• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agoes, G., 2007. Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB, Bandung.

Darun, 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian USU, Medan.

Daryus, A., 2007. Diktat Manajemen Pemeliharaan Mesin,Universitas Darma. Persada. Jakarta.

Guenther, E, 1991. Minyak Atsiri. UI-Press. Jakarta.

Harris, R., 1990. Tanaman Minyak Atsiri. Penebar Swadaya, Jakarta

Herlina, N Dan H. S. Ginting, 2002. Lemak Dan Minyak. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia USU, Medan.

Inggrid, M., Dan H. Djojosubroto., 2010. Destilasi Uap Minyak Atsiri Dari Kulit Dan Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii). Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan.

Jayanudin, 2011. Komposisi Kimia Minyak Atsiri Daun Cengkeh Dari Proses Penyulingan Uap. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Ketaren, S., 1985. Pengantar Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta.

Lubis,F, N., 2010. Rancang Bangun Alat Penyuling Minyak Atsiri Tipe Uap. Teknik Pertanian Fakultas Pertanian USU, Medan.

Luntony Dan Rahmayati, 2002. Produksi Dan Pedangan Minyak Atsiri. Swadaya. Jakarta.

Najiyati Dan Daniarti, 1991. Budidaya Dan Penanganan Pasca Panen Cengkih. Penebar Swadaya. Jakarata.

Prakosa, A. H., I. D. Pamungkas, Dan D. Ikhsan, 2013. Pengaruh Waktu Pada Penyulingan Minyak Dari Biji Daun Adas Dengan Metode Uap Dan Air. Universitas Diponegoro.

Sastrohamodjojo, H., 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Soeharno, 2007. Teori Mikroekonomi. Andi Offset, Yogyakarta.

Sudaryani Dan Sugiharti., 1999. Budidaya Dan Penyulingan Nilam. Swadaya, Jakarta.

Sukarsono Dan I. Dahroni, 2005. Pembuatan Alat Distilasi Fraksinasi Minyak Daun Cengkeh. Puslitbang Teknologi Maju, Jogjakarta.

Switaning, R. E.S, N. Fajari, M. Afiq Dwi A., 2010. Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Limbah Kulit Jeruk Manis Di Desa Gadingkulon Kecamatan Dau Kabupaten Malangsebagai Campuran Minyak Goreng Untuk Penambah Aroma Jeruk. Universitas Negeri Malang, Malang.

Purba, R. 1997. Analisa Biaya Dan Manfaat. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Waldyono, 2008. Ekonomi Teknik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Walas, S.M., 1988. Chemical Proses Equipment Selection and Design. Butterworths. United states.

Widiantara. 2010. Pengiris Bawang Merah dengan Pengiris Vertikal (Shallot Slicer). Seminar Rekayasa Kimia dan Proses : 1411-4216 : F-0

Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian.

Mulai

Dirancang bentuk alat

Digambar dan ditentukan ukuran alat

Dipilih bahan

Diukur bahan yang akan digunakan

Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah

ditentukan Dirangkai alat Pengelasan Digerinda permukaan yang kasar Pengecatan a b

b a Pengujian alat Uji kelayakan Pengukuran parameter Analisis data selesai ya tidak

Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat Tabel Data Kapasitas Alat

Ulangan Volume (ml) waktu (jam) kapasitas efektif

alat (ml/jam) I 38 3 12,66 II 40 3 13,33 III 42 3 14 Total 120 3 39,99 Rata-rata 30 3 13,33 Perhitungan Ulangan I

kapasitas alat =volume waktu =

38 ml

3 jam = 12,66ml/jam Ulangan II

kapasitas alat =volume waktu =

40 ml

3 jam = 13,33ml/jam

Ulangan III

kapasitas alat =volume waktu =

42 ml

Lampiran 3. Rendemen Minyak Daun Cengkeh Tabel Rendemen Minyak

Ulangan Berat minyak daun

cengkeh dalam gelas ukur (gr) Berat gelas ukur (gr) Berat minyak daun cengkeh (gr) Rendemen minyak (%) I 33,35 13,30 20,05 2,0 II 37,08 13,30 23,78 2,3 III 37,60 13,30 24,30 2,4 Total 107,73 39,9 350 6,7 Rata-rata 35,91 13,3 116,66 2,23 Ulangan I: Rendemen = ����� ������ ����� ���� ������ ℎ � 100% = 2,0% Ulangan II: Rendemen = ����� ������ ����� ���� ������ ℎ � 100% = 2,3 % Ulangan III: Rendemen = ����� ������ ����� ���� ������ ℎ � 100% = 2,4%

Lampiran 4. Heat Exchanger

Panas yang mengalir dari ketel suling sampai dengan ke lubang pengeluaran menglami perubahan suhu dan pelepasan energi sehingga proses kondensasi dapat berlangsung.

