• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arief AA. 2004. Pengaruh Jenis Ilustrasi dan Warna Dalam Komik Kerukunan Hidup terhadap Pengetahuan Anak-anak di Sekitar Lokasi Permukiman Korban Kerusuhan Sambas [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Azwar S. 2010. Sikap Manusia. Edisi ke-2. Yogyakarta (ID) : Pustaka Pelajar.

Bangun SI. 2001. Kajian Jenis Grafis dan Warna pada Buklet Panduan Pewarnaan Bunga Potong Sedap Malam untuk Keterampilan Petani Desa Garokgek Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Brengman M, Wauters B, Macharis C, Mairesse O. 2010. Functional Effectiveness of Threat Appeals in Exercise Promotion Messages.

International Journal of Methodology and Experimental Psychology. Psicologia. (31): 577-604

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Katalog BPS 3101015. Jakarta (ID).

DeVito JA. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Edisi kelima. Jakarta (ID): Professional Books.

Effendi S, Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta (ID): LP3ES

Ekawarna. 2007. Mengembangkan Bahan Ajar Mata Kuliah Permodalan Koperasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa.

Makara Sosial Humaniora. (11) 1:42-47. Jakarta (ID).

Fardiaz D. 1999. Bahan Kuliah Mata Ajaran Evaluasi Media. Bogor (ID): PPS –

IPB.

Halder S. 2012. An Appraisal of Environmental Education in Higher School Education System. International Journal of Environmental Sciences.North

Bengal (IN).(2)4:2223-2233.

Hapsari CM. 2013. Efektivitas Komunikasi Media Booklet Anak Alami sebagai Media Penyampai Pesan Gentle Birthing Service. Jurnal E-Komunikasi. :

Universitas Kristen Petra (1)3:265-275.

Iskandar. 2005. Pengaruh Desain Pesan Pupuk Agrodyke melalui Video terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

İşler K,Ö Bayram. 2014. Social and Behavioral Sciences. United Kingdom [GBR]: Elsevier Ltd.

Jahi A. 2003. Desain Pesan. Materi Pelatihan Penulisan Naskah Program TV/Video Instruksional. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Kastaman R, Moetangad A. 2007. Perancangan Reaktor Kompos Terpadu dan Pengembangan Mikroba Penghilang Bau Sampah Dalam Rangka Mengatasi Masalah Sampah di Perkotaan. Bandung (ID) : Universitas

Padjadjaran.

Kastaman R, Kramadibrata, Moetangad A, Roni. 2007. Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu. Bandung (ID) : Universitas Padjajaran.

Kerlinger, FN. 2003. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta (ID). Gadjah Mada University Press.

63 Krathwolh DR. 2002. A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. Teory

into Practice, Practice,(41)4:213-264.

Kriyantono R. 2010. Teknis Praktis Riset Komunikasi.Jakarta (ID). Kencana

Prenada Media Group.

Kusmiati. 1999. Teori Dasar Disain Komunikasi Visual. Jakarta (ID) : Djambatan. Kusumastuti F. 2004. Dasar-dasar Humas. Bogor (ID) : Ghalia Indonesia.

[KMNLH&KEMENDIKBUD] Kementerian Negara Lingkungan Hidup & Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Panduan Adiwiyata. Jakarta (ID) : KMNLH&KEMENDIKBUD.

Lewan PC, Stotland E. 1961. TE Effects of Prior Information on Susceptibility to An Emotional Appeal. Journal of Abnormal and Social Psychology.

Matindas K. 1990. Pengaruh Format Gambar dan Simbol Verbal Komik pada Peningkatan Pengetahuan Ibu-ibu Usia Subur tentang Keluarga Berencana di Desa Pasir Jambu Kecamatan Kedung Halang Bogor [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Mc Connel JW. 2006. Environmental Education in Canada. Toronto (CN):

[CEGN] Canada Environmental Grandmakers‟ Network

Nurfathiyah P. 2006. Pengaruh Visualisasi dan Bentuk Narasi pada Multimedia Berbasis Web terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Tani. [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

[Pemkot] Pemerintah Kota Bogor. 2012. Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Bogor (edisi 2012). [Internet]

http://www.kotabogor.go.id/images/stories/lainlain/informasilaporanpenyele nggaraanpemerintahdaerahkotabogortahun2012.pdf [diunduh Maret 2012]. Pranata M. 2004. Efek Redundansi Disain Pesan Multimedia dan Teori

Pemrosesan Informasi. Nirmana. (6)2:171-182.

