Andriani Y, Haetami K, dan Susangka I. 2007. Kebutuhan dan pola makan ikan jambal siam dari berbagai tingkat pemberian energi protein pakan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan efisiensi. PKM-P (ID) : Universitas Padjajaran
Aslamyah S. 2008. Pembelajaran Berbasis SCL pada Marta Kuliah Biokimia Nutrisi. Makasar (ID) : Universitas Hasanuddin.
Asrullah M, Mathar AH, Citrakesumasari, Jafar N, Fatimah S. 2012. Denaturasi Dan Daya Cerna Protein Pada Proses Pengolahan Lawa Bale (Makanan Tradisional Sulawesi Selatan). Artikel Penelitian. Makasar (ID) : Universitas Hasanuddin. Hal: 84-91
Cho CY, Cowey CB, dan Watanabe T. 1985. Finfish Nutrition in Asia Methodological Approachs to Research and Development. Ottawa, Ont. IDRC. P. 154
Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Nusatama. Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. Edisi Revisi. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka
Nusatama, 163hal.
Hadadi A, Herry K. Wibowo T, Pramono E, Surahman A, dan Ridwan E. 2009. Aplikasi Pemberian Maggot Sebagai Sumber Protein Dalam Pakan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.) dan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.). Laporan Tinjauan Hasil Tahun 2008. Balai Pusat Budidaya Air Tawar Sukabumi. hal. 175 – 181.
Halimatussadiah, SS. 2009. Pengraruh atraktan untuk meningkatkan penggunaan tepung darah pada pakan ikan kerapu bebek cromileptes altivelis. [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Handajani H dan Widodo W. 2010. Nutrisi Ikan. Malang (ID): UMM Press
Hirnawati R. 2004. Pengaruh kadar silase jeroan ikan patin yang ph-nya dinetralkan dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan patin pangasius hypopthalmus. [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Houlihan D, Boujard T, dan Jobling M. 2002. Food Intake in Fish. University of Tromso. Norway.
Huisman EA. 1987. Principles of Fish Production. Departement of Fish Culture and Fisheries.Wageningen Agricultural University. Wageningen. Netherlands. p; 57-122. [KKP]. 2012. Target Produksi Ikan Lele [diunduh 2013 oktober 02]. Http:///D:/Bisnis%20Ikan%20Lele%20Menggiurkan%20%E2%80%A2%20Info%20 Media%20%E2%80%A2%20Website%20Resmi%20KKP.htm
[KKP]. 2013. Bisnis ikan lele menggiurkan. [Internet]. [diunduh 2013 Oktober 10]. Tersedia pada: http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/6990/Bisnis-Ikan-Lele-Menggiurkan.
16
Kurnia A. 2002. Pengaruh pakan dengan kadar protein dan rasio energi protein yang berbeda terhadap efisiensi pakan dan pertumbuhan benih ikan baung (Mytus nemurus C.V). Tesis. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor
Lovell RT. 1989. Nutrition and Feeding of Fish. New York (USA): Van Nostrand Reinhold. 217pp.
Megawati RA, Arief M, dan Alamsyah MA. 2012. Pemberian pakan dengan kadar serat kasar yang berbeda terhdap daya cerna pakan pada ikan berlambung dan ikan tidak berlambung. JIPK. 4(2): 187-189.
Murhananto. 2002. Pembesaran lele dumbo di pekarangan. Tangerang (ID): PT Agromedia Pustaka.
[NRC]. 1983. Nutrient Requirements of Warmwater Fishes and Shellfishes, Rev. ed. Acad. Press. Washington DC. 86pp
[NRC]. 1993. Nutrient Requirement of Warmwater Fishes and Shellfishes. Wahington D.C (USA): National Academy of Science Press. p 78
Probosasongko DAM. 2003. Pengaruh kadar silase jeroan ikan patin yang berbeda dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan patin ukuran sejari. [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Robinette HR. 1982. Diet Formulation, p. 38-43. In Nutrition and Feeding of Channel Catfish R. R. Stickney and R.T. Lovell (eds). Southren Cooperative Series Buletin. Rumsey GL. 1993. Fish Meal and Alternate Source of Protein in Fish Feeds. A Buletin
of The American Fisheries. Society Fisheries 18(7) : 14-19
Safrudidin D, Setiawati M, Yuniarti, dan. 2006. Pengaruh kepadatan benih ikan lele dumbo (clarias sp.) terhadap produksi pada sistem budidaya dengan pengendalian nitrogen melalui penambahan tepung terigu. JAI 5 (2) : 137-147
Sumpeno, D. 2005. Benih ikan lele dumbo clarias sp. pada padat penebaran 15, 20, 25, dan 30 ekor/liter dalam pendederan secara indoor dengan sistem resirkulasi [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Suprayudi MA, dan Setiawati M. 2003. Kebutuhan ikan gurame (osphronemus gouramy) akan mineral fosfor. JAI . 2 (2) : 67-71
Syamsunarno MB, Mokoginta I, Jusadi D. 2011. Pengaruh berbagai rasio energi protein 30% terhadap kinerja pertumbuhan benih ikan patin (Pangasius hypopthalmus). JRA. 6 (1): 63-70.
