• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Visualisasi Dan Isi Caption Pada Buklet Pembuatan Pupuk Organik Cair Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa Di Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Visualisasi Dan Isi Caption Pada Buklet Pembuatan Pupuk Organik Cair Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa Di Kota Bogor"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VISUALISASI DAN ISI

CAPTION

PADA

BUKLET PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN

SISWA DI KOTA BOGOR

TITIEN YUSNITA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN

HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Visualisasi dan Isi Caption pada Buklet Pembuatan Pupuk organik cair terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

Titien Yusnita

(4)
(5)

RINGKASAN

TITIEN YUSNITA. Pengaruh Visualisasi dan Isi Caption pada Buklet Pembuatan

Pupuk Organik Cair terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa di Kota Bogor dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH dan KRISHNARINI MATINDAS.

Kota Bogor menghadapi tantangan besar dalam hal kebersihan. Produksi sampah yang berlebihan disebabkan jumlah penduduk Kota Bogor meningkat setiap tahunnya. Jika pada tahun 2006, produksi sampah mencapai 2.185m3/hari, maka sampai akhir tahun 2012 jumlah produksi sampah telah mencapai 2.447 m3/hari. Produksi sampah terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Bogor. Dampak dari produksi sampah yang berlebihan dapat mengganggu kestabilan ekosistem alam serta penurunan kualitas lingkungan. Hal ini berarti ancaman bagi kesehatan masyarakat. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas lingkungan adalah memberikan pendidikan lingkungan hidup sejak dini kepada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Peran serta warga sekolah dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat untuk menghindari dampak lingkungan yang negatif.

Penelitian ini dirancang dengan metode True Experimental dengan desain

faktorial 2x2 dan menggunakan Pretest Posttest Control Group sehingga terdapat

lima kelompok yang dipilih secara acak dimana empat kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Tujuan penelitian eksperimen ini adalah: 1)Menganalisa jenis visualisasi yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk organik cair, 2)Menganalisa isi caption yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk

organik cair, 3)Menganalisa kombinasi pesan yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk organik cair, 4)Menganalisa apakah karakteristik individu berkorelasi dengan peningkatan pengetahuan siswa SD di Kota Bogor. Adapun hasil penelitian eksperimen ini adalah: 1)Foto digital merupakan jenis visualisasi yang paling efektif, 2)Himbauan emosional merupakan himbauan pesan yang paling efektif, 3)Kombinasi pesan yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk organik cair adalah kombinasi antara foto digital dengan himbauan emosional, 4)Karakteristik individu tidak berkorelasi dengan peningkatan pengetahuan siswa SDN Kedung Badak 4 Bogor.

Kesimpulan dari penelitian adalah perlu media komunikasi tentang lingkungan hidup yang sesuai untuk siswa sekolah dasar agar mereka mampu memahami pengolahan sampah sisa makanan dari rumah untuk diubah menjadi pupuk organik cair. Pemahaman siswa sekolah dasar terhadap pengolahan sampah di rumah diharapkan mampu meningkatkan kepedulian siswa sekolah dasar terhadap lingkungan terutama di daerah perkotaan.

Kata kunci: pendidikan lingkungan hidup, visualisasi, isi caption, himbauan

(6)

SUMMARY

TITIEN YUSNITA. The Effect of Visualization and Caption Content in the Booklet of Liquid Organic Fertilizer Making towards Students’s Knowledge Improvement in Bogor City supervised by AMIRUDDIN SALEH and KRISHNARINI MATINDAS.

Bogor City faces a major challenge in terms of cleanliness. Excessive production of waste was due to the increase of population of the Bogor city every year. In 2006, the production of waste reached 2.185 m3/day, then at the end of 2012 the amount of waste production has reached 2.447m3/day. Waste production continues to increase along with the increase of population of Bogor city. The impact of excessive waste production can destabilize natural ecosystems and may also cause environmental degradation. This means a threat to public health. One strategy to maintain the quality of the environment is by providing an early age environmental education to children who are still attending elementary school. School community participation in school activities towards a healthy environment aims to avoid negative environmental impacts.

True Experimental method with 2x2 factorial design was applied in this research. Pretest Posttest Control Group was also used and resulted into five groups which were randomly selected. Four groups called experimental group and one group called the control group. The aims of this experimental study were: 1) To analyze the most effective visualization type in the booklet of organic fertilizer, 2) To analyze the most effective caption content in the booklet of organic fertilizer, 3) To analyze the most effective message combination in the booklet of organic fertilizer, 4) To analyze whether individual characteristics have a correlation to the knowledge improvement of elementary school students in the Bogor city. The research results of this experiment were: 1) Digital Photo was the most effective visualization type in the booklet of liquid organic fertilizer, 2) Emotional appeal was the most effective messages appeal in the booklet of organic fertilizer, 3) The most effective combination message in the booklet of liquid organic fertilizer making was the combination of digital photo with emotional appeal, 4) Individual characteristics including gender and motivation did not have a correlation to the knowledge improvement of the students of SDN Kedung Badak 4 Bogor.

The research concluded that the appropriate communication media for elementary school students is considered necessary so that they will be able to process waste leftovers from their house to be converted into liquid organic fertilizer. The understanding of the elementary school students toward the waste management in their home is expected to increase their awareness about the environment, especially in urban areas.

(7)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.

(8)
(9)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

PENGARUH VISUALISASI DAN ISI

CAPTION

PADA

BUKLET PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN

SISWA DI KOTA BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

(10)
(11)
(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala

atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini ialah Pendidikan Lingkungan Hidup, dengan judul Pengaruh Visualisasi dan Isi Caption pada Buklet Pembuatan Pupuk organik cair

terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa di Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan statistik parametris dalam pengumpulan dan pengolahan datanya. Sebagai ibu rumah tangga, bukan hal yang mudah untuk mempelajari segala sesuatu yang baru. Ketersediaan waktu luang yang terbatas di antara rutinitas pekerjaan rumah tangga

merupakan „kerja keras‟ dan „kerja cerdas‟ agar semuanya berjalan

sebagaimana mestinya.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr Ir Amiruddin Saleh, MS dan Ibu Dr Krishnarini Matindas, MS selaku dosen pembimbing serta Bapak Dr Cahyono Tri Wibowo SE MM selaku dosen penguji luar yang telah banyak memberi bimbingan dan saran hingga selesainya karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan ini penulis sampaikan juga kepada:

1. Papa dan Mama yang selalu mendoakan anak-anaknya agar berilmu dan bermanfaat untuk umat

2. Suamiku tercinta Dr.Akhiruddin Maddu yang selalu memberi dorongan dan semangat untuk menjadi lebih baik

3. Anak-anakku tersayang Fitrah dan Tizar yang selalu mendoakan ayah dan ibu

4. Keluarga Besar H.Maddu di Makassar yang sangat peduli dengan pendidikan

5. Bapak H.Muhammad Ajum, MM selaku pengawas sekolah dan Bapak Drs.Atmo selaku Kepala SDN Kedung Badak 4 Bogor

6. Staf pengajar SDN Sindangbarang 2 Bogor dan SDN Kedung Badak 4 Bogor yang telah membantu pengumpulan data

7. Rekan-rekan S2 dan S3 Program Studi KMP 2012 khususnya, yang telah meluangkan waktu dan perhatian untuk berbagi ilmu pengetahuan

8. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala membalas semua kebaikan yang telah Bapak/Ibu/rekan-rekan berikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat, Amin.

Bogor, Januari 2015

(14)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

2 TINJAUAN PUSTAKA 4

Komunikasi Bermedia 4

Media Cetak Buklet 5

Grafis 6

Tipe-tipe Gambar 7

Gambar Garis 8

Foto Digital 9

Caption 10

Isi Caption 11

Pupuk Organik Cair 14

Pendidikan Lingkungan Hidup 16

Teori Perkembangan Kognitif 17

Penelitian terdahulu tentang Pengaruh Desain Pesan 19

Kerangka Pemikiran 21

Hipotesis Penelitian 22

3 METODE 23

Lokasi dan Waktu Penelitian 23

Desain Penelitian 23

Prosedur Penelitian 24

Pengumpulan Data 24

Instrumen 26

Definisi Operasional 26

Uji Coba dan Evaluasi Media 28

Validitas dan Reliabilitas Instrumen 29

Teknik Pengambilan Sampel 30

Analisis Data 31

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 32

Pandangan Umum 32

Lokasi Penelitian 32

(15)

Jenis Kelamin 33

Motivasi 35

Pengetahuan Awal Responden 37

Pengetahuan Akhir Responden 39

Peningkatan Pengetahuan Responden 40

Pengaruh Visualisasi 44

Pengaruh Isi Caption 45

Pengaruh Interaksi Visualisasi dan Isi Caption 47

Korelasi Karakteristik Individu dengan Peningkatan Pengetahuan 49 Korelasi Jenis Kelamin dengan Peningkatan Pengetahuan 50 Korelasi Motivasi dengan Peningkatan Pengetahuan 50 Pengaruh Visualisasi Foto Digital terhadap Peningkatan Pengetahuan 51

