• Tidak ada hasil yang ditemukan

Attar, M. 2000. Hutan Rakyat: Kontribusi terhadap Pendapatan Rumah Tangga

Petani dan Peranannya dalam Perekonomian Desa. Di dalam: Didik

Suharjito, editor. Hutan Rakyat di Jawa Perannya dalam Perekonomian Desa. Bogor: Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat (P3KM) Fakultas Kehutanan IPB. hlm 31-64.

[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor. 2011. Data Pokok Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011. Bogor: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2011. Kabupaten Bogor dalam Angka 2011. Bogor: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor.

Broto H. 2008. Model Penduga Volume Pohon Sengon (Paraserianthes

falcataria) pada tegakan Hutan Rakyat (Studi Kasus Hutan Rakyat di Kecamatan Banjar Kota Banjar Provinsi Jawa Barat)[Skripsi]. Bogor:

Program Sarjana IPB.

Bungin B. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bungin B. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Darusman D dan Hardjanto. 2006. Tinjauan Ekonomi hutan Rakyat. PROSIDING Seminar Hasil Penelitian Hasil:4-13.

Departemen Kehutanan. 1990. Data Potensi Hutan Rakyat. http://www.dephut.go.id /INFORMASI/RRL/RLPS/ htnrakyt.htm [08 Oktober 2011].

Djajapertjunda S. 2003. Mengembangkan Hutan Milik di Jawa. Jatinangor: Alqaprint.

Endraswara S. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan Ideologi,

Epistemologi, dan Aplikasi. Sleman: Pustaka Widyatama

Firani SD. 2011. Analisis Pendapatan Rumah Tangga Petani Hutan Rakyat. [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana IPB.

Handoko AD. 2007. Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap

Pendapatan Rumah Tangga Petani [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana

Hardjanto. 2000. Beberapa Ciri Pengusahaan Hutan Rakyat di Jawa. Di dalam: Didik Suharjito, editor. Hutan Rakyat di Jawa Perannya dalam Perekonomian Desa. Bogor: Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat (P3KM) Fakultas Kehutanan IPB. hlm 7-11. Hardjanto. 2003. Keragaan dan Pengembangan Usaha Kayu Rakyat Di Pulau

Jawa [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.

Irawati RH. 2000. Posisi Pendapatan Kayu Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah

Tangga Petani [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana IPB.

Koentjaraningrat. 2000. Metode Wawancara. Didalam: P. Lim Pui Huen, editor. Sejarah Lisan di Asia Tenggara: Teori dan Metode. Jakarta: LP3ES Indonesia. hlm 129-153.

Ngadiono. 2004. 35 Tahun Pengelolaan Hutan Indonesia: Refleksi dan prospek. Bogor: Yayasan Adi Sanggoro.

Nurfatriani F, Elvida YS. 2002. Pengelolaan Hutan Rakyat di Era Otonomi Daerah. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 3 (2): 117-130.

Perum Perhutani. 2010. Pemuliaan Pohon Jenis-jenis Tanaman Cepat Tumbuh (Fast Growing Spesies/FGS).

http://b.perumperhutani.com /index.php?option=com_content&view =article&id =256:2010-pemuliaan-pohon- jenis-jenis-tanaman-cepat-tumbuh-fast- growing-spesies-fgs &catid =21:hasil-penelitian&Itemid =675 [29 Agustus 2012].

Rachman RM. 2011. Kontribusi Pengelolaan Agrforestri terhadap Pendapatan

Rumah Tangga Petani (Studi Kasus Desa Bangun Jaya Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Jawa Barat) [Skripsi]. Bogor: Program

Sarjana IPB.

Romansah D. 2007. Peran Hutan Rakyat dalam Perekonomian Wilayah di

Kabupaten Sumedang [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana IPB.

Setiajiati F. 2012. Sejarah Perkembangan Hutan Rakyat Wilayah Bogor Barat [Skripsi]. Bogor. Program Sarjana IPB.

Setyawan H. 2002. Aspek Ekonomi Pengusahaan Hutan Rakyat Sengon di

Kabupaten Sukabumi [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana IPB.

Suharjito D. 2000. Hutan Rakyat: Kreasi Budaya Bangsa. Di dalam: Didik Suharjito, editor. Hutan Rakyat di Jawa Perannya dalam Perekonomian

Desa. Bogor: Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Masyarakat (P3KM) Fakultas Kehutanan IPB. hlm 1 – 6.

