• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anindyawati, T. (2010). Potensi Selulase Dalam Mendegradasi Lignoselulosa Limbah Pertanian Untuk Pupuk Organik. Berita Selulosa. 45 (2): 70-77.

Ditjen POM Depkes R.I. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1124 dan 1212.

Fatriasari, W., dan Risanto, L. (2011). Sifat Pulp Kraft Kayu Sengon (Paraserianthes Falcataria): Perbedaan Konsentrasi Bahan Pemasak Dan Tahap Pemutihan. Widyariset. 14 (3): 589-598.

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S. (1986). Organic Chemistry. Third Edition.

Diterjemahkan oleh Pudjaatmaka, A. H. (1982). Kimia Organik. Edisi Ketiga, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman 125-126.

Harianja, J.W., Idiawati, N., dan Rudiyansyah. (2015). Optimasi Jenis Dan Konsentrasi Asam Pada Hidrolisis Selulosa Dalam Tongkol Jagung. JKK.

4(4): 66-71.

He, Y., Pang, Y., Liu, Y., Li, X., dan Wang, K. (2008). Physicochemical Characterization of Rice Straw Pretreated with Sodium Hydroxide in The Solid State for Enhancing Biogas Production. Energy & Fuel.

22(4): 2775–2781

Imsya, A., dan Palupi, R. (2008). Pengaruh Dosis Stater Permentasi Cair Terhadap Kandungan Lignin, Selulosa dan Hemiselulosa Pelepah Sawit.

Majalah Ilmiah Sriwijaya. 13 (5): 292-297.

Jimmy., Poespowati, T., dan Noertjahjono, S. (2015). Delignifikasi Lignoselulosa Daun Tebu Menggunakan Asam Sulfat Encer Dengan Variasi Rasio Solid/Asam Dan Waktu. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya. 184-185.

Mardina, P., Talalangi, A.I., Sitinjak, J.F.M., Nugroho, A., dan Fahrizal, M. R.

(2013). Pengaruh Proses Delignifikasi Pada Produksi Glukosa Dari Tongkol Jagung Dengan Hidrolisis Asam Encer. Konversi. 2 (2): 17-23.

Ningsih, I.W. (2017). Pertumbuhan Phanerochaete Chrysosporium Dan Trametes Versicolor Pada Proses Biodelignifikasi Serbuk Gergaji Kayu Sengon Dengan Lama Inkubasi Yang Berbeda. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Halaman 2.

Oktaveni, D. (2009). Lignin Terlarut Asam dan Delignifikasi Pada Tahap Awal Proses Pulping Alkali. Skripsi. IPB: Bogor. Halaman 3-5.

28

Osvaldo, Z. S., Putra, S.P., dan Faizal, M. (2012). Pengaruh Konsentrasi Asam Dan Waktu Pada Proses Hidrolisis Dan Fermentasi Pembuatan Bioetanol Dari Alang-Alang. Jurnal Teknik Kimia. 18 (2): 52-62.

Padil. (2010) Proses Pembuatan Nitrosellulosa Berbahan Baku Biomassa Sawit.

Seminar Nasional Fakultas Teknik-UR Universitas Riau. Halaman 1-8.

Pahan, I. (2008). Panduan Lengkap Kelapa sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Cetakan Keenam. Jakarta : Penerbit Swadaya. 70-78.

Purwanto. (2016). Tips Sukses Usaha Dan Berkebun Sawit. Cetakan 1. Jakarta:

Forest Publishing. Halaman 7.

Permatasari, H.R., Gulo, F., dan Lesmini, B. (2014). Pengaruh Konsentrasi

H-2SO4 Dan NaOH terhadap Delignifikasi Serbuk Bambu (Gigantochloa Apus). Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya. 131-140.

Putri, M.F., Sari, D.P., Caesari, A., dan Miranda, G. (2013). Biobleaching Pelepah Sawit Sebagai Bahan Baku Pembuatan Nitroselulosa Menggunakan Enzim Xylase. Program Studi Teknik Kimia. Universitas Riau. 1-7.

Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 153-157.

SNI 0494. (2008). Pulp - Cara Uji Bilangan Kappa. Standar Nasional Indonesia:

Badan Standardisasi Nasional. Halaman 1-5.

Wayan Gunam, I.B., Ketut, B., dan Yoga Semara Guna, I. M. (2010). Pengaruh Perlakuan Delignifikasi Dengan Larutan NaOH Dan Konsentrasi Substrat Jerami Padi Terhadap Produksi Enzim Selulase Dari Aspergillus niger NRLL A-II, 264. Jurnal Biologi. 14 (1): 55-61.

Winjaya Putra, I.N., Bagus Wijaya Kusuma, I.G., dan Suprapta Winaya, I. N.

(2011). Proses Treatment Dengan Menggunakan NaOCl Dan H2SO4

Untuk Mempercepat Pembuatan Bioetanol Dari Limbah Rumput Laut Eucheuma Cottonii. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakra M. 5 (1): 64-68.

Yoricya, G., Dalimunthe, S.A.P., Manurung, R., dan Bangun, N. (2016).

Hidrolisis Hasil Delignifikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit Dalam Sistem Cairan Ionik Choline Chloride. Jurnal Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara. 5 (1): 27-23.

Yuliasmi, S., Pardede, T.R., dan Nerdy, Syahputra, H. (2017). Comparison of microcrystalline characterization results from oil palm midrib alpha cellulose using different delignization method. Annual Applied Science and Engineering Conference. 1: 1-5.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Preparasi sampel

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 1: Preparasi sampel a. Pelepah kelapa sawit

b. Pelepah kelapa sawit yang telah dipotong-potong

c. Serbuk Pelepah Kelapa Sawit yang sudah di ayak mesh 100 d. Pelepah Kelpa sawit yang telah di delignifikasi

30 Lampiran 2. Proses titrasi

(a) (c)

(b) (d) Gambar 2: Proses Titrasi Sampel

a. Sampel di tambah pereaksi

b. Dititrasi sampek warna kuning pucat c. Di tambah amilum 1%

d. Dititrasi sampai warna biru hilang

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Alat

(a) (b)

(c)

Gambar 3: Alat

a. Oven 1050C untuk proses pengeringan b. Autoclaf 1210C untuk proses delignifikasi

c. ph indicator untuk menentukan ph netral pada sampel

32 Lampiran 4. Flowsheet

1. Pembuatan Serbuk

dikeringkan di bawah sinar matahari ± 7 hari untuk menghilangkan kadar air

di serut kecil-kecil

digiling menggunakan mesin penggiling kayu diayak menggunakan ayakan mesh 100

2. Delignifikasi Menggunakan HCldan dipanaskan dengan Suhu 121OC

disiapkan 7 sampel, masing-masing sampel sebanyak 5 gram serbuk pelepah sawit

disampel 1 ditambahkan 50 mL aquades, sampel 2,3,4,5,dan 6 masing-masing ditambahkan 50 mL larutan HCl dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% (v/v) secara berurutan dipanaskan ke-7 sampel dengan autoclave pada suhu 121oC selama 30 menit disaring dan dicuci dengan air sampai pH netral dikeringkan residu yang dihasilkan dengan oven pada suhu 1050C selama 10 jam

Pelepah Kelapa Sawit

Serbuk Pelepah Kelapa Sawit

Serbuk Pelepah Kelapa Sawit

Sampel Delignifikasi

Universitas Sumatera Utara

Sambungan Lampiran 4.