Pratomo S. 2009. Model Pembelajaran Tematik dalam Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. No.11.

Prihandono 2007. Energi Hijau. Jakarta (ID) : Penebar swadaya.

[Pusgrafin-Depdikbud]. 1992-1993. Bagian Proyek Peningkatan Sarana dan Jasa Grafika . Jakarta (ID) : Penyuluh Grafika.

Quintus AB. 1991. Pengaruh Jumlah Bingkai dan Jenis Ilustrasi Komik pada Peningkatan Pengetahuan Wanita Tani tentang Mina Padi di Desa Daleng Kecamatan Lembor-Manggarai Nusa Tenggara Timur. [tesis] Institut Pertanian Bogor.

Rogers M. 2003. Diffusion of Innovations. 5th edition. New York (US) : TE Free

Press.

Rakhmat J. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung (ID) : PT Remaja Rosdakarya. Retnowati D. 1995. Pengaruh Bentuk Bingkai dan Gambar Kontras Komik pada

Peningkatan Pengetahuan Anggota Kelompok Wanita Tani tentang Agribisnis Baby Corn di Kecamatan Bangun Tapan Kabupaten Bantul [tesis]. Institut Pertanian Bogor.

Rinaldi. 2003. Visualisasi Ide. Materi Pelatihan Penulisan Naskah Program

TV/Video Instruksional. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Sadiman A. 2002. Media Pendidikan, Pengertian dan Pengembangan. Jakarta (ID): Rajawali.

Salawati T, Astuti R, Hayati RN. 2008. Pengaruh Program Pelatihan Sampah Padat Organik Menggunakan Metode Composting Terhadap Pengetahuan

64

dan Keterampilan Ibu-ibu PKK di Rw III Kelurahan Boja Kabupaten Kendal. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia.(3)2:63-73.

Setiati L, Sunarto P, Setiawan P. 2011. Komunikasi Gambar Bercerita pada Buku Belajar Baca Anak Taman Kanak-Kanak. ITB J. Vis.Art & Des.(5)1: 42-64. Severin WJ, Tankard JW Jr. 2001. Communication TEories: Origins, Methods

and Uses in the Media. London (GB) : Wesley Longman

Shobeiri SM, Hafezi S, Sarmadi RM. 2013. A Novel Conceptual Model of Environmental Communal Education. Turkish Online Journal of Distance Education-TOJDE. ISSN 1302-6488 (14)1: article 13.

Stanley JC.Campbell DT, 1981. Experimental And Quasi-Experimental Designs For Research. Northwestern University and Johns Hopkins University. Chicago (US) : Rand McNally College Publishing.

Sucipto T, Nurhada E, Rosmana Tj, Lasmiyati, Tresnawaty, Erlinawati. 1998.

Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Daerah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia : Kidang Mas. Bandung (ID).

Sudrajat. 2006. Mengolah Sampah Kota. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.

Sulistyorini L.2005.Pengelolaan Sampah menjadi Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan.Vol 2.

Stevenson RB. 2007. Schooling and environmental education: contradictions in purpose and practice. Environmental Education&Research: Taylor&Francis. (13)2:167-177.

Syah M, 2003. Psikologi Belajar. Jakarta [ID]. Raja Grafindo Persada.

Turnbull AT, Baird RN. 1975. TE Graphics of Communication. Typography.

Design. Third Edition : Holt, Rinehart and Winston. New York (US).

Van Dalen DB. 1973. Understanding Educational Research : An Introduction

third edition. California (US) : Mc Graw-Hill Book Company.

Van der Perk M. 2007. Soil and Water Contamination-from Molecular to Catchmen, Utrech University (NL) : Department of Physical Geograpy.

