• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antawidjaja, T., B. Wibowo, S. Iskandar, E. Juarini, dan E. Masbulan. 1995. Pengaruh Pencabutan Bulu Sayap terhadap Produktivitas Entok(Cairina moschata)di Pedesaan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Pengolahan dan Komunikasi Hasil Penelitian. Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.

Ardhie. 2011. Manajemen Penetasan. http//www. image manajemen multiplycontent. Com. (28 Januari 2011).

Basran. 2002. Fertilitas, Daya Tetas, dan Nisbah Kelamin Anak Entok(Cairina moschata)yang Diperoleh dari Penetasan Alami. Skripsi. Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Blakely, J. dan H.B. David. 1998. Ilmu Peternakan. Cetakan ke-4. Terjemahan : Bandung, Srigandono. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.

Bogenfurst, F. 1995. The Current State of Incubation in Waterfowl. Proceedings 10th European Symposium on Waterfowl. World's Poultry Science

Association, Halle (Saale) Germany.

Brahmantio, B. dan L.H Prasetyo. 2001. Pengaruh Bangsa Itik Alabio dan Mojosari terhadap Performans Reproduksi. Makalah Lokakarya Nasional Unggas Air. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Buckle, K. A., R. A. Edward, G.H. Fleet, dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Indonesia University Press, Jakarta.

Buhr, R. J. dan J. L. Wilson. 1991. Incubation Relative Humidity Effect on Allantoic Fluid Volume and Hatchability. Poultry Sci. 70 : 1--188.

Card, L.E. dan M.C. Nesheim. 1979. Poultry Production. 12th Edition. Lea and Febriger, Philadelphia.

Christensen, V. L. 2001. Factors Associated with Early Embryonic Mortality.

World’s Poultry. Sci. 57: 359--372.

Daulay, A.H., S. Aris, dan A. Salim. 2008. Pengaruh Umur dan Frekuensi Pemutaran terhadap Daya Tetas dan Mortilitas Telur Ayam Arab (Gallus turticus). Skripsi. Departemen Peternakan Fakultas Pertanian- USU, Medan.

61

Ditjennak. 2005. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Gunawan, H. 2001. Pengaruh Bobot Telur terhadap Daya Tetas serta Hubungan Antara Bobot Telur dan Bobot Tetas Itik Mojosari. Skripsi. Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hardjosworo, P. S. dan Rukmiasih. 2001. Itik, Permasalahan dan Pemecahan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Harianto. A. 2010. Manajemen Penetasan Telur Itik. http://Itik Mojosari. Cara- mudah menetaskan telur-itik. html.(22 Juli 2010).

Hetzell, D. J. S . 1985. Domestic ducks : An Historical Perspective. in : Duck Production Science and World Practice. Farrell, D.J . and Stapleton, p . (ed), University of New England.

Hodgetts. B. 2000. Incubation - The Physical Requierments. Abor Acress Service Bulletin No. 15, August 1.

Imai, C., A. Mowlah, dan J. Satto. 1986. Storage Stability of Japanese Quail (Cortunix-cortunix Japonica) Eggs at Room Temperature.

Iskandar. R. 2003. Pengaruh Lama Penyimpanan Telur dan Frekuensi Pemutaran Telur terhadap Daya Tetas dan Mortalitas Telur Puyuh. Skripsi. FP- USU, Medan.

Jasa, L. 2006. Pemanfaatan Mikrokontroler Atmega 163 pada Prototipe Mesin Penetasan Telur Ayam. FTE-Udayana, Bali.

Jassim, E. W., M. Grossman, W.J. Koops, and R. Luykx. 1996. Multiphasic Analysis of Embrionic Mortality in Chickens. Poultry Sci. 75 : 464--471.

Jayasamudera D.J. dan B. Cahyono. 2005. Pembibitan Itik. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Karnama, I. K. 1996. Studi Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Daya Tetas Telur Itik Bali pada Penetasan Tradisional dengan Gabah. Tesis. Program Studi Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kartasudjana. R. dan Suprijatna. E. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Cetakan ke-1. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kortlang, C. F. H. F. 1985. The Incubation of Duck Egg. in : Duck Production Science and World Practice. Farrell, D.J . and Stapleton, p. (ed), University of New England.