Takeuchi T. 1988. Laboratory work chemical evaluation of dietary nutrition. In Watanabe T, ed. Fish Nutrition and Mariculture, JICA Textbook the General Aquaculture Course. Tokyo: Kanagawa internat. Fish. Training Center. p 179-229 [Trobos]. 2013. Permintaan Tepung Ikan di Pasar Indonesia. [diunduh 2013 Agst 21].
http://www.trobos.com/show_article.php?rid=12&aid=3456
Tucker CS, Hargreaves JA. 2004. Biology and Culture of Channel Catfish. Amsterdam (ND) : Elsevier B.V p 304
Usman, Syah R, dan Kamaruddin. 2006. Substitusi Tepung Ikan dengan Tepung Keong Mas (Pomacea sp.) dalam Pakan Pembesaran Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatu. JRA.1 (2) : 161-169
Viola S. Rappaport U. 1979. The “extra calory effect” of oil in nutrition of carp. Bamidgeh. 31(3) : 51-69.
Watanabe T. 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Department of Aquatic Bioscience. Tokyo university of Fisheries. JICA. 223pp.
Widiyanto TA. 1992. Kajian Pemanfaatan darah Kerbau untuk Pembuatan Silase sebagai Bahan Pakan Ikan Lele Dumbo [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
17 Zainuddin. 2010. Pengaruh Calsium dan Fosfor terhadap Pertumbuhan Efisiensi Pakan
Kandungan Mineral dan Komposiis Tubuh Juvenil Ikan Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus. JITK. 2 (2) : 1-9
Zonneveld NZA, Huisman EA, and Bonn JH. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama, 318hal.
18
LAMPIRAN
Lampiran 1 Skema sistem resirkulasi pemeliharaan ikan lele
SKEMA RESIRKULASI
Lampiran 2 ANOVA dan uji Duncan jumlah konsumsi pakan (g) ikan lele Jumlah kuadrat Df Rataan Kuadrat F Sig. Antar kelompok 17197.549 2 8598.775 6.639 .030 Dalam kelompok 7771.711 6 1295.285
Total 24969.260 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Ikan Asin 3 525.0433
Kepala Ikan 3 591.3700 591.3700
Ikan Rucah 3 631.0033
Sig. .065 .226
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
K1 A1 A2 K3 B1 B2 K2 A3 B3 Akurium (60 cm x 50 cm x 40 cm) Tandon Air Saluran Air Selongsong Keterangan
19 Lampiran 3 ANOVA dan uji Duncan Laju Pertumbuhan Harian (g) ikan lele
Jumlah kuadrat Df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 3.167 2 1.583 32.649 .001
Dalam kelompok .291 6 .049
Total 3.458 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Ikan Asin 3 4.2933
Kepala Ikan 3 4.3033
Ikan Rucah 3 5.5567
Sig. .957 1.000
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan Lampiran 4 ANOVA dan uji Duncan panjang (cm) ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 9.244 2 4.622 8.009 .020
Dalam kelompok 3.463 6 .577
Total 12.706 8
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan Lampiran 5 ANOVA dan uji Duncan biomassa (g) ikan lele
Jumlah kuadrat Df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 34.285 2 17.142 59.439 .000
Dalam kelompok 1.730 6 .288
Total 36.015 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Ikan Asin 3 4.8300
Kepala Ikan 3 4.8900
Ikan Rucah 3 9.0000
Sig. .896 1.000
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
Lampiran 6 ANOVA dan uji Duncan retensi protein (%) ikan lele
Jumlah kuadrat Df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 1672.288 2 836.144 12.515 .007
Dalam kelompok 400.864 6 66.811
Total 2073.153 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Ikan Asin 3 6.9800
Kepala Ikan 3 7.1733
Ikan Rucah 3 9.2200
20
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Ikan Asin 3 67.5867
Kepala Ikan 3 70.5333
Ikan Rucah 3 97.8633
Sig. .674 1.000
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
Lampiran 7 ANOVA dan uji Duncan retensi lemak (%) ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 9146.088 2 4573.044 277.755 .000
Dalam kelompok 98.786 6 16.464
Total 9244.874 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2 3
Ikan Asin 3 41.5133
Kepala Ikan 3 61.7667
Ikan Rucah 3 1.1695E2
Sig. 1.000 1.000 1.000
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
Lampiran 8 ANOVA dan uji Duncan efisiensi pemberian pakan (%) ikan lele Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 1248.164 2 624.082 20.684 .002
