• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anisa, L. 2009. Perencanaan Lanskap Riparian Sungai Martapura Untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan Alami Kota Banjarmasin. Skripsi. Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Tidak dipublikasikan.

Anonim. 2005. Ekosistem Sungai dan Bantaran Sungai. http://library.usu.ac.id/download/fp/hutan-onrizal.pdf

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor

Bappeda Kota Bogor. 2007. Masterplan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bogor. Bogor

Departemen Pertanian. 1980. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Kawasan Lindung. Jakarta

Gold, S.M.1980. Recreation Planning and Design.Mc Graw Hill Book.New York

Maryono, A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

___________. 2008. Ekohidraulik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Miall, A. D. 1977. Fluvial Sedimentology. Calgary, In : www.ucpress.edu

Nurisjah, S. 2004. Aspek Hidrologis Dalam Analisis Tapak. Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Nurisjah, S dan Pramukanto, Q. 2009. Penuntum Praktikum Perencanaan Lanskap. Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. 2005. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Sempadan Sumber Air. Bandung

Rahmafitria, F. 2004. Evaluasi Lanskap Tepian Sungai Perkotaan melalui Pendekatan Kualitas Visual dan Kualitas Lingkungan. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor

Siahaan, R. 2004. Pentingnya Mempertahankan Vegetasi Riparian. Makalah Pribadi. Pengantar ke Falsafah Sains Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor Simond, J. O. 1983. Landscape Architecture. Mc Graw Hill Book. New York

Data curah hujan Kota Bogor, stasiun Baranangsiang, tahun 1993-2002 Bulan

Tahun

1993 1994 1995 1996 1997 jumlah hari hujan jumlah hari hujan jumlah hari hujan jumlah hari hujan jumlah hari hujan

Januari 461,9 24 562,7 31 516,3 26 351,6 28 390,8 28 Februari 365,8 24 322,59 23 312,7 21 537,4 26 109,3 21 Maret 518,7 27 445,7 29 383,5 24 504,3 25 230,4 18 April 382,5 27 593,3 24 245,3 22 596,4 21 404,4 20 Mei 323,4 15 489,6 14 317 20 517,7 14 459,1 28 Juni 329,7 18 229,1 11 753,9 19 138,4 12 50,6 7 Juli 121 13 32,4 5 263,5 18 243,4 18 24,2 4 Agustus 427,4 21 45,4 4 9,8 7 403 12 33,8 8 September 202,3 20 45,4 9 335,3 15 342,4 22 136,4 8 Oktober 353,4 23 363,5 20 455,8 23 424,7 21 231 11 November 389,5 23 609,9 22 708,9 29 354,8 27 421,5 24 Desember 404,1 28 413,8 29 212,7 22 307,8 24 357,4 22

Lanjutan Bulan Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 Jumlah jumlah hari hujan jumlah hari hujan jumlah hari hujan jumlah hari hujan jumlah hari hujan jumlah hari hujan Januari 523,6 25 306,2 30 297,3 30 382,8 27 628,9 29 4422,1 278 Februari 423,4 26 270,8 24 285,9 21 352,1 26 475,3 25 3455,29 237 Maret 773,3 29 97,6 23 98,4 22 276,3 28 414,2 26 3742,4 251 April 455,7 26 398 23 276,2 27 363,9 25 576,7 27 4292,4 242 Mei 259,3 21 325,5 24 491,4 27 334,5 21 240,2 19 3757,7 203 Juni 399,3 25 228,6 14 227,1 19 340,4 19 345,4 12 3042,5 156 Juli 221,8 21 257,3 17 326,7 18 365,8 14 312,5 16 2168,6 144 Agustus 252,3 19 207,4 12 207,5 15 142,3 17 128,2 9 1857,1 124 September 224,9 22 122,9 10 376,6 18 444,7 21 118,4 10 2349,3 155 Oktober 573,1 29 421 27 190,8 17 307,2 25 297,7 12 3618,2 208 November 180,6 25 381,3 26 479,9 27 304,1 26 415,7 25 4246,2 254 Desember 135,2 26 234,1 28 78,7 17 69,6 15 384,9 26 2598,3 237 Total 39550,1 2489