Ulangan Suhu pendingin (°C) Suhu uap (°C) Perpindahan Kalor (J)

I 10 110 209.200

II 19 110 190.372

III 19 110 190.372

Total 48 330 589.944

Rata-rata 16 110 196.648

Untuk mengetahui panas yang diubah digunakan rumus: ulangan I:Q = mc∆� = 209.200 J ulangan II: Q = mc∆� = 190.372 J ulangan III: Q = mc∆� = 190.372 J Ulangan Suhu pendingin (°C) Suhu uap (°C)

Energi Panas Dalam Heat Exchanger (Btu / jam ft2 °F)

I 10 110 -72.006,48

II 19 110 -65.525,89

III 29 110 -58.325,24

Total 58 330 -195.857,61

Rata-rata 19,33 110 -65.285.87 Untuk mengetahui panas yang diubah digunakan rumus:

ulangan I:Q = -kN(2�r)�� ��

ulangan II: Q = -kN(2�r)�� �� = -65.525,89 Btu / jam ft2 °F ulangan III: Q = -kN(2�r)�� �� = -58.325,24 Btu / jamft2 °F

Lampiran 5. Efisiensi Alat

Efesiensi alat dapat diketahui dengan membagi kapasitas efektif yang diperoleh alat terhadap kapasitas efektif alat secara teoritis, atau dapat dituliskan dengan rumus :

Kapasitas Efektif Alat (mljam) Kapasitas Teoritis (ml/jam) Efisiensi Alat (%) 0,04 0,052 76,92 η alat =������ ����� × 100% = 0,04 ��/��� 0,052 ��/��� × 100 = 76,92 %

Lampiran 6. Analisis ekonomi 1. Unsur produksi

1. Biaya pembuatan alat (P) = Rp. 3.000.000 2. Umur ekonomi (n) = 5 tahun 3. Nilai akhir alat (S) = Rp. 300.000

4. Jam kerja = 13 jam/hari

5. Lama penyulingan = 3 jam

6. Produksi/hari = 120 ml/hari

7. Biaya operator = Rp.35.000 /hari (1 jam= 2.692,30) 8. Biaya perbaikan = Rp. 17,16/ jam

9. Bunga modal dan asuransi = Rp. 297.600/tahun

10.Jam kerja alat per tahun = 3900 jam/tahun ( asumsi 300 hari efektif berdasarkan tahun 2014) 2. Perhitungan biaya produksi

a. Biaya tetap (BT)

1. Biaya penyusutan (D) Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, t-1)

Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund Akhir Tahun Ke (P-S) (Rp) (A/F, 6%, n) (F/P, 6%, t-1) Dt

0 - - - - 1 2.700.000 1 1 2.700.000 2 2.700.000 0,4854 1,06 1.389.214,8 3 2.700.000 0,3141 1,1236 952.891,45 4 2.700.000 0,2286 1,191 735.109,02 5 2.700.000 0,1774 1,2625 604.712,25

2. Bunga modal dan asuransi (I)

Bunga modal pada bulan Agustus 6% dan Asuransi 2%

I = i(P)(n+1) 2n

= (8%)Rp .3.000 .000 (5+1) 2(5)

= Rp. 144.000/tahun

Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun

Tahun D (Rp) I (Rp)/tahun Biaya tetap (Rp)/tahun 1 2.700.000 144.000 2.844.000 2 1.389.214,8 144.000 1.533.214,8 3 952.891,45 144.000 1.096.914,5 4 735.109,02 144.000 882.109,02 5 604.712,25 144.000 748.712,25

b. Biaya tidak tetap (BTT)

1. Biaya perbaikan alat (reparasi)

Biaya reparasi = 1,2%(P−S) 3900 jam

= 1,2%(Rp .3.000 .000−Rp .300 .000 ) 3900 jam

= Rp. 8,30/jam 2. Biaya operator = 2.000/jam Total biaya tidak tetap = Rp.2.700,6 /jam c. Biaya penyulingan

Biaya pokok = [BT

X + BTT]C

Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun

Tahun BT (Rp/tahun) X (jam/tahun) BTT (Rp/jam) C (jam/ml) BP (RP/ml) 1 2.844.000 3.900 2.700,6 0,075 257,23 2 1.533.214,8 3.900 2.700,6 0,075 232,02 3 1.096.914,5 3.900 2.700,6 0,075 223,63 4 882.109,02 3.900 2.700,6 0,075 219,08 5 748.712,25 3.900 2.700,6 0,075 216,94

Lampiran 7. Break even point

Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

N = F (R−V)

Biaya tetap (F) tahun ke- 5 = Rp. 748.712,25/tahun

= Rp. 191,97/jam (1 tahun = 3.900 jam)

= Rp. 744,84 /ml (1 jam = 13,3 ml)

Biaya tidak tetap (V) = Rp. 2.700,6 /jam (1 jam = 13,3 ml)

= Rp. 203,05/ml

Penerimaan setiap produksi (R) = Rp.248/ml (dengan asumsi harga minyak daun cengkeh dipasaran sebesar Rp.200/ml dengan harga bahan baku Rp.2/shift).

