• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anwar MS. 2008. Pendugaan potensi tegakan hutan lahan kering dengan teknik

double sampling menggunakan citra resolusi tinggi di Kabupaten Pasaman,

Sumatera Barat. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor.

Cahyono AB. Small format non-metric aerial photograph for teak forest

inventory. [thesis]. Bogor: Graduate Program, Institut Pertanian Bogor.

Djumhaer M. 2003. Pendugaan Leaf Area Index dan Luas Bidang Dasar Tegakan

Menggunakan Landsat 7 ETM+ (Studi Kasus Di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi). [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Herdiyanti PR. 2009. Pemetaan kesesuaian habitat Rafflesia parma Blume di cagar alam Leuweung Sancang Garut Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Howard JA. 1996. Pendinderaan jauh untuk sumberdaya hutan. Hartono, Penerjemah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Terjemahan dari :

Remote Sensing of Forest Resources Theory and Aplication.

Husch B. 1987. Perencanaan inventarisasi hutan. Setyarso A, penerjemah. Jakarta:

Universitas Indonesia. Terjemahan dari : Planning a Forestry Inventory.

Iskandar H. 1995. Studi Perbandingan Beberapa Teknik Sampling dalam

Menaksir Volume Tegakan Jati (Tectona grandis L. F) di Bagian Kesatuan

Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasar Sore, Kesatuan Pemangkuan Hutan. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor.

Jaya INS. 2002. Aplikasi sistem informasi geografis untuk kehutanan. Bogor :

Laboratorium Inventarisasi SDH, Fakultas Kehutanan IPB.

Jaya INS. 2006. Penuntun praktikum dasar-dasar penginderaan jarak jauh.

Bogor : Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Jaya INS. 2010. Analisis citra digital : Teori dan praktek menggunakan erdas

imagine. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor.

Jaya INS, Cahyono AB. 2001. Efisiensi penggunaan potret udara non-metrik format kecil dengan tehnik pengambilan contoh berganda. Jurnal

Lillesand TM, Kiefer RW. 1990. Penginderaan jauh dan interpretasi citra. Dulbari, Suharsono P, Hartono, Suharyadi, Penerjemah. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press. Terjemahan dari : Remote Sensing and Image

Interpretation.

Paine, David P. 1981. Aerial Photography and Image Interpretation for Resource

Management. New York : John Wiley and Sons.

[Perum Perhutani]. 1995. Kunci interpretasi potret udara hutan tanaman jati.

Bogor : Perhutani - Fakultas Kehutanan, IPB.

Prijono. 2002. Pemetan fotogrametri. http://labfoto.tripod.com/pemetaan_

fotogrametri.htm [2 februari 2012]

Rahaju S. 1997. Teknis Pengukuran dimensi tegakan. Bogor : Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Shiver BD, Borders BE. 1996. Sampling Techniques for Forest Resource

Inventory. New York : John Wiley and Sons.

Spurr SH. 1960. Photogrametry and Photo Interpretation. New York : The Ronal

Press Company.

Simon H. 1993. Metode inventore hutan. Yogyakarta: Aditya Media.

Sujiatmoko S. 1998. Penerapan double sampling terstratifikasi dalam menduga

potensi hutan alam melalui potret udara. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor.

Sutarahardja S. 1999. Metoda Petak berubah (tree sampling) dalam pendugaan

volume tegakan hutan tanaman. Bunga rampai pengetahuan praktis dalam bidang penafsiran potret udara. Bogor : Perum Perhutani-Fakultas Kehutanan, IPB.

Sutarahardja S. 1999. Prosedur penggunan metoda double sampling dalam

inventarisasi hutan untuk pendugaan volume dengan bantuan potret udara. Bunga rampai pengetahuan praktis dalam bidang penafsiran potret udara. Bogor : Perum Perhutani – Fakultas Kehutanan, IPB.

Tiyas DPN. 2009. Penyusunan tabel volume jati (Tectona grandis, L.f)

menggunakan resolusi tinggi di KPH Jatirogo, Perum Perhutani unit II Jawa Timur. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor.

Walpole RE. 1982. Pengantar statistika edisi ke-3. Sumantri B, Penerjemah.

Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari : Introduction to

Wolf PR. 1993. Elemen fotogrametri dengan interpretasi foto udara dan penginderaan jauh. Gunadi, Gunawan T, Susanto, Penerjemah. Yogyakarta :

Gajah Mada University Press. Terjemahan dari : Element of Photogrametry

With Air Photo Interpretation and Remote Sensing.

Yamin M. 1996. Studi perbandingan beberapa teknik sampling dalam penaksiran potensi hutan tropika melalui potret udara di areal kerja HPH PT. Batasan Propinsi DATI I Kalimantan Barat. [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor.

PENGGUNA

PENDUGAAN

Linn.f) DENGA

MADIUN PER

FA

DEPA

IN

NAAN CITRA RESOLUSI TINGGI U

N SEDIAAN TEGAKAN JATI (Tecton

GAN TEKNIK DOUBLE SAMPLING

ERUM PERHUTANI UNIT II JAWA

FATHIA AMALIA RAMA DHANI

EPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

GGI UNTUK

tona grandis,

G DI KPH

A TIMUR

N

RINGKASAN

FATHIA AMALIA RAMA DHANI. Penggunaan Citra Resolusi Tinggi untuk Pendugaan Sediaan Tegakan Jati (Tectona grandis, Linn.f) dengan Teknik Double Sampling di KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Skripsi. Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh I NENGAH SURATI JAYA.