Rata-rata (Jumlah/Hari hujan) 15,88995179

PER

CIL

RENCAN

LIWUNG

LINGK

DEPART

INS

NAAN LAN

G UNTUK

KUNGAN

DED

TEMEN A

FAKULT

STITUT P

NSKAP SE

PENINGK

ALAMI K

DI RUSPEN

ARSITEK

TAS PERT

PERTANIA

BOGOR

2011

EMPADA

KATAN K

KOTA BO

NDI

KTUR LAN

TANIAN

AN BOGO

AN SUNGA

KUALITA

OGOR

NSKAP

OR

AI

AS

RINGKASAN

DEDI RUSPENDI. Perencanaan Lanskap Sempadan Sungai Ciliwung untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan Alami Kota Bogor. Dibimbing oleh SITI NURISJAH.

Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai jumlah sungai cukup banyak termasuk juga dalam kota-kotanya. Secara historik, kota-kota di Indonesia memulai perkembangannya dari daerah-daerah sekitar tepian sungai. Selanjutnya, dalam perkembangannya juga menghadirkan sungai sebagai bagian dari wajah alami kota.

Sungai Ciliwung yang melalui Kota Bogor, membelah kota ini menjadi dua bagian. Pada zaman dahulu, Kota Bogor memiliki kualitas lingkungan alami yang sangat tinggi. Pesatnya pembangunan yang terjadi di Kota Bogor berakibat kepada penurunan kualitas lingkungan alami Kota Bogor, tidak terkecuali pada daerah sekitar Sungai Ciliwung. Sebaiknya sempadan sungai diperuntukkan untuk meningkatkan kawasan alami kota. Selain itu, sempadan dan juga sungainya dapat difungsikan sebagai aset keindahan kota, pengontrol suhu kota dan habitat dari beberapa satwa liar. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan sempadan Sungai Ciliwung guna meningkatkan kualitas lingkungan alami Kota Bogor.

Penelitian ini dilakukan di sempadan Sungai Ciliwung, Kota Bogor sepanjang 14,5 km dengan garis sempadan sungai (GSS) + 15 m dari tepi sungai. Untuk kepentingan analisis, sempadan Sungai Ciliwung dibagi menjadi 11 segmen dengan grid berukuran 1.850 m x 925 m. Tahapan penelitian meliputi persiapan penelitian, pengumpulan data, analisis data, sintesis dan perencanaan lanskap. Data diperoleh dengan cara survey langsung ke lapang dan wawancara dengan perwakilan masyarakat di sekitar tapak untuk data primer dan dengan cara mengumpulkan data dari instansi-instansi terkait, yaitu Bappeda Kota Bogor, BPSDA, Dinas Tata Kota, Bina Marga, BMKG Baranagsiang, Balittanah, dan studi pustaka yang berkaitan dengan sempadan Sungai Ciliwung untuk data sekunder.

Analisis dilakukan terhadap data ekologis dengan perhitungan rasio sinuositas dan analisis data fisik dengan perhitungan kemiringan lahan, jenis tanah dan curah hujan. Rasio sinuositas diperoleh dengan cara membandingkan antara panjang kelokan sungai yang menghubungkan dua titik yang telah ditentukan pada sungai tersebut dengan panjang garis lurus yang dibentuk oleh dua titik tersebut. Data ekologis dianalisis untuk menentukan zonasi kualitas alami Sungai Ciliwung berdasarkan kepekaannya (tinggi, sedang dan rendah). Kualitas alami yang tinggi menandakan semakin tingginya potensi Sungai Ciliwung untuk dapat berfungsi sebagai kawasan alami yang dapat menjadi habitat bagi biota sungai.

Pada data fisik, analisis dilakukan untuk mengetahui peluang terjadinya erosi dan longsor pada sempadan Sungai Ciliwung. Analisisnya dengan kriteria penetapan kawasan lindung berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980. Tingkat bahaya fisik yang tinggi menandakan tidak stabilnya kawasan tersebut dan perlu dijadikan sebagai kawasan lindung. Data ekologis dan data fisik diintegrasikan secara spasial dengan data penutupan lahan eksisting untuk mendapatkan alternatif pemanfaatan lahan guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan alami sempadan Sungai Ciliwung.