Dalam kelompok 181.031 6 30.172
Total 1429.195 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Ikan Asin 3 36.3300
Kepala Ikan 3 40.5333
Ikan Rucah 3 63.1467
Sig. .385 1.000
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
Lampiran 9 ANOVA dan uji Duncan konversi pakan (KP) ikan lele
Pakan Uji Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 2.265 2 1.133 16.962 .003
Dalam kelompok .401 6 .067
Total 2.666 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Ikan Asin 3 1.6000
Kepala Ikan 3 2.4700
Ikan Rucah 3 2.7867
Sig. 1.000 .184
21 Lampiran 10 ANOVA dan uji Duncan tingkat kelangsungan hidup (%) ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 2.464 2 1.232 1.000 .422
Dalam kelompok 7.393 6 1.232
Total 9.857 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1
Ikan Asin 3 98.8900
Kepala Ikan 3 100.0000
Ikan Rucah 3 100.0000
Sig. .281
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
Lampiran 11ANOVA dan uji Duncan komposisi tubuh ikan akhir (%) protein ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 4.035 2 2.017 11.454 .009
Dalam kelompok 1.057 6 .176
Total 5.092 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Ikan Asin 3 14.3833
Ikan Rucah 3 14.8433
Kepala Ikan 3 15.9767
Sig. .228 1.000
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
Lampiran 12 ANOVA dan uji Duncan komposisi tubuh ikan akhir (%) lemak ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok 9.689 2 4.845 22.380 .002
Dalam kelompok 1.299 6 .216
Total 10.988 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Kepala Ikan 3 3.9767
Ikan Asin 3 4.1367
Ikan Rucah 3 6.2533
Sig. .688 1.000
22
Lampiran 13 ANOVA dan uji Duncan komposisi tubuh ikan akhir (%) BETN ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok .052 2 .026 7.128 .026
Dalam kelompok .022 6 .004
Total .074 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Kepala Ikan 3 .0333
Ikan Rucah 3 .0833
Ikan Asin 3 .2133
Sig. .349 1.000
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
Lampiran 14 ANOVA dan uji Duncan komposisi tubuh ikan akhir (%) abu ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok .365 2 .183 1.124 .385
Dalam kelompok .975 6 .162
Total 1.340 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1
Kepala Ikan 3 4.0600
Ikan Asin 3 4.3733
Ikan Rucah 3 4.5467
Sig. .203
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
Lampiran 15 ANOVA dan uji Duncan komposisi tubuh ikan akhir (%) serta kasar ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok .103 2 .051 4.345 .068
Dalam kelompok .071 6 .012
Total .174 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2
Kepala Ikan 3 .1167
Ikan Rucah 3 .1233
Ikan Asin 3 .3467
Sig. .943 1.000
23 Lampiran 16 ANOVA dan uji Duncan komposisi tubuh ikan akhir (%) kalsium
ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok .007 2 .004 2.962 .127
Dalam kelompok .007 6 .001
Total .014 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1
Ikan Asin 3 .2867
Kepala Ikan 3 .3090
Ikan Rucah 3 .3543
Sig. .061
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan
Lampiran 17 ANOVA dan uji Duncan komposisi tubuh ikan akhir (%) fosfor ikan lele
Jumlah kuadrat df Rataan Kuadrat F Sig.
Antar kelompok .005 2 .003 27.825 .001
Dalam kelompok .001 6 .000
Total .006 8
Pakan uji N Untuk alpha = 0.05
1 2 3
Ikan Asin 3 .1543
Kepala Ikan 3 .1757
Ikan Rucah 3 .2140
Sig. 1.000 1.000 1.000
Rata-rata untuk tiap kelompok pada homogenus diperlihatkan Lampiran 18 Prosedur analisis proksimat
Kadar Protein Tahap Oksidasi
1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. 2. Katalis (K2SO4+CuSO4.5H2O) dengan rasio 9:1 ditimbang sebanyak 3 gram dan
dimasukkan ke dalam labu kjeldahl.
3. 10 ml H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam labu kjeldahl, kemudian labu tersebut dipanaskan dalam rak oksidasi pada suhu 4000C selama 3-4 jam sampai terjadi perubahan warna cairan dalam labu menjadi hijau bening.
