• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abbas, K. 1991. Pengaruh pemberian bahan organik mikoria arbuskular dan pupuk fosfor terhadap serapan P oleh jagung. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 67 hal.

Abbot LK, Robson AD, Gazey C. 1992. Vesicular-arbuscular mycorrhizal fungi. Methods in microbiology volume ke-24, techniques for the study of mycorrhiza. Academic press. London

Agustian, Faiza M, Maira L. 2011. Respon pertumbuhan tithonia diversifolia

terhadap inokulasicendawan mikoriza arbuskula (cma). J. Solum Vol. VIII No.2

Ahmed FA. Yagoub SO, Elseikh EAA. 2000. Effect of mycorrhizal inoculation and phosporus application on the nodulation, mycorrhizal infection and yield compenents of fabs bean grown under two different watering regines khartoum journal of agricultural sciences 1: 13-151

Ai NS , Banyo Y. 2011. Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator kekurangan air pada tanaman. Ilmiah Sains, 11(2): 166-173.

Anas I. 1997. Bioteknologi tanah. Laboratorium Biologi Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor. Bogor.

Aryanto M. 2013. Kultur jaringan tanaman vanili Vanilla planifolia A. Artikel [internet] [25 Januari 2016] tersedia http:// meiadyariyanto. blogspot. co. id/2013/04/kultur-jaringan-tanaman vanili vanilla.htm

Brundrett MN, Bougher B, DeuT, Grove, Majalaczuk. 1996. Working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. Australian Centre for International Agriculture Research. Canberra.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi tanaman perkebunan [Internet] [25 Januari 2016].Tersedia pada (http://bps.go.id).

[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2013. Data Iklim Bulanan. Bogor (ID). BMKG.

Chang YC, Baker R. 1986. Increased growth of plants in the presence of the biological control agent Trichoderma harzianum. J Plant Dis 70: 145-148. Charisma AMY, Rahayu S, Isnawati. 2012. Pengaruh kombinasi kompos

Trichoderma harzianum dan MVA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max (L) Merill) pada media tanam tanah kapur. Lentera Bio. Vol. 1 no.3. 111-116

Chaverri P, Samuels G. 2002. Hypocrea lixiithe teleomorph of Trichoderma harzianum. http://www.ars.usda.gov/ research.htm. [21 Maret 2007]

Chet I. 2001. Biological control of the root-knot Nematoda Meloidogyne Javanica by Trichoderma harzianum. Phytopatology 91: 687-692.

Daniels BA, Bloom. 1986. The Influence oh Host Plant on Production on Colonization Ability of Vesicular-Arbuscular Mycorrhiza Spores Mycologia, 78 (1):32:36

Darmawan J, Baharsjah JS. 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta (ID): SITC

Efendi, Syammiah, Iqbal M. 2012. Akserelasi pertumbuhan Stump jati (Tectona grandis L.f.) dengan pemotongan batang dan inokulasi mikoriza. J. Floratek 7: 141 – 149.

37 Elfarisna. 2000. Adaptasi Kedelai terhadap Naungan: Studi Morfologi dan

Anatomi. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Elizabeth KG. 2002. Vanilla- An orchid spice. Indian Journal of Arecanut, spices and medical plants 4(2): 96-98.

Fakuara, Y. 1988. Mikoriza. Teori dan Kegunaan dalam Praktek. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Feronika, 2003. Mikoriza peran, prospek, dan kendalanya. Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta.

Firman C. 2008. Teknik inokulasi mikoriza arbuskula pada bibit vanili.Buletin Teknik Pertanian.p. 47-50

Gardner, Franklin PR, Brent Pearce, Roger L. Mitchell. 2008. Fisiologi tanaman budidaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Gunawan A W. 1993. Mikoriza Arbuskula. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Hadipoentyanti E. 2005. Aspek perbenihan tanamanvanili. Makalah disampaikan pada Kegiatan PeningkatanKeterampilan Tenaga Pelaksana UPBS (Unit Pelaksana Benih Sumber) Lingkup Puslitbang

Hadisutrisno B. 2004. Taktik dan strategi perlindungan tanaman menghadapi gangguanpenyakit layu fusarium. Simposium Nasional I. Purwokerto

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu tanah ultisol. Edisi Baru. Akademika Pressindo, Jakarta

Harman GE. 1996. Trichoderma for biocontrol of plant pathogens: from basic research to commercialized products. Cornell Community Conference on

Biological Control [terhubung berkala].

http://www.nysaes.cornell.edu/ent/bcconf/ talks/indeks.html. [21 Maret 2015]

Harman GEK, Howell CR, Viterbo AI, ChetM. Lorito. 2004. Trichoderma species–opportunistic, avirulent plant symbionts. Nature Review of Microbiology 2: 43-56

