• Tidak ada hasil yang ditemukan

Achmad, Z., 2006. Elemen Mesin I. PT Refika Aditama, Bandung.

Ailani, C. 2014. Reduksi dan Pengayakan Tepung Ubi Jalar Menggunakan Pengayak Goyang (Shaker Screen) dengan Variabel Ukuran Partikel Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kue Tradisional.

http://eprints.undip.ac.id [17 Februari 2016]

AOAC, 2005. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemist. AOAC International. Maryland, USA.

Arends, B. P. M. dan H. Berenschot, 1980. Motor Bensin. Erlangga, Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 2011. Statistik Peternakan. Jakarta.

Capah, R. L., 2006. Kandungan Nitrogen dan Fosfor Pupuk Organik Cair dari Sludge Instalasi Gas Bio dengan Penambahan Tepung Tulang Ayam dan Tepung Darah Sapi. Program Studi Teknologi Produksi Ternak.

http://repository.ipb.ac.id [18 Februari 2016]

Daywin, F. J., R. G. Sitompul, dan I. Hidayat, 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Effendi, S., 2012. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Alfabeta, Bandung.

Estiasih, T. dan K. Ahmadi, 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Bumi Aksara, Jakarta.

Giatman, M., 2006. Ekonomi Teknik. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Heimann, M., 1999. Roller Mill Maintenance. Roskamp Champion, USA.

Kastaman, R., 2006. Analisis Kelayakan Ekonomi Suatu Investasi. Tasikmalaya.

Khodijah, S. W., H. G. Ariswati, dan T. Indrato, 2014. Mini Sieve Shaker.

http://poltekkesdepkes-sby.ac.id [24 April 2016]

Mayasaroh, I., D. Rusmana, dan R. Wiradimadja, 2006. Dekolagenasi Kandungan Kalsium dan Fosfor Limbah Tulang Ayam oleh Larutan KOH.

http://jurnal.unpad.ac.id [18 Februari 2016]

Murtidjo, B. A., 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanisius, Yogyakarta.

Pratomo, M. dan K. Irwanto, 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Rasidi, 1999. 302 Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Retnani, Y., 2011. Proses Produksi Pakan Ternak. Ghalia Indonesia, Bogor.

Said, M. I., 2014. Pemanfaatan Limbah Tulang. http://lms.unhas.ac.id [30 Desember 2015]

Singh, I., 1991. Histologi Manusia. Binarupa Aksara, Jakarta.

Smith, H. P. dan L. H. Wilkes, 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Soeharno, 2007. Teori Mikroekonomi. Andi Offset, Yogyakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Standar Nasional Indonesia, 1992. Tepung Tulang. Dewan Standardisasi Nasional Indonesia, Jakarta.

Stolk, J. dan C. Kross, 1981. Elemen Mesin: Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. Erlangga, Jakarta.

Sularso dan K. Suga, 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Sule, O. S. and D. B. Odugbose, 2014. Assessment of Dry and Wet Milling Using Fabricated Burr Mill. University of Ibadan, Nigeria.

Syahni, I., 2015. Rancang Bangun Alat Pencacah Jagung [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Taib, G., E. G. Said, dan S. Wiraatmaja, 1988. Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

Waldiyono, 2008. Ekonomi Teknik. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Xuan, C., L. Cao, P. Wu, Y. Ma, and D. Han, 2012. Development on a Hammer Mill with Separate Sieving Device. Universitas Ahmad Dahlan, Jakarta.

Yildirim, O., 2004. Preparation and Characterization of Chitosan/Calcium Phosphate Based Composite Biomaterials [Dissertation]. Izmir Institute of Technology, Turkey.

Zainuri, A. M., 2006. Mesin Pemindah Bahan. Andi Offset, Yogyakarta.

Zulkarnain, R., S. Slamet, dan T. Hidayat, 2014. Perancangan Mesin Hammer Mill Penghancur Bongkol Jagung dengan Kapasitas 100 kg/jam Sebagai Pakan Ternak. http://digilib.umk.ac.id [22 Februari 2016]

Lampiran 1. Flowchart penelitian

Tidak

Ya Pengujian alat

Layak ?