4. Larutan didinginkan lalu ditambahkan air destilasi 100 ml. kemudian larutan dimasukkan ke dalam labu takar dan diencerkan dengan akuades sampai volume larutan mencapai 100 ml. larutan sampel didestilasi.
24
Tahap Destilasi
1. Beberapa tetes H2SO4 dimasukkan ke dalam labu, sebelumnya labu diisi setengahnya dengan akuades untuk menghindari kontaminasi oleh amoniak lingkungan. Kemudian didihkan selama 10 menit.
2. Erlenmeyer diisi 10 ml H2SO4 0.05 N dan ditambahkan 2 tetes indikator metil red diletakkan di bawah pipa pembuangan kondensor dengan cara dimiringkan sehingga ujung pipa tenggelam dalam cairan.
3. 5 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung destilasi melalui corong yang kemudian dibilas dengan akuades dan ditambahkan 10 ml NaOH 30 % lalu dimasukkan melalui corong tersebut dan ditutup.
4. Campuran alkalin dalam labu destilasi disuling menjadi uap air selama 10 menit sejak terjadi pengembunan pada kondensor.
Tahap Titrasi
1. Larutan hasil destilasi dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N. 2. Volume hasil titrasi dicatat.
3. Prosedur yang sama juga dilakukan pada blanko. Kadar protein (%) = Keterangan : Vb = Volume hasil titrasi blanko (ml)
Vs = Volume hasil titrasi sampel (ml) S = Bobot sampel (g)
* = Setiap ml 0.05 NaOH ekivalen dengan 0.0007 g Nitrogen ** = faktor Nitrogen
Kadar Lemak
Metode ekstraki Soxhlet
1. Labu ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 1100 dalam waktu 1 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang bobot labu tersebut (X1)
2. Sampel ditimbang sebanyak 3-5 gram (A), dan dimasukkan ke dalam selongsong tabung filter dan dimasukkan ke dalam soxhlet dan pemberat diletakkan di atasnya. 3. N-hexan 100-150 ml dimasukkan ke dalam soxhlet sampai selongsong terendam
dan sisa N-hexan dimasukkan ke dalam labu.
4. Labu yang telah dihubungkan dengan soxhlet dipanaskan di atas water bath sampai cairan yang merendam sampel soxhlat berwarna bening.
5. Labu dilepaskan dan tetap dipanaskan hingga N-hexan menguap.
6. Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 60 menit, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2).
Metode Folch
1. Sampel ditimbang sebanyak 2-3 gram (A) dan dimasukkan ke dalam gelas homogenize dan ditambahkan larutan kloroform / methanol (20xA), sebagian disisakan untuk membilas pada saat penyaringan.
2. Sampel dihomogenizer selama 5 menit setelah itu disaring dengan vacuum pump. 3. Sampel yang telah disaring tersebut dimasukkan dalam labu pemisah yang telah
dibei larutan MgCl2 0.03 N (0.2 x C), kemudian dikocok dengan kuat minimal selama 1 menit kemudian ditutup dengan alumunium foil dan didiamkan selama 1 malam.
25 4. Labu silinder dioven terlebih dahulu pada suhu 1100C selama 1 jam, didinginkan
dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang (X1).
5. Lapisan bawah yang terdapat dalam labu pemisah disaring ke dalam labu silinder kemudian dievaporator sampai kering. Sisa kloroform/methanol yang terdapat dalam labu ditiup dengan menggunakan vacuum.
6. Setelah sisa kloroform/methanol dalam labu habis, labu dimasukkan ke dalam oven selama 1 jam, didinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang (X2)
Kadar Lemak (%) = –
Kadar Air
1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 1000 C selama 1 jam dan kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1)
2. Bahan ditimbang 2-3 gram (A)
3. Cawan dan bahan dipanaskan dalam oven pada suhu 1100 C selama 4-6 jam kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2)
Kadar Air (%) = –
Kadar Abu
1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 1000 C selama 1 jam dan kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X1)
2. Bahan ditimbang 2-3 gram (A)
3. Cawan dan bahan dipanaskan dalam tanur pada suhu 6000 C sampai menjadi abu kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit, didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2)
Kadar Abu (%) = –
% Kadar Serat Kasar
1. Kertas filter dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 1100C setelah itu didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang (X1)
2. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram (A) dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
3. H2SO4 0.3 N sebanyak 50 ml ditambahkan ke dalam Erlenmeyer kemudian dipanaskan di atas pembakar Bunsen selama 30 menit. Setelah itu NaOH 1.5 N sebanyak 25 ml ditambahkan ke dalam Erlenmeyer dan dipanaskan kembali selama 30 menit.