Winkel WS, 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta [ID]. Media Abadi.

Yanti L. 2002. Pengaruh Bahasa Dan Jenis Ilustrasi Pada Buklet Terhadap Pemahaman Petani Tentang Pendayagunaan Melinjo (Kasus di Desa

Kasang Lopak Alai Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi) [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Yee R. 2012. Architectural Drawing: A Visual Compendium of Types and Methods. 4th ed. San Francisco (US) : Wiley.

Yusuf LN. 2005. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung (ID) : Remaja Rosdakarya.

65 Lampiran 1 Sinopsis buklet pembuatan pupuk organik cair

Tuti dan Budi sedang bermain di halaman rumah sambil menikmati buah pisang yang diberi oleh ibu. Tiba-tiba, Budi membuang kulit pisang sembarangan. Tuti melihat ulah Budi. Ia pun menegur adiknya untuk memungut kembali sampah kulit pisang tersebut lalu membuangnya di tempat sampah. Tuti bercerita pada Budi bahwa sampah kulit pisang termasuk jenis sampah organik. Di sekolah, Tuti mendapat materi pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) bahwa sampah organik sangat bermanfaat bagi manusia dan lingkungannya. Budi kelihatan sangat bingung dan tidak paham penjelasan dari kakaknya Tuti. Akhirnya Tuti mengajak Budi untuk membuat pupuk organik cair di rumah.

Tuti dibantu Budi mempersiapkan semua peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik cair. Peralatannya sangat mudah didapat karena tersedia di rumah. Sampah organik diambil dari dapur mereka sendiri kecuali cairan EM4 yang harus dibeli di toko pertanian terdekat.

Tuti memulai tahap pertama pembuatan pupuk organik cair dengan memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan anorganik. Tuti juga kepada Budi manfaat sampah organik dan anorganik. Tahap kedua, Tuti merajang atau memotong sampah organik hingga bagiannya menjadi lebih kecil dengan tujuan agar lebih mudah dimasukkan ke dalam ember sekaligus agar lebih mudah hancur. Tahap ketiga, Tuti memasukkan sampah organik tersebut ke dalam ember dan menambahkan dua sendok makan gula pasir, dua sendok makan EM4 dan air sambil diaduk hingga rata. Gula pasir berfungsi sebagai makanan bagi bakteri EM4 yang bertujuan untuk memudahkan pembusukan hingga terbentuknya pupuk organik cair. Tahap keempat, Tuti menutup ember agar tidak diganggu hewan- hewan seperti: tikus dan kecoa. Sambil menunggu dua hingga empat minggu kemudian, cairan pupuk organik dalam ember diaduk sesekali hingga akhirnya pupuk organik cair dalam ember siap dikeluarkan. Tahap kelima, cairan pekat dikeluarkan dari dalam ember untuk dimasukkan ke dalam baskom lalu ditambah air sambil diaduk agar gas yang terkandung dalam cairan pekat pupuk organik cair tersebut menguap. Tahap keenam, pupuk organik cair sudah siap digunakan untuk menyuburkan tanaman dan tanah di pekarangan rumah.

Setelah melihat Tuti membuat pupuk organik cair, Budi merasa sangat senang dan merasa mendapat ilmu pengetahuan baru dari kakaknya. Tuti dan Budi sepakat ingin mengajak ayah dan ibunya untuk mengolah sampah organik di rumah mereka dan membuat pupuk organik cair untuk menyuburkan tanaman dan tanah di pekarangan rumahnya.

66

Lampiran 2 Storyboard

Gambar 1.

Adegan Budi membuang kulit pisang, Tuti melarang

(HE: wajah Tuti cemberut/alis berkerut/satu tangan memberi tanda

melarang).

Himbauan rasional

Jangan buang sampah sembarangan! Tumpukan sampah yang membusuk dapat mengganggu kesehatan.

Himbauan emosional

Hei...!! jangan buang sampah sembarangan. Sampah yang busuk akan berair, baunya menyengat dan banyak lalat...itu kan jorok, dapat mengundang penyakit!!

Gambar 2.

