

campestris pv. campestris in liquid

microcosms and sterile soil. FEMS Microbiol Ecol 30:203-208.

Harni R, Supramana, Munif A, Mustika I. 2006. pengaruh metode aplikasi bakteri endofit

tersebut sudah diintroduksikan ke dalam tanah. Kurang berfungsinya formula Bio-LC4 pada saat di dalam tanah mungkin terjadi karena bahan pembawa yang dicampurkan dengan ekstrak Bio-LC4 terkontaminasi oleh organisme lain seperti cendawan.

Gambar 11. Media tanam akasia tidak steril dengan konsentrasi formula: a. 0% (MtsF0), b. 10% (MtsF10), c. 20% (MtsF20) d. 30 % (MtsF30) pada umur 1 minggu.

Gambar 12. Media tanam akasia steril dengan konsentrasi formula: a. 0% (MsF0), b. 10% (MsF10), c. 20% (MsF20) d. 30 % (MsF30) pada umur 1 minggu.

SIMPULAN

Pengaruh formula Bio -LC4 dalam menghambat pertumbuhan X. campestris pv. acaciae pada media tanah tidak terlihat pada penelitian ini. Ha l tersebut disebabkan jumlah koloni X. campestris pv. acaciae pada media kontrol juga mengalami penurunan walaupun tidak ditambah formula. Turunnya jumlah koloni bakteri mungkin disebabkan karena media tanam yang digunakan kurang sesuai untuk pertumbuhan X.

campestris pv. acaciae dan terlalu sedikitnya suspensi bakteri yang diintroduksikan ke dala m media tanam. Hal lainnya adalah tumbuhnya cendawan dengan cepat pada media yang diberi formula .

Secara in vitro ekstrak Bio-LC4 dapat menghambat pertumbuhan X. campestris pv. acacia yang diisolasi dari media perlakuan, yang ditunjukkan dengan adanya zona hambatan pertumbuhan berupa zona bening disekitas cakram kertas.

SARAN

Disarankan untuk melakukan penelitian yang lebih dalam mengenai X. campestris pv. acaciae

terutama faktor-faktor yang mendukung pertumbuhannya, sehingga apabila akan diuji kembali dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya.

Penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan menambah lebih banyak suspensi X. campestris

pv. acaciae ke media tanam sehingga jumlahnya tidak turun drastis pada minggu kedua. Selain itu, media tanam yang digunakan diganti dengan media lain seperti media kompos kelapa sawit.

DAFTAR PUSTAKA

Atlas RM. 1997. Di dalam: Parks LC, editor.

Handbookof Microbiological Media. Ed ke-2. New York: CRC Press INC.

[BSN] Badan standarisasi Nasional. 2003. Tanaman kehutanan, Bagian ke-13 : Ppenangannan bibit pohon hutan melalui pembiakan generatif (biji). SNI 01-5006. 13-2003.

Ernawati NL. 2008. Karakterisasi fenotipik dan molekuler bakteri patogen serta epidemi penyakit hawar daun bakteri pada bibit tanaman Acacia crassicarpa {disertasi}. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Fatimah S. 2005. Pengujian biofungisida Bio-LC4 dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan caisim (Brassica rapa L. Cv. Group Caisin). [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ghezzi JI, Steck TR. 1999. Induction of the viable

but non-culturable condition in Xanthomonas

campestris pv. campestris in liquid

microcosms and sterile soil. FEMS Microbiol Ecol 30:203-208.

Harni R, Supramana, Munif A, Mustika I. 2006. pengaruh metode aplikasi bakteri endofit

tersebut sudah diintroduksikan ke dalam tanah. Kurang berfungsinya formula Bio-LC4 pada saat di dalam tanah mungkin terjadi karena bahan pembawa yang dicampurkan dengan ekstrak Bio-LC4 terkontaminasi oleh organisme lain seperti cendawan.

Gambar 11. Media tanam akasia tidak steril dengan konsentrasi formula: a. 0% (MtsF0), b. 10% (MtsF10), c. 20% (MtsF20) d. 30 % (MtsF30) pada umur 1 minggu.

Gambar 12. Media tanam akasia steril dengan konsentrasi formula: a. 0% (MsF0), b. 10% (MsF10), c. 20% (MsF20) d. 30 % (MsF30) pada umur 1 minggu.

SIMPULAN

Pengaruh formula Bio -LC4 dalam menghambat pertumbuhan X. campestris pv. acaciae pada media tanah tidak terlihat pada penelitian ini. Ha l tersebut disebabkan jumlah koloni X. campestris pv. acaciae pada media kontrol juga mengalami penurunan walaupun tidak ditambah formula. Turunnya jumlah koloni bakteri mungkin disebabkan karena media tanam yang digunakan kurang sesuai untuk pertumbuhan X.

campestris pv. acaciae dan terlalu sedikitnya suspensi bakteri yang diintroduksikan ke dala m media tanam. Hal lainnya adalah tumbuhnya cendawan dengan cepat pada media yang diberi formula .