Hartal, Misnawaty, Budi I. 2010. Efektivitas Trichoderma sp. dan Gliocladium sp dalam pengendalian layu fusarium pada tanaman krisan. JIPI. 12 (1):7-12. Hasnizar F. 2001. Pengaruh endomikoriza dan pupuk posfat terhadap

pertumbuhan jambu mete (Anachar-dium occidentale L.) pada tanah podzolik merah kuning. [Skripsi]. MIPA. UNPAD. Bandung

Havlin JL, Beaton JD, Nelson SL, NelsonWL. 2005. Soil fertility and fertilizers anintroduction tonutrient management.Edisi ke-7.PearsonPrentice Hall. New Jersey. 515 p.

Husin. 1994. Mikoriza.Fakultas Pertanian: Universitas Andalas.

Husin E F.1992.Perbaikan beberapa sifat fisik tanah podzolik dengan pemberian pupuk hijau Sesbania rostrata dan inokulasi mikroza vesicular arbuskular serta efeknya terhadap serapan hara dan hasil tanoman jagung. [Disertasi]. Fakultas Pasca Sarjana.Universitas Padjajaran, Bandung

Iskandar D. 2002. Pupuk hayati mikoriza untuk pertumbuhan dan adapsi tanaman di lahan marginal. [internet] Dikutip Dari http://mbojo.wordpress.com. Diakses Tanggal [30 Mei 2015].

Islami T. Utomo WH. 1995. Hubungan tanah, air, dan tanaman. Semarang: IKIP Semarang.

38

Kabirun S. 2002. Tanggapan padi gogo terhadap inokulasi jamur mikoriza arbuskula danpemupukan fosfat di entisol. Tanah dan Lingkungan, 3 (2): 49

– 56.

Kharisma D A. 2013. Peran Fungi Mikoriza Arbuskula. Artikel biologi tanah. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Kurniawan D. 2013. Mikoriza. http://dedykurniawan88.blogspot.com/2013/06/ bioteknologi-pertanian-mikoriza.html. [13 Oktober 2015].

Koske RE, Gemma JN. 1989. A modified procedure for staining roots to detect VA mycorrhizas. Mycol. Res. 92: 486-505.

Lovato P, Gueilemin JP, Gianinazzi. 1992. Endomycorrhizal fungal inoculants to the establishment of micropropagated grapevine rootstock and pineapple plants. J. Agronomie 12 : 873-880.

Mansur I. 2000. Diversity of rhizobia nodulating the tree legumes Accasia manggium and Paraserianthes falcataria and their interaction with arbuscular myccorrizal fungi young seedling. [Dissertation]. University of Kent at Carterbury, Kent. Inggris.

Muin, A. 2002. Pengembangan mikoriza untuk menunjang pembangunan hutan dilahan kritis atau marginal. Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan IPB. Bogor. 11 hal

Musfal, 2010. Potensi cendawan mikoriza arbuskula untuk meningkatkan hasil tanaman jagung. J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 29 (4).

Monte E. 2001. Understanding Trichoderma between biotechnology and microbial ecology. International of Microbiology, 4:1-4.

Nurahmi, Mulyani. 2010. Pertumbuhan dan hasil kubis bunga akibat pemberian pupuk organik cair nasa dan zat pengatur tumbuh hormonik. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. BandaAceh. Vol. 14 No. 1.

Nurbaity AD, Herdiyantoro, Mulyani O. 2009. Pemanfaatan jerami dan arang sekam sebagai bahan pembawa inokulan mikoriza arbuskula. Jurnal Biologi. Vol. XIII No1.

Prahastuti SW. 2005. Jurnal Agroland: Perubahan Beberapa Sifat Kimia dan Serapan P Jagung Akibat Pemberian Bahan Organik dan Batuan Fosfat Alam pada Ultisol Jasinga : 12:(1) ; 68-74

Prayudaningsih R. 2014. Pertumbuhan semai (Alstonia scholaris), (Acacia auriculiformis) dan (Muntingia calabura) yang diinokulasi FMA pada media tanah bekas tambang kapur. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea 3 (1): 13 – 23.

Pusposendjoyo N.2004. Budidaya tanaman vanili sehat. Makalah pada Pelatihan Budidaya Tanaman Vanili, Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.

Puspitasari DKI. Purwani A. Muhibuddin, 2012. Eksplorasi vesicular arbuscular mycorrhiza (VAM) indigenousous pada lahan jagung di Desa Torjun, Sampang Madura. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, Hal. 19-22, (Sep, 2013). ISSN: 2301-928X.