Koswara, S. 1997. Teknik Pengawetan Telur Segar. Poultry Indonesia 113: 18--19.

Kurtini, T. 1988. Pengaruh Bentuk dan Warna Kulit Telur terhadap Daya Tetas dan Sex Ratio Itik Tegal. Tesis. Fakultas Pascasarjana. Unpad, Bandung.

Kusmidi, I. 2000. Produktivitas Itik Manila (Cairina moschata) di Desa yang Berbeda Topografinya di Kabupaten Cianjur. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lasmini, A., R. Abdelsamie, dan N.M. Parwati. 1992. Pengaruh Cara Penetasan terhadap Telur Itik Tegal dan Alabio. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Pengolahan dan Komunikasi Hasil Penelitian Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.

Leeson, S. 2000. Egg Numbers and Size Both Influence Broiler Yields. Service Bull, University of Georgia.

Lukman, H. 2008. Alternatif Penggunaan Alat Peneropong Telur (Candler) Sederhana untuk Mengetahui Kualitas Internak dan Kerabang Telur Bagi Para Pembuat Telur Asin. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. N0. 45 : 1410--0770.

Lyons, J. 1998. Incubation of Poultry. Agricultural Publications, University of Missouri.

Murtidjo, B.A. 1988. Mengelola Itik. Cetakan ke-17. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Najib, C. 2004. Tiktok. www.sentral ternak.com. Liptan BPTP Jakarta, No: 03/ Hn/Liptan/BPTP Jakarta, Jakarta. (28 Juli 2007)

North, M.O. dan D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. By Van Nestrod Rainhold, New York.

Nurcahyo, E. M. dan Y. E. Widyastuti. 2001. Usaha Pembesaran Ayam Kampung Pedaging. Cetakan ke-5. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nuryati, T., Sutarto, M. Khamim, dan P. S. Hardjosworo. 2000. Sukses Menetaskan Telur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Oluyemi, J. A. dan F. A Roberts. 1980. Poultry Production in Warm Wet

Climates. Macmillan Tropical Agriculture, Horticulture and Aplied Ecology Series. The Macmillan Press Ltd, London and Basingstoke.

Paimin, F.B. 2003. Membuat dan Mengelola Mesin Tetas. Penebar Swadaya, Jakarta.

63

Pattison, M. 1993. The Health of Poultry. Longman Scientific and Technical.

Peebles, E. D. dan J. Brake. 1985. Relationship of Egg Shell Porosity of Stage of Embrionic Development in Broiler Breeders. Poult. Sci. 64(12): 2388.

Prasetyo, L.H. dan T. Susanti. 2000. Persilangan Timbal Balik Antara Itik Alabio dan Mojosari Periode Awal Bertelur. Jurnal Imu Ternak dan Veteriner, Vol. 5, No. 4 : 210--213.

Rahn, H., C.V. Paganelli, and A. R. Amos. 1987. Pores and Gas Exchange of Avian Eggs: A review. The Journal of Experimental Zoology Supplement. Sci. 1: 165--172.

Ramanoff, A.L. dan A.J. Ramanoff. 1963. The Avian Egg. 3th Edition. John Willey and Sons, Inc., J, New York.

Ranto. dan S. Moloedyn. 2007. Panduan Lengkap Beternak Itik. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rasyaf, M. 1991. Pengelolaan Penetasan. Cetakan ke-2. Kanisius, Yogyakarta.

Rose. 1997. Principles of Poultry Science. Cab. International, United Kingdom.

Rusandih. 2001. Susut Tetas dan Jenis Kelamin Itik Mojosari Berdasarkan Klasifikasi Bobot dan Nisbah Kelamin. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sainsbury, D. 1984. Poultry Health of Management. 2th Edition, Granada Publishing.

Sakti, S.W. 2000. Beternak Itik Tanpa Air. Cetakan ke-20. Penebar Swadaya, Jakarta.

Samosir, D.J. 1983. Ilmu Ternak Unggas. Cetakan ke-1. Gramedia, Jakarta.