Perencanaan ini didasari oleh konsep perbaikan dan mengembalikan fungsi lanskap Sungai Ciliwung sebagai kawasan ekologi yang dapat mendukung keberlangsungan kehidupan ekosistem Sungai Ciliwung dan untuk meningkatkan keindahan alami kota. Konsep ini akan dikembangkan menjadi rencana ruang fungsional, perbaikan dan perlindungan sungai. Rencana ruang fungsional yang memilki total luas 43,66 Ha terbagi menjadi tiga zona fungsional, yaitu : (1) zona konservasi memiliki luas 15,64 Ha (36 % dari luas total keseluruhan) yang meliputi kelurahan Kedunghalang, Sukaresmi, Bantarjati, Sempur, Tanah Sareal, Sukasari dan Baranangsiang. (2) zona semi konservasi memiliki luas 17,27 Ha ( 40 % dari luas total keseluruhan) meliputi kelurahan Paledang, Sukasari, Baranangsiang, Babakan Pasar, Katulampa, Tajur dan Sindangrasa. (3) zona non konservasi memiliki luas 10,75 Ha (24 % dari luas total keseluruhan) meliputi kelurahan Sukaresmi, Kedungbadak, Cibuluh, Kedunghalang, Bantarjati dan Tanah Sareal.

Ruang-ruang fungsional tersebut akan direncanakan untuk dapat meningkatkan kualitas lingkungan alami Kota Bogor. Zona konservasi akan direncanakan sebagai daerah bervegetasi dengan kerapatan yang tinggi dalam bentuk RTH dengan jenis riparian forest. Vegetasi tersebut diharapkan dapat menjaga alur tepian sungai dan meminimumkan bahaya fisik pada sempadan sungai. Zona semi konservasi akan direncanakan sebagai daerah dengan kerapatan vegetasi yang cukup tinggi dan pada segmen ini diharapkan dapat mengakomodasikan aktivitas rekreasi masyarakat Kota Bogor. Zona ini akan dikembangkan sebagai taman kota. Zona non konservasi adalah daerah yang boleh dibangun. Arah muka bangunan yang didirikan pada zona ini direncanakan menghadap sungai. Fasilitas utama yang dikembangkan antara sungai dan bangunan adalah jalan inspeksi.

Rencana perbaikan sungai yang dikembangkan adalah dengan metode vegetatif dan metode bio-engineering. Metode vegetatif adalah penggunaan komponen biotik (vegetasi) dalam memperbaiki struktur fisik wilayah sungai dengan cara menanam berbagai jenis tanaman (kombinasi tanaman penutup tanah dan pohon) dengan kerapatan yang tinggi dan pola penanaman yang tidak teratur yang direncanakan pada zona konservasi. Sedangkan metode bio-engineering adalah teknik rekayasa yang memanfaatkan komponen biotik dan abiotik dalam memperbaiki struktur fisik wilayah sungai dengan cara menutup tebing sungai dengan menggunakan jerami kering yang diantara penutup tebing ditanami tanaman, diterapkan pada zona semi konservasi serta menanam tanaman yang dikombinasikan dengan batu pada zona non konservasi. Perlindungan pada sungai dilakukan dengan memanfaatkan komponen ekologi guna menghasilkan tempat yang nyaman bagi biota air untuk hidup dan berkembangbiak melalui metode bendung rendah dan mempertahankan batu-batuan di sungai tersebut. Hasil dari perencanaan ini adalah sebuah rencana yang dapat melindungi sungai dengan menyediakan tempat untuk hidup dan berkembangbiak bagi biota sungai sehingga Sungai Ciliwung dapat berfungsi dengan baik dalam meningkatkan kualitas lingkungan alami.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sungai adalah satu elemen lanskap yang merupakan mata rantai hidrologis dengan segala komponen-komponennya dimana terjadi erosi, transportasi, desposisi yang membawa materi geologi bumi. Sungai dan bantarannya merupakan habitat yang sangat kaya akan flora dan fauna sekaligus sebagai barometer kondisi ekologis daerah tersebut. Sungai yang masih alamiah dapat berfungsi sebagai aerasi alamiah yang akan meningkatkan atau menjaga kandungan oksigen air sungai (Maryono, 2005).

Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai jumlah sungai cukup banyak termasuk juga dalam kota-kotanya. Secara historik, kota-kota di Indonesia memulai perkembangannnya dari daerah-daerah sekitar tepian sungai. Dalam perkembangannya, umumnya selalu menghadirkan sungai sebagai bagian dari wajah kota. Selain memberikan nilai keindahan dan pemandangan yang khas, sungai juga dapat memberikan iklim mikro yang lebih baik pada kota tersebut.

Sungai Ciliwung yang melalui Kota Bogor, membelah kota ini menjadi dua bagian. Pada zaman dahulu, Kota Bogor memiliki kualitas lingkungan alami yang sangat tinggi. Pesatnya pembangunan yang terjadi di Kota Bogor berakibat kepada penurunan kualitas lingkungan alami Kota Bogor, tidak terkecuali pada daerah sekitar Sungai Ciliwung. Seharusnya sempadan sungai diperuntukan untuk kawasan alami kota. Selain itu, sempadan dan juga sungainya dapat difungsikan sabagai aset keindahan kota, pengontrol suhu kota dan habitat dari beberapa satwa. Banyaknya fungsi yang dimiliki Sungai Ciliwung sudah sepatutnya lingkungan sungai ini dijaga dan dilestarikan.

Penurunan kualitas lingkungan alami Sungai Ciliwung Kota Bogor disebabkan oleh makin bertambahnya jumlah dan luasan hunian pada lahan disepanjang sempadan Sungai Ciliwung, terjadinya longsor dan erosi pada sempadan sungai dan banyaknya tumpukan sampah. Hal ini akan mengurangi ketersediaan kawasan alami pada sempadan Sungai Ciliwung. Selanjutnya lahan alami semakin lama akan terus berkurang luasannya. Untuk meningkatkan fungsi- fungsi sungai dan untuk meminimalkan dampak negatif yang terjadi diperlukan

perencanaan pada sempadan Sungai Ciliwung. Sempadan sungai yang tertata dengan baik selain memperbaiki kualitas sungai diharapkan juga akan dapat meningkatkan kualitas lingkungan alami Kota Bogor.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini untuk merencanakan lanskap sempadan Sungai Ciliwung guna peningkatan kualitas lingkungan alami Kota Bogor.

Tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya:

1. Menganalisis aspek ekologis sempadan Sungai Ciliwung untuk mendukung kualitas alami sungai,

2. Menganalisis aspek fisik sempadan Sungai Ciliwung untuk menduga peluang kejadian longsor dan erosi pada sempadan sungai,

3. Merencanakan lanskap sempadan Sungai Ciliwung untuk peningkatan kualitas lingkungan alami Kota Bogor.

Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menjadi masukan bagi pemerintah, khususnya pemerintah Kota Bogor dalam merencanakan pengembangan Sungai Ciliwung,

2. Wawasan bagi perencana lanskap secara umum dalam perencanaan Sungai yang memperhatikan keseimbangan ekosistem, 

3. Meyediakan ruang terbuka publik untuk aktivitas ruang luar (outdoor recreation) masyarakat kota. 

Kerangka Pikir Penelitian

Sungai Ciliwung terus mengalami penurunan kualitas lingkungan alami. Untuk mengendalikannya, maka sempadan sungai ini direncanakan guna mempertahankan nilai lingkungannya dan meminimumkan dampak negatif dari bahaya fisik yang dapat terjadi di sempadan sungainya. Sempadan sungai ini direncanakan dengan mempertimbangkan aspek ekologis dan aspek fisiknya. Hasil overlay dari dua aspek ini diintegrasikan dengan data penutupan lahan untuk menentukan tata ruang pada kawasan Sungai Ciliwung beserta alternatif bentuk

pemanfaatannya untuk peningkatan kualitas lingkungan alami Kota Bogor. Kerangka pikir dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Kota Bogor

Peningkatan Kualitas Lingkungan Alami Kota Kawasan Sungai Ciliwung dalam Kota Bogor

Aspek Ekologis

(Mendukung Nilai Lingkungan)

Aspek Fisik

(Mengendalikan Kawasan dari Bahaya Fisik)

Tata Ruang Kawasan Sungai

Penutupan Lahan Eksisting

Rencana Lanskap Sempadan Sungai Ciliwung

Dokumen terkait