Kegiatan inventarisasi hutan dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu: pengukuran secara terestris (ground survey), pengukuran menggunakan teknologi penginderaan jauh (remote sensing), dan penggabungan kedua metode tersebut (Simon 1993). Metode terestris biasanya lebih akurat, walaupun membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang lebih besar dibandingkan metode penginderaan jauh (Husch 1987). Penginderaan jauh dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dengan cakupan yang luas, selain itu informasi yang didapat relatif lebih lengkap. Penggabungan antara metode terestris dan penginderaan jauh merupakan solusi dari kelebihan dan kekurangan kedua metode tersebut, salah satunya dengan metode double sampling (Simon 1993). Penelitian ini meneliti aplikasi double sampling dengan menggunakan kombinasi antara teknologi penginderaan jauh dan pengukuran di lapangan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aplikasi teknik double sampling menggunakan citra dijital non-metrik guna menduga sediaan tegakan jati. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan yang digunakan di lapangan, antara lain: peta desain sampling, GPS, kompas, kamera dijital, kamera SLR dengan lensa fish eye, haga hypsometer, suunto clinometer, meteran, dan tali tambang. Pada pengolahan data menggunakan seperangkat komputer dilengkapi dengan seperangkat periferalnya, MS Excel dengan fungsi analysis data, SPSS, Erdas Imagine, Hemiview dan ArcView. Data yang digunakan adalah data citra dijital non-metrik KPH Madiun, data hasil survey lapangan, dan data pendukungnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan model terbaik yang diperoleh pada lokasi BKPH Dagangan (Vbc= -10,164+1,027Nctr+1,752Dctr

+0,081Cctr) dan BKPH Dungus (Vbc= 1,499E-5Cctr2,693 Dctr1,159 Nctr0,267), besarnya

nilai dugaan total sediaan tegakan menggunakan teknik double sampling sebesar 39.281,31 m3 dengan kesalahan penarikan contoh 4,37% pada BKPH Dagangan (172,31 ha) dan sebesar 73.641,1 m3dengan kesalahan penarikan contoh 9,01% untuk BKPH Dungus (169 ha). Untuk menghasilkan kesalahan pengambilan contoh maksimum sebesar 5%, jumlah plot optimum di citra dan di lapangan adalah 114 dan 11 plot untuk lokasi BKPH Dagangan, sedangkan untuk lokasi BKPH Dungus adalah 508 dan 67 plot. Besarnya efisiensi relatif yang didapat dengan model terbaik sebesar 299,11 % untuk BKPH Dagangan dan 211,40% untuk BKPH Dungus. Penggunaan model sederhana dengan satu peubah memberikan nilai efisiensi relatif yang lebih rendah, nilai efisiensi relatif yang diperoleh sebesar 151,48% dengan nilai SE sebesar 5,06% pada lokasi BKPH Dagangan dan 150,76% dengan nilai SE sebesar 10,67% pada lokasi BKPH Dungus.

SUMMARY

FATHIA AMALIA RAMA DHANI. Application Of High Resolution Imageries for Teak (Tectona grandis, Linn.F) Estimation With Double Sampling Technique in KPH Madiun Perum Perhutani Unit II, East Java. Report. Forest Management, Bogor Agricultural University. Supervised by I NENGAH SURATI JAYA.

Forest inventory can be carried out by three approaches, i.e., terrestrial, remote sensing, and combination between both of them (Simon 1993). Generally, the terrestrial approach provides more reliable and accurate results, but it is more time consuming, costly and needs more labours than the remote sensing approach (Husch 1987). Conversly, the remote sensing technology can be applied in a quick way with a large area providing relatively more complete information. Combination between the terestrial and remote sensing frequently provides advantages in keeping accurate estimation, but lower cost all at once (Simon 1993). This study examined the application of double sampling technique which combines the use of high resolution remotely sensed data and ground measured data (terrestrial approach).

The study objective is to evaluate the application of double sampling technique using non-metric digital imageries to estimate the standing stock. The equipments used for field measurements are GPS, compass, digital camera, SLR camera with a fish eye lens, haga hypsometer, suunto clinometer, tape, and rope; while the the data analysis was performed using a set of computers with MS Excel, SPSS, Hemiview and ArcView softwares. The data used were high resolution non-metric digital imageries of KPH Madiun, the result of ground thruthing, and other supporting data.

The double sampling study applied in this study shows that the total standing stock of total area for BKPH Dagangan using Vbc= -10,164 +1,027Nctr+1,752Dctr+0,081Cctr is about 39.281,31 m3 with sampling error of

4,37%. For BKPH Dungus, the total standing stock using Vbc= 1,499E-5Cctr2,693

Dctr1,159 Nctr0,267 is amounted to 73.641,1 m3 with sampling error of 9,01%. To

produce a maximum sampling error of 5%, the optimum number of plots in the image and in the field are 114 and 11 plots for BPKH Dagangan, while BPKH Dungus is 508 and 67 plots. The efficiency relatives using double sampling technique provided in this study are 299,11% for BPKH Dagangan and 211,40% for BPKH Dungus. The use of another model with one variable (Nctr for BKPH

Dagangan and Cctr for BKPH Dungus) gave slightly lower efficiency relatives,

i.e., 151,48% with sampling error of 5,06% for BKPH Dagangan and 150,76% with sampling error of 10,67% for BKPH Dungus.

Key words : double sampling technique, potential stands, non-metric digital imageries

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Penggunaan Citra Resolusi Tinggi untuk Pendugaan Sediaan Tegakan Jati (Tectona grandis, Linn.f) dengan Teknik Double Sampling di KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dibawah bimbingan dosen Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2012

Fathia Amalia Rama Dhani NRP. E14070079

PENGGUNAAN CITRA RESOLUSI TINGGI UNTUK

Dokumen terkait