Supriadi D. 2001. Pengembangan Hutan Rakyat di Indonesia. Makalah Seminar Bulanan PKHR Tanggal 23 Februari 2001.

Umam AR. 2010. Kajian Pengelolaan Hutan Rakyat pada Subsistem Produksi di

Wilayah Cianjur Selatan [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana IPB.

Umar H. 2000. Business an Introduction. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. West R, Turner LH. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.

Maria N, penerjemah. Jakarta: Salemba Humanika. Terjemahan dari: Introducing Communication Theory: Annalysis and Application. Winarno B, Waluyo EA. 2010. Potensi Pengembangan Hutan Rakyat dengan

Jenis Tanaman Kayu Lokal. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol. 7

No. 3: 28-33.

Wirakusumah S. 2003. Mendambakan Kelestarian Sumber Daya Hutan Bagi

Lampiran 1 Data responden utama

Kecamatan No responden Umur Luas

lahan (Ha)

Pendidikan Pekerjaan utama

Leuwiliang 1 60 tahun 2 SD Petani

2 39 tahun 2 SMP Petani

3 58 tahun 3 SD Petani

4 72 tahun 1,9 SR Petani

Jasinga 5 42 tahun 7 SMP Petani

6 66 tahun 2 SR Petani

7 56 tahun 0,5 SD Perangkat Desa

8 70 tahun 1,3 SR Wiraswasta

Cigudeg 9 68 tahun 0,05 SR Petani

10 54 tahun 0,05 SMP Wiraswasta

11 70 tahun 2 SMP Petani

12 67 tahun 1 SD Petani

Sukajaya 13 70 tahun 2 SR Petani

14 62 tahun 0,2 SD Petani

15 42 tahun 0,5 SMP Petani

16 59 tahun 3 SD Pegawai Negeri

Cibungbulang 17 54 tahun 13 SMA Petani

18 66 tahun 7 SD Petani

19 67 tahun 0,01 SMA Petani

20 49 tahun 2 SD Petani

Pamijahan 21 60 tahun 1 SMA Pegawai Negeri

22 55 tahun 3 SMA Petani

23 57 tahun 1 D3 Pegawai Negeri

24 29 tahun 0,054 SMA Petani

Rumpin 25 58 tahun 1 SD Petani

26 50 tahun 1 SD Petani

27 58 tahun 0,5 S1 Guru

28 52 tahun 0,6 SMA Petani

Leuwisadeng 29 65 tahun 1 SD Wiraswasta

30 55 tahun 0,15 SD Petani

31 32 tahun 0,5 SD Petani

32 63 tahun 0,2 SMA Petani

Ciampea 33 59 tahun 0,02 SD Petani

34 32 tahun 15 SD Petani

35 42 tahun 0,1 SMP Petani

36 42 tahun 1 SD Wiraswasta

Tenjo 37 34 tahun 0,8 SMA Peternak

38 77 tahun 1,1 SR Petani

39 61 tahun 1 SMA Petani

40 50 tahun 1 Tidak sekolah Peternak

Parung Panjang 41 42 tahun 0,3 SD Guru

42 66 tahun 0,75 SR Petani

43 42 tahun 0,46 SMP Petani

44 43 tahun 0,3 SD Petani

Nanggung 45 42 tahun 0,6 SD Wiraswasta

46 62 tahun 0,3 SD Wiraswasta

47 65 tahun 2 SR Petani

Lampiran 1 Data responden utama (lanjutan)

Kecamatan No responden Umur Luas

lahan (Ha)

Pendididkan Pekerjaan utama

Tenjolaya 49 53 tahun 2 SMA Petani

50 46 tahun 0,5 S1 Guru

51 58 tahun 0,3 SMP Petani

Lampiran 2 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Leuwiliang

Tahun Kejadian

1950-an 1. Kecamatan Leuwiliang terdiri dari 5 desa (Pak Mansur) 2. Mulai ada pohon Sengon yang tumbuh alami (Pak Mansur)

3. Banyak tanaman karet dan pohon Petai, Durian, dan Sengon namun jumlahnya sedikit (Pak Sarop)

4. Banyak tanaman manggis (Pak Suwardi)

1965 1. Dapat bantuan bibit Sengon dan Afrika dari Dinas Kehutanan (Pak Mansur) 2. Mulai banyak yang menanam pohon Cengkeh,Palawija,Sengon (Pak Suwardi) 1970 Masih banyak pohon karet (Pak Sarop)