Budi memegang kulit pisang dan Tuti menjelaskan manfaat kulit pisang sebagai sampah organik.

Himbauan rasional

Kulit pisang merupakan sampah organik sehingga dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik cair di rumah Himbauan emosional

Kulit pisang yang busuk sangat bauuu... Warnanya hitam dan berbusaa... Padahal dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik cair di rumah

Gambar 3.

Tuti menjelaskan tentang pemilahan sampah di rumah. Sampah dipilah menjadi sampah organik dan anorganik

Himbauan Rasional

Pertama-tama, kita harus memilah sampah di rumah menjadi sampah organik (sisa sayuran) dan anorganik (botol serta kemasan makanan).

Himbauan Emosional

Biarpun jijik, kita harus memilah sampah di rumah menjadi sampah organik (sisa sayuran) dan anorganik (botol serta kemasan makanan).

67

Gambar 4.

Sampah organik yang sudah dipilah ditaruh di tempah khusus agar tidak tercampur dengan sampah anorganik

Himbauan rasional

Khusus sampah organik memiliki manfaat yang sangat besar untuk bahan pupuk organik cair

Himbauan emosional

Iiiihh...bauuuu....tapi sampah organik sangat besar manfaatnya karena dapat diolah menjadi pupuk organik cair

Gambar 5.

Tuti memotong sampah organik terdiri dari: sayuran layu dan buah busuk

Himbauan Rasional

Setelah dipilah kemudian sampah organik dirajang atau dipotong-potong menjadi lebih kecil.

Himbauan emosional

Hiii....sampahnya basah...tapi kita harus berani merajang sampah organik untuk dipotong-potong menjadi lebih kecil.

Gambar 6.

Tuti dan Budi memasukkan potongan sampah organik ke dalam ember (HE : Tuti memegang sampah organik, Budi menutup hidung/mengangkat bahu)

Himbauan Rasional

Sampah organik yang sudah dirajang dimasukkan ke dalam ember hingga terisi setengah ember.

Himbauan Emosional

Idiiiihhh....baunya....sampah organik tadi harus dimasukkan ke dalam ember hingga ember berisi setengahnya.

Gambar 7.

Mencampur dengan cairan aktivator: Bahan-bahan yang diperlukan : 2sdm EM4 + 2sdm gula pasir + 15 liter air

(Memindahkan air dari ember kecil ke dalam ember besar menggunakan gayung,

lalu mencampur bahan-bahan sbb : 2sdm EM4, 2sdm gula, air)

Himbauan Rasional

Selanjutnya ember diisi air hingga penuh dan tambahkan dua sendok makan gula pasir serta dua sendok makan EM4 yang dapat dibeli di toko pertanian.

Himbauan Emosional

Hmm...selanjutnya ember diisi air hingga penuh dan tambahkan dua sendok makan gula pasir serta dua sendok makan EM4 yang dapat dibeli di toko pertanian...

68

Gambar 8.

Tuti berdiri dan memegang sebatang bambu/kayu sambil menjelaskan pada

Budi yang berdiri dekat ember

Himbauan Rasional

Agar sampah organik mudah membusuk sebaiknya diaduk terlebih dahulu agar sampah organik, gula pasir dan EM4 tercampur rata.

Himbauan emosional

Wah....harus diaduk terlebih dahulu supaya sampah organik, gula pasir dan EM4 tercampur rata....tujuannya agar sampah cepat membusuk dan tidak bauuu...

Gambar 9.

Tuti berdiri sambil memegang tutup ember dan Budi menyimak dan mendengarkan penjelasan Tuti bahwa

di dalam ember sedang terjadi proses fermentasi sampah organik menjadi

pupuk cair

Himbauan Rasional

Setelah diaduk, tutup embernya agar tidak diganggu tikus dan kecoa. Diamkan selama 2-4 minggu hingga menjadi pupuk organik cair.

Himbauan emosional

Setelah diaduk, tutup embernya agar tidak diganggu tikus dan kecoa. Diamkan selama 2-4 minggu hingga menjadi pupuk organik cair.

Gambar 10.