Prihastuti, Sudaryono E. Handayanto. 2010. Keanekaragaman jenis mikoriza vesikular arbuskular dan potensinya dalam pengelolaan kesuburan lahan ultisol.Prosiding Seminar Nasional Biologi. Universitas Brawijaya. Malang. Rahayu N, Akbar AK. 2003. Pemanfaatan mikoriza dan bahan organik dalam

rangka reklamasi lahan paca pertambangan. Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

39 Ruhnayat A. 2003, Bertanam vanili, PT. Agro Media Pustaka, Jakarta

Rupaedah B, Anas I, Santosa DAWS, Budi SW. Peranan rizobakteri dan fungi mikoriza arbuskular dalam prosesfotosintesis dan produksi gula sorgum manis(Sorghum Bicolor L. Moench). 2015. Menara Perkebunan 2015 83(1), 44-53

Salisbury B F, Ross, Cleon W. 1995, Fisiologi Tumbuhan, Jilid 1, ITB Press, Bandung

Same M. 2011. Serapan phospat dan pertumbuhan bibit kelapa sawit padatanah ultisol akibat cendawan mikoriza abuskula. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 11 (2): 69-76

Sanchez PA. 1992. Sifat dan pengelolaan tanah tropika. Terjemahan Properties and Management in The Tropics. ITB, Bandung

Sayuti I, Zulfarina, Lubis E R, 2011. Identifikasi jamur mikoriza arbuskula (JMA) pada tanah gambut bekas terbakar di kota Pekanbaru Provinsi Riau. Jurnal Pilar Sains 11 (1) 01-01:2011. ISSN: 1412-55

Scagel CF. 200l. Stimulation of adventitious rooting on cuttings from woody perennial plants by exprosure to inoculum of ericoid and arbuscular mycorrhizal fungi.lnternational conference on mycorrhizal. Adelaide-Australia.[diunduh 25 Agustus 2015]. Tersedia dalam http://www.arserin.gov/ars/Pacwesucorvallis/herl/scacelweb/presentai9n/|co m%2shandout%20 2001 .pdf.

Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yokyakarta.

Setiadi, YI, Mansur, Budi SW, Achmad. 1992. Mikrobiologi Tanah Hutan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Setiadi Y. 1994. Mengenal mikoriza dan aplikasinya. Pusat antar Universitas. Bioteknologi. IPB. Bogor. 56 hal

Sieverding E. 1991. Vesicular – arbuscular mycorrhizal management in tropical ecosystems. Technical Cooperation, Federal Republic of Germany. Eschborn.

Singh, Raghubanshi AS, Singh JS. 2002. Plantation as a tool for mine spoil restoration.J.Current Science. 82 (12).

Smith SE, Read DJ. 2008. Mycorrhizal SymbiosisThird edition. New York:Academic Press.

Somantri, Tohir, Eviazal R. 1987. Pemotongan pucuk sebelum pengambilan bahan setek panili. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. III. 2 : hal 100 – 102.

Stevenson FJ. 2007. Humus chemistry: Genesis, Composition, Reactions. 2th ed. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Subagyo H, Suharta N, Siswanto AB. 2000. Tanah- tanah Pertanian di Indonesia

sumberdaya lahan Indonesia dan pengelolaannya.Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Sudjadi. 1984. Metode pemisahan. Edisi pertama. Kasinus. Yogyakarta Sufardi. 2012. Pengantar nutrisi tanaman. Bina Nanggroe. Banda Aceh

Suheiti K. 2010. Pemanfaatan tricho kompos pada tanaman sayuran. jambi.litbang.deptan.go.id/ind/images/PDF/trichokompos.pdf+Pemanfaatan

40

+Trichok ompos+pada+Tanaman+Sayuran&cd=1&hl=en&ct=clnk. [internet] diunduh tanggal [13 Februari 2016].

Sugito Y. 1999. Ekologi tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang

Sukarman, Melati. 2009. Pengaruh umur fisiologis sulur dan posisi ruas terhadap pertumbuhan bibit vanili klon 1 dan 2 di rumah kaca. Bul Littro. 20(2):106-112.

Sutedjo, Mulyani. 2010. Pupuk dan cara pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta. Talanca H. 2010. Status fungi mikoriza vesikular arbuskular (MVA) pada

tanaman. Prosiding Pekan Serealia Nasional. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Sulawesi Selatan.

Tan KH. 1995. Dasar dasar kimia tanah. Terjemahan D.H Goenadi dan B. Radjagukguk. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tanaka Y. Sugano S S, Shimada T, Nishimura I H. 2013. Enhancement of leaf photosynthetic capacity throughincreased stomatal density in arabidopsis.

New Phytologist, 198(1): 757-764.