1980 Karet ditebang dan diganti Cengkeh (Pak Sarop)

1978 Dapat bantuan bibit Pinus dari Perhutani yang ditanam di lahan garapan (Pak Mansur) 1988 Penyuluh mulai datang (Pak Mansur)

1992 Mulai menanam Mahoni, Afrika dan Puspa yang bibitnya berasal dari cabutan (Pak Mahmud)

1998 1. Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika (Pak Mansur)

2. Pohon Cengkeh mulai ditebang diganti denan pohon Manggis (Pak Sarop) 2000 1. Mulai banyak yang menanam pohon kayu-kayuan (Pak Mahmud)

2. Sengon mulai diusahakan (Pak Suwardi) 2002 Mulai menanam Sengon dan Afrika (Pak Sarop) 2004 1. Mulai menanam Sengon (Pak Mahmud)

2. Menebang pohon sengon umur 4 tahun sebanyak 200 pohon (luas lahan 1,9 hektar) dan dijual ke sawmill (Pak Suwardi)

2005 1. Banyak petani yang menebang Afrika umur 3 tahun untuk dibuat kaso. Setelah pohon Afrika ditebang muncul 4-5 trubusan yang tumbuh sendiri. (Pak Mansur) 2. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 30 pohon dan Afrika umur 3 tahun sebesar 70 pohon untuk kaso (luas lahan 3 hektar) dan dijual ke tengkulak (Pak Sarop)

2006 Menebang pohon sengon umur 6 tahun sebanyak 100 pohon (luas lahan 1,9 hektar) dijual ke sawmill (Pak Suwardi)

2007 Menebang Puspa umur 15 tahun sebanyak 100 pohon, Mahoni umur 15 tahun sebesar 100 pohon, dan Afrika umur 15 tahun sebanyak 300 (luas lahan 2 hektar) di jual ke tengkulak (Pak Mahmud)

2008 Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 30 pohon dan Afrika umur 3 tahun sebanyak 300 pohon (luas lahan 3 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Sarop)

2009 1. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 78 pohon (luas lahan 2 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Mahmud)

2. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 100 pohon (luas lahan 1,9 hektar) dijual ke sawmill (Pak Suwardi)

2010 1. Menebang pohon Sengon umur 12 tahun sebanyak 20 pohon (luas lahan 2 tahun) dijual ke tengkulak (Pak Mansur)

2. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 30 pohon dan Afrika umur 5 tahun sebanyak 70 pohon (luas lahan 3 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Sarop) 3. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 300 pohon (luas lahan 1,9

hektar) dijual ke sawmill (Pak Suwardi)

2012 1. Menebang pohon Afrika umur 14 tahun sebanyak 50 pohon (luas lahan 2 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Mansur)

2. Menebang Sengon umur 8 tahun sebanyak 10 pohon dan Afrika umur 7 tahun sebanyak 10 pohon (luas lahan 2 hektar) dijual ke tengkulak (pak mahmud)

Lampiran 3 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Jasinga

Tahun Kejadian

1940-an Sudah ada pohon Sengon yang tumbuh secara alami (Pak Barnas) 1970 1. Banyak tanaman Karet, Manggis dan Cempedak (Pak Enjen)

2. Sudah ada pohon Sengon tetapi belum ada pemasaran (Pak Barnas) 3. Dishut memeberikan bibit Afrika (Pak Barnas)

1980 Harga Sengon mulai baik (Pak Barnas) 1990 Mulai menanam Karet (Pak Enjen)

1994 Mulai menenam Sengon yang didapat dari membeli (Pak Sukri) 1996 Mulai menanam Sengon (Pak Enjen)

2000 1. Menebang Karet dan Sengon umur 4 tahun masing-masing sebanyak 300 pohon dan 100 pohon (luas lahan 7,8 hektar) untuk penjarangan dandijual ke tengkulak (Pak Enjen)

2. Sengon mulai ada (Pak Suyatna)

2003 Menebang Sengon umur 9 tahun sebesar 60 pohon (luas lahan 2 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Sukri)

2004 Menebang pohon Karet dan Sengon umur 8 tahun masing-masing sebesar 200 pohon dan 100 pohon (luas lahan 7,8 hektar) (Pak Enjen)

2007 1. Menebang pohon Sengon umur 6 tahun sebanyak 30 pohon (luas lahan 2 hektar) (Pak Sukri)