Warna pada foto 51

Emosi pada foto 52

Foto memberikan informasi tentang sebuah proses 53 Foto mampu memberikan informasi tentang skala 54

Menguatkan efek gambar

55

Pengaruh himbauan emosional terhadap peningkatan penegetahuan 56

Anekdot 57

Metafora dan kiasan 57

Teknik himbauan persuasif 58

Bagaimana cara kerja himbauan emosional? 59

5 SIMPULAN DAN SARAN 60

Simpulan 60

Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 62

LAMPIRAN 65

(16)

DAFTAR TABEL

1 Perlengkapan untuk membuat pupuk organik cair 15

2 Tahapan membuat pupuk organik cair 16

3 Desain eksperimental pretest posttest control group design 23

4 Matriks desain faktorial (2x2) 24

5 Motivasi responden 26

6 Indikator tampilan media buklet 27

7 Indikator materi pupuk organik cair 27

8 Indikator peningkatan pengetahuan siswa 28

9 Jumlah responden yang menerima perlakuan 31

10 Motivasi siswa membaca buklet pembuatan pupuk organik cair 36 11 Skor rata-rata pengetahuan awal responden berdasarkan

kelompok perlakuan 37

12 Hasil analisis ragam satu arah terhadap pengetahuan awal

responden 38

13 Skor rata-rata pengetahuan akhir responden berdasarkan

kombinasi perlakuan 39

14 Skor peningkatan pengetahuan kelompok perlakuan 40 15 Skor rata-rata peningkatan pengetahuan responden berdasarkan

kombinasi perlakuan 42

16 Analisis ragam dua arah terhadap skor peningkatan pengetahuan

responden 43

17 Hasil uji wilayah berganda Duncan terhadap skor rata-rata

peningkatan pengetahuan responden 49

18 Korelasi antara jenis kelamin dengan peningkatan pengetahuan 50 19 Korelasi antara motivasi dengan peningkatan pengetahuan 50

DAFTAR GAMBAR

1 Hirarki ranah kognitif menurut revisi taksonomi Bloom 18 2 Kerangka pemikiran pengaruh visualisasi dan isi caption pada

buklet pembuatan pupuk organik cair terhadap peningkatan

pengetahuan siswa di Kota Bogor 22

3 Diagram sebaran data jenis kelamin pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol 33

4 Diagram motivasi siswa membaca buklet pembuatan pupuk organik

cair 35

5 Grafik peningkatan pengetahuan berdasarkan kelompok perlakuan 43 6 Pengaruh interaksi visualisasi dengan isi caption terhadap

peningkatan pengetahuan responden 48

7 Foto berwarna memantulkan cahaya yang berbeda 52 8 Foto dengan ekspresi wajah „tidak senang‟ 53 9 Foto dengan ekspresi wajah „senang‟ 53

10 Proses menyiram tanaman 54

(17)

12 Foto tanpa menggunakan isi caption 55

13 Foto menggunakan isi caption 56

14 Pertentangan dalam himbauan emosional 58

15 Pikiran sadar dalam himbauan emosional 59

16 Emosi positif dalam himbauan emosional 60

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sinopsis media buklet pembuatan pupuk organik cair 65

2 Storyboard 66

3 Kuesioner uji coba media buklet 70

4 Kuesioner penelitian 76

5 Prosedur penelitian eksperimen 80

6 Hasil uji validitas dan reliabilitas 81

7 Hasil olah data perbedaan peningkatan pengetahuan berdasarkan

jenis kelamin menggunakan uji Pearson-Chi Square 83

8 Hasil olah data perbedaan peningkatan pengetahuan berdasarkan

9 motivasi menggunakan uji Pearson-Chi Square 84

10 Cover buklet pembuatan pupuk organik cair 85

11 Buklet dengan kombinasi perlakuan Foto dan Himbauan

Emosional (FE) 87

12 Buklet dengan kombinasi perlakuan Foto dan Himbauan

Rasional (FR) 91

13 Buklet dengan kombinasi perlakuan Gambar dan Himbauan

Emosional (GE) 95

14 Buklet dengan kombinasi perlakuan Gambar dan Himbauan

Rasional (GR) 99

(18)
(19)

1

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Bogor dan Kabupaten Bogor merupakan daerah dengan jumlah penduduk yang tinggi. Kota Bogor memiliki kepadatan penduduk 43.388 jiwa/km2 dengan jumlah penduduk 950.334 jiwa (BPS 2012). Kabupaten Bogor merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk tertinggi di Provinsi Jawa Barat bahkan di Indonesia. Populasi penduduk di Kabupaten Bogor mencapai 4.771.932 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 3,19 % (BPS 2012). Pesatnya pertumbuhan penduduk disertai ekspansi besar-besaran dalam produksi industri dan pertanian menyebabkan meningkatnya konsumsi energi dan limbah sehingga menimbulkan tekanan padalingkungan alam yang berdampak pada perubahandalam komposisi atmosfir, tanah, sumber airbersih, laut hingga samudra (Van der Perk 2007). Peningkatan kepadatan penduduk juga menimbulkan semakin rentannya manusia terhadap perubahan lingkungan.

Merujuk pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Bogor tahun 2010–2014 dimana penanganan masalah kebersihan dihadapkan dengan tantangan yang tak mudah. Hal itu terutama dikarenakan fakta bahwa jumlah timbulan (produksi) sampah dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Jika di tahun 2006, jumlah timbulan sampah mencapai 2.185 meter kubik per hari, maka sampai dengan akhir tahun 2012, jumlah timbulan sampah telah mencapai 2.447 meter kubik per hari. Kenaikan timbulan sampah ini seiring dengan kenaikan jumlah penduduk Kota Bogor dari tahun ke tahun (Pemkot Bogor 2012).Menurut prakiraan, volume sampah yang dihasilkan per orang rata-rata sekitar 0,5 kg/kapita/hari, mengalikan data tersebut dengan jumlah penduduk di beberapa Kota di Indonesia, dapat diketahui prakiraan potensi sampah Kota di Indonesia yaitu sekitar 100.000 ton/hari (Sudrajat 2006).

Produksi sampah yang berlebihan dapat mengganggu kestabilan ekosistem alam serta penurunan kualitas lingkungan. Kemampuan lingkungan berkurang karena menurunnya fungsi alam dalam mendukung semua aktivitas makhluk hidup. Polusi udara, air dan tanah merupakan komponen penting dalam sistem iklim, dan sangat berperan dalam menjaga lanskap dan ekosistem (seperti : sungai, danau, lahan basah, padang rumput, hutan) termasuk didalamnya yang berdampak pada kesehatan manusia (Van der Perk 2007). Polusi dan kontaminasi memiliki arti sinonim dalam persepsi masyarakat yaitu zat-zat yang berbahaya atau beracun bagi manusia dan ekosistem. Tanpa disadari polusi dan kontaminasi adalah hasil dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang tidak peduli pada lingkungannya.

(20)

orang-2

orang di sekitar mereka dimana kesadaran lingkungan dan pemahaman yang tepat harus berakar dalam sistem pendidikan pada semua jenjang pendidikan sekolah.

Adapun strategi untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan adalah dengan meningkatkan pengetahuan siswa dalam memilah dan mengolah sampah organik menjadi pupuk organik cair. Untuk meningkatkan pengetahuan siswa dibutuhkan komunikasi yang sesuai. Tujuannya adalah agar siswa berperan aktif di lingkungan sekitarnya dalam mengurangi tumpukan sampah sisa makanan dari rumah tangga yang mencapai 68% dari tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir/TPA (Pemkot Bogor 2012). Pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik cair perlu dikomunikasikan pada siswa SD karena mereka belum mengetahui cara mengolah sampah menjadi pupuk organik cair.

Bangun (2001) menyatakan media cetak mempunyai efek psikomotorik, dimana gambar diam seperti terdapat dalam buklet dapat digunakan untuk mengajarkan tahapan-tahapan tertentu untuk diikuti. Itu berarti media buklet merupakan media belajar yang tepat bagi anak-anak untuk meningkatkan pengetahuan. Media buklet mampu menyampaikan pesan yang dimanipulasi yang terdiri dari kombinasi perlakuan pesan antara visualisasi dan himbauan pesan. Pembelajaran dengan media buklet untuk siswa SD tentang pengolahan sampah menjadi pupuk organik cair belum pernah dilakukan.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tentang penggunaan media buklet sebagai media belajar siswa SD di Kota Bogor untuk meningkatkan pengetahuan perlu dilakukan. Dalam penelitian ini, SDN Kedung Badak 4 Bogor dipilih menjadi lokasi penelitian karena terletak di Kota Bogor. Selain itu, siswa SDN Kedung Badak 4 Bogor belum terdedah proses pembuatan pupuk organik cair khususnya pupuk organik cair melalui media buklet untuk meningkatkan pengetahuan siswa.