Pengecatan

Memilih bahan yang akan digunakan

Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong dan menghaluskan bahan yang akan

digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar Merangkai alat

Pengelasan Mulai

- Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang

diperlukan

- Menghitung kecepatan putaran alat

Merancang bentuk alat

Menggambar alat

a

Pengukuran parameter

Data Analisis data

Selesai a

Lampiran 2. Spesifikasi alat penggiling tulang sapi kering

Terdiri dari : 14 sisir penggiling Ayakan (mesh)

Lebar : 15,1 cm

Ukuran : 200 mesh

Hopper

Diameter : 10 cm

Transmisi daya pada belt conveyor

Puli motor bakar : 3,5 inci

Lampiran 3. Perhitungan daya motor a. Gaya pada Piringan Berputar

Diketahui massa piringan berputar = 5,2 kg gaya gravitasi = 9,8 m/s2

Maka, gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan piringan berputar adalah F = m × g

= 5,2 kg × 9,8 m/s2

= 50,96 N b. Gaya pada Bahan Baku

Diketahui massa bahan baku = 1 kg gaya gravitasi = 9,8 m/s2

Maka, gaya yang dibutuhkan untuk mengolah bahan baku adalah F = m × g

= 1 kg × 9,8 m/s2

= 9,8 N

Jadi, total gaya keseluruhan Ftotal = 50,96 N + 9,8 N = 60,76 N

c. Kecepatan Sudut pada Piringan Berputar

Diketahui kecepatan putaran motor (n) = 3800 RPM Maka, kecepatan sudut pada piringan berputar adalah ω = 2πn

60

= 2 × 3,14 × 3800 RPM 60 s

= 397,73 rad/s

d. Daya Motor

Diketahui gaya total (F) = 60,76 N

diameter puli penggerak = 4 inci = 10,16 cm jari-jari puli penggerak (R) = 5,8 cm = 0,058 m kecepatan sudut piringan berputar (ω) = 397,73 rad/s Maka, daya motor yang diperlukan untuk alat adalah

P = F × V

= F (ω × R)

= 60,76 N (397,73 rad/s × 0,058 m)

= 1401,63 Nm/s

= 1401,63 Watt

= 1,40163 kWatt P = 1,40163 kWatt

0,7457 = 1,87 HP ≈ 2 HP

* 1 HP = 745,7 Watt

Berdasarkan perhitungan daya pada alat penggiling tulang sapi kering, motor bakar yang digunakan memiliki daya sebesar 5,5 HP. Hal ini dikarenakan biaya pembelian mesin 5,5 HP lebih murah dibanding motor listrik 2 HP. Selain itu, dipilih motor bakar dengan daya yang lebih besar dari perhitungan untuk mengantisipasi adanya peningkatan kebutuhan daya selama proses penggilingan.

Lampiran 4. Perhitungan kecepatan putaran alat dan panjang sabuk V Perhitungan Kecepatan Putaran Alat

Kecepatan putaran motor bakar = 3800 RPM Diameter puli motor bakar = 3,5 inci Diameter puli poros = 4 inci Maka, kecepatan putaran alat

SD(penggerak) = SD(yang digerakkan)

3800 RPM × 3,5 inci = S(yang digerakkan) × 4 inci S(yang digerakkan) = 3800 RPM × 3,5 inci

4 inci S(yang digerakkan) = 3325 RPM Perhitungan Panjang Sabuk V

L = 2C + 1,57(D + d) + (D - d)

D = diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm) d = diameter luar efektif roda transmisi yang kecil (mm) Panjang sabuk V dari motor bakar

L = 2C + 1,57(D + d) + (D - d)