2. Mulai menanam sengon (pak Barnas)

2005 Menebang pohon Sengon dan Karet umur 7 tahun masing-masing sebanyak 400 pohon dan 100 pohon (luas lahan 0,5 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Suyatna) 2008 1. Menebang pohon Sengon umur 10 tahun sebesar sebanyak 200 pohon (luas

lahan 0,5 hektar)(Pak Suyatna)

2009 Menebang pohon Karet umur 13 tahun sebanyak 13 pohon dan Sengon umur 13 tahun sebanyak 500 pohon (Pak Enjen)

2010 1. Mulai ada pohon Jabon dari mahasiswa IPB (Pak Enjen)

2. Menebang pohon Sengon umur 6 tahun sebanyak 48 tahun (luas lahan 2 hektar) (Pak Sukri)

3. Pohon Jabon mulai ada (Pak Suyatna)

4. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 200 pohon, Afrika umur 3 tahun sebanyak 30 pohon, dan Akasia umur 3 tahun sebanyak 30 pohon (luas lahan 1,3 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Barnas)

Lampiran 4 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Cigudeg

Tahun Kejadian

1960-an Mulai menanam pohon Durian, Nangka (Pak Acong)

1970-an 1. Mulai menanam Afrika, Cengkeh, Sengon (Pak Tubagus) 2. Mulai ada yang menjual kayu (Pak Tubagus)

3. Mulai ramai yang menanam Sengon (Pak Tedi)

1980 Menebang pohon Afrika umur 5 tahun sebanyak 50 pohon (luas lahan 0,05 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Tubagus)

1985 Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika (Pak Acang)

1990 1. Menebang pohon Afrika dan Sengon umur 5 tahun masing-masing sebesar 25 pohon dan 25 pohon (luas lahan 0,05 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Tubagus) 2. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 60 pohon dan Afrika umur 4

tahun sebanyak 15 pohon (luas lahan 0,05 hektar) dijual ke tengkulak (Pak Acang)

2000 1. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 60 pohon (luas lahan 0,05 hektar) (Pak Acang)

2. Mulai ada teknik penjarangan (Pak Tedi)

3. Menebang pohon Durian dan Nangka umur 40 tahun sebanyak 35 pohon dan 35 pohon (luas lahan 1 hektar) (Pak Acong)

2001 Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika (Pak Tedi) 2007 Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika (Pak Acong)

2011 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun masing-masing sebanyak 15 pohon dan 10 pohon (luas lahan 2 hektar)(Pak Tedi)

2012 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 5 tahun masing-masing sebanyak 10 pohon dan 30 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 1 hektar) (Pak Acong)

Lampiran 5 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Sukajaya

Tahun Kejadian

1970 Mulai menanam Sengon dan Afrika (Pak Hadis)

1980 1. Mulai menanam Sengon, Afrika, Puspa (Pak H. Aliyudin) 2. Mulai menanam Sengon, Cengkeh (Pak Murdin)

1990 1. Menebang pohon Afrika sebanyak 25 pohon, Sengon sebanyak 15 pohon, dan Puspa sebanyak 10 pohon dengan umur masing-masing pohon 8 tahun dijual ke

sawmill (luas lahan 2 hektar) (Pak H. Aliyudin)

2. Menebang pohon Afrika sebanyak 20 pohon berumur 5 tahun, Sengon sebanyak 30 pohon berumur 4 tahun dijual ketengkulak (luas lahan 0,2 hektar)(Pak Hadis)

1996 Mulai menanam pohon Sengon (Pak Parman)

1999 Menebang pohon Sengon dan Cengkeh berumur 5 tahun sebanyak 25 pohon dan 25 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 0,5 hektar)(Pak Murdin)

2000 1. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 10 pohon (Pak Hadis) 2. Mulai banyak sawmill (H. Aliyudin)

3. Mulai ada sawmill (Pak Murdin)

2008 1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 7 tahun sebanyak 100 pohon dan 150 pohon dijual ke tengkulak (Pak H. Aliyudin)

2. Menebang Sengon umur 12 tahun sebanyak 50 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 3 hektar)(Pak Parman)

2010 Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 24 pohon dijual ke tengkulak (Pak Murdin)

2012 Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 60 pohon dijual ke tengkulak (Pak Parman)