4. Larutan dan bahan yang telah dipanaskan kemudian disaring dalam corong Buchner dan dihubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat filtrasi.
5. Larutan dan bahan yang ada pada corong Buchner kemudian dibilas secara berturut-turut dengan 50 ml air panas, 50 ml H2SO4 0.3 N, 50 ml air panas, dan 25 ml aseton.
6. Kertas saring dan residu bahan dimasukkan dalam cawan porselin, lalu dipanaskan dalam oven 105-1100 C selama 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X2).
26
Lampiran 19 Analisis kadar mineral (Ca dan P) Analisa kalsium (Ca)
1. Menimbang sejumlah sampel 5-10 gram dan dimasukkan kedalam labu kjeldhal. 2. Menambahkan 10 ml H2SO4 dan 10 ml HNO3 serta beberapa batu diidh.
3. Memanaskan sampel sampai berwarna gelap.
4. Menambahkan HNO3 dan dipanaskan selama 5-10 menit sampai larutan tidak gelap lagi (semua zat organik telah teroksidasi), kemudian diidnginkan.
5. Menambahkan 10 ml aquades dan dipananskan samapai berasap
6. Mendinginkan larutan, kemudian ditambahkan lagi 5 ml aquades, didihkan sampai berasap.
7. Mendinginkan larutan dan mengencerkan sampai volume tertentu. Perhitungan kadar mineral sebagai berikut (Apriantono, 1989): Ppm awal =
x ppm standar x faktor pengenceran % mineral =
Analisa mineral (P) menggunakan spektrofotometer
Meniral fosfor pada tepung ikan (ikan rucah, ikan asin, dan kepala ikan) dianalisa dengan menggunakan alat spektrofotometer. Perhitungan kadar mineral P berdasarkan Apriantono wt al (1989) adalah sebagai berikut :
Ppm awal = % PO4 = ppm awal x 0.05 x 10-3 x 100 % P = Keterangan : Ac : Absorbansi contoh As : Absorbansi standar Ar : Berat atom Mr : Berat molekul
27
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cirebon tanggal 25 Januari 1991 dari ayah Mangani dan ibu Hindun. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMA N 2 Kota Cirebon dan lulus pada tahun 2009. Penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) pada tahun 2009.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi pengurus di Himpunan Mahasiswa Ikatan Kekeluargaan Cirebon (IKC) tahun 2009/2010, Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) sebagai anggota PPSM 2010/2011, Panitia Akuakultur Festival, asisten praktikum mata kuliah Nutrisi Ikan 2012/2013 dan asisten praktikum mata kuliah Teknologi Produksi Plankton, Benthos, dan Alga 2012/2013. Penulis juga aktif di berbagai karya tulis, artikel ilmiah dan Bisnis. Lomba yang pernah dimenangkan penulis antara lain, pendanaan PKM-P DIKTI 2011 (1 judul proposal), pendanaan PKM-P DIKTI 2012 (2 judul proposal), Peserta Esay Women Preneur untuk Pengembangan Bangsa Kementrian Perekonomian Indonesia, Peserta Training Ramp Indonesia 2013, Esay PolyU inovation and Entrepreneurship Student Chalenge 2012 Hongkong, Pendanaan IPB 2010, Pendanaan IPB 2011, Pendanaan CDA-IPB 2012, Pendanaan Bank Indonesia 2012, Peserta Global Entrepreneur Week Indonesia 2012, Peserta International Labour Organitation (ILO) 2012 PBB bekerja sama dengan Bank Indonesia, Peserta Training Pembuatan Pakan pada Tahun 2012, Peserta Training di Acara Entrepreneur GEC ITB 83, Penerima Beasiswa Pemda JABAR 2009, Juara 2 Nasional Sociotechnopreneurship 2013, Peliputan Koran Radar Semarang sebagai Juara 2 Nasional Sociotechnopreneurship 2013, dan melaksanakan magang pada tahun 2010 di BPBAP Jepara, Jawa Tengah, magang pada tahun 2011 di BPBAT Subang, Jawa Barat, Praktik Lapang pada tahun 2012 di BBAP Situbondo, Jawa Timur dengan judul “Pembenihan Ikan Kerapu Bebek Cromileptes altivelis di Balai Budidaya Air Payau Situbondo, Jawa Timur”.
Tugas Akhir dalam pendidikan tinggi sarjana diselesaikan oleh penulis dengan menyusun skripsi yang berjudul “Penggunaan Tepung Ikan dari Sumber Bahan Baku Berbeda dalam Formulasi Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang Clariassp.”