3. Penetapan kadar lignin menggunakan metode KAPPA

ditimbang serbuk sebanyak 1 gram di masukkan ke wadah blender di tambahkan air suling 200 mL di blender sampai homogen

di tuangkan ke dalam erlenmayer serta diletakkan diatas hot plate pada suhu 250C sambil dihomogenkan menggunakan magnetic bar dan dibiarkan selama 30 menit. (Larutan Sampel) dibuat campuran 60 ml KMnO4 0,1N dan 60 ml H2SO4 4N kedalam beaker glass, setelah 30 memit

di masukkkan campuran tersebut kedalam larutan sampel dan dibiarkan bereaksi selama 10 menit

di tambahkan 10 ml larutan KI 1N ke dalam larutan sampel dititrasi menggunakan Natrium Tiosulfat sampai terbentuk warna kuning pucat

di tambahkan beberapa tetes larutan amilum 1 % sampai terbentuk warna biru

dititrasi kembali sampai warna biru hilang dicatat volume titrasinya

Serbuk Delignifikasi

Larutan Titrasi

34

b. Perhitungan Pembakuan Larutan Kalium Permanganat (KMnO4) V1 = 3,2 mL

Lampiran 6. Faktor “p” koreksi perbedaan pemakaian persentase permanganat P + 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 30

40 50 60 70

0,958 0,960 0,962 0,964 0,966 0,968 0,970 0,973 0,975 0,977 0,979 0,981 0,983 0,985 0,987 0,989 0,991 0,994 0,996 0,998 1,000 1,002 1,004 1,006 1,009 1,011 1,013 1,015 1,017 1,019 1,022 1,024 1,026 1,028 1,030 1,033 1,035 1,037 1,039 1,042 1,044

36

Lampiran 7.Data Volume titrasi Menggunakan Metode KAPPA

Perlakuan Delignifikator Berat Sampel Volume Titrasi

I

Sambungan Lampiran 7.

Hasil kadar lignin sisa dan kadar lignin terurai pada 1 gram serbuk pelepah kelapa sawit dan 1 gram hasil delignifikasi serbuk pelepah kelapa sawit

PERLAKUAN Delignifikator

Kadar Lignin Sisa Kadar Lignin Terurai I

38 Lampiran 8. Contoh Perhitungan Sampel

a. Sampel Tanpa Delignifikasi

Lanjutan Lampiran 8.

K = =

= 57,43 mL/gr

% Kadar lignin (lignin sisa) = K × 0,15 = 57,43 mL/gr × 0,15

= 8,61 %

 Kadar delignifikasi 3

b = 27,42 mL w = 1,0006 gram a = 0,26 mL P = ( )

= ( )

= 57,58 mL (57) f = 1,015

K = =

= 58,41 mL/gr

% Kadar lignin (lignin sisa) = K × 0,15 = 58,41 mL/gr × 0,15

= 8,76 %

% Kadar lignin (lignin sisa) rata-rata ( )

( )

40

b. Sampel Delignifikasi Akuades

 Kadar delignifikasi 1

b = 26,62 mL w = 1,0001 gram

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Lampiran 8.

ignin hilang terha ap lignin sisa lignin sisa tanpa eligni ikasi lignin sisa pa a sampel eligni ikasi lignin sisa tanpa eligni ikasi

42 Lanjutan Lampiran 8.

= 54,66 mL (55) f = 1,011

K = =

= 55,25 mL/gr

% Kadar lignin (lignin sisa) = K × 0,15 = 55,25 mL/gr × 0,15 = 8,29 %

8,61 % 0,32

ignin hilang terha ap lignin sisa lignin sisa tanpa eligni ikasi lignin sisa pa a sampel eligni ikasi lignin sisa tanpa eligni ikasi

=

= 3,72 %

 Kadar delignifikasi 3

b = 27,42 mL w = 1,0001 gram a = 1,16 mL P = ( )

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Lampiran 8.

ignin hilang terha ap lignin sisa lignin sisa tanpa eligni ikasi lignin sisa pa a sampel eligni ikasi lignin sisa tanpa eligni ikasi

44 Lanjutan Lampiran 8.

( ) ( )

= 8,33 %

( )

( )

= 1,80 %

( ) ( )

= 8,37 %

( )

( )

= 0,95 %

% Kadar lignin hilang (rata-rata) = ( )

= 0,32%

% Kadar lignin hilang terhadap lignin sisa (rata-rata)

= ( )

= 3,70 %

Universitas Sumatera Utara

Dokumen terkait