Lampiran 6 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Cibungbulang

Tahun Kejadian

1960-an Sudah ada pohon Sengon, Mangga, Durian, Rambutan, Duku,Nangka, Sukun, Kelapa (Pak

Ujang)

1970 1. Pohon pada tahun 1960-an masih ada dan jumlahnya merata (Pak Ujang)

2. Penyuluh mulai datang (Pak Ujang)

3. Mulai menanam sengon (Pak H. Lamsuni)

1980 Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika (Pak Sahari)

1975 Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 300 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 7

hektar) (Pak H. Lamsuni)

1980 1. Menebang pohon Sengon umur 10 tahun sebanyak 100 pohon dijual ke tengkulak

(Pak H. Lamsuni)

2. Mulai ada sawmill (Pak H. Lamsuni)

1995 1. Menebang pohon Sengon dan puspa umur 8 tahun masing-masing berjumlah 40

pohon dijual ke tengkulak (Pak H. Lamsuni)

2. Mulai ada sawmill (Pak Sahari)

1996 Mulai ada tanaman kayu (Pak Ujang)

2000 Mulai menanam pohon Afrika (Pak Ujang)

2002 1. Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 110 pohon dijual ke tengkulak

(Pak H. Lamsuni)

2. Mulai menanam Afrika (Pak Sadik)

2005 Menebang pohon Afrika umur 6 tahun sebanyak 4 pohon dijual ke sawmill(luas lahan 0,01

hektar) (Pak Sahari)

2007 Menebang pohon Afrika umur 8 tahun sebanyak 4 pohon dijual ke sawmill (Pak Sahari)

2008 Menebang pohon Afrika umur 8 tahun sebanyak 9 pohodijual ke sawmill (luas lahan 13

hektar) (Pak Ujang)

2011 Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 2 pohon dijual ke sawmill (Pak Sahari)

2012 Menebang pohon Afrika umur 10 tahun sebanyak 500 pohon dijual ke sawmill (luas lahan 2

hektar) (Pak Sadik)

Lampiran 7 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Pamijahan

Tahun Kejadian

1977 Mulai menanam Sengon (Pak Kasmid)

1978 Mulai menanam Sengon, Mahoni, Rasamla, Afrika, Puspa,Nangka, Petai (Pak H. Cecep)

1982 Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 650 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 1

hektar) (Pak Kasmid)

1988 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun masing-masing sebesar 600 pohon dan

200 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 1 hektar) (Pak H. Cecep)

1998 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun masing-masing sebesar 300 pohon dan

100 pohon dijual ke tengkulak (Pak H. Cecep)

2000 Mulai ada sawmill (Pak Cecep)

2006 1. Mulai pakai jarak tanam (Pak H. Cecep)

2. Mulai menanam pohon Sengon (Pak Cecep)

3. Mulai menanam Sengon ( Pak Mustofa)

2009 1. Mulai banyak sawmill (Pak H. Cecep)

2. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun untuk penjarangan sebanyak 1000 pohon

dijual ke PT. SGS (luas lahan 3 hektar)(Pak Cecep)

3. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 15 pohon dijual ke tengkulak (luas

lahan 0,054) (Pak Mustofa)

2011 1. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 200 pohon (Pak H. Cecep)

2. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 1000 pohon dijual ke PT. SGS

Lampiran 8 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamtan Rumpin

Tahun Kejadian

1970 Mulai menanam pohon Sengon, Afrkia, Petai, Jengkol

1980 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun sebanyak 40 pohon dan 10 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 1 hektar) (Pak Ojim)

1986 Mulai menanam Sengon, Jengkol, Kecapi (Pak Dani)

1988 Menebang pohon Sengon umur 2 tahun untuk penjarangan sebanyak 350 pohon dan dijual ke sawmill (luas lahan 0,6 hektar) (Pak Dani)

1990 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun sebanyak 40 pohon dan 10pohon dijual ke tengkulak (Pak Ojim)

1994 Menebang pohon Sengon umur dan dijual ke sawmill (Pak Dani) 1995 1. Mulai menanam Sengon, Mahoni, Mindi (Pak Sunardi)

2. Menanam kembali pohon Sengon (Pak Dani)

2000 1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun sebanyak 90 pohon dan 10 pohon dijual ke tengkulak (Pak Ojim)

2. Sawmill mulai ada (Pak Ojim)

3. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 15 pohon dan Mindi umur 5 tahun sebanyak 3 pohon serta Nangka umur 20 tahun sebanyak 2 pohon dijual ke sawmill (luas lahan 0,5 hektar) (Pak Sunardi)