Secara in vitro ekstrak Bio-LC4 dapat menghambat pertumbuhan X. campestris pv. acacia yang diisolasi dari media perlakuan, yang ditunjukkan dengan adanya zona hambatan pertumbuhan berupa zona bening disekitas cakram kertas.

SARAN

Disarankan untuk melakukan penelitian yang lebih dalam mengenai X. campestris pv. acaciae

terutama faktor-faktor yang mendukung pertumbuhannya, sehingga apabila akan diuji kembali dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya.

Penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan menambah lebih banyak suspensi X. campestris

pv. acaciae ke media tanam sehingga jumlahnya tidak turun drastis pada minggu kedua. Selain itu, media tanam yang digunakan diganti dengan media lain seperti media kompos kelapa sawit.

DAFTAR PUSTAKA

Atlas RM. 1997. Di dalam: Parks LC, editor.

Handbookof Microbiological Media. Ed ke-2. New York: CRC Press INC.

[BSN] Badan standarisasi Nasional. 2003. Tanaman kehutanan, Bagian ke-13 : Ppenangannan bibit pohon hutan melalui pembiakan generatif (biji). SNI 01-5006. 13-2003.

Ernawati NL. 2008. Karakterisasi fenotipik dan molekuler bakteri patogen serta epidemi penyakit hawar daun bakteri pada bibit tanaman Acacia crassicarpa {disertasi}. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Fatimah S. 2005. Pengujian biofungisida Bio-LC4 dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan caisim (Brassica rapa L. Cv. Group Caisin). [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ghezzi JI, Steck TR. 1999. Induction of the viable

but non-culturable condition in Xanthomonas

campestris pv. campestris in liquid

microcosms and sterile soil. FEMS Microbiol Ecol 30:203-208.

Harni R, Supramana, Munif A, Mustika I. 2006. pengaruh metode aplikasi bakteri endofit

terhadap perkemabngan nematoda peluka akar

(Pratylenchus brachyurus) pada tanaman

nilam. Littri 12:161-165.

Dewi IK. 2005. Aplikasi biopestisida Bio-LC4 terhadap pertumbuhan bibit akasia (Acacia crassicarpa). [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Koesmaryono Y. 1999. Hubungan cuaca-iklim dengan penyakit tanaman. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Peternakan.

Machmud M. 1994. Present status of bacterial diseases of major crop in Indonesia. Di dalam: Mien AR, editor. Biology and Control of Pathogen. Proceding of Symposium on Biology and Control of Pathogens. Bogor. SEAMEO BIOTROP. Hlm 54.

Mulyaningsih C. 2002. Aktivitas ekstrak miselium

Lentinus isolat LC terhadap beberapa mikrob patogen tanaman dan cendawan penghasil aflatoksin [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Old KM, Lee SS, Sharma JK, Zi QY. 2000. A manual of disease of tropical acacias in Australia, South-East Asia and India. Jakarta: Center for International Forestry Research. Pegler DN. 1983. The Genus Lentinus: A World

Monograph. London: HMSO.

Prosea. 1995. Plant Resources of South-East Asia. Bogor: Prosea Foundation.

Semangun H. 1991. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Sinclair JB. 1993. Control of seedborne pathogen and diseases of soybean seeds and seedlings. J Pesticide Sci 37: 15-19.

Subba Rao NS. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Edisi kedua. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sudirman LI. 1992. Purification et recherche de la structure d’antibiotiques de Lentinus

squarrosulus actifs contre Rigidoporus

lignosus, a parasite de I’hevea [Disertasi]. Prancis: Faculte de Science, Universite de Nancy I.

Sudirman LI, Lefebvre G, Kiffer E, Botton B. 1994. Purification of antibiotics produced by

Lentinus squarrosulus and preliminary

characterization of a compound active against

Rigidoporus lignosus. Curr Miicrobiol 29:1-6 Sudirman LI. 1995. Pemanfaatan Lentinus spp.

dalam menunjang industri farmasi dan pertanian. Agrotex 2: 55-59.

Sudirman LI. 2002. Senyawa antibiotik baru dari jamur tropis Lentinus yang berguna bagi pertanian dan farmasi. Seminar Bioteknologi. Bandung 10-11 Oktober 2002.

Sudirman LI. 2005. Deteksi senyawa antimikrob yang diisolasi dari beberapa Lentinus tropis dengan metode bioautografi. Hayati 12:67-72. Tristanti W. 2003. Uji aktivitas formulasi bahan

aktif dari miselium Lentinus cladopus LC4 in vitro dan in vivo terhadap patogen tanaman kedelai Xanthomonas campestris pv. glycines

[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Wage S. 1998. Spektrum aktivitas Lentinus spp. terhadap beberapa mikrob patogen tanaman [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Weller, D.M. 1988. Biological control of soil-borne pathogens in the rhizosphere with bacteria. Annu Rev Phytopathol. 26: 379-407.

Dokumen terkait