Taslim H P. Soetjipto, Subandi. 1993. Pemupukan padi sawah. Puslitbangtan. Bogor

Tirta, Gede I. 2006. Pengaruh beberapa jenis media tanam dan pupuk daun terhadap pertumbuhan vegetatif anggrek jamrud (Dendrobiummacrophyllum A. Rich). Bali. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya”

Bali.

Triyatno BY. 2005. Potensi beberapa agensia pengendali terhadap penyakit busuk rimpang jahe. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 48 hal

Twn C, Rohayati. 2000. Studi efektivitas jenis endomikoriza pada pembibitan jati (Tectona grandis Linn F.). Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor Usman. 2012. Teknik penetapan nitrogen total pada contoh tanah secara destilasi

titrimetri dan kalorimetri menggunakan autoanalyzer.Buletin Teknik Pertanian Vol.17, No.1,2012:41-44

Widada J, Kabirun S. 1997. Peranan mikorisa vesikular-arbuskular dalam pengelolaan tanah mineral masam tropika. Di dalam: Pros. Kongres Nasional VI HITI. Buku I. hlm 589–595.

Winarsih, S. 1997. Uji Kemampuan Tiga Isolate Jamur Saprofit Dalam Menekan Pertumbuhan Sclerotium rolfsii Pada Kacang Tanah. Kongres Nasional XIV 27-29 September Dan Seminar Ilmiah. Perhimpunan Fitopato-logi Indonesia (PFI). Palembang.

Windham MY. Elad R. Baker. 1986. A mechanism for increased plant growth induced by Trichoderma spp. J Phytopathology76:518-521javanica by Trichoderma harzianum Phytopatology 91:687-69

41

42

Lampiran 1 Prosedur analisis 1) Kandungan klorofil daun

Daun yang diambil sebagai sampel adalah pada daun ke-3. Sampel daun ditimbang dengan bobot segar ± 0.25 g. Daun tersebut dihaluskan dan ditambahkan asetris sebanyak 1 ml. Daun yang sudah halus dimasukkan ke dalam microtube 2 ml, mortar dibilas dengan asetris sampai microtube penuh 2 ml. Setelah itu disentrifugasi dengan kecepatan 14,000 rpm selama 10 detik. Supernatan diambil 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan asetris 3 ml ke dalam tabung reaksi dan tutup dengan kelereng kemudian divortex. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 470 nm, 537 nm, 647 nm, dan 663 nm. Kandungan klorofil ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: Chla (mg ml-1) = (0.01373 x A663) –

(0.000897 x A537) – (0.003046 x A647) Chlb (mg ml-1) = (0.02405 x A647) –

(0.004305 x A537) – (0.005507 x A663) Klorofil total = Chla + Chlb 2) Ketebalan daun

Daun yang diambil sebagai sampel adalah pada daun ke-3. Metode pengamatan ketebalan daun adalah bagian tengah daun yang diambil menggunakan silet dengan ukuran 0.5 cm x 1 cm. Daun diiris setipis mungkin pada preparat dengan menggunakan silet di bawah mikroskop. Pengamatan dilakukan dengan kamera digital mikroskop tipe BX51SP.

3) Kerapatan stomata

Daun yang diambil sebagai sampel adalah pada daun ke-3. Metode pengamatan ketebalan daun adalah bagian tengah daun yang diambil menggunakan silet dengan ukuran 0.5 cm x 1 cm kemudian dikerik hingga diperoleh lapisan epidermis bawah daun. Preparat kemudian diamati menggunakan mikroskop BX41/51 dengan perbesaran 10 x 40. Kerapatan stomata diperoleh dari rumus:

Kerapatan stomata (buah mm-2) = jumlah stomata / luas bidang pandang.

4) Persen kolonisasi FMA pada akar vanili. Menggunakan rumus (Koske & Gemma1989).

Lampiran 2 Kriteria persen kolonisasi akar (Setiadi et al. 1992)

No Persen kolonisasi (%) keterangan 1 0-25 Rendah 2 26-50 Sedang 3 51-75 Tinggi 4 76-100 Sangat Tinggi i

43

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukit Gombak tanggal 26 Mei 1989 dari Ayah Maju Karo-karo dan Ibu Zulmiati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Jenjang pendidikan penulis berturut-turut adalah lulusan SMA N 2 Batusangkar tahun 2007. Tahun 2012 penulis mendapat gelar sarjana (S1) di Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas Padang. Tahun 2013 penulis memperolehBeasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri(BPPDN) 2013 -2015 dari DIKTI untuk melanjutkan studi di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dan mengambil program magister pada Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Sebagian dari hasil

penelitian akan diterbitkan pada Buletin Balitro dengan judul “Pertumbuhan Bibit Vanili (Vanilla Planifolia A.) Terinokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan

Dokumen terkait