2003 Menebang pohon Sengon umur 8 tahun sebanyak 700 pohon dan dijual ke sawmill (Pak Dani)

2005 Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 15 pohon, Mindi umur 5 tahun sebanyak 7 pohon serta Nangka umur 25 tahun sebanyak 3 pohon dijual ke sawmill (Pak Sunardi)

2007 Mulai menanam Sengon, Afrika (Pak Ahmad) 2010 Mulai ada sawmill (Pak Dani)

2012 1. Menebang pohon Sengon, Afrika serta Jengkol umur 5 tahun masing-masing sebanyak 50 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 1 hektar) (Pak Ahmad)

2. Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 10 pohon dan Rambutan umur 5 tahun sebanyak 2 pohon serta Kecapi umur 5 tahun sebanyak 2 pohon dijual ke sawmill (Pak Sunardi)

Lampiran 9 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Leuwisadeng

Tahun Kejadian

1987 Mulai menanam Sengon, Afrika, Puspa (Pak Misbah)

1990 1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 3 tahun sebanyak 30 pohon dan 20

pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 1 hektar) (Pak Misbah)

2. Mulai ada sawmill (Pak Misbah)

3. Mulai ada sawmill di Desa Sadeng (Pak Aslam)

4. Banyak pohon buah-buahan yang tumbuh secara alami (Pak Edo)

1997 Mulai menanam Sengon (Pal Edo)

1998 Mulai menanam Timbul, Afrika, Manggis (Pak Misbah)

2002 Mulai menanam Sengon dan Afrika (Pak Otong)

2005 1. Mulai banyak sawmill (Pak Otong)

2. Mulai banyak yang menanam Sengon (Pak Otong)

2006 1. Menebang pohon Afrika umur 8 tahun sebanyak 5 pohon dijual ke tengkulak (luas

lahan 0,15 hektar) (Pak Aslam)

2. Menebang pohon Nangka, Petai, dan Rambutan umur 16 tahun sebanyak 30 pohon,

5 pohon, dan 5 pohondijual ke tengkulak (luas lahan 0,5 hektar) (Pak Edo)

2007 1. Menebang pohon Sengon umur 6 tahun sebanyak 20 pohon , Kemang dan Petai

umur 17 tahun sebanyak 5 pohon dan 3 pohon , Durian umur 21 tahun sebanyak 2 pohon dijual ke tengkulak (Pak Edo)

2. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun dijual ke tengkulak (luas lahan 0,4 hektar)

(Pak Otong)

2010 Menebang pohon Afrika umur 12 tahn sebanyak 3 pohon dijual ke tengkulak (Pak Aslam)

2011 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 4 tahun sebanyak 50 pohon dan 30 pohon dijual ke

tengkulak (Pak Edo)

2012 Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 2 pohon dan Kemang umur 22 tahun

sebanyak 2 pohon dijual ke tengkulak (Pak Edo)

Lampiran 10 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Ciampea.

Tahun Kejadian

1978 Mula menanam Sengon, Jati, Mahoni, Rambutan, Kemang (Pak Engkuh)

1998 Menebang pohon Sengon, Rambutan, Kemang umur 20 tahun sebanyak 7 pohon, 5 pohon, 3 pohon untuk dipakai membangun rumah (luas lahan 0,02) (Pak Engkuh) 2000-an Sawmill mulai ada di Cinangneng (Pak Asikin)

2001 Mulai menanam Sengon, Suren, Mahoni (Pak Udin)

2005 1. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 150 pohon dan dijual ke tengkulak (luas lahan 15 hektar) (Pak udin)

2. Ada sawmill didaerah Cinangneng (Pak Udin) 2006 Mulai menanam Sengon, Puspa (Pak Ujang)

2007 Mulai menanam Sengon (Pak Asikin)

2008 Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 80 pohon dan dijual ke tengkulak (Pak udin)

2011 1. Menebang pohon Sengon umur 8 tahun sebanyak 320 pohon dan dijual ke tengkulak (Pak udin)

2. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun dan dijual ke tengkulak (Pak udin) 3. Menebang pohon Sengon dan Puspa umur 5 tahun sebanyak 5 pohon dan 30