Lampiran 5. Kadar air tulang sapi Tabel kadar air tulang sapi

Ulangan Berat awal

Lampiran 6. Kapasitas efektif alat penggiling tulang sapi kering Tabel kapasitas efektif alat penggiling tulang sapi kering

Ulangan Berat awal

Lampiran 7. Persentase kerusakan hasil alat penggiling tulang sapi kering Tabel persentase kerusakan hasil pada alat penggiling tulang sapi kering

Ulangan

Lampiran 8. Kadar air tepung tulang Tabel kadar air tepung tulang

Ulangan Berat awal

Lampiran 9. Kehalusan saringan tepung tulang Tabel kehalusan saringan tepung tulang

Ulangan Berat awal

Lampiran 10. Analisis ekonomi II. Perhitungan biaya produksi

a. Biaya tetap (BT)

1. Biaya penyusutan (Dn)

Dn = (P – S) (A/F, i%, n) (F/A, i%, n - 1)

Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund Akhir Tahun

2. Bunga modal dan asuransi (I)

Bunga modal pada bulan Maret 6,75% dan asuransi 2%

I = i(P)(n + 1)

Tabel perhitungan biaya tetap alat tiap tahun

Tahun Dn

2 803.058,50 236.250 1.039.308,50

3 857.267,55 236.250 1.093.517,55

4 915.193,89 236.250 1.151.443,89

5 977.066,55 236.250 1.213.316,55

b. Biaya tidak tetap (BTT) 1. Biaya perbaikan

Biaya perbaikan = 1,2%(P - S)

x

= 1,2%(Rp 4.500.000 – Rp 450.000) 2392 jam

= Rp 20,31/jam

Biaya bahan bakar = 0,651 liter/jam × Rp 6.450/liter

= Rp 4.198,95/jam

= Rp 10.043.888,40/tahun Total biaya tidak tetap = Rp 9.219,26/jam

= Rp 22.009.963,18/tahun c. Biaya total (Bt)

Bt = BT + BTT Tabel perhitungan biaya total

Tahun Biaya tetap (Rp/tahun)

Biaya tidak tetap (Rp/tahun)

Biaya total (Rp/tahun) 1 988.517,25 22.009.963,18 22.762.230,43 2 1.039.308,50 22.009.963,18 22.813.021,68 3 1.093.517,55 22.009.963,18 22.867.230,73 4 1.151.443,89 22.009.963,18 22.925.157,07 5 1.213.316,55 22.009.963,18 22.987.029,73

Biaya penggilingan tulang Biaya pokok = [BT

x + BTT]C

Tahun BT

(Rp/tahun)

BTT (Rp/jam)

x (jam/tahun

)

C

(jam/kg) BP (Rp/kg)

1 988.517,25 9.219,26 2392 0,08 770,60

2 1.039.308,50 9.219,26 2392 0,08 772,30

3 1.093.517,55 9.219,26 2392 0,08 774,11

4 1.151.443,89 9.219,26 2392 0,08 776,05

5 1.213.316,55 9.219,26 2392 0,08 778,11

Lampiran 11. Break even point

BEP = F (P - V)

Biaya tidak tetap (V) = Rp 9.219,26/jam (1 jam = 11,28 kg)

= Rp 817,31/kg

Penerimaan setiap produksi (R) = Rp 4.000/kg Tabel perhitungan break even point

Tahun Biaya tetap (Rp/tahun)

Produksi mengalami titik impas (break even point) saat masih menggiling tulang sebanyak

Lampiran 12. Net present value NPV = PWB - PWC

dimana

PWB = present worth of benefit PWC = present worth of cost

NPV > 0 artinya alat menguntungkan untuk digunakan/layak NPV < 0 artinya alat tidak menguntungkan untuk digunakan Maka,

Investasi = Rp 4.500.000 Nilai akhir = Rp 450.000 Suku bunga bank = 6,75%

Suku bunga coba-coba = 8%

Umur alat = 5 tahun Harga jual produk = Rp 4.000/kg Kapasitas alat = 11,28 kg/jam