Alat akan menghasilkan break event point jika menghasilkan minyak sebesar: Tahun Biaya Tetap (Rp)/tahun BEP (kg/tahun)

1 2.844.000 63,91 2 1.533.214,8 34,45 3 1.096.914,5 24,64 4 882.109,02 19,82 5 748.712,25 16,82

Lampiran 8. Net present value

Berdasarkan persamaan (13), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus: CIF-COF ≥ 0

Investasi = Rp. 6.200.000

Nilai akhir = Rp. 620.000

Suku bunga bank = Rp 6%

Suku bunga coba-coba = Rp 8%

Umur alat = 5 tahun

Pendapatan = penerimaan × kapasitas alat × jam kerja alat 1 tahun dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh

= Rp. 248/ml × 13,33ml/jam × 3900 jam/tahun = Rp. 12.892.776/tahun

Pembiayaan = biaya pokok × kapasitas alat × jam kerja alat 1 tahun

Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun

Tahun BP (Rp/ml) Kap. Alat (ml/jam) Jam kerja (jam/tahun) Pembiayaan

1 257,23 13,33 3900 13.342.520,1 2 232,02 13,33 3900 12.062.023,74 3 223,63 13,33 3900 11.625.825,81 4 219,08 13,33 3900 11.389.311,96 5 216,94 13,33 3900 11.278.059,78

Cash in Flow 6%

1. Pendapatan = Pendapatan × (P/A, 6%,5) = Rp. 12.892.776× 4,2124

= Rp. 54.309.529,62

2. Nilai akhir = Nilai akhir × (P/F, 6%,5)

= Rp 300.000 × 0,7473

= Rp. 224.190

Jumlah CIF = Rp. 54.533.719,62 Cash out Flow 6%

1. Investasi = Rp. 6.200.000

2. Pembiayaan = Pembiayaan × (P/F, 6%,n) Tabel perhitungan pembiayaan

Tahun (n) Biaya (P/F, 6%, n) Pembiayaan (Rp) 1 13.342.520,1 0,9434 12.587.333,46 2 12.062.023,74 0,89 10.732.201,13 3 11.625.825,81 0,8396 9.761.043,35 4 11.389.311,96 0,7921 9.021.474,00 5 11.278.059,78 0,7473 8.428.094,07 Total 50.530.146,01 Jumlah COF = Rp. 3.000.000+50.530.146,01 = Rp. 53.530.146,01 NPV 6% = CIF – COF = Rp 54.533.719,62– Rp. 53.530.146,01 = Rp. 1.003.573,61

Jadi besarnya NPV 6% adalah Rp. . 1.003.573,61 > 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.

Lampiran 9. Internal Rate of Return

Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut :

IRR = p% +

�+� x (q% - p%) (positif dan negatif) IRR = q% +

�−� x (q% - p%) (positif dan positif) Dimana: p = suku bunga bank paling atraktif

q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p

Y = NPV awal pada q

Suku bunga bank paling atraktif (p) = 6% Suku bunga coba-coba ( > dari p) (q) = 8% Cash in Flow 8%

1. Pendapatan = Pendapatan × (P/A, 8%,5)

= Rp. 12.892.776× 3,9927

= Rp. 51.476.986,74

2. Nilai akhir = Nilai akhir × (P/F, 8%,5) = Rp. 300.000 × 0,6806 = Rp. 204.180

Jumlah CIF = Rp. 51.476.986,74 + Rp. 204.180 = Rp. 51.681.164,74

Cash out Flow 8%

1. Investasi = Rp. 3.000.000

2. Pembiayaan = Pembiayaan × (P/A, 8%,5) Tabel perhitungan pembiayaan

Tahun (n) Biaya (P/A, 8%, n) Pembiayaan (Rp) 1 13.342.520,1 0,9259 12.353.839,36 2 12.062.023,74 0,8573 10.340.772,95 3 11.625.825,81 0,7938 9.228.580,52 4 11.389.311,96 0,7350 8.371.144,29 5 11.278.059,78 0,6806 7.675.847,48 Total 47.970.184,6 Jumlah COF = Rp. 3.000.000 + Rp. 47.970.184,6 = Rp. 50.970.184,6 NPV 8% = CIF – COF = Rp. 51.681.164,74 – Rp. 50.970.184,6 = Rp. 710.980,14

Karena nilai X dan nilai Y adalah postif maka digunakan rumus:

IRR = q% + �−� x (q% - p%) = 8% + 1.003 .573 ,61 1.003 .573 ,61−710 .980 ,14 × (8% - 6%) = 8% + (3,42× 2%) = 14,85%

Lampiran 10. Gambar Daun Cengkeh

Gambar 1. Daun cengkeh

Lampiran 11. Gambar Alat

gambar 1. preassure gauge

Gambar 2. Termometer

Gambar 4. Ketel Uap

Gambar 6. kondensor

Dokumen terkait