Lampiran 11 Perkembangan pendapatan petani hutan rakyat Kecamatan Tenjo

Tahun Kejadian

1950-an Mulai menanam pohon Sengon, Puspa, Afrika, Tamesu, Kisabelah

1960 Menebang pohon Sengon, Kisabelah, dan Puspa umur 10 tahun sebanyak 10 pohon, 30 pohon, dan 10 pohon untuk membangun masjid (luas lahan 1,1 hektar) (Pak Usari)

1966 Menebang pohon Sengon, Puspa, dan Afrika sebanyak 3 pohon, 5 pohon, dan 2 pohon untuk membangun masjid (Pak Usari)

1969 Menebang pohon Sengon, Puspa, Tamesu, dan Kisabelah sebanyak 5 pohon,10 pohon, 5 pohon, dan 30 pohon untuk membangun rumah (Pak Usari)

1985 Mulai menanam Kecapi, Sengon, Nangka, Akasia, Durian (Pak Mail) 1986 Kegiatan penjaranga sudah ada (Pak Wawan)

1988 Mulai menanam Sengon, Mahoni, Puspa, Kecapi

1990 1. Mulai menanam Akasia 1000 bibit (Pak M. Sukanta)

2. Menebang pohon Akasia umur 5 tahun sebanyak 200 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 1 hektar) (Pak Mail)

1992 Menebang pohon Sengon, Puspa dan Mahoni umur 7 tahun sebanyak 100 pohon, 300 pohon dan 100 pohon dijual ke tengkulak (Pak Wawan)

1995 1. Menebang pohon Akasia umur 5 tahun sebanyak 400 pohon untuk penjarangan dijual ke tengkulak (luas lahan 1 hektar) (Pak M. Sukanta) 2. Menebang pohon Kecapi umur 10 tahun sebanyak 30 pohon dipakai sendiri

(Pak Mail)

1997 Menebang pohon Akasia umur 7 tahun sebanyak 600 pohon tebang habis untuk dijual ke tengkulak (Pak M. Sukanta)

1999 1. Menebang pohon Akasia, Puspa, Mahoni umur 7 tahun sebanyak 300 pohon, 100 pohon, 100 pohon dijual ke tengkulak (Pak Wawan) 2. Menanam 1000 bibit Akasia lagi (Pak M. Sukanta)

2000-an 1. Mulai ada sawmill (Pak Wawan)

2. Menebang pohon Kecapi dan Sengon umur 15 tahun sebanyak 6 pohon dan 4 pohon dipakai sendiri (Pak Mail)

2004 Menebang pohon Akasia umur 5 tahun sebanyak 400 pohon untuk penjarangan dijual ke tengkulak (Pak M. Sukanta)

2006 Menebang pohon Akasia umur 7 tahun sebanyak 300 pohon dijual ke tengkulak (Pak Wawan)

2009 Menebang pohon Akasia umur 7 tahun sebanyak 600 pohon ditebang habis dijual ke tengkulak (Pak M. Sukanta)

2012 Menebang pohon Sengon umur 2 tahun sebanyak 500 pohon dijual ke tengkulak (Pak M. Sukanta)

Lampiran 12 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Parung Panjang

Tahun Kejadian

1950-an Sudah ada pohon buah-buahan seperti Nangka, Durian, Kecapi 1970-an Sudah banyak pohon Puspa yang tumbuh secara alami (Pak H. Yusuf)

1980 Menebang pohon Nangka, Durian, dan Kecapi umur 34 tahun sebanyak 5 pohon, 3 pohon, dan 2 tahundijual ke tengkulak (luas lahan 0,75) (Pak H.Said)

1986 Menebang pohon Puspa umur 16 tahun sebanyak 60 pohon untuk membangun rumah (luas lahan 0,3 hektar) (Pak H. Yusuf)

1990 Mulai menanam Jengkol, Petai, Durian (Pak H. Said)

1994 Menebang pohon Jengkol dan Petai umur 4 tahun masing-masing sebanyak 25 pohon dijual ke tengkulak (Pak H.Said)

1996 Mulai menanam Sengon, Akasia, Mahoni, Pisang (Pak Murdik)

2002 1. Menebang pohon Akasia, Mahoni, Sengon umur 6 tahun sebesar 180 pohon, 50 pohon dan 70 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 0,46 hektar (Pak Murdik)

2. Lahannya digarap oleh kakaknya (Pak Murdik) 2004 Mulai menanam Akasia (Pak Iip)

2005 Mulai menanam Akasia (Pak Murdik)

2008 1. Menebang pohon Puspa umur 32 tahun sebanyak 300 pohon untuk membangun rumah (Pak H. Yusuf)