Tuti memegang gayung untuk mengambil pupuk organik cair dan dimasukkan ke

dalam ember/baskom penampungan

Himbauan Rasional

Keluarkan pupuk organik cair ke dalam baskom lalu tambahkan air sambil diaduk agar cairannya tidak terlalu pekat.

Himbauan Emosional

Keluarkan pupuk organik cair ke dalam baskom lalu tambahkan air sambil diaduk agar cairannya tidak terlalu pekat....iiiihhh masih ada baunya lho...

69

Gambar 11.

Tuti dan Budi menyiram tanaman dengan pupuk organik cair di pekarangan rumah

Himbauan Rasional

Pupuk organik cair yang sudah ditambah air tadi dapat langsung digunakan untuk menyuburkan tanaman dan tanah di pekarangan rumah kita.

Himbauan Emosional

Pupuk organik cair yang sudah ditambah air tadi dapat langsung digunakan untuk menyuburkan tanaman dan tanah di pekarangan rumah kita.

Gambar 12.

Tuti dan Budi merasa senang karena sudah paham tentang proses pembuatan pupuk

organik cair

Himbauan Rasional

Nah, ternyata membuat pupuk organik cair itu tidak sulit. Ayo, ajak ayah dan ibu untuk membuatnya di rumah agar sampah organik dari rumah kita bermanfaat.

Himbauan Emosional

Nah, ternyata membuat pupuk organik cair itu tidak sulit. Ayo, ajak ayah dan ibu untuk membuatnya di rumah agar sampah organik dari rumah kita bermanfaat.

Lampiran 3 Kuesioner ujicoba media buklet

70

dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dan tambahkan saran perbaikan bila perlu.

No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 1. Judul pada buklet pembuatan

pupuk organik cair ini sangat menarik

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan.

……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 2. Setelah membaca judul buklet,

minat membaca buklet pembuatan pupuk organik cair meningkat

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan.

……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 3. Desain cover buklet pembuatan

pupuk organik cair ini sangat menarik

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ………. No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 4. Jumlah halaman pada buklet

71

sudah memadai untuk memandu dan meningkatkan pengetahuan pembaca

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 5. Bahan dan ketebalan kertas yang

digunakan oleh media buklet pembuatan pupuk organik cair ini sudah memadai

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ………. No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 6. Pewarnaan pada buklet pembuatan

pupuk organik ini sangat menarik

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

... ... No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 7. Ukuran huruf pada isi caption

media buklet pembuatan pupuk organik cair ini sudah memadai.

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

... ... ...

72 No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 8. Foto digital pada media buklet

pembuatan pupuk organik cair ini jelas dan terang.

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

... ... ... No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 9. Gambar garis pada media buklet

pembuatan pupuk organik cair ini jelas dan terang

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 10. Himbauan rasional pada foto

digital/gambar garis berisi pesan yang logis

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

73

(4) (3) (2) (1)

11. Himbauan emosional pada foto digital/gambar garis mampu menyentuh emosi responden yaitu dengan meningkatkan kecemasan

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 12. Seluruh isi pesan dalam buklet

pembuatan pupuk organik cair ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan sampah organik menjadi pupuk organic

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 13. Petunjuk dalam buklet pembuatan

pupuk organik cair ini mudah dipraktekkan

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 14. Buklet pembuatan pupuk organik

74

pembacanya

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 15. Buklet pembuatan pupuk organik

cair ini dapat membantu pembacanya mengolah sampah organik di rumah

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 16. Waktu yang dibutuhkan untuk

membaca dan memahami buklet pembuatan pupuk organik cair ini tidak lama

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… ……… No Pernyataan Skala Jawaban Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju (1) 17. Buklet pembuatan pupuk organik

75

masyarakat untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi lebih bermanfaat

Bila “tidak setuju” mohon berikan saran perbaikan :

……… ……… ……… 18. Apa saran anda setelah membaca buklet pembuatan pupuk organik cair ini dari awal

hingga akhir? ……… ……….... ……… ……….... ……… ……… ……… ……….... Terimakasih

Lampiran 4 Kuesioner penelitian

Dokumen terkait