Penjualan = 11,28 kg/jam × Rp 4.000/kg

= Rp 45.144/jam

Pendapatan = penjualan × jam kerja per tahun

= Rp 45.144/jam × 2392 jam/tahun

= Rp 107.984.448/tahun Pembiayaan = BTT × jam kerja per tahun

= Rp 9.219,26/jam × 2392 jam/tahun

= Rp 22.052.469,92/tahun

PWB (present worth of benefit) 6,75%

Pendapatan = Rp 107.984.448/tahun (P/A, 6,75%, 5)

= Rp 107.984.448/tahun (4,128)

= Rp 445.759.801,30/tahun Nilai akhir = Rp 450.000 (P/F, 6,75%,5)

= Rp 450.000 (0,721)

= Rp 324.450/tahun

PWB = Rp 445.759.801,30/tahun + Rp 324.450/tahun

= Rp 446.084.251,30/tahun PWC (present worth of cost) 6,75%

Investasi = Rp 4.500.000

Pembiayaan = Rp 22.052.469,92/tahun (P/A, 6,75%, 5)

= Rp 22.052.469,92/tahun (4,128)

= Rp 91.032.595,83/tahun

PWC = Rp 4.500.000 + Rp 91.032.595,83/tahun

= Rp 95.532.595,83/tahun PWB (present worth of benefit) 8%

Pendapatan = Rp 107.984.448/tahun (P/A, 8%, 5)

= Rp 107.984.448/tahun (3,992) = Rp 431.073.916,40/tahun Nilai akhir = Rp 450.000 (P/F, 8%,5)

= Rp 450.000 (0,680)

= Rp 306.000/tahun

PWB = Rp 431.073.916,40/tahun + Rp 306.000/tahun

= Rp 431.379.916,40/tahun PWC (present worth of cost) 8%

Investasi = Rp 4.500.000

Pembiayaan = Rp 22.052.469,92/tahun (P/A, 8%, 5)

= Rp 22.052.469,92/tahun (3,992)

= Rp 88.033.459,92/tahun

PWC = Rp 4.500.000 + Rp 88.033.459,92/tahun

= Rp 92.533.459,92/tahun Sehingga,

NPV 6,75% = Rp 446.084.251,30/tahun – Rp 95.532.595,83/tahun

= Rp 350.551.655,50/tahun

NPV 8% = Rp 431.379.916,40/tahun – Rp 95.532.595,83/tahun

= Rp 335.847.320,60/tahun

Jadi besarnya NPV 6,75% adalah Rp 350.551.655,50/tahun NPV 8% adalah Rp 335.847.320,60/tahun.

Jadi, nilai NPV dari alat ini > 0 maka alat ini layak/menguntungkan untuk digunakan.

Lampiran 13. Internal rate of return

IRR dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut IRR = i1 NPV1

(NPV2 NPV1) (i1 – i2) Suku bunga bank (i1) = 6,75%

Suku bunga coba-coba (i2) = 8%

Karena keduanya positif, maka digunakan persamaan IRR = i2 NPV1

(NPV2 NPV1) (i2 – i1)

= 8% – Rp 350.551.655,50/tahun

Rp 335.847.320,60/tahun – Rp 350.551.655,50/tahun (8% – 6,75%) = 8% – (–23,84)(1,25%)

= 8% + 29,80%

= 37,80%

Lampiran 14. Gambar alat

Gambar 4. Tampak depan

Gambar 5. Tampak belakang

Gambar 6. Tampak samping kiri

Gambar 7. Tampak samping kanan

Gambar 8. Tampak atas

Gambar 9. Piringan berputar

Gambar 10. Piringan statis

Gambar 11. Saluran pengeluaran

Gambar 12. Ayakan 200 mesh

Lampiran 15. Gambar bahan yang diolah

Gambar 13. Tulang sebelum dipotong dan dikeringkan

Gambar 14. Tulang setelah dipotong dan dikeringkan

Gambar 15. Tepung tulang

Dokumen terkait