2. Mulai menanam Akasia 300 bibit (Pak H. Yusuf) 3. Menanam pohon Akasia di tanah negara (Pak H. Said)

4. Menebang pohon Akasia umur 3 tahun sebanyak 200 pohon dijual ke tengkulak (Pak Murdik)

2009 1. Menebang pohon Akasia umur 4 tahun sebanyak 100 pohon dijual ke tengkulak (Pak Murdik)

2. Menebang pohon Akasia umur 5 tahun sebanyak 200 pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 0,3 hektar) (Pak Iip)

2011 1. Menebang pohon Akasia umur 3 tahun sebanyak 1000 pohon dijual ke tengkulak (Pak H. Said)

2. Menebang pohon Akasia umur 6 tahun sebanyak 160 pohon dijual ke tengkulak (Pak Murdik)

2012 1. Menebang pohon Akasia umur 4 tahun sebanyak 300 pohon dijual ke tengkulak (Pak H. Yusuf)

2. Menebang pohon Akasia umur 8 tahun sebanyak 400 pohon dijual ke tengkulak (Pak Iip)

Lampiran 13 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Nanggung

Tahun Kejadian

1974 Mulai menanam Sengon, Afrika, Durian, Nangka, Jengkol (Pak H.Yayah) 1985 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 11 tahun sebanyak 150 pohon dan 50

pohon dijual ke tengkulak (luas lahan 0,3 hektar) (Pak H. Yayah) 1990-an Sudah banyak bermunculan sawmill (Pak Ujud)

1995 1. Mulai menanam Sengon, Afrika dan Durian (Pak Soleh) 2. Mulai menanam Sengon dan Afrika (Pak Mahdi) 2000 1. Mulai menanam Sengon dan Afrika (Pak Ujud)

2. Mulai ada sawmill (Pak Soleh)

3. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 20 pohon dijual ke tengkulak(luas lahan 0,25 hektar) (Pak Mahdi)

2003 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 3 tahun sebanyak 20 pohon dan 15 pohon dijual ke sawmill (luas lahan 0,6 hektar)(Pak Ujud)

2005 1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 36 tahun sebanyak 30 pohon dan 20 pohon dijual ke tengkulak (Pak H. Yayah)

2. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun sebanyak 100 pohon dan 50 pohon dijual ke tengkulak (Pak Soleh)

3. Menebang pohon Sengon umur 10 tahun sebanyak 20 pohon dijual ke tengkulak (Pak Mahdi)

2007 1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 7 tahun sebanyak 30 pohon dan 70 pohon dijual ke sawmill (Pak Ujud)

2. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 12 tahun sebanyak 20 pohon dan 30 pohon dijual ke tengkulak (Pak Soleh)

2008 Mulai ada sawmill (Pak H. Yayah)

2009 1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 9 tahun sebanyak 70 pohon dan 130 pohon dijual ke sawmill (Pak Ujud)

2. Menebang pohon Afrika umur 14 tahun sebanyak 10 pohon dijual ke tengkulak (Pak Soleh)

2010 1. Menebang pohon Afrika umur 41 tahun sebanyak 40 pohon dijual ke tengkulak (Pak H. Yayah)

2. Menebang pohon Sengonumur 15 tahun sebanyak 20 pohon dijual ke tengkulak (Pak Mahdi)

2011 Menebang pohon Sengon umur 11 tahun sebanyak 230 pohon dan 170 pohon dijual ke sawmill (Pak Ujud)

Lampiran 14 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Tenjolaya

Tahun Kejadian

1965 Mulai menanam Sengon, Afrika, Mindi, Nangka, Durian, Rambutan, Kecapi, Pisang (Pak Tata)

1978 Mulai menanan Sengon, Afrika, Melinjo, Petai, Rambutan (Pak Dhuha) 1980-an Mulai menanam Sengon, Rambutan, Nangka, Petai, Jengkol (Pak Endi) 1995 Mulai menanam Sengon (Pak Ace)

1998 Menjual pohon Afrika umur 20 tahun sebanyak 2 pohon ke tengkulak (pohonnya tumbang) ( luas lahan 0,3 hektar) (Pak Dhuha)

2000 Menebang pohon Sengon, Rambutan, Nangka umur 15 tahun sebanyak 10 pohon, 2

Dokumen terkait