Sarwono, B. 1994. Ayam Arab Petelur Unggul. Cetakan ke-1. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setiadi, P., A. Lasmini, A. R. Setioko, dan P. Sinosat. 1992. Pengujian Metode Penetasan Telur Itik Tegal di Pedesaan. Prosiding Pengolahan dan

Komunikasi Hasil-hasil Penelitian. Unggas dan Aneka Ternak. Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.

Setioko, A.R., A.P. Sinurat, P. Setiadi, dan A. Lasmini. 1994. Budidaya Ternak Itik. Publikasi Teknis. Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi

Setioko, A.R. 1998. Penetasan Telur Itik di Indonesia. Wartazoa 7(2): 40--46. Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.

Shanawany, M. M. 1987. Hatching Weight in Relation to Egg Weight in Domestic Birds. World’s Poultry. Sci. 43 (2): 107--114.

Simanjuntak, L. 2002. Tiktok Unggas Pedaging Hasil Persilangan Itik dan Entok. Agromedia, Jakarta.

Sinabutar. 2009. Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan terhadap Daya Tetas Telur Itik Lokal (Anas plathyrynchos) Yang Di Inseminasi Buatan Semen Entok. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumuatera Utara, Medan.

Srigandono, B. 1996. Kamus Istilah Peternakan. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.

Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Cetakan ke-3. Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta.

Stanhope, W. C. 1973. Diversification with Other Species Turkey, Ducks, and Geese. in: Poultry Officers' Refresher Course, Healesville.

Steel, R.G.D. dan J. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu Pendekatan Biometrik. Alih Bahasa B. Sumantri. Gramedia, Jakarta.

Suarez, M. E., H. R.Wilson, B. N. Mcpherson, F. B.Mather, and C. J. Wilcox. 1996. Low temperature Effect on Embrionic Development and Hatch Time. Poultry Sci. 75: 1321--1331.

Sudaryani, T. H. 1996. Kualitas Telur. Cetakan ke-1. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sudaryani, T. H. dan Santoso. 1999. Pembibitan Ayam Ras. Cetakan ke-4. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suharno, B. dan Amri. 2002. Beternak Itik Secara Intensif. Cetakan ke-10. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suprijatna, E.,U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan ke-2. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tai, C. 1985. Duck Breeding and Artificial Insemination in Taiwan. In : Duck Production Science and World Practice. Farrell, D.J . and Stapleton, p. (ed), University of New England.

Tona, K., F. Barnelis, B. De Ketelaere, V. Bruggeman, dan E. Decuypere. 2002. Education and Production: Effect of Induce Molting on Albumen Quality,

65

Hatchability, and Chick Body Wieght from Broiler Breeders. J. Poultry Sci. 81:327--332.

Tullet, S. G. dan F. G. Burton. 1982. Factor Affecting the Weight and Water Status of Chick and Hatch. British Poult. Sci. 32: 361--369.

Whendrato, I. dan I.M. Madyana. 1986. Beternak Itik Tegal. Eka Offset, Semarang.

Wibowo, B., T. Antawidjaja, E. Basuno, I. A. K. Bintang, dan S. Iskandar. 1995. Pengaruh Suplementasi pada Dedak dengan Pemisahan dan Tanpa Pemisahan DOD Secara Dini terhadap Produktivitas Entok di Pedesaan. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian APBN 1994/1995 Balai Penelitian Ternak. Ciawi, Bogor.

Winarno, F.G. dan S. Koswara. 2002. Telur : Komposisi, Penanganan, dan Pengolahannya. M-Brio Press, Bogor.

“ Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu al-kitab

(al-quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa

yang mendapat petunjuk, maka (petunjuk itu) untuk

dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya

dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan

kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggungjawab

terhadap mereka” (Q.S. Az-Zumar ayat 41).

“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak

mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya

pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan

diminta pertanggungjawabannya” (Q.S. Al-Isra’ ayat

36).

“ Bahkan dengan menempuh pendidikan yang tinggi pun

belum menjamin seseorang dapat dikatakan cerdas, karena di

Dokumen terkait