Rumusan Masalah

Permasalahan sampah yang dihadapi berdampak luas hingga di berbagai sisi kehidupan. Penanggulangan untuk mencegah timbulan sampah dengan melakukan pengolahan sampah secara tepat untuk kepentingan kesehatan masyarakat sangat perlu untuk dilakukan. Salah satu cara untuk menangani sampah terutama sampah organik adalah menerapkan teknologi sederhana, yaitu dengan mengolah sampah menjadi pupuk organik cair, maka sampah yang semula menjadi sumber masalah diubah menjadi bahan yang dapat membantu dan menguntungkan bagi manusia (Salawati et al.2008).

(21)

3 Perlakuan pesan yang diberikan terdiri dari visualisasi yang dikombinasikan dengan himbauan pesan. Jenis visual terdiri dari foto digital dan gambar garis dikombinasikan dengan himbauan pesan yang terdiri dari himbauan rasional dan himbauan emosional. Pemilihan foto digital dan gambar garis dengan pertimbangan karena foto dan gambar garis lebih efektif dalam menumbuhkan pemahaman apabila digabung dengan kata-kata. Himbauan pesan rasional dan emosional dipilih karena keduanya merupakan faktor eksternal. Azwar (2010) menyatakan faktor eksternal adalah faktor di luar diri individu, yang dengan sengaja dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap manusia sehingga dengan sadar atau tidak sadar individu yang bersangkutan akan mengadopsi sikap tertentu. Kedua faktor ini pada dasarnya berpijak pada suatu proses yang disebut strategi persuasi untuk mengubah sikap.

Berikut adalah beberapa persoalan aktual yang dapat dirumuskan sebagai masalah penelitian sebagai berikut:

1. Jenis visualisasi manakah yang paling efektif pada buklet untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pembuatan pupuk organik cair?

2. Isi caption manakah yang paling efektif pada buklet untuk meningkatkan

pengetahuan siswa tentang pembuatan pupuk organik cair?

3. Kombinasi perlakuan pesan manakah pada buklet yang paling efektif (antara jenis visualisasi dengan himbauan pesan) dalam menyampaikan pembuatan pupuk organik cair kepada SD di Kota Bogor ?

4. Apakah karakteristik individu berkorelasi dengan peningkatan pengetahuan siswa tentang pembuatan pupuk organik cair?

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain pesan pendidikan lingkungan hidup terhadap peningkatan pengetahuan siswa dan tujuan secara khusus adalah:

1. Menganalisa jenis visualisasi yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk organik cair untuk meningkatkan pengetahuan siswa SD di Kota Bogor. 2. Menganalisa isi caption yang paling efektif pada buklet pembuatan pupuk

organik cair untuk meningkatkan pengetahuan siswa SD di Kota Bogor. 3. Menganalisa kombinasi pesan yang paling efektif pada buklet pembuatan

pupuk organik cair.

4. Menganalisa korelasi karakteristik individu dengan peningkatan pengetahuan siswa SD di Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

(22)

4

1. Pihak sekolah, dapat meniru dan mengembangkan desain pesan pembuatan pupuk organik cair di sekolah sesuai dengan tingkat pendidikan siswa dengan tujuan agar lebih mudah memahami Pendidikan Lingkungan Hidup.

2. Akademisi, menambah wacana ilmu pengetahuan dalam komunikasi pembangunan khususnya tentang kreatifitas membuat format desain pesan untuk menyampaikan materi pembelajaran di bidang lingkungan menggunakan kombinasi visualisasi dan himbauan pesan lainnya.

3. Pemerintah, mengaplikasikan kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup kepada semua sekolah khususnya untuk sekolah yang belum berstatus sebagai sekolah Adiwiyata (berbasis lingkungan hidup).

2

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Bermedia

Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan dengan jumlah yang banyak dan berada jauh dari komunikator (Effendy 2008). Oleh sebab itu, apabila dilihat dari banyaknya jumlah komunikan maka komunikasi bermedia termasuk juga dalam komunikasi massa. Dalam menyiarkan informasi (to inform), mendidik (to educate) dan menghibur (to entertaint). Ketiga fungsi tersebut memiliki keutamaan masing-masing

bergantung kepada jenis media massa yang digunakan. Sebagai contoh pemutaran film di bioskop atau siaran radio, walaupun terdapat ketentuan bahwa film yang ditayangkan di bioskop maupun acara siaran di radio mengandung nilai pendidikan tapi film dan siaran radio tersebut bersifat hiburan karena bertujuan untuk menghibur khalayaknya.

Menurut DeVito (2011) ada dua proses dalam komunikasi massa. Pertama, proses mengalirnya pesan yang pada dasarnya merupakan proses satu arah. Kedua, proses seleksi dan proses dua arah. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan proses satu arah. Dalam komunikasi massa, pesan mengalir dari media ke penerima tetapi tidak dikembalikan lagi kecuali berupa umpan balik. Terdapat sedikitnya empat kualitas sebagai tanda bahwa proses umpan balik yang diberikan tersebut efektif, yaitu:

a. Kesegeraan, umpan balik yang paling efektif adalah umpan balik yang segera disampaikan setelah pesan diterima. Apabila makin lama umpan balik kita terima maka makin lama pula untuk dapat mengetahui respon atau tanggapan dari komunikan sehingga makin kecil pula dampaknya terhadap penerima pesan tersebut.

b. Kejujuran, umpan balik harus merupakan reaksi yang jujur terhadap suatu komunikasi. Umpan balik tentang pemahaman seseorang dan persetujuan mengenai suatu pesan haruslah jujur. Komunikan diharapkan tidak ragu-ragu untuk tidak setuju terhadap pesan yang tidak sepaham dengannya.

(23)

5 biasanya dapat diketahui dari pengamatan terhadap komunikan atau penerima pesan dan budaya yang berlaku pada masyarakat sekitarnya.

d. Kejelasan, umpan balik harus merefleksi pesan bukan refleksi perasaan atau prasangka pribadi. Selain itu, makna dari pesan itu sendiri harus jelas diterima oleh komunikan.

Selain kelebihan dari komunikasi bermedia yang termasuk dalam kategori komunikasi massa apabila ditinjau dari jumlah khalayak yang sudah dipaparkan di atas, komunikasi bermedia juga memiliki kelemahan. Seperti yang kita ketahui tentang komunikasi bermedia yang menggunakan media dalam berkomunikasi hal itu berarti komunikan tidak langsung berhadapan dengan komunikator. Ini mengakibatkan, komunikator tidak dapat langsung menangkap respon atau tanggapan dari komunikannya secara langsung atau tatap muka (Effendy, 2008).

Media Cetak Buklet

Media komunikasi visual sering diidentikkan dengan media cetak, dimana infomasi dapat disimpan (dengan dicetak) dan digunakan kembali pada saat diperlukan. Menurut Gonzales dalam Jahi (2003) dengan bantuan media cetak,

pengetahuan atau informasi dapat disimpan dan digunakan kembali oleh orang yang memerlukannya.

Media cetak merupakan tulang punggung komunikasi karena memberikan kepada pengguna atau pembaca keleluasaan dalam mengontrol keterdedahan (exposure), menyimpan dan mengambil kembali informasi yang terkandung di

dalamnya (Lozare dalam Jahi 2003). Sucipto et al. (1998) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan kekurangan media cetak buklet yaitu: (1)sebagai instrumen yang efektif untuk mendiseminasikan sains dan teknologi, serta mempopulerkan kemajuan-kemajuan dalam riset ilmiah, (2)dapat menjalankan sebagian peranan penyuluh dan (3)biaya pembuatan relatif murah, (4) dapat dimanfaatkan kapan saja dan dimana saja. Buklet berisi lembaran yang tidak lebih dari 20 halaman, berukuran 20x13 cm, dengan kedua sisi halaman dapat dicetak. Sebagai media cetak, buklet memiliki fungsi instruksional. Menurut Turnbull dan Baird (1975), buklet merupakan buku kecil yang terdiri dari delapan halaman atau lebih yang disusun menjadi satu kesatuan, dimana sifat visual dan verbal dari buklet mampu mendiseminasikan suatu inovasi, termasuk metodologi yang mengandung tahapan-tahapan tertentu untuk diikuti.

(24)

6

Buklet berukuran 20x13cm, dengan kedua sisi halaman dicetak. Buklet terdiri dari lembaran yang jumlahnya tidak lebih dari 20 halaman. Sebagai media cetak, buklet memiliki fungsi instruksional. Menurut Turnbull dan Baird (1975) buklet merupakan buku kecil terdiri dari delapan halaman atau lebih yang disusun menjadi satu kesatuan, dimana sifat visual dan verbal dari buklet mampu mendiseminasikan suatu inovasi, termasuk metodologi yang mengandung tahapan-tahapan tertentu untuk diikuti. Dalam hal ini, mengikuti petunjuk sesuai dengan tahapan yang disarankan untuk melakukan sesuatu, termasuk dalam kawasan psikomotorik (keterampilan).

Dari penelitian Bangun (2001) dinyatakan pada dasarnya buklet memiliki kelebihan bagi khalayak pengguna. Kelebihan media buklet adalah sebagai panduan untuk belajar sendiri atau berkelompok, dapat dibaca ulang apabila terdapat bagian yang sukar dipahami, dapat mengatasi hambatan jarak, mampu menjangkau lebih banyak khalayak pengguna, praktis karena ukurannya kecil. Buklet sebagai media cetak mempunyai beberapa kelemahan seperti: membutuhkan literasi yang menuntut khalayak pengguna memiliki keterampilan membaca untuk menerima pesan. Dalam hal ini, bagi yang tidak terbiasa melihat gambar akan memberikan persepsi yang lain terhadap apa yang dimaksudkan oleh gambar tersebut, karena kemampuan seseorang untuk memahami suatu gambar tidak berjalan secara spontan, melainkan dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya. Kelemahan lainnya yaitu jika rancangan unsur-unsur visual yang mendukung kurang sesuai maka buklet sebagai media komunikasi tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu, pesan yang ingin disampaikan harus sesuai dengan ciri-ciri khalayaknya.

Grafis

Istilah grafis (graphic) pertama kali dicetuskan pada tahun 1922 oleh William Addison seorang perancang buku dari Amerika Serikat. Menurut Retnowati (1995) komunikasi grafis memegang peranan penting dalam pembuatan media cetak. Turnbull dan Baird (1975) menyampaikan bahwa komunikasi grafis adalah proses penyampaian pesan melalui citra visual di atas lembaran datar. Sementara citra visual terdiri dari ilustrasi dan huruf sedangkan ilustrasi terdiri dari foto digital, lukisan dan gambar garis; sedangkan huruf dapat dirangkai menjadi kata-kata. Pada dasarnya, produk grafis lahir dari keinginan untuk memperbanyak dan menyebarluaskan citra atau pesan melalui huruf dan gambar garis. Pada penelitian Iskandar (2005) dinyatakan bahwa pengertian visual grafis adalah semua jenis atau simbol-simbol visual yang telah terproyeksikan dalam bidang datar. Wujud visual grafis dalam medium video dapat berupa gambar foto, sketsa, kata tercetak, atau ilustrasi visual lainnya. Karakteristik utama gambar grafis yaitu pesan visualnya dapat dimodifikasi sesuai dengan tujuan yang ingin ditonjolkan.

(25)

7 beberapa jenis media grafis, seperti gambar garis ataufoto digital, sketsa, diagram, bagan, grafik dan kartun (Sadiman et al. 2002).

Pada dasarnya, produk grafis lahir dari keinginan untuk memperbanyak dan menyebarluaskan suatu citra atau pesan melalui huruf dan gambar. Sejalan dengan perkembangan teknik cetak, berkembang pula seni lukis dan gambar. Dalam hal ini, kegiatan grafika telah bersandar pada kegiatan teknik cetak, seni lukis dan gambar. Kegiatan grafika ini juga lazim disebut seni grafis atau rancangan grafis yang lebih mengutamakan segi visual dan perencanaan tata rupa untuk mendukung tujuan komunikasi (Pusgrafin 1993). Banyak studi yang telah dilakukan menemukan bahwa presentasi desain pesan paduan elemen visual dan verbal yang terintegrasi secara simultan dapat membantu untuk mengingat kembali informasi yang telah disampaikan baik dalam bentuk tulisan maupun gambar (Pranata 2004).

Tipe Gambar

Sebuah gambar merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi dan berpikir bagi seorang seniman. Menggambar adalah niat kreatif seniman yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran sekaligus menjadi sarana yang sangat efektif untuk menunjukkan pandangan seseorang.Gambar beroperasi pada beberapa tingkat, hal ini penting bagi seniman dan desainer untuk memahami perbedaan-perbedaan sehingga mencapai tingkat tertentu untuk menjadi seorang profesional yang terampil. Yee(2012) menyatakan bahwa gambar memiliki beberapa jenis meliputi:

1. Gambar Hidup (Life Drawing)

Gambar yang dihasilkan dari pengamatan langsung. Gambar hidup juga dikenal sebagai gambar figur yang masih hidup. Gambar hidup menggambarkan semua ekspresi yang dilihat dan dituangkan dalam gambar. Sosok manusia membentuk salah satu tema yang paling bertahan dalam gambar hidup yang diterapkan pada potret, patung, ilustrasi medis, kartun dan komik, ilustrasi buku, dan bidang lainnya.

2. Gambar Emotif (Emotive Drawing )

Gambar emotif mirip dengan lukisan. Gambar emotif menekankan pada eksplorasi dan ekspresi emosi yang berbeda, perasaan, suasana hati, diri, waktu dan lain-lain. Hal ini biasanya digambarkan dalam bentuk kepribadian. 3. Gambar Analitis (Analytic Drawing)

Sketsa yang dibuat untuk memahami sekaligus representasi pengamatan yang dilakukan oleh seorang seniman disebut gambar analitis. Gambar analitis dilakukan untuk membagi pengamatan menjadi bagian-bagian kecil untuk mendapatkan perspektif yang lebih baik .

4. Gambar Perspektif (Perspective Drawing)

Gambar perspektif yang digunakan oleh seniman untuk membuat gambar tiga dimensi pada bidang gambar dua dimensi seperti kertas. Gambar perspektif ini berwujud: ruang, jarak, volume, cahaya, permukaan pesawat dan skala.

5. Gambar Geometris (Geometry Drawing)

(26)

8

6. Gambar Diagram (Diagrammatic Drawing)

Gambar diagram merupakan konsep dan ide-ide yang dieksplorasi dan diselidiki lalu didokumentasikan di atas kertas.Diagram diciptakan untukmenggambarkan kebetulan yang mungkin terjadi dalam waktu dekat. 7. Gambar Ilustrasi (Illustration Drawing )

Gambar yang dibuat untuk mewakili lay out dokumen tertentu disebut gambar

ilustrasi. Gambar ilustrasi mencakup semua rincian dasar, seperti: tujuan, gaya, ukuran, warna, karakter, efek, dan lain-lain.

8. Sketsa (Sketching)

Sketsa adalah jenis gambar yang mengedepankan pikiran dari seorang seniman. Sketsa disebut pula lukisan tangan (freehand) dalam bentuk gambar kasar. Sketsa merupakan hasil visualisasi di atas kertas atau lembar datar.

Pada penelitian ini menggunakan teknik gambar sketsa (sketching) yang

banyak digunakan sebagai ilustrasi pada media cetak. Proses pembuatan sketsa (sketching) selanjutnya disebut juga gambar garis.

Gambar garis

Gambar garis sebagai sesuatu yang dapat dilihat manusia memiliki kemampuan untuk memberi pemahaman tentang sebuah obyek atau kejadian yang tampak di dalamnya. Gambar garis biasanya lebih efektif dalam menumbuhkan pemahaman apabila digabung dengan kata-kata. Gambar garis tersebut harus mampu mewakili kisah atau pesan yang akan disampaikannya. Karena itu, gambar garis sering disebut sebagai alat gambar garis seperti poster, foto digital, peta bumi dan sebagainya ternyata sangat efektif karena merupakan perwujudan suatu obyek, menambah detil kedalaman pesan dan informasi yang disampaikan dalam dua dimensi. Pesan dengan gambar garis akan lebih mudah dimengerti daripada hanya dengan kata-kata atau tulisan (Bangun 2001).

Gambar garis adalah salah satu jenis ilustrasi yang banyak digunakan dalam media cetak. Gambar garis ini adalah gambaran dari suatu obyek yang dituangkan dalam kertas gambar berupa garis-garis atau sketsa. Secara umum gambar garis ini banyak digunakan dalam ilustrasi komik, folder, poster dan buku-buku edukasi. Yanti (2002) menyatakan ilustrasi berupagambar garis terutama digunakan dalam buku-buku untuk pembelajaran yang berfungsi menjelaskan teks hal-hal yang abstrak yang tidak mungkin dilukiskan dalam foto digital. Ilustrasi juga berguna untuk membuat karikatur komik dan ilustrasi iklan (Yanti 2002). Gambar garis lebih disukai dalam menyampaikan pesan karena dapat dimanipulasi sesuai dengan keinginan pembuat serta mampu menonjolkan pesan yang akan disampaikan. Namun demikian pembuatannya memerlukan keahlian dan seni tersendiri.

Read dalam Quintus (1991) menyatakan bahwa gambar garis dalam

proses komunikasi memiliki tiga peranan yaitu:

1. Gambar garis yang baik akan menarik, mengikat dan memusatkan perhatian sasaran pada pesan yang disampaikan.

(27)

9 3. Gambar garis dapat meningkatkan kemampuan khalayak sasaran menyimpan

pesan yang diterimanya lebih lama.

Penelitian Setiati et al., (2011) membuktikan pentingnya anak menatap

gambar garis dilakukan jauh sebelum anak bisa membaca tulisan. Penelitian ini sekaligus menunjukkan pentingnya dua fungsi utama gambar garis bercerita sebagai pembawa pesan aktif dalam menatap gambar garis dan fungsi gambar garis sebagai penjelas tulisan dalam belajar membaca.

Penelitian Iskandar (2005) menyatakan bahwa gambar sebagai ilustrasi atau unsur pendukung penyajian berfungsi menjelaskan isi pesan, konsep-konsep atau obyek yang diterangkan. Pengertian gambar di atas adalah bayangan suatu obyek yang dikendalikan dan bersifat natural. Gambar ini, terdiri dari dua macam yaitu gambar yang dibuat dengan tangan (drawing) dan gambar yang dibuat melalui alat/mesin (fotograph). Gambar yang dipilih sebagai ilustrasi disesuaikan

dengan tujuan dan obyek yang ingin dijelaskan. Untuk bahan pelajaran atau obyek yang terlalu kompleks sebaiknya menggunakan ilustrasi berupa gambar sederhana yaitu sketsa. Untuk pengenalan dan hal-hal tertentu dimana perlu ditampilkan obyek sesungguhnya, maka sebaiknya menggunakan foto atau gambar ilustrasi.

Rinaldi (2003) mengemukakan bahwa informasi yang dilengkapi dengan bahasa grafis dan visual dapat meningkatkan hampir dua kali lipat kemungkinan informasi yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh seseorang. Kemampuan mengingat bentuk komunikasi visual dan verbal, sesudah tiga jam yaitu 80% dan sesudah tiga hari adalah 65%; sedangkan bentuk komunikasi visual saja hanya memiliki kemampuan 72% sesudah tiga jam dan 20% sesudah tiga hari.

Foto digital

Media elektronik memiliki keunggulan luar biasa dan ditambah dengan perkembangan teknologi, membuat media elektronik menjadi murah dan mudah dioperasikan. Kemajuan teknologi ini berdampak pula pada komunikasi bermedia yang memiliki kesulitan dalam prosesnya. Salah satu perkembangan yang termasuk sangat cepat adalah kemampuan teknologi mengubah citra gambar garis analog dan foto digital analog menjadi citra digital (Pranata 2004).

Pada dasarnya, foto digital merupakan bahan yang bersifat universal. Dalam hal ini semakin deskriptif dan jelas suatu foto digital disajikan maka semakin jelas pula pesan disampaikan. Foto digital mampu mengungkapkan sesuatu hal dengan lebih cepat dan seringkali lebih baik daripada hanya teks. Menurut Turnbull dan Baird (1975), foto digital merupakan gambar garis duplikat kehidupan yang sebenarnya dan dapat menimbulkan emosi yang efektif dibandingkan dengan kata-kata. Selanjutnya menurut Sadiman et al. (2002), foto digital merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Khusus untuk fotografi kini sudah hampir diambil alih sepenuhnya oleh teknologi digital.

(28)

10

indah dan penuh kemampuan rekayasa yang tidak terbayangkan sebelumnya. Dari penelitan Arief (2004) foto digital ternyata mampu digunakan dalam komunikasi cetak seperti komik. Karena mudah dalam proses pengerjaan dan kemampuan untuk dimanipulasi sesuai dengan keinginan penulis komik. Namun paling pokok adalah kemampuannya dalam hal kecepatan proses pembuatan ilustrasi sebuah komik. Dengan foto digital dan teknologi digital, proses pembuatan sebuah komik lebih mudah dan tidak terlalu lama.

Kusumastuti (2004) menyatakan kekuatan foto melebihi kata-kata. Foto selalu memberi dampak otentik. Meskipun foto dapat direkayasa, seperti halnya statistik tetapi khalayak lebih mudah menerima bukti berupa foto daripada kata-kata. Dari penelitian Arief (2004) disebutkan pula bahwa foto digital merupakan konkritisasi obyek secara keseluruhan sehingga mengandung makna tertentu secara lengkap dan dapat melibatkan emosi khalayak sasaran yang melihatnya.

Dalam penelitian Nurfathiyah (2006), foto digital memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai media komunikasi. Kelebihan foto digital adalah: (1) foto digital dapat menterjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk konkrit, (2) foto digital dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (3) obyek-obyek yang tidak dapat ditembus dengan indera penglihatan dapat diperlihatkan melalui foto digital dan (4) foto digital sangat baik karena memberikan pengalaman yang sama pada semua orang yang melihatnya. Adapun kekurangan foto digital adalah: (1) hanya menekankan persepsi indera mata, (2) foto digital yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, (3) ukuran foto digital sangat terbatas untuk kelompok besar. Dari beberapa kekurangan foto digital di atas, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan agar foto digital efektif dalam menyampaikan informasi yaitu; (1) sifat autentik dimana foto digital dapat secara jujur melukiskan situasi seperti melihat benda sebenarnya, (2) sederhana dimana komposisi cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar garis, (3) ukuran relatif dimana foto digital dapat memperbesar atau memperkecil obyek sebenarnya, (4) foto digital sebaiknya mengandung gerak dalam keaadaan diam melainkan melakukan aktivitas tertentu, (5) foto digital hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mengingat tidak setiap foto digital merupakan media yang baik (Nurfathiyah 2006).

Caption

Penjelasan pada gambar garis atau foto digital pada media cetak maupun elektronik berfungsi untuk menjelaskan atau mengomentari pesan yang disampaikan. Tulisan yang digunakan untuk menjelaskan pesan yang disampaikan dalam penelitian ini adalah tulisan yang ditempatkan di bawah gambar garis atau foto digital yang disebut caption. Menurut Kusmiati (1999)

caption adalah tulisan singkat yang menjelaskan gambar garis dan biasanya

letaknya di bawah gambar garis atau foto digital. Stein dalam Nurfathiyah (2006)

(29)

11 sederhana dalam mendesain adalah bahwa caption harus berada dekat dengan gambar garis yang akan dijelaskan. Posisi kata-kata bisa di atas, di bawah atau di samping tetapi posisi lain bisa juga diterapkan asal hubungan antara keduanya mudah ditangkap khalayak (Kusmiati 1999).

Nurfathiyah (2006) menyatakan bahwa caption atau tulisan yang ada dibawah gambar menjadi unsur komunikasi yang menarik serta ikut menunjang agar lay out memiliki penampilan tertentu. Caption dapat ditempatkan di tengah,

sejajar atau dijauhkan sedikit ke sebelah kanan agar tampak kontras dengan artikel yang berada di sebelah kiri. Caption mempunyai fungsi untuk membagi atau

memisahkan satu halaman dengan halaman lainnya. Penempatan caption pada

kolom yang kosong dimaksudkan untuk merenggangkan spasi dan menjadikan halaman tampak terang atau longgar disebabkan oleh lay out yang menarik dan asimetris. Apabila suatu tampilan atau halaman kurang desain unsur grafisnya maka caption dapat menggantikannya. Caption juga bisa dibuat dengan ukuran

besar atau kecil serta olahan grafis yang tegas yang diberi bingkai sehingga tampak menarik. Untuk mendesain caption yang efektif diperlukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Menyusun caption dengan memberi nomor urut dan warna sesuai dengan urutan gambar atau foto dan alur cerita

2. Menempatkan caption setelah gambar atau foto dengan membuat cetakan miring dan ditempatkan di tengah atau di bawah foto atau gambar dari masing-masing tampilan layar

3. Menyusun tiap baris caption pada satu garis dan terpisa dari gambar dan foro

4. Caption untuk tiap gambar dikomposisikan dengan tepat

5. Menempatkan caption dalam kolom grid dengan komposisi yang lebih padat atau longgar terhadap gambar atau foto dan diambangkan pada ruang yang masih kosong

Dari penelitian Matindas (1990) dinyatakan bahwa simbol verbal biasanya disajikan dalam bentuk first person story yang berarti bahwa pengarang berbicara

melalui orang pertama pada khalayak. Bentuk narasi caption berbentuk non dialog yang diletakkan di dalam format gambar atau di luar format gambar juga berfungsi untuk menjelaskan arti dari suatu gambar.

Isi Caption

Isi caption pada penelitian ini menggunakan elemen dari himbauan pesan. Apabila penyampaian pesan-pesan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain maka pesan tersebut harus menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku komunikan, hal ini berarti secara psikologis mengimbau khalayak untuk menerima dan melaksanakan gagasan dari komunikator (Rakhmat 2008). Dalam hal ini menurut Rakhmat (2008) terdapat beberapa faktor yang mempengarui Himbauan pesan (message appeal) yaitu:

1. Himbauan rasional

(30)

12

terhadap himbauan rasional ada yang menggunakan pembuktian dan ada juga yang tidak menggunakan pembuktian sebagai indikator. Pembuktian yang dilakukan biasanya menggunakan testimoni sedangkan apabila tanpa pembuktian biasanya dengan cara menyentuh panca indera komunikan. Kesimpulan dari penelitian didapat bahwa sedikit sekali penelitian yang dilakukan dalam menelaah pembuktian, selain itu dari penelitian yang ada tidak menunjukkan data yang jelas tentang perbedaan antara efek pesan yang menggunakan pembuktian maupun yang tidak menggunakan pembuktian. 2. Himbauan emosional

Himbauan emosional menggunakan pernyataan-pernyataan atau bahasa yang menyentuh emosi komunikan. Lewan dan Stotland (1961) menunjukkan bahwa pengaruh himbauan emosional sangat dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya. Dengan demikian efek himbauan emosional akan kurang kuat apabila topik yang dibicarakan bukan sesuatu yang baru. Hal ini berarti komunikan bereaksi berdasarkan kerangka rujukan yang sudah mapan. Rakhmad (2008) menyarankan beberapa hal untuk membangkitkan emosi manusia yaitu (1) gunakan bahasa yang penuh emosional untuk melukiskan situasi tertentu, (2) hubungkan gagasan yang diajukan dengan gagasan yang tengah popular atau tidak popular, (3) hubungkan gagasan dengan unsur-unsur visual dan non verbal yang membangkitkan emosi, (4) tampakkan pada komunikator petunjuk non verbal yang emosional seperti suara bergetar ketika bicara, mata yang berlinang-linang dan lain-lain.

3. Himbauan Rasa Takut

Himbauan rasa takut menggunakan pesan mencemaskan, mengancam atau meresahkan. Penelitian pertama yang menelaah himbauan takut dilakukan oleh Janis dan Freshbach (Fleming 1978) dalam menyampaikan topik kerusakan gigi pada siswa sekolah dimana tingkat himbauan takut lebih efektif dalam mengubah sikap anak-anak terhadap kesehatan gigi.

4. Himbauan Ganjaran

Himbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan pada komunikan sesuatu yang mereka perlukan atau inginkan. Menurut Rogers (2003) seseorang bersedia mengubah sikapnya apabila diberi ganjaran lebih besar. 5. Himbauan Motivasional

Himbauan motivasional menggunakan himbauan motif (motive appeals) yang menyentuh kondisi intern dalam diri manusia. Dengan menggunakan pendekatan ilmu psikologi, dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar yaitu: motif biologis dan motif psikologis. Sebagai contoh bahwa manusia bergerak bukan hanya didorong oleh kebutuhan biologis seperti lapar dan dahaga tetapi juga karena dorongan psikologis yaitu rasa ingin tahu, kebutuhan akan kasih sayang, dan keinginan untuk memuja.

6. Himbauan Negatif

Himbauan negatif merupakan himbauan pesan yang mengisyaratkan kecemasan dan mengandung kesan konsekuensi. Dalam himbauan negatif, jika tidak mengikuti tindakan yang direkomendasikan oleh komunikator maka akan terjadi hal yang tidak menguntungkan bagi penerima pesan.

7. Himbauan Positif

(31)

13 yang terjadi di masyarakat. Dalam model ini, himbauan positif diikuti dengan pernyataan yang menimbulkan bahaya atau ancaman ketegangan emosi tersebut.

8. Himbauan Massa

Bentuk umum yang digunakan pada himbauan massa disebut juga daya tarik massa dimana pesan yang disampaikan cenderung berdampak pada komunikan. Salah satu contoh himbauan massa adalah: semua orang mampu melakukan hal tersebut, mengapa kamu tidak bisa?. Dalam himbauan massa, seorang individu bersedia mengadopsi pendapat yang bertentangan dengan hal-hal yang dia pahami disebabkan pengaruh tekanan sosial yang besar disekitarnya.

9. Himbauan Individu

Pendekatan individual digunakan untuk masalah dimana persetujuan sosial tidak diperlukan. Jenis masalah dapat mencakup kebiasaan pribadi, keuangan pribadi, aspek personal kewarganegaraan dan lain-lain. Meskipun himbauan individu dirancang untuk menarik individu lainnya tetapi dalam pelaksanaannya tidak harus melalui saluran individu.

10.Himbauan Humor

Himbauan humor dapat meningkatkan efektivitas komunikasi karena pesanhumor mudah untuk mendapatkan perhatian selain itu penggunaan humor sebaiknya dilakukan secara konsisten dengan pesan yang mendasarinya. Himbauan humor menggunakan kreativitas dan dapat melakukan pendekatan untuk layanan atau produk yang tidak dapat dibahas secara langsung seperti produk yang berhubungan dengan kebersihan tubuh atau sanitasi rumah. Pedoman umum untuk penggunaan himbauan humor dalam komunikasi tampaknya perlu berhati-hati. Humor seharusnya tidak melanggar norma-norma kelompok dan harus konsisten dengan strategi komunikasi. Jika humor membuat pesan lebih menyenangkan, itu lebih mungkin untuk diingat dan menghasilkan sikap yang menguntungkan.

11.Himbauan Serius

Himbauan serius memiliki sifat yang berbeda dengan himbauan humor. Penggunaan himbauan serius biasanya dipakai pada situasi komunikasi formal. 12.Himbauan Sepihak (one-sided arguments)

Efektivitas himbauan sepihak dan dua pihak sangat tergantung pada komunikan. Himbauan sepihak cenderung lebih efektif pada komunikan yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan komunikan tersebut memiliki argumen sendiri untuk mendukung sudut pandang yang diungkapkan komunikator kepadanya. Kelebihan himbauan sepihak yaitu lebih efektif dalam mengubah pendapat komunikan.

13.Himbauan Dua pihak (two-sided arguments)

Untuk komunikan yang kurang berpendidikan cenderung lebih dipengaruhi oleh himbauan dua pihak dimana kelompok sasaran cenderung meminta pendapat dari beberapa pihak sebelum mengambil keputusan dalam mengubah pendapat. Kelemahan himbauan dua pihak yaitu kurang efektif dalam mengubah pendapat komunikan.

(32)

14

gelisah, takut, nyaman, aman dan lain-lain. Untuk himbauan rasional memiliki argumentasi yang kuat berdasarkan logika serta diperkuat dengan bukti–bukti pendukung. Brengman et al. (2010) menyatakan kelebihan pada himbauan pesan

emosional yaitu pesan yang disampaikan lebih mampu menarik perhatian komunikan daripada himbauan pesan non emosional sehingga himbauan pesan emosional meyakinkan untuk dibaca dan lebih mudah diingat. Kelebihan pada himbauan pesan rasional yaitu mampu meyakinkan komunikan karena menggunakan data dan fakta. Pada akhirnya, pemilihan kedua himbauan pesan tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa kombinasi keduanya diharapkan lebih efektif menghasilkan peningkatan pengetahuan siswa karena pesan-pesan yang disampaikan mampu menarik perhatian, mudah diingat (pengetahuan meningkat) serta mampu meyakinkan siswa sehingga siswa memahami cara mengolah pupuk organik cair.

Pupuk organik cair

Dalam Permentan No.2/Pert/Hk. 060/2/2006 pupuk organik cair adalah sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik cair lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya; nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik. Pupuk organik cair berasal dari sampah rumah tangga. Secara keseluruhan bahan organik memiliki potensi yang lengkap untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Manfaat bahan organik secara fisik memperbaiki struktur dan meningkatkan kapasitas tanah menyimpan air. Penguraian dari sampah organik ini akan menghasilkan materi yang kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan, sehingga sangat baik digunakan sebagai pupuk organik cair.

Bahan baku pembuatan pupuk organik cair yang berasal dari lingkungan setempat cukup banyak dan murah. Mendaur ulang limbah perkotaan dari sampah rumah tangga menjadi pupuk organik cair (kompos) penting untuk mengurangi dampak pencemaran oleh sampah. Dampak pencemaran tersebut antara lain pencemaran air yang disebabkan oleh air sampah (leachate), pencemaran udara yang disebabkan oleh udara berbau busuk, pencemaran oleh adanya sampah yang bisa memberikan efek samping menjalarnya wabah penyakit.

Limbah organik yang berasal dari aktivitas rumah tangga sebenarnya tidak berbahaya sehingga lebih mudah ditangani dari pada limbah cair dan padat yang mengandung bahan berbahaya dari pabrik. Penanganan limbah padat rumah tangga yang murah dan mudah adalah mengkomposkannya menjadi kompos (Sulitstyorini 2005).

(33)

15 menyatakan bahwa pupuk cair merupakan ekstrak dari pembusukan sampah organik yang mengandung nutrisi, mikroorganisme, bakteri, fungi, protozoa, nematoda serta unsur hara makro dan mikro yang menjadi sumber energi bagi mikroba (Kastaman&Moetangad 2007). Manfaat pupuk organik cair yaitu dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah. Proses pembuatan pupuk organik cair tidak terlalu sulit. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan pupuk organik cair, tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1 Perlengkapan untuk membuat pupuk organik cair Peralatan Ukuran Kegunaan

Ember & tutup 25 liter Menampung sampah organik Gula Pasir 2 Sdm Campuran aktivator

Air 15 liter Campuran aktivator

EM4*) 2 Sdm Bahan tambahan untuk aktivator

Keterangan : *)EM4 berbentuk cairan dapat dibeli di toko bahan pertanian

Selain dikelola menjadi pupuk organik cair, Kastaman et al. (2007) menyatakan bahwa pemusnahan dan pengolahan sampah padat hasil rumah tangga dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:

1. Ditanam (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.

2. Dibakar (incineration), yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar

di dalam tungku pembakaran (incinerator).

3. Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk.

Pada pembahasan sebelumnya diketahui bahwa pupuk organik cair terdiri dari pupuk organik cair dan pupuk organik cair padat. Sampah merupakan limbah yang bersifat padat, terdiri atas zat atau bahan organik dan anorganik yang dianggap sudah tidak memiliki manfaat lagi dan harus dikelola dengan baik sehingga tidak membahayakan lingkungan. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna atau tidak dikehendaki (Kastaman et al. 2007). Pada penelitian ini

berfokus pada pembuatan pupuk organik cair saja karena proses pembuatannya jauh lebih mudah dan bahan-bahannya mudah didapat.

(34)
[image:34.595.47.488.67.563.2]

16

Tabel 2 Tahapan membuat pupuk organik cair

Tahap Operasional

I. Memilah sampah rumah tangga dengan menyisihkan sampah organik. Sampah organik berupa: kulit pisang, sisa buah dan sayuran, sisa bumbu masak yang busuk/tak terpakai

II. Potong/rajang sampah organik yang sudah terkumpul dengan panjang maksimum 4 cm.

III. Masukkan sampah organik yang sudah dirajang ke dalam ember plastik setiap hari hingga penuh.

IV. Tambahkan cairan activator menggunakan EM4 sebagai bibit bakteri untuk membantu mempercepat proses pembusukan.

V. Selang dua minggu pupuk organik cair dapat diambil dari dalam ember menggunakan gayung.

VI. Pupuk organik cair siap untuk digunakan apabila telah mengalami proses aerasi (dicampur air sambil diaduk hingga aromanya menguap)

Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan lingkungan didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang lingkungan dan tantangan yang berkaitan, mengembangkan keterampilan dan keahlian untuk menghadapi tantangan yang diperlukan, dan mendorong sikap, motivasi, dan komitmen membuat keputusan dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab (Stevenson 2007). Pendidikan lingkungan adalah proses yang menyediakan peserta didik dengan kesadaran dan pengetahuan tentang lingkungan (termasuk hubungan manusia dengan alam), dan mendorong pengembangan keterampilan, sikap dan motivasi untuk memungkinkan peserta didik untuk membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab tindakan yang menggabungkan pertimbangan lingkungan (Mc Connell 2006). Hal ini sesuai dengan tujuan akhir atau hasil dari pendidikan lingkungan yaitu penciptaan warga melek lingkungan.

(35)

17 Teori Perkembangan Kognitif

Teori perkembangan kognitif (cognitive development teory) merupakan

gagasan seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget (1896 – 1980). Teori ini disebut juga sebagai genetic epistemology yang berarti ilmu yang mempelajari tentang sifat pengetahuan pada anak-anak dan bagaimana pengetahuan itu berubah ketika anak berkembang. Pada usia sekolah dasar (6–12 tahun) anak sudah dapat memberi reaksi terhadap rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti membaca, menulis dan berhitung (Yusuf 2005). Agar dapat memahami teori perkembangan kognitif maka di bawah ini merupakan inti dari pemikiran Piaget

dalam Yusuf (2005):

1. Pengetahuan (kemampuan kognitif) anak akan berkembang melalui tahapan-tahapan seiring dengan pertumbuhan anak

2. Perkembangan tersebut ditentukan oleh pola dan potensi bawaan yang pencapaiannya ditentukan oleh pengalaman atau pembelajaran

Dengan kata lain, kemampuan belajar seorang anak tergantung pada kemampuan kognitifnya yaitu kemampuan yang melibatkan proses berpikir dan mengamati yang terbentuk melalui dua proses organisasi dan adaptasi. Selain itu, kemampuan kognitif seorang anak dapat dipengaruhi oleh keturunan (genetik) dan lingkungan (stimulasi psikososial). Lingkungan adalah tempat seseorang memperoleh rangsangan sosial-emosional (psikososial) yang dapat menunjang kemampuan rangsangan yang diperoleh melalui proses pembelajaran dari lingkungan.

Krathwolh (2001) tentang revisi taksnonomi yang disusun oleh Benjamin S.Bloom seorang pakar pendidikan merumuskan bahwa tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah) yang kemudian dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom. Taksonomi berarti klasifikasi (kategori atau penggolongan). Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwolh merumuskan terdapat tiga domain

(ranah) kemampuan intelektual (intellectual behaviors) pada siswa sekolah yaitu

(36)
[image:36.595.124.408.98.326.2]

18

Gambar 1 Hirarki ranah kognitif menurut revisi taksonomi bloom

Agar lebih mudah memahami hirarki (tahapan) ranah kognitif menurut revisi Taksonomi Bloom yang dibuat oleh Krathwolh (2001) maka di bawah ini merupakan penjelasan untuk tiap hirarki/tahapan tersebut:

1. Mengingat (remembering)

Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Proses mengingat adalah proses mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang karena proses ini dilakukan berulangkali. Terdapat (recognizing) dan mengingat kembali (recalling).

2. Memahami (understanding)

Memahami merupakan tahap menentukan makna pesan instruksional meliputi; komunikasi lisan dan tertulis, serta komunikasi grafis. Adapun tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai pemahaman adalah menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasi, meringkas, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

3. Menerapkan (applying)

Menerapkan adalah melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu. Adapun tahapan yang dilakukan adalah mengambil keputusan kemudian mengimplementasikannya.

4. Menganalisa (analyzing)

Menganalisa berarti memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana lalu mendeteksi sejauhmana hubungan antara masalah satu dengan lainnya hingga membentuk struktur atau tujuan. Tahapan yang dilalui sebelum mencapai kemampuan menganalisa adalah kemampuan membedakan, pengorganisasian dan pencantuman.

5. Mengevaluasi (evaluating)

Mengevaluasi adalah kegiatan membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang berlaku. Tahapan yang harus dilalui sebelum mengevaluasi adalah memeriksa dan mengkritisi.

6. Mencipta (creating)

Menciptakan

Mengevaluasi

Menganalisa

Menerapkan

Memahami

(37)

19 Mencipta adalah kegiatan menempatkan elemen bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang utuh atau membuat produk asli. Dalam proses mencipta, tahapan yang harus dilalui adalah merancang, perencanaan dan memproduksi.

Aplikasi dari teori Taksonomi Bloom Revisi pada penelitian ini hanya sampai pada tahap memahami (understanding) setelah siswa diberi buklet berisi

kombinasi perlakuan tentang pembuatan pupuk organik cair yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa.

Penelitian Terdahulu tentang Pengaruh Desain Pesan

Penelitian yang dilakukan oleh Iskandar (2005) tentang Pengaruh Disain Pesan Pupuk Agrodyke Melalui Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani bertujuan untuk mensosialisasikan teknologi penggunaan pupuk Agrodyke pada tanaman kakao bagi petani kakao di Sulawesi Tenggara. Teknologi ini dianggap penting karena pupuk tersebut mampu mengatasi hama penggerek buah Kakao secara efektif dan efisien. Hasil penelitian di atas menunjukkan pengaruh penyajian pesan dengan penjelasan pesan visual bersuara lebih efektif daripada visual tanpa suara dalam presentasi video dan penggunaan visual realistik lebih efektif daripada visual grafis terhadap Peningkatan pengetahuan. Kombinasi penjelasan pesan visual bersuara dengan bentuk visual realistik menunjukkan skor peningkatan pengetahuan responden yang tertinggi dibandingkan dengan penyajian pesan yang lain. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penyajian pesan melalui video cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan responden. Dan kombinasi penjelasan pesan visual bersuara dengan bentuk visual realistik adalah kombinasi yang paling tepat dan sangat efektif untuk desiminasi teknologi.

Adapun penelitian tentang disain pesan juga dilakukan Nurfathiyah (2006) yang berjudul Pengaruh Visualisasi dan Bentuk Narasi pada Multimedia Berbasis Web terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Tani. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor visualisasi dan bentuk narasi terhadap Peningkatan pengetahuan ibu tani tentang pengolahan dodol nanas dan pemasarannya. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh penyajian pesan dengan menggunakan visualisasi gerak lebih efektif daripada dengan menggunakan visualisasi foto digital sedangkan penggunaan narasi dalam bentuk suara lebih efektif daripada caption. Kombinasi visualisasi gerak dengan menggunakan penyajian pesan dalam bentuk lain. Kesimpulannya bahwa kombinasi gerak dengan suara lebih efektif dalam menyampaikan pesan melalui multimedia berbasis web.

Penelitian dalam tesis selanjutnya dilakukan oleh Bangun (2001) tentang Kajian Jenis Grafis dan Warna pada Buklet Panduan Pewarnaan Bunga Potong Sedap Malam untuk Keterampilan Petani Desa Garokgek, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pemakaian buklet panduan yang lebih efektif antara gambar garis garis program Adobe Fotoshop atau foto digital, (2) pemakaian buklet panduan yang lebih efektif antara yang berwarna atau hitam putih dengan foto warna atau hitam putih. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental murni dengan rancangan penelitian hanya posttest (posttest only control group design) dengan faktorial 2x2 dengan empat

(38)

20

petani.Hasil penelitian di atas adalah: (1) nilai keterampilan petani yang membaca buklet panduan gambar garis program Adobe Fotoshop tidak berbeda nyata dengan nilai keterampilan petani yang membaca buklet panduan foto digital, (2) nilai keterampilan petani yang membaca buklet panduan hitam putih lebih tinggi dari nilai keterampilan petani yang membaca buklet panduan berwarna, (3) nilai keterampilan petani yang membaca buklet panduan foto digital hitam putih lebih tinggi dari nilai keterampilan petani yang membaca buklet panduan dengan kombinasi lainnya.

Selanjutnya penelitian Arief (2004) yang berjudul Pengaruh Jenis Ilustrasi dan Warna dalam Komik Kerukunan Hidup terhadap Pengetahuan Anak-anak di Sekitar Lokasi Permukiman Korban Kerusuhan Sambas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan prasangka tentang kerukunan hidup anak-anak asli di Desa Tanjung Saleh atau yang berada di sekitar pemukiman warga korban kerusuhan Sambas dengan menggunakan media masa komik yang berisi pesan tentang kerukunan hidup dan perdamaian, karena komik dianggap merupakan salah satu media cetak yang digemari anak-anak. Metode penelitian ini menggunakan eksperimental murni dengan desain faktorial 2x2. Terdapat dua variabel bebas yaitu jenis ilustrasi dan warna dengan variabel tak bebas adalah peningkatan pengetahuan. Dari hasil penelitian didapat beberapa kesimpulan bahwa (1)Pengetahuan awal tentang kerukunan hidup responden di Desa Tanjung Saleh adalah tidak berbeda nyata atau relatif sama (homogen), (2)Komik tentang kerukunan hidup mampu secara nyata meningkatkan pengetahuan awal tentang kerukunan hidup responden di sekitar lokasi pemukiman warga korban kerusuhan Sambas, (3)Penggunaan ilustrasi komik berwarna meningkatkan skor lebih tinggi dibandingkan dengan komik tanpa warna, (4)Foto digital dan gambar garis yang berwarna dan tidak berwarna dalam komik kerukunan hidup bisa mempengaruhi pengetahuan anak-anak kea rah yang lebih baik.

Adapun penelitian yang terbit pada Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia

Vol.3/No.2/Agustus 2008 oleh Salawati et al. (2008) tentang Pengaruh Program

Pengolahan Sampah Padat Organik Menggunakan Metode Composting terhadap

Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu-Ibu PKK di RW III Kelurahan Boja Kabupaten Kendal. Tujuan penelitian adalah merubah pengetahuan tentang pengolahan sampah padat organik menjadi kompos, sekaligus juga dapat memberikan dan meningkatkan keterampilan warga dalam mengolah sampah menjadi kompos. Pengolahan sampah padat organik ini menggunakan metode

composting dilakukan selama dua hari dengan metode gabungan yaitu ceramah

(39)

21 di dalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengenai bidang lingkungan hidup dengan judul Pengaruh Visualisasi dan Isi Caption pada Buklet Pembuatan Pupuk organik cair terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa di Kota Bogor. Penelitian ini sangat penting karena bertujuan untuk menganalisa disain pesan yang paling efektif dalam menyampaikan materi Pendidikan Lingkungan Hidup pada siswa sekolah dasar. Disain pesan yang efektif dan efisien dimaksudkan agar mampu meningkatkan pengetahuan komunikan untuk lebih peduli pada lingkungan sekitarnya.

Kerangka Pemikiran

Pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar merupakan strategi jitu untuk mengajak siswa agar memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya baik itu di sekolah maupun di rumah. Halder (2012) menyatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup menjadi kunci untuk memecahkan masalah lingkungan dan kunci untuk menjaga keberlanjutan global.

Peningkatan pengetahuan siswa tentang lingkungan diharapkan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan bentuk disain pesan yang tepat. Peningkatan pengetahuan tentang lingkungan diharapkan dapat terus berkembang (development) serta berkelanjutan (sustainable) sehingga menghasilkan

kepedulian pada lingkungan berkelanjutan.

Bentuk disain pesan yang dibuat disesuaikan dengan karakter individu siswa. Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat, pemahaman, penerimaan dan pada akhirnya keterlibatan siswa pada program pendidikan lingkungan hidup di sekolah. Disain pesan tentang pembuatan pupuk organik cair berupa kombinasi dari jenis visualisasi, terdiri dari visualisasi foto digital dan visualisasi gambar garis dengan himbauan pesan terdiri dari himbauan rasional dan himbauan emosional. Melalui disain pesan kombinasi ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan siswa dalam mengolah sampah menjadi pupuk organik cair. Oleh sebab itu, pada penelitian ini terdapat faktor-faktor yang akan diuji yaitu peubah bebas dan peubah tak bebas.

(40)

22

Peubah Bebas Aktif Peubah Tak Bebas

PEUBAH BEBAS (X)

Peubah Bebas

[image:40.595.33.483.61.819.2]

Gambar 2 Kerangka pemikiran pengaruh visualisasi dan isi caption pada buklet pembuatan pupuk organik cair terhadap peningkatan pengetahuan siswa di Kota Bogor

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang disandarkan pada tinjauan teori serta kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya, maka didapat hipotesis pen

Gambar

Tabel 2  Tahapan membuat pupuk organik cair
Gambar 1  Hirarki ranah kognitif menurut revisi taksonomi bloom
Gambar 2  Kerangka pemikiran pengaruh visualisasi dan isi caption pada buklet
Tabel 6  Indikator tampilan media buklet
+7

Referensi

Dokumen terkait

2,150 Km Di Lokasi KTM Salor” , Maka bersama ini kami mengundang saudara untuk mengikuti pembuktian kualifikasi yang akan dilaksanakan pada :. Hari/Tanggal : Selasa / 19 April 2016

Na + dikenal sebagai unsur tambahan untuk beberapa jenis tanaman, pengaruh Na + akan sangat besar bila pasokan K + bagi tanaman tidak mencukupi, unsur ini

Table 2: Immunization schedule, 2016 Vaccine Age of administraion.

Lalu khotib mengucapkan salam dan duduk, kemudian bilal mengumandangkan adzan jum’at yang

Terjadi kekosongan hukum terkait dengan sanksi secara administratif maupun ketiadaan ketentuan pidana yang dapat dikenakan dan diterapkan bagi subjek hukum pemilik alat angkutan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think-Pair-Share dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran biologi di

diambil pada penelitian ini adalah sebagian dari populasi yaitu siswi-siswi kelas X dan XI pada SMAN 10 Banjarmasin pada bulan Mei 2013, berjumlah 98 orang. Kriteria

Perjalanan dapat lebih mudah dilakukan dengan menyewa perahu pompong atau speed boat dari Ibokota Kabupaten Karimun langsung menuju Pulau